Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah rumput laut atau dikenal dengan sebutan lain ganggang laut, seaweed atau agar-agar. Salah satu dari jenis rumput laut yang sudah dibudidayakan secara intensif adalah Eucheuma sp di wilayah perairan pantai.
Hasil proses ekstraksi rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau sebagai bahan tambahan untuk industri makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, kertas, cat dan lain-lain. Selain itu digunakan pula sebagai pupuk hijau dan komponen pakan ternak maupun ikan.
Hasil proses ekstraksi rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau sebagai bahan tambahan untuk industri makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, kertas, cat dan lain-lain. Selain itu digunakan pula sebagai pupuk hijau dan komponen pakan ternak maupun ikan.
Dengan semakin luasnya pemanfaatan hasil olahan rumput laut dalam berbagai industri, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan rumput laut Eucheuma sp. sebagai bahan baku. Selain untuk kebutuhan ekspor, pangsa pasar dalam negeri cukup penting karena selama ini industri pengolahan rumput laut sering mengeluh kekurangan bahan baku. Melihat peluang tersebut, pengembangan komoditas rumput laut memiIiki prospek yang cerah karena memiIiki nilai ekonomis yang penting dalam menunjang pembangunan perikanan baik kaitannya dengan peningkatan ekspor non migas, penyediaan bahan baku industri dalam negeri, peningkatan konsumsi dalam negeri maupun meningkatkan pendapatan petani/nelayan serta memperluas lapangan kerja.
Budidaya rumput laut Eucheuma sp. yang sudah biasa dilakukan oleh petani/nelayan adalah dcngan menggunakan metode rakit apung (floating raft method dan metode lepas dasar (off bottom method), metode ini sangat tepat diterapkan pada areal peraitan antara interdal dan subtidal dimana pada saat ait surut terendah dasar peraltan masili terendam aIr serta lebih banyak memanfaatkan perairan yang relatif dangkal. Oleh karena itu untuk melakukan pengembangan budidaya rumput laut tersebut sangat terbatas apalagi beberapa lokasi perairan pantai di Indonesia pada waktu surut terendah dasar perairannya kering. Dengan demikian perlu adanya metode lain yang bisa memanfaatkan peraitan-perairan yang relatif dalam yang selama ini kurang dimanfaatkan walaupun sebenarnya mempunyai potensi lebih besar apabila dimanfaatkan secara optimal.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai teknik budidaya rumput laut Eucheuma sp. di perairan pantai dengan metode tali panjang (Iongline method) yang dapat diterapkan di perairan yang relatif dalam maupun perairan dangkal yang mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu dibandingkan dengan metode lain. Metode ini sudah diterapkan dan dimasyarakatkan kepada petani/nelayan rumput laut di Propinsi Nusa Tenggara Barat dan memberikan hasil yang menggembirakan.
Sumber : http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2010/05/cara-budidaya-rumput-laut-menggunaka.html
Monday, November 28, 2011
Sunday, November 27, 2011
Mengenal Kiat-kiat Beternak Ayam Petelur
Anda tentu tahu apa itu ayam petelur, bukan? Ya, ayam betina yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya disebut ayam petelur. Jika dilakukan secara intensif, beternak ayam petelur dapat mendatangkan keuntungan yang cukup lumayan.
Sejarah Singkat Ayam Petelur
Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk menghasilkan telur atau diambil telurnya. Asal-usul ayam petelur, yaitu berasal dari ayam hutan dan itik liar yang dipelihara dan dapat bertelur lumayan banyak.
Dari waktu ke waktu, ayam hutan dari berbagai wilayah di dunia diseleksi oleh para pakar. Penyeleksian ini diarahkan pada produksi yang cukup banyak karena ayam hutan tersebut bisa diambil telur dan dagingnya. Oleh karena itu, arah dari produksi yang banyak tersebut mulai lebih spesifik.
Ayam yang telah diseleksi untuk tujuan produksi daging disebut dengan ayam broiler, sedangkan ayam untuk produksi telur disebut dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga ditujukan pada warna kulit telur dan dikenallah ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat.
Persilangan dan seleksi tersebut berlangsung cukup lama sampai menghasilkan ayam petelur seperti yang ada saat ini. pada saat terjadi persilangan, sifat jelek akan dibuang dan sifat baik akan dipertahankan (terus dimurnikan). Inilah yang disebut dengan ayam petelur unggul.
Sampai akhir 1980-an, masyarakat Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Sifat ayam saat itu hanya dianggap seperti ayam kampung. Jika telurnya enak dikonsumsi, dagingnya pun enak dikonsumsi. Tapi, ternyata pendapat tersebut tidaklah benar karena ayam ras ini bertelur banyak tetapi dagingnya tidak enak.
Jenis ayam yang pertama kali diternakkan pada masa itu yaitu ayam petelur white leghorn yang kurus dan biasanya sesudah habis masa produktifnya. Pada akhir 1990-an, mulai marak peternakan ayam broiler yang dikhususkan untuk daging. Di sisi lain, peternakan ayam petelur dwiguna atau ayam petelur cokelat mulai bermunculan. Inilah awal merebaknya peternakan ayam petelur.
Jenis-jenis Ayam Petelur
Berdasarkan jenisnya, Ayam petelur dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni ayam petelur ringan dan ayam petelur medium. Kedua jenis ayam ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Apa saja perbedaan yang dimiliki kedua jenis ayam petelur ini?
Berikut adalah ulasannya.
1. Ayam Petelur Ringan
Ayam petelur ringan disebut juga ayam petelur putih. Ciri-ciri ayam petelur ringan, antara lain sebagi berikut.
• Berbadan ramping.
• Mata bersinar.
• Bulu berwarna putih.
• Jengger berwarna merah.
Ayam petelur ringan merupakan keturunan galur murni white leghorn. Jenis ayam ini mampu menghasilkan lebih dari 260 butir telur per tahun.
Meskipun produksi telurnya cukup banyak, ayam petelur ringan memiliki kelemahan, yaitu peka terhadap cuaca panas dan keributan. Selain itu, ayam ini mudah kaget. Jika kaget, produksi telurnya akan menurun. Selain itu, ayam petelur ini benar-benar murni sebagai penghasil telur karena dagingnya sama sekali tidak diharapkan.
2. Ayam Petelur Medium
Berbeda dengan ayam petelur ringan yang memiliki bobot ringan dan berbadan ramping, ayam petelur medium memiliki bobot tubuh yang cukup berat, tetapi tidak seberat ayam broiler yang memang diternakan untuk diambil dagingnya.
Produksi telur ayam petelur medium cukup tinggi. Karena badannya cukup besar, dagingnya juga cukup banyak. Oleh karena itu, ayam petelur medium disebut ayam tipe dwiguna. Artinya, ayam ini memiliki dua manfaat, yaitu menghasilkan telur sekaligus daging.
Umumnya, ayam petelur medium berbulu cokelat. Telur yang dihasilkannya juga berwarna cokelat. Biasanya, orang lebih menyukai telur berwarna cokelat daripada telur berwarna putih meskipun nilai gizinya relatif sama.
Telur yang berwarna cokelat lebih berat daripada telur putih. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika harga di pasaran untuk telur berwarna coklat lebih mahal dibanding yang berwarna putih.
Budidaya Ayam Petelur
Saat ini, budidaya ayam petelur termasuk salah satu kegiatan atau usaha yang sudah banyak berkembang. Namun, karena permintaan telur di pasaran yang selalu tinggi membuat usaha ini masih layak untuk dijajaki. Untuk itu, penulis akan memberikan beberapa cara untuk budidaya ayam petelur.
a. Penyiapan Bibit Ayam Petelur
Bibit yang berkualitas berasal dari induk yang memiliki sifat-sifat unggul. Adapun sifat-sifat unggul yang harus dimiliki calon induk ayam petelur adalah sebagai berikut.
• Produktivitas dan bobot telur yang dihasilkan cukup tinggi.
• Konversi ransum atau konversi makanannya rendah. Konversi ransum adalah perbandingan antara berat ransum yang dihabiskan dan berat telur yang dihasilkan.
• Pertumbuhan badannya bagus.
• Daya tahan terhadap penyakit tinggi.
• Masa bertelurnya cukup panjang.
Bibit ayam biasa disebut DOC (day old chicken) atau anak ayam umur sehari. Bibit yang berkualitas harus memenuhi persyaratan berikut.
• DOC merupakan keturunan induk yang sehat.
• Bulu-bulunya terlihat halus dan penuh.
• Tubuh tampak sehat dan tidak memiliki cacat.
• Mempunyai ukuran tubuh yang normal, dengan bobot antara 35 – 40 gram.
• Memiliki nafsu makan yang baik.
• Di duburnya tidak terdapat bekas tinja.
b. Pemberian Pakan Ayam Petelur
Ayam petelur memiliki dua fase, yaitu fase starter (umur 0 – 4 minggu) dan fase finisher (umur 4 – 6 minggu). Pemberian pakan dibedakan menurut fase umur tersebut.
Perbedaannya terletak pada persentase zat gizi dan kuantitas pakan.
1) Pakan Fase Starter
Pakan fase starter tediri atas: protein 22 – 24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%.
Kuantitas pakan ayam petelur dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
• Minggu pertama (umur 1 – 7 hari): 17 gram/hari/ekor.
• Minggu kedua (8 – 14 hari): 43 gram/hari/ekor.
• Minggu ketiga (umur 15 – 21 hari): 66 gram/hari/ekor.
• Minggu keempat (umur 22 – 29 hari): 91 gram/hari/ekor.
2) Pakan Fase Finisher
Pakan fase finisher terdiri atas: protein 18,1 – 21,2%, lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%.
Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
• Minggu kelima (umur 30 – 36 hari): 111 gram/ hari/ ekor.
• Minggu keenam (37 – 43 hari): 129 gram/ hari/ ekor.
• Minggu ketujuh (umur 44 – 50 hari): 146 gram/ hari/ ekor.
• Minggu kedelapan (umur 51 – 57 hari): 161 gram/ hari/ ekor.
Selain pakan, ayam petelur juga diberi minum. Air minum untuk hari pertama sebaiknya ditambah gula sebanyak 50 gram per 1 liter air dan obat antistres.
c. Pencegahan Penyakit pada Ayam Petelur
Serangan penyakit pada ayam petelur dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kandang. Kandang harus selalu dibersihkan. Jika ada bagian yang rusak, harus segera diperbaiki.
Agar kebal dari penyakit yang disebabkan virus, ayam perlu diberi vaksinasi. Vaksinasi untuk ayam antara lain vaksin NCD, vaksin cacar, dan vaksin anti-RCD.Ayam yang akan divaksinasi harus dalam keadaan sehat. Dosis vaksin juga harus tepat. Selain itu, alat yang digunakan juga harus steril.
d. Pemanenan Ayam Petelur
Telur ayam petelur sebaiknya dipanen tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Dengan demikian, kerusakan isi telur akibat virus dapat dihindari atau dikurangi.Telur selanjutnya diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Telur abnormal harus dipisahkan dari telur normal.
Telur ayam petelur normal berbentuk oval, bersih, dan berkulit mulus. Beratnya sekitar 57,6 gram dengan volume 66 cc. Sementara telur abnormal adalah telur yang terlalu kecil, terlalu besar, bentuknya lonjong, atau kulitnya retak.
Sumber : http://www.anneahira.com/ayam-petelur.htm
Sejarah Singkat Ayam Petelur
Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk menghasilkan telur atau diambil telurnya. Asal-usul ayam petelur, yaitu berasal dari ayam hutan dan itik liar yang dipelihara dan dapat bertelur lumayan banyak.
Dari waktu ke waktu, ayam hutan dari berbagai wilayah di dunia diseleksi oleh para pakar. Penyeleksian ini diarahkan pada produksi yang cukup banyak karena ayam hutan tersebut bisa diambil telur dan dagingnya. Oleh karena itu, arah dari produksi yang banyak tersebut mulai lebih spesifik.
Ayam yang telah diseleksi untuk tujuan produksi daging disebut dengan ayam broiler, sedangkan ayam untuk produksi telur disebut dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga ditujukan pada warna kulit telur dan dikenallah ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat.
Persilangan dan seleksi tersebut berlangsung cukup lama sampai menghasilkan ayam petelur seperti yang ada saat ini. pada saat terjadi persilangan, sifat jelek akan dibuang dan sifat baik akan dipertahankan (terus dimurnikan). Inilah yang disebut dengan ayam petelur unggul.
Sampai akhir 1980-an, masyarakat Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Sifat ayam saat itu hanya dianggap seperti ayam kampung. Jika telurnya enak dikonsumsi, dagingnya pun enak dikonsumsi. Tapi, ternyata pendapat tersebut tidaklah benar karena ayam ras ini bertelur banyak tetapi dagingnya tidak enak.
Jenis ayam yang pertama kali diternakkan pada masa itu yaitu ayam petelur white leghorn yang kurus dan biasanya sesudah habis masa produktifnya. Pada akhir 1990-an, mulai marak peternakan ayam broiler yang dikhususkan untuk daging. Di sisi lain, peternakan ayam petelur dwiguna atau ayam petelur cokelat mulai bermunculan. Inilah awal merebaknya peternakan ayam petelur.
Jenis-jenis Ayam Petelur
Berdasarkan jenisnya, Ayam petelur dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni ayam petelur ringan dan ayam petelur medium. Kedua jenis ayam ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Apa saja perbedaan yang dimiliki kedua jenis ayam petelur ini?
Berikut adalah ulasannya.
1. Ayam Petelur Ringan
Ayam petelur ringan disebut juga ayam petelur putih. Ciri-ciri ayam petelur ringan, antara lain sebagi berikut.
• Berbadan ramping.
• Mata bersinar.
• Bulu berwarna putih.
• Jengger berwarna merah.
Ayam petelur ringan merupakan keturunan galur murni white leghorn. Jenis ayam ini mampu menghasilkan lebih dari 260 butir telur per tahun.
Meskipun produksi telurnya cukup banyak, ayam petelur ringan memiliki kelemahan, yaitu peka terhadap cuaca panas dan keributan. Selain itu, ayam ini mudah kaget. Jika kaget, produksi telurnya akan menurun. Selain itu, ayam petelur ini benar-benar murni sebagai penghasil telur karena dagingnya sama sekali tidak diharapkan.
2. Ayam Petelur Medium
Berbeda dengan ayam petelur ringan yang memiliki bobot ringan dan berbadan ramping, ayam petelur medium memiliki bobot tubuh yang cukup berat, tetapi tidak seberat ayam broiler yang memang diternakan untuk diambil dagingnya.
Produksi telur ayam petelur medium cukup tinggi. Karena badannya cukup besar, dagingnya juga cukup banyak. Oleh karena itu, ayam petelur medium disebut ayam tipe dwiguna. Artinya, ayam ini memiliki dua manfaat, yaitu menghasilkan telur sekaligus daging.
Umumnya, ayam petelur medium berbulu cokelat. Telur yang dihasilkannya juga berwarna cokelat. Biasanya, orang lebih menyukai telur berwarna cokelat daripada telur berwarna putih meskipun nilai gizinya relatif sama.
Telur yang berwarna cokelat lebih berat daripada telur putih. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika harga di pasaran untuk telur berwarna coklat lebih mahal dibanding yang berwarna putih.
Budidaya Ayam Petelur
Saat ini, budidaya ayam petelur termasuk salah satu kegiatan atau usaha yang sudah banyak berkembang. Namun, karena permintaan telur di pasaran yang selalu tinggi membuat usaha ini masih layak untuk dijajaki. Untuk itu, penulis akan memberikan beberapa cara untuk budidaya ayam petelur.
a. Penyiapan Bibit Ayam Petelur
Bibit yang berkualitas berasal dari induk yang memiliki sifat-sifat unggul. Adapun sifat-sifat unggul yang harus dimiliki calon induk ayam petelur adalah sebagai berikut.
• Produktivitas dan bobot telur yang dihasilkan cukup tinggi.
• Konversi ransum atau konversi makanannya rendah. Konversi ransum adalah perbandingan antara berat ransum yang dihabiskan dan berat telur yang dihasilkan.
• Pertumbuhan badannya bagus.
• Daya tahan terhadap penyakit tinggi.
• Masa bertelurnya cukup panjang.
Bibit ayam biasa disebut DOC (day old chicken) atau anak ayam umur sehari. Bibit yang berkualitas harus memenuhi persyaratan berikut.
• DOC merupakan keturunan induk yang sehat.
• Bulu-bulunya terlihat halus dan penuh.
• Tubuh tampak sehat dan tidak memiliki cacat.
• Mempunyai ukuran tubuh yang normal, dengan bobot antara 35 – 40 gram.
• Memiliki nafsu makan yang baik.
• Di duburnya tidak terdapat bekas tinja.
b. Pemberian Pakan Ayam Petelur
Ayam petelur memiliki dua fase, yaitu fase starter (umur 0 – 4 minggu) dan fase finisher (umur 4 – 6 minggu). Pemberian pakan dibedakan menurut fase umur tersebut.
Perbedaannya terletak pada persentase zat gizi dan kuantitas pakan.
1) Pakan Fase Starter
Pakan fase starter tediri atas: protein 22 – 24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%.
Kuantitas pakan ayam petelur dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
• Minggu pertama (umur 1 – 7 hari): 17 gram/hari/ekor.
• Minggu kedua (8 – 14 hari): 43 gram/hari/ekor.
• Minggu ketiga (umur 15 – 21 hari): 66 gram/hari/ekor.
• Minggu keempat (umur 22 – 29 hari): 91 gram/hari/ekor.
2) Pakan Fase Finisher
Pakan fase finisher terdiri atas: protein 18,1 – 21,2%, lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%.
Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
• Minggu kelima (umur 30 – 36 hari): 111 gram/ hari/ ekor.
• Minggu keenam (37 – 43 hari): 129 gram/ hari/ ekor.
• Minggu ketujuh (umur 44 – 50 hari): 146 gram/ hari/ ekor.
• Minggu kedelapan (umur 51 – 57 hari): 161 gram/ hari/ ekor.
Selain pakan, ayam petelur juga diberi minum. Air minum untuk hari pertama sebaiknya ditambah gula sebanyak 50 gram per 1 liter air dan obat antistres.
c. Pencegahan Penyakit pada Ayam Petelur
Serangan penyakit pada ayam petelur dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kandang. Kandang harus selalu dibersihkan. Jika ada bagian yang rusak, harus segera diperbaiki.
Agar kebal dari penyakit yang disebabkan virus, ayam perlu diberi vaksinasi. Vaksinasi untuk ayam antara lain vaksin NCD, vaksin cacar, dan vaksin anti-RCD.Ayam yang akan divaksinasi harus dalam keadaan sehat. Dosis vaksin juga harus tepat. Selain itu, alat yang digunakan juga harus steril.
d. Pemanenan Ayam Petelur
Telur ayam petelur sebaiknya dipanen tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Dengan demikian, kerusakan isi telur akibat virus dapat dihindari atau dikurangi.Telur selanjutnya diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Telur abnormal harus dipisahkan dari telur normal.
Telur ayam petelur normal berbentuk oval, bersih, dan berkulit mulus. Beratnya sekitar 57,6 gram dengan volume 66 cc. Sementara telur abnormal adalah telur yang terlalu kecil, terlalu besar, bentuknya lonjong, atau kulitnya retak.
Sumber : http://www.anneahira.com/ayam-petelur.htm
Thursday, November 24, 2011
Kiat Memilih Burung Merpati Tinggi Jagoan ( 1 )
Kemungkinannya memang besar, memperoleh burung merpati jempolan, manakala memilih Bakalan Burung Merpati Tinggi yang berasal dari indukan ok, apalagi memiliki Reputasi Juara. Namun tentunya, bakalan burung dari trah juara ini biasanya harganya juga tidak main-main.
Bagaimana dengan para Pehobi Merpati Tinggi yang berkantong pas-pasan?, “jangan takut”. Ada beberapa resep maupun trik yang bisa digunakan dalam memilih Burung Merpati Tinggi Jagoan, asal sabar, tidak kesusu, dan yakin. Mudah-mudahan tips di bawah ini bisa membantu.
Bentuk Kepala
Bentuk kepala sangat menentukan, umumnya berpengaruh pada tingkat kepandaian si burung. Rasionalnya sih, kapasitas otak burung dengan kepala besar pasti jauh lebih besar. Pilih burung yang mempunyai kepala besar dan dengan batok kepala depan lebih tinggi dari batok kepala belakang “nonong”.
Sebaiknya juga pilih burung yang mempunyai derajat kemiringan antara pangkal hidung dg atas batok kepala sebesar 45-60, jangan memilih yang memiliki derajat kemiringan 90, karena biasanya bentuk kepala spt ini dimiliki oleh burung yang hanya bagus turun atas kepala, “tengah” (arah jam12.00).
Berbeda dengan yang mempunyai kemiringan 45-60, tipe kepala spt ini OK turun dari arah manapun. selain itu biasanya burung dengan bentuk kepala spt ini lebih cerdas (mengingat untuk merpati tinggian sangat diperlukan feeling yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi)
Bentuk Paruh
Pilih paruh yang berbentuk “merit” (runcing pada ujungnya), tidak terlalu besar & tidak terlalu panjang. Pilih yang mempunyai panjang dari ujung hidung sampai ujung paruh yang berjarak sedikit lebih pendek dari jarak pangkal hidung sampai batok kepala depan teratas.
Mata
Perhatikan juga mata. Karena organ tubuh yang satu ini merupakan senjata utama bagi merpati, ala sedang terbang tinggi. Pilih mata yang mempunyai pupil (bijih mata) berwarna hitam pekat dan responsif terhadap cahaya (akan membesar dan mengecil dg cepat saat menerima perubahan rangsangan cahaya).
Pilih juga yang mempunyai cincin lingkar menempel pada bijih mata (biasanya berwarna hijau) 1/4 keliling bijih mata menggantung di depan bawah. Sedangkan untuk warna mata, pilih yang mempunyai dua warna mata, biasanya perpaduan antara kuning tua dg kuning muda, merah tua dg hijau tua, atau merah muda dg putih.
Supaya hasilnya lebih joss, pilih burung merpati yang memiliki mata dengan warna tengah lebih tenggelam dari warna luarnya, sehingga akan terlihat jelas perbedaan antara keduanya (bila mata burung kita lihat pada tempat yang teduh/tidak terkena cahaya langsung). jika mata burung kita lihat pada saat terkena sinar matahari langsung, maka kedua warna mata akan bergabung dan tampak seperti titik2 warna yang menyatu.
Hidung
Hidung, ternyata juga berperan bagi burung merpati tinggi, untuk menemukan jalan pulangnya (disamping feelingnya), beberapa hidung favorit, diantaranya bentukhidung yang besar, panjang, menggembung (bukan “prambon”/turunan dari merpati pos), hidung berbentuk spt ini bila mempunyai warna kapur pekat dan pangkal hidung bagian bawah menjorok kebelakang pasti menjadikan pemiliknya sebagai burung yang unggul, meski bukan satu-satunya.
Bentuk hidung yang lainnya, besar, panjang, “trepes”/melekat ke paruh (jika burung ini “prambon”), hidung berbentuk spt ini jika memiliki warna kapur pekat akan terlihat garis2 samar sejajar berwarna kemerah2an diseluruh bagian hidungnya, dan pangkal hidung bagian bawah menjorok ke belakang.
Selanjutnya adalah bentuk hidung yang kecil, menggembung (strain jawa, baik jawa sungut ataupun jawa deles), hidung berbentuk ini bila mempunyai warna kapur pekat dan pangkal hidung bagian bawah menjorok kebelakang bakal menjadikannya burung handal.
Sementara bila pada pangkal hidung berbentuk lurus, burung ini untuk “gaburan”/bermain dirumah, biasanya burung tidak membutuhkan jarak jauh2 untuk bisa terbang tinggi, yang penting pemilihan mitra terbang yang imbang dan sepadan (justru bila burung dg tipe hidung spt ini akan lama pulangnya, bila dilepas jauh, bahkan mungkin hilang).
Leher
Leher yang baik, bagi burung merpati adalah sarana utama bagi burung untuk “metil”/”njungkel”/”nunjem”/”nenggel”/”thel”. pilih leher yg kuat dan jangan terlalu panjang, pilih panjang leher yang sedikit lebih pendek dari tulang dadanya.
pilih juga tulang leher yg kuat, tegak, kencang dan mendongak keatas (saat burung memperhatikan sesuatu,biasanya gerakan), akan tetapi akan kembali mengendur/menekuk seperti semula. karena leher yg selalu tegak terkesan kaku, dan kualitas “metil” kalah fleksibel.
Sayap
Bagian burung merpati yang sangat vital adalah sayap. Jika badan burung diibaratkan sebuah perahu, maka sayapmerupakan dayungnya. Oleh arena itu diperlukan dayung yang bentuk, kekuatan dan memiliki fleksibilitas yang optimal.
1. Pilihlah burung yang memiliki bahu sayap yang kuat dan lentur/jangan kaku, sementara bentuk bisa bervariasi, ada yg tebal bulat, pendek berotot. ada juga yg berbentuk pipih, lebar berotot.
2. Selanjutnya adalah bulu sayap yang tebal, kencang, tidak bergelombang. pilih juga yang lebar (landung) rapat jarak satu bulu dg yg lainnya. ujung bulu meruncing.
3. tulang bulu sayap mesti besar dan kuat, sedikit lentur pada ujung bulunya pilih juga yg memiliki sayap sedikit terlihat “mekongkong” saat dipegang. jangan yg memiliki sayap merapat ke badan, karena kualitas turunnya akan lebih baik, bagi burung yang mempunyai sayap agak mekongkong.
Bentuk Dada
Pilih bentuk dada yang berbentuk huruf V (kalau dilihat dari depan), jangan yg berbentuk O, apalagi elip mendatar/gepeng. burung dengan bentuk dada berhuruf V biasanya akan turun kencang dari arah manapun.
Berbeda dengan burung yang berbentuk huruf O (hanya bagus turun atas kepala/jam 12.00), karena kalau turun agak condong biasanya kecepatan turun burung berbentuk dada seperti ini akan berkurang.
Tulang Dada
Pilih tulang dada yg mempunyai panjang sedikit lebih panjang dari telunjuk org dewasa, atau paling tidak sama panjang.
1. berbentuk seperti tanda ‘centang’ : dg tulang dada blk menjorok kebelakang, biasanya burung jadi berbentuk jantung. burung dengan type tulang dada sprti ini dg perangkat lain yg memadai biasanya akan turun anteng/tidak goyang.
2. berbentuk sprti perahu : dengan perangkat lain yg memadai dan “cekelan”padat berisi, burung akan turun sambil “nggenjot-nggenjot”
Sapit Udang
Ada yang berpendapat bahwa kondisi, ukuran jarak dan bentuk “sapit urang” pada burung merpati tidak mempengaruhi gaya terbang dan turunnya. Sebaliknya, dari pengalaman, bila dinilai dari cara terbang burung sendiri memang sampai saat ini saya belum menemukan adanya pengaruh “sapit urang” sama gaya terbang burung.
akan tetapi utk masalah turun sprtinya berpengaruh besar. ketebalan dan kuatny “sapit urang” pun juga mempengaruhi turunnya merpati. sprti cont; merpati dg “sapit urng” rapat (tidak berjarak sama sekali/”ganthet”) biasany kalau burung mempunnyai kemampuan turun yang pelan.
Sementara, Burung Merpati dengan “sapit urang” berjarak sempit, kira 0,5-1cm (untuk burung merpati berukuran besar). 0,5cm (untuk merpati berukuran sedang) kalau burung mempyai kemampuan turun, turunny akan megal-ol/goyang-goyang.
Sementara, Burung Merpati degan jarak “sapit urang” kira2 >1cm, burung akan mempunyai kemampuan turun yang baik, akan turun dg “anteng”/tidak goyang2, tentunya didukung ukuran “brutu” dan bentuk ekornya.
Pada burung yang memiliki kondisi “sapit urang” yg bengkok, kecepatan untuk turunnya pasti akan berkurang,seperti beberapa pengalaman yang pernah dialami oleh hobies merpati tinggi, bersambung..
Sumber : http://beritaburung.com/?p=600
Bagaimana dengan para Pehobi Merpati Tinggi yang berkantong pas-pasan?, “jangan takut”. Ada beberapa resep maupun trik yang bisa digunakan dalam memilih Burung Merpati Tinggi Jagoan, asal sabar, tidak kesusu, dan yakin. Mudah-mudahan tips di bawah ini bisa membantu.
Bentuk Kepala
Bentuk kepala sangat menentukan, umumnya berpengaruh pada tingkat kepandaian si burung. Rasionalnya sih, kapasitas otak burung dengan kepala besar pasti jauh lebih besar. Pilih burung yang mempunyai kepala besar dan dengan batok kepala depan lebih tinggi dari batok kepala belakang “nonong”.
Sebaiknya juga pilih burung yang mempunyai derajat kemiringan antara pangkal hidung dg atas batok kepala sebesar 45-60, jangan memilih yang memiliki derajat kemiringan 90, karena biasanya bentuk kepala spt ini dimiliki oleh burung yang hanya bagus turun atas kepala, “tengah” (arah jam12.00).
Berbeda dengan yang mempunyai kemiringan 45-60, tipe kepala spt ini OK turun dari arah manapun. selain itu biasanya burung dengan bentuk kepala spt ini lebih cerdas (mengingat untuk merpati tinggian sangat diperlukan feeling yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi)
Bentuk Paruh
Pilih paruh yang berbentuk “merit” (runcing pada ujungnya), tidak terlalu besar & tidak terlalu panjang. Pilih yang mempunyai panjang dari ujung hidung sampai ujung paruh yang berjarak sedikit lebih pendek dari jarak pangkal hidung sampai batok kepala depan teratas.
Mata
Perhatikan juga mata. Karena organ tubuh yang satu ini merupakan senjata utama bagi merpati, ala sedang terbang tinggi. Pilih mata yang mempunyai pupil (bijih mata) berwarna hitam pekat dan responsif terhadap cahaya (akan membesar dan mengecil dg cepat saat menerima perubahan rangsangan cahaya).
Pilih juga yang mempunyai cincin lingkar menempel pada bijih mata (biasanya berwarna hijau) 1/4 keliling bijih mata menggantung di depan bawah. Sedangkan untuk warna mata, pilih yang mempunyai dua warna mata, biasanya perpaduan antara kuning tua dg kuning muda, merah tua dg hijau tua, atau merah muda dg putih.
Supaya hasilnya lebih joss, pilih burung merpati yang memiliki mata dengan warna tengah lebih tenggelam dari warna luarnya, sehingga akan terlihat jelas perbedaan antara keduanya (bila mata burung kita lihat pada tempat yang teduh/tidak terkena cahaya langsung). jika mata burung kita lihat pada saat terkena sinar matahari langsung, maka kedua warna mata akan bergabung dan tampak seperti titik2 warna yang menyatu.
Hidung
Hidung, ternyata juga berperan bagi burung merpati tinggi, untuk menemukan jalan pulangnya (disamping feelingnya), beberapa hidung favorit, diantaranya bentukhidung yang besar, panjang, menggembung (bukan “prambon”/turunan dari merpati pos), hidung berbentuk spt ini bila mempunyai warna kapur pekat dan pangkal hidung bagian bawah menjorok kebelakang pasti menjadikan pemiliknya sebagai burung yang unggul, meski bukan satu-satunya.
Bentuk hidung yang lainnya, besar, panjang, “trepes”/melekat ke paruh (jika burung ini “prambon”), hidung berbentuk spt ini jika memiliki warna kapur pekat akan terlihat garis2 samar sejajar berwarna kemerah2an diseluruh bagian hidungnya, dan pangkal hidung bagian bawah menjorok ke belakang.
Selanjutnya adalah bentuk hidung yang kecil, menggembung (strain jawa, baik jawa sungut ataupun jawa deles), hidung berbentuk ini bila mempunyai warna kapur pekat dan pangkal hidung bagian bawah menjorok kebelakang bakal menjadikannya burung handal.
Sementara bila pada pangkal hidung berbentuk lurus, burung ini untuk “gaburan”/bermain dirumah, biasanya burung tidak membutuhkan jarak jauh2 untuk bisa terbang tinggi, yang penting pemilihan mitra terbang yang imbang dan sepadan (justru bila burung dg tipe hidung spt ini akan lama pulangnya, bila dilepas jauh, bahkan mungkin hilang).
Leher
Leher yang baik, bagi burung merpati adalah sarana utama bagi burung untuk “metil”/”njungkel”/”nunjem”/”nenggel”/”thel”. pilih leher yg kuat dan jangan terlalu panjang, pilih panjang leher yang sedikit lebih pendek dari tulang dadanya.
pilih juga tulang leher yg kuat, tegak, kencang dan mendongak keatas (saat burung memperhatikan sesuatu,biasanya gerakan), akan tetapi akan kembali mengendur/menekuk seperti semula. karena leher yg selalu tegak terkesan kaku, dan kualitas “metil” kalah fleksibel.
Sayap
Bagian burung merpati yang sangat vital adalah sayap. Jika badan burung diibaratkan sebuah perahu, maka sayapmerupakan dayungnya. Oleh arena itu diperlukan dayung yang bentuk, kekuatan dan memiliki fleksibilitas yang optimal.
1. Pilihlah burung yang memiliki bahu sayap yang kuat dan lentur/jangan kaku, sementara bentuk bisa bervariasi, ada yg tebal bulat, pendek berotot. ada juga yg berbentuk pipih, lebar berotot.
2. Selanjutnya adalah bulu sayap yang tebal, kencang, tidak bergelombang. pilih juga yang lebar (landung) rapat jarak satu bulu dg yg lainnya. ujung bulu meruncing.
3. tulang bulu sayap mesti besar dan kuat, sedikit lentur pada ujung bulunya pilih juga yg memiliki sayap sedikit terlihat “mekongkong” saat dipegang. jangan yg memiliki sayap merapat ke badan, karena kualitas turunnya akan lebih baik, bagi burung yang mempunyai sayap agak mekongkong.
Bentuk Dada
Pilih bentuk dada yang berbentuk huruf V (kalau dilihat dari depan), jangan yg berbentuk O, apalagi elip mendatar/gepeng. burung dengan bentuk dada berhuruf V biasanya akan turun kencang dari arah manapun.
Berbeda dengan burung yang berbentuk huruf O (hanya bagus turun atas kepala/jam 12.00), karena kalau turun agak condong biasanya kecepatan turun burung berbentuk dada seperti ini akan berkurang.
Tulang Dada
Pilih tulang dada yg mempunyai panjang sedikit lebih panjang dari telunjuk org dewasa, atau paling tidak sama panjang.
1. berbentuk seperti tanda ‘centang’ : dg tulang dada blk menjorok kebelakang, biasanya burung jadi berbentuk jantung. burung dengan type tulang dada sprti ini dg perangkat lain yg memadai biasanya akan turun anteng/tidak goyang.
2. berbentuk sprti perahu : dengan perangkat lain yg memadai dan “cekelan”padat berisi, burung akan turun sambil “nggenjot-nggenjot”
Sapit Udang
Ada yang berpendapat bahwa kondisi, ukuran jarak dan bentuk “sapit urang” pada burung merpati tidak mempengaruhi gaya terbang dan turunnya. Sebaliknya, dari pengalaman, bila dinilai dari cara terbang burung sendiri memang sampai saat ini saya belum menemukan adanya pengaruh “sapit urang” sama gaya terbang burung.
akan tetapi utk masalah turun sprtinya berpengaruh besar. ketebalan dan kuatny “sapit urang” pun juga mempengaruhi turunnya merpati. sprti cont; merpati dg “sapit urng” rapat (tidak berjarak sama sekali/”ganthet”) biasany kalau burung mempunnyai kemampuan turun yang pelan.
Sementara, Burung Merpati dengan “sapit urang” berjarak sempit, kira 0,5-1cm (untuk burung merpati berukuran besar). 0,5cm (untuk merpati berukuran sedang) kalau burung mempyai kemampuan turun, turunny akan megal-ol/goyang-goyang.
Sementara, Burung Merpati degan jarak “sapit urang” kira2 >1cm, burung akan mempunyai kemampuan turun yang baik, akan turun dg “anteng”/tidak goyang2, tentunya didukung ukuran “brutu” dan bentuk ekornya.
Pada burung yang memiliki kondisi “sapit urang” yg bengkok, kecepatan untuk turunnya pasti akan berkurang,seperti beberapa pengalaman yang pernah dialami oleh hobies merpati tinggi, bersambung..
Sumber : http://beritaburung.com/?p=600
Wednesday, November 23, 2011
Budidaya Ikan Beranak / Live Bearer
Ikan Molly, Sword Tail, Platy, Guppy dan sejenisnya. Mereka semua termasuk dalam jenis ikan live bearer alias berkembang biak dengan beranak. Jika kita ingin mengembangbiakannya, maka hal-hal yang perlu kita ketahui adalah sebagai berikut yang akan saya tulis di bawah ini.
Pertama-tama kita harus memiliki induk jantan dan betina, sepertinya tidak terlalu sulit untuk bisa memilikinya. Kita tinggal pergi ke penjual ikan dan minta dipilihkan jenis kelamin ikannya. Jika ingin memilih sendiri maka kita bisa memperhatikan perbedaan jenis kelamin ikan live bearer pada umumnya. Indukan jantan mempunyai tonjolan di belakan sirip perut / gonopodium yang merupakan sirip anal berupa sirip yang panjang. Tubuhnya lebih ramping, warna lebih cerah, sirip punggung juga lebih panjang dan kepalanya lebih besar.
Sedangkan induk betina tidak mempunyai gonopodium, hanya berupa sirip halus. Tubuhnya lebih gemuk, warna kurang cerah, sirip punggung juga biasa dan kepalanya lebih runcing.
Teknik budidaya ikan live bearer ini tidak terlalu sulit, tapi jelas ketekunan sangat diperlukan dalam prosesnya. Setelah mempunyai sepasang atau beberapa pasang indukan maka taruhlah pasangan indukan tersebut di dalam kolam atau bak tersendiri. Kolam atau bak harus dikontrol setiap hari, bila saat itu ada anakan ikan yang telah lahir, maka kita harus cepat memindahkannya ke tempat khusus anakan, sebab jika tidak maka anakan tersebut bisa jadi habis dimakan indukannya sendiri.
Sumber: Dinas Perikanan DKI Jakarta.
http://www.warteg.org/2011/10/budidaya-ikan-beranak-live-bearer_11.html
Pertama-tama kita harus memiliki induk jantan dan betina, sepertinya tidak terlalu sulit untuk bisa memilikinya. Kita tinggal pergi ke penjual ikan dan minta dipilihkan jenis kelamin ikannya. Jika ingin memilih sendiri maka kita bisa memperhatikan perbedaan jenis kelamin ikan live bearer pada umumnya. Indukan jantan mempunyai tonjolan di belakan sirip perut / gonopodium yang merupakan sirip anal berupa sirip yang panjang. Tubuhnya lebih ramping, warna lebih cerah, sirip punggung juga lebih panjang dan kepalanya lebih besar.
Sedangkan induk betina tidak mempunyai gonopodium, hanya berupa sirip halus. Tubuhnya lebih gemuk, warna kurang cerah, sirip punggung juga biasa dan kepalanya lebih runcing.
Teknik budidaya ikan live bearer ini tidak terlalu sulit, tapi jelas ketekunan sangat diperlukan dalam prosesnya. Setelah mempunyai sepasang atau beberapa pasang indukan maka taruhlah pasangan indukan tersebut di dalam kolam atau bak tersendiri. Kolam atau bak harus dikontrol setiap hari, bila saat itu ada anakan ikan yang telah lahir, maka kita harus cepat memindahkannya ke tempat khusus anakan, sebab jika tidak maka anakan tersebut bisa jadi habis dimakan indukannya sendiri.
Sumber: Dinas Perikanan DKI Jakarta.
http://www.warteg.org/2011/10/budidaya-ikan-beranak-live-bearer_11.html
Cara Memelihara Ayam Petelur
Artikel ini lanjutan dari artikel sebelumnya mengenai cara memelihara ayam. Pemeliharaan ayam pada dasarnya dapat dikategorikan atau dibagi dalam 3 fase. Berikut akan dibahas secara garis besarnya saja mengenai 3 fase di bawah ini.
Fase permulaan
Dalam fase permulaan berawal dari umur 0 hari sampai 6 minggu, dimana bentuk ukuran dan keseragaman sebagai tujuan bagi peternakan ayam. (untuk ayam petelur).
Fase kedua
Fase kedua berawal dari umur 6 minggu sampai 16 minggu ketika hewan ternakan (ayam) perlu dipelihara di bawah program pemakanan yang dikontrol dengan sangat teliti dan hati-hati untuk menghindari peternakan ayam dari berat badan yang berlebihan.
Fase ketiga
Fase ketiga berawal selepas 16 minggu dari umur ayam, dalam fase ini ayam dituntut untuk mempercepat pertumbuhan untuk persediaan bagi perkembangan seksual dan untuk mencapai keseragaman berat badan yang optimal.
Rincian dari fase permulaan dan keterangannya
Fase permulaan untuk ayam petelur adalah bermula dimana ayam dierami, atau mengeram, pengeraman minimal dari umur 1 sampai 14 hari.
Selain target berhasilnya proses 24 jam pertama ada juga target 14 hari pertama, yaitu ketika umur ayam menjelang 1 minggu atau 14 hari.
14 hari pertama atau umur ayam 1 minggu merupakan tempoh masa yang paling penting yang harus di fahami oleh seorang peternak.
Dalam ayam menjelang 14 hari dalam peternakan ayam petelur maupun ayam broiler, seorang peternak ayam perlu mengingat mengenai 4 dasar yang harus selalu diperhatikan adalah :
* Air
* Suhu
* Kualitas udara
Kepentingan dalam tempoh mengeram tidak boleh diabaikan. 14 hari pertama anak ayam menyediakan dasar bagi penghasilan yang baik, usaha-usaha yang dijalankan ketika bermulanya fase mengeram, jika berhasil akan memberikan kepuasan kepada peternak ketika penghasilan terakhir ternakan (panen).
Persiapan makanan dan air yang segar
Sangat perlu di sediakan keadaan air dan makanan yang segar sebelum anak-anak ayam datang di kandang.
Brooding dan alat pemanas
Perlu sering di periksa keadaan pemanas untuk memastikan alat2 pemanas tersebut berfungsi dengan baik.
Tempat minum
Tempat minum tambahan sangat di sarankan dari usia sehari sampai usia 7 hari
Gunakan tempat minum yang kecil (sesuai) dan jangan menggunakan tempat minum yang terlalu terbuka misalnya seperti baskom atau ember yang yang di potong atau bahan2 lainnya yang bersipat terbuka, ini boleh membantu menghindari masalah penyakit yang berjangkit di kaki (anak ayam) dan jangan menyimpan tempat minum di bawah pemanas.
Sumber : http://www.muksin.com/2011/02/cara-memelihara-ayam-petelur.html
Fase permulaan
Dalam fase permulaan berawal dari umur 0 hari sampai 6 minggu, dimana bentuk ukuran dan keseragaman sebagai tujuan bagi peternakan ayam. (untuk ayam petelur).
Fase kedua
Fase kedua berawal dari umur 6 minggu sampai 16 minggu ketika hewan ternakan (ayam) perlu dipelihara di bawah program pemakanan yang dikontrol dengan sangat teliti dan hati-hati untuk menghindari peternakan ayam dari berat badan yang berlebihan.
Fase ketiga
Fase ketiga berawal selepas 16 minggu dari umur ayam, dalam fase ini ayam dituntut untuk mempercepat pertumbuhan untuk persediaan bagi perkembangan seksual dan untuk mencapai keseragaman berat badan yang optimal.
Rincian dari fase permulaan dan keterangannya
Fase permulaan untuk ayam petelur adalah bermula dimana ayam dierami, atau mengeram, pengeraman minimal dari umur 1 sampai 14 hari.
Selain target berhasilnya proses 24 jam pertama ada juga target 14 hari pertama, yaitu ketika umur ayam menjelang 1 minggu atau 14 hari.
14 hari pertama atau umur ayam 1 minggu merupakan tempoh masa yang paling penting yang harus di fahami oleh seorang peternak.
Dalam ayam menjelang 14 hari dalam peternakan ayam petelur maupun ayam broiler, seorang peternak ayam perlu mengingat mengenai 4 dasar yang harus selalu diperhatikan adalah :
* Air
* Suhu
* Kualitas udara
Kepentingan dalam tempoh mengeram tidak boleh diabaikan. 14 hari pertama anak ayam menyediakan dasar bagi penghasilan yang baik, usaha-usaha yang dijalankan ketika bermulanya fase mengeram, jika berhasil akan memberikan kepuasan kepada peternak ketika penghasilan terakhir ternakan (panen).
Persiapan makanan dan air yang segar
Sangat perlu di sediakan keadaan air dan makanan yang segar sebelum anak-anak ayam datang di kandang.
Brooding dan alat pemanas
Perlu sering di periksa keadaan pemanas untuk memastikan alat2 pemanas tersebut berfungsi dengan baik.
Tempat minum
Tempat minum tambahan sangat di sarankan dari usia sehari sampai usia 7 hari
Gunakan tempat minum yang kecil (sesuai) dan jangan menggunakan tempat minum yang terlalu terbuka misalnya seperti baskom atau ember yang yang di potong atau bahan2 lainnya yang bersipat terbuka, ini boleh membantu menghindari masalah penyakit yang berjangkit di kaki (anak ayam) dan jangan menyimpan tempat minum di bawah pemanas.
Sumber : http://www.muksin.com/2011/02/cara-memelihara-ayam-petelur.html
Monday, November 21, 2011
Cara Memelihara Ayam
Pengurusan anak ayam.
Dalam artikel ini, yang akan informasi peternakan ayam uraikan adalah, Panduan pengurusan ayam pembiak cobb 500. walaupun panduan yang akan di tulis mengenai pengurusan ayam cobb, akan tetapi cara/teknik pengurusan secara dasarnya atau garis besarnya semua jenis ayam pengurusan nya adalah sama.
Kalau pengurusan dari umur 0 hari sampai umur 2 minggu akan mengalami banyak kesamaan, dan boleh diterapkan peda pemeliharaan jenis ayam apa saja, Misalnya anda sangat faham dan mengerti teknik pemeliharaan anak ayam (DOC) ayam petelur, jadi skill anda tidak ada salahnya jika di terapkan pada ayam jenis broiler misalnya, di karenakan Tujuan pemeliharaan ayam dari umur 1 hari sampai satu minggu adalah bagai mana sebisa mungkin caranya agar bisa mengendalikah suhu ayam sebagai mana yang di butuhkan pada masa itu (masa eraman).
Selain kondisi pakan atau air yang juga harus di perhatikan, Suhu yang baik juga sangat begitu membantu terhadap pertumbuhan anak ayam tersebut.
Jadi yang saya maksud adalah walaupun panduan buat ayam cobb (PS) pada dasarnya, akan tetapi tidak ada salahnya panduan ini di aplikasikan kepada pemeliharaan ayam-ayam lainnya, seperti ayam kampung (jenis komersial) atau ayam kampung semi intensif atau intensif, ayam potong, ayam petelur dan ayam ayam yang lain.
PERSEDIAAN KEDATANGAN ANAK AYAM
Kunci terhadap keberhasilan seorang peternak terletak pada program pengurusan eraman yang baik, berawal dari persediaan sebelum anak ayam datang ke kandang.
Apabila anda meng-import anak ayam atau bibit ayam dari negara lain, sangat di anjurkan mempunyai pekerja yang terlatih yang berpengetahuan dalam peraturan-peraturan kastam, dan procedur dokumen2 yang di perlukan untuk memastikan pelepasan dari bea dan cukai secepat mungkin.
Kemudian pengangkutan anak ayam dari lapangan terbang di haruskan berada dalam keadaan bersih, disanitasi, kendaraan mempunyai pengudaraan yang bisa di atur suhunya, setiap usaha perlu di buat untuk menyelaraskan jadwal pengangkutan supaya anak ayam akan mendapatkan pelepasan dari airport dan sampai ke kandang dengan tepat waktu untuk menghindari dehidrasi, dan harus ditempatkan ke kandang secepat mungkin,
Ketika anda menerima anak ayam dengan kondisi yang panas (di ariport) maka alangkah baiknya jika anda membawa botol sprayer, dan buka semua box atau kardus ayam, dan spray ayam yang ada di dalam box atau kardus dengan menggunakan botol spray.
Tapi dengan catatan menggunakan air yang bersih, boleh juga menggunakan air minum mineral misalnya air Aqua, dan sejenis nya, penyemprotan ini bertujuan untun menurunkan suhu ayam yang ada di dalam box untuk menghindari dehidrasi yang berlebihan.
Memelihara ayam di dalam kandang , harus mempunyai umur yang sama, pastikan kandang yang akan di isi terpisah dari kandang ayam yang lebih tua, (jika anda memelihara ayam dengan cara multi age), tapi sebaiknya anda memelihara ayam dengan sistem atau program “all-Inn /all -out” dengan program keselamatan yang baik.
Pekerja hanya boleh bekerja khusus untuk ayam kecil saya (atau hanya memelihara di dalam brooding).
Peralatan peternakan mestilah dalam keadan bersih dan bebas kuman sebelum anak ayam datang ke kandang, baca prosedur pembersihan yang terperinci dan biosekurity yang baik, dan biosekuriti kandang tersebut harus terpelihara dengan baik setiap saat, biosekurity di terapkan 365 hari setahun termasuk dalam jangka masa ketika kandang kosong.
Lokasi kandang harus dan perlu berada dalam keadaan selamat, kendaraan yang memasuki kawasan kandang perlu menjalani prosedur pembersihan yang baik (dengan disinpektan).
Hanya orang2 tertentu saja yang bisa memasuki kawasan kandang dan mereka harus mengikuti prosedur-prosedur biosekurity yang baik terrmasuk mandi, dan memakain pakain dan sepatu keselamatan yang sudah di sediakan.
Pintu kandang harus selalu tertutup, untuk menghindari binatang pemangsa masuk ke dalam kandang, seperti kucing, anjing dan binatang lain nya yang akan mengganggu keselamatan ayam peliharaan tersebut. Artikel lanjutan nya berada di sini Cara memelihara ayam petelur
Sumber : http://www.muksin.com/2011/01/cara-memelihara-ayam.html
Dalam artikel ini, yang akan informasi peternakan ayam uraikan adalah, Panduan pengurusan ayam pembiak cobb 500. walaupun panduan yang akan di tulis mengenai pengurusan ayam cobb, akan tetapi cara/teknik pengurusan secara dasarnya atau garis besarnya semua jenis ayam pengurusan nya adalah sama.
Kalau pengurusan dari umur 0 hari sampai umur 2 minggu akan mengalami banyak kesamaan, dan boleh diterapkan peda pemeliharaan jenis ayam apa saja, Misalnya anda sangat faham dan mengerti teknik pemeliharaan anak ayam (DOC) ayam petelur, jadi skill anda tidak ada salahnya jika di terapkan pada ayam jenis broiler misalnya, di karenakan Tujuan pemeliharaan ayam dari umur 1 hari sampai satu minggu adalah bagai mana sebisa mungkin caranya agar bisa mengendalikah suhu ayam sebagai mana yang di butuhkan pada masa itu (masa eraman).
Selain kondisi pakan atau air yang juga harus di perhatikan, Suhu yang baik juga sangat begitu membantu terhadap pertumbuhan anak ayam tersebut.
Jadi yang saya maksud adalah walaupun panduan buat ayam cobb (PS) pada dasarnya, akan tetapi tidak ada salahnya panduan ini di aplikasikan kepada pemeliharaan ayam-ayam lainnya, seperti ayam kampung (jenis komersial) atau ayam kampung semi intensif atau intensif, ayam potong, ayam petelur dan ayam ayam yang lain.
PERSEDIAAN KEDATANGAN ANAK AYAM
Kunci terhadap keberhasilan seorang peternak terletak pada program pengurusan eraman yang baik, berawal dari persediaan sebelum anak ayam datang ke kandang.
Apabila anda meng-import anak ayam atau bibit ayam dari negara lain, sangat di anjurkan mempunyai pekerja yang terlatih yang berpengetahuan dalam peraturan-peraturan kastam, dan procedur dokumen2 yang di perlukan untuk memastikan pelepasan dari bea dan cukai secepat mungkin.
Kemudian pengangkutan anak ayam dari lapangan terbang di haruskan berada dalam keadaan bersih, disanitasi, kendaraan mempunyai pengudaraan yang bisa di atur suhunya, setiap usaha perlu di buat untuk menyelaraskan jadwal pengangkutan supaya anak ayam akan mendapatkan pelepasan dari airport dan sampai ke kandang dengan tepat waktu untuk menghindari dehidrasi, dan harus ditempatkan ke kandang secepat mungkin,
Ketika anda menerima anak ayam dengan kondisi yang panas (di ariport) maka alangkah baiknya jika anda membawa botol sprayer, dan buka semua box atau kardus ayam, dan spray ayam yang ada di dalam box atau kardus dengan menggunakan botol spray.
Tapi dengan catatan menggunakan air yang bersih, boleh juga menggunakan air minum mineral misalnya air Aqua, dan sejenis nya, penyemprotan ini bertujuan untun menurunkan suhu ayam yang ada di dalam box untuk menghindari dehidrasi yang berlebihan.
Memelihara ayam di dalam kandang , harus mempunyai umur yang sama, pastikan kandang yang akan di isi terpisah dari kandang ayam yang lebih tua, (jika anda memelihara ayam dengan cara multi age), tapi sebaiknya anda memelihara ayam dengan sistem atau program “all-Inn /all -out” dengan program keselamatan yang baik.
Pekerja hanya boleh bekerja khusus untuk ayam kecil saya (atau hanya memelihara di dalam brooding).
Peralatan peternakan mestilah dalam keadan bersih dan bebas kuman sebelum anak ayam datang ke kandang, baca prosedur pembersihan yang terperinci dan biosekurity yang baik, dan biosekuriti kandang tersebut harus terpelihara dengan baik setiap saat, biosekurity di terapkan 365 hari setahun termasuk dalam jangka masa ketika kandang kosong.
Lokasi kandang harus dan perlu berada dalam keadaan selamat, kendaraan yang memasuki kawasan kandang perlu menjalani prosedur pembersihan yang baik (dengan disinpektan).
Hanya orang2 tertentu saja yang bisa memasuki kawasan kandang dan mereka harus mengikuti prosedur-prosedur biosekurity yang baik terrmasuk mandi, dan memakain pakain dan sepatu keselamatan yang sudah di sediakan.
Pintu kandang harus selalu tertutup, untuk menghindari binatang pemangsa masuk ke dalam kandang, seperti kucing, anjing dan binatang lain nya yang akan mengganggu keselamatan ayam peliharaan tersebut. Artikel lanjutan nya berada di sini Cara memelihara ayam petelur
Sumber : http://www.muksin.com/2011/01/cara-memelihara-ayam.html
Sunday, November 20, 2011
Beternak Bebek Secara Intensif
Bebek adalah hewan penurut, bahkan mereka bisa baris lho… Bebek mudah di ternakkan dan dipelihara. Banyak sekali sumber daya yang bisa kita ambil dari bebek ini, ada telurnya, dagingnya bahkan kotorannya bisa dijadikan pupuk. Penggemar daging dan telur bebek sekarang semakin banyak, karena rasa dari dagingnya yang sangat lezat. Telurnya pun bisa dibikin telur asin yang tak kalah lezat dengan dagingnya. Kebutuhan akan ketersediaan daging dan telur bebek ini sangatlah tinggi, nah inilah kesempatan Anda karena bisnis ini masih sangat potensial untuk dijalankan.
Umumnya usaha peternakan bebek ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).
Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun. Produksi telur rata-rata bebek lokal berkisar antara 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, bebek alabio memiliki produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur hingga 68 minggu.
Pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada bebek betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan bebek jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.
* Bebek Siap Telur = Rp 39.000,- S/d Rp 42.000,-
* DOD Betina = Rp 3700,-
* DOD Jantan = Rp 3200-
* Bebek Potong 1,2 kg s/d 1,3 kg = Rp 19.500,-
* Telur Tetas = Rp 1250,-
* Telur Konsumsi = Rp. 900,-
Usaha peternakan itik di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak itik, antara lain :
1. Seleksi Bibit
Bibit itik di Indonesia dibagi dalam dua kelompok yaitu :
a. Itik Lokal
1). Itik Tegal (Tegal).
* Ciri-ciri : warna bulu putih polos sampai cokelat hitam, warna paruh dan kaki kuning atau hitam.
2). Itik Mojosari (Mojosari Jawa Timur).
* Ciri-ciri : warna bulu cokelat muda sampai cokelat tua, warna paruh hitam dan kaki berwarna hitam.
3). Itik Alabio (Amuntai Kalimantan Selatan).
* Ciri-ciri : badan lebih besar dibandingkan dengan itik Tegal.
4). Itik Asahan dikembangkan di Tanjung Balai, Sumatera Utara.
b. Itik Persilangan
2. Pakan
a. Jenis Pakan : jagung, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dll.
b. Pemberian Pakan :
* Umur 1 – 2 minggu 60 gr/ekor/hari.
* Umur 3 – 4 minggu 80 gr/ekor/hari.
* Umur 5 – 9 minggu 100 gr/ekor/hari.
* Umur 10 minggu 150-180gr/ekor/hari.
3. Perkandangan
a. Lokasi Kandang
* Jauh dari keramaian.
* Ada atau dekat dengan sumber air.
* Tidak terlalu dekat dengan rumah.
* Mudah dalam pengawasan.
b. Bahan kandang bisa terbuat dari kerangka kayu atau bambu, atap genteng dan lantainya pasir atau kapur.
c. Daya tampung untuk 100 ekor itik :
* Umur 1 hari – 2 minggu 1 -2 m.
* Umur 1 – 2 minggu 2 – 4 m.
* Umur 2 – 4 minggu 4 – 6 m.
* Umur 4 – 6 minggu 6 – 8 m.
* Umur 6 – 8 minggu 8 – 10 m.
Itik dara sampai umur 6 bulan 5 – 10 ekor/m.
4. Tatalaksana Pemeliharaan
a. Secara ekstensif yaitu pemeliharaan yang berpindah-pindah.
b. Secara intensif yaitu secara terus-menerus dikandangkan seperti ayam ras.
c. Secara semi intensif yaitu dipelihara di kandang yanga ada halaman berpagar.
Perbandingan jantan dan betina (sex ratio) adalah 1 : 10 dan dipilih ternak itik yang berproduksi tinggi.
5. Kesehatan
a. Penyakit Berak Kapur.
Penyebab : Bakteri Salmonella Pullorum. Tanda-tanda : Berak putih, lengket seperti pasta.
Pencegahan: Kebersihan kandang, makanan, minuman, vaksinasi, dan itik yang sakit dipisahkan.
b. Penyakit Cacing.
Penyebab : Berbagai jenis cacing.
Tanda-tanda : Nafsu makan kurang, kadang-kadang mencret, bulu kusam, kurus, dan produksi telur menurun. Pencegahan: Kandang harus bersih, kering tidak lembab, makanan dan minuman harus bersih dan sanitasi kandang.
c. Lumpuh.
Penyebab : Kekurangan vitamin B.
Tanda-tanda : Kaki bengkak dibagian persendian, jalan pincang dan lumpuh, kelihatan ngantuk, kadang-kadang keluar air mata berlebihan.
Pencegahan : Pemberian sayuran / hijauan dalam bentuk segar setiap hari.
6. Pasca Panen
a. Telur itik dapat diolah menjadi telur asin, telur pindang, dll.
b. Bebek dapat diolah menjadi bebek panggang dll
c. Bulu dapat diolah menjadi kerajinan tangan
d. Tinja/kotoran itik dapat menjadi pupuk.
Sumber: http://peternakandody.blogspot.com/2008/05/peluang-beternak-itik.html
Umumnya usaha peternakan bebek ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).
Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun. Produksi telur rata-rata bebek lokal berkisar antara 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, bebek alabio memiliki produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur hingga 68 minggu.
Pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada bebek betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan bebek jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.
* Bebek Siap Telur = Rp 39.000,- S/d Rp 42.000,-
* DOD Betina = Rp 3700,-
* DOD Jantan = Rp 3200-
* Bebek Potong 1,2 kg s/d 1,3 kg = Rp 19.500,-
* Telur Tetas = Rp 1250,-
* Telur Konsumsi = Rp. 900,-
Usaha peternakan itik di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak itik, antara lain :
1. Seleksi Bibit
Bibit itik di Indonesia dibagi dalam dua kelompok yaitu :
a. Itik Lokal
1). Itik Tegal (Tegal).
* Ciri-ciri : warna bulu putih polos sampai cokelat hitam, warna paruh dan kaki kuning atau hitam.
2). Itik Mojosari (Mojosari Jawa Timur).
* Ciri-ciri : warna bulu cokelat muda sampai cokelat tua, warna paruh hitam dan kaki berwarna hitam.
3). Itik Alabio (Amuntai Kalimantan Selatan).
* Ciri-ciri : badan lebih besar dibandingkan dengan itik Tegal.
4). Itik Asahan dikembangkan di Tanjung Balai, Sumatera Utara.
b. Itik Persilangan
2. Pakan
a. Jenis Pakan : jagung, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dll.
b. Pemberian Pakan :
* Umur 1 – 2 minggu 60 gr/ekor/hari.
* Umur 3 – 4 minggu 80 gr/ekor/hari.
* Umur 5 – 9 minggu 100 gr/ekor/hari.
* Umur 10 minggu 150-180gr/ekor/hari.
3. Perkandangan
a. Lokasi Kandang
* Jauh dari keramaian.
* Ada atau dekat dengan sumber air.
* Tidak terlalu dekat dengan rumah.
* Mudah dalam pengawasan.
b. Bahan kandang bisa terbuat dari kerangka kayu atau bambu, atap genteng dan lantainya pasir atau kapur.
c. Daya tampung untuk 100 ekor itik :
* Umur 1 hari – 2 minggu 1 -2 m.
* Umur 1 – 2 minggu 2 – 4 m.
* Umur 2 – 4 minggu 4 – 6 m.
* Umur 4 – 6 minggu 6 – 8 m.
* Umur 6 – 8 minggu 8 – 10 m.
Itik dara sampai umur 6 bulan 5 – 10 ekor/m.
4. Tatalaksana Pemeliharaan
a. Secara ekstensif yaitu pemeliharaan yang berpindah-pindah.
b. Secara intensif yaitu secara terus-menerus dikandangkan seperti ayam ras.
c. Secara semi intensif yaitu dipelihara di kandang yanga ada halaman berpagar.
Perbandingan jantan dan betina (sex ratio) adalah 1 : 10 dan dipilih ternak itik yang berproduksi tinggi.
5. Kesehatan
a. Penyakit Berak Kapur.
Penyebab : Bakteri Salmonella Pullorum. Tanda-tanda : Berak putih, lengket seperti pasta.
Pencegahan: Kebersihan kandang, makanan, minuman, vaksinasi, dan itik yang sakit dipisahkan.
b. Penyakit Cacing.
Penyebab : Berbagai jenis cacing.
Tanda-tanda : Nafsu makan kurang, kadang-kadang mencret, bulu kusam, kurus, dan produksi telur menurun. Pencegahan: Kandang harus bersih, kering tidak lembab, makanan dan minuman harus bersih dan sanitasi kandang.
c. Lumpuh.
Penyebab : Kekurangan vitamin B.
Tanda-tanda : Kaki bengkak dibagian persendian, jalan pincang dan lumpuh, kelihatan ngantuk, kadang-kadang keluar air mata berlebihan.
Pencegahan : Pemberian sayuran / hijauan dalam bentuk segar setiap hari.
6. Pasca Panen
a. Telur itik dapat diolah menjadi telur asin, telur pindang, dll.
b. Bebek dapat diolah menjadi bebek panggang dll
c. Bulu dapat diolah menjadi kerajinan tangan
d. Tinja/kotoran itik dapat menjadi pupuk.
Sumber: http://peternakandody.blogspot.com/2008/05/peluang-beternak-itik.html
Thursday, November 17, 2011
Budidaya Ayam Petelur Skala Rumah Tangga
Meskipun budidaya ayam ras petelur sudah berkembang sejak akhir tahun 1960an, namun hingga kini penyebarannya masih belum mampu menjangkau kawasan terpencil. Hingga tidak mengherankan di beberapa kabupaten di Kalimantan, Maluku dan Papua, harga satu butir telur ayam ras mentah, bisa mencapai Rp 1.000,- sd. Rp 1.500,- per butir. Berarti per kg. antara Rp 16.000,- sd. Rp 24.000,- Di kota Nunukan, Kalimantan Timur, kebutuhan telur ayam ras malahan dipasok dari Tawao, Sabah, Malaysia. Sebab mendatangkan telur dari Tarakan, biaya transportasinya (2 jam speed boat) justru lebih tinggi dibanding dengan membelinya di Tawao (0,5 jam speed boat atau 1 jam long boat).
Di kota Nunukan, budidaya ayam ras petelur skala rumahtangga, juga masih kalah efisien dibanding dengan membeli telur dari Tawao. Lain halnya di kep. Kei (Maluku Tenggara) beberapa kabupaten di Papua dan juga Kalimantan. Kecuali di Kalsel. Sebab di provinsi ini, pangsa pasar telur didominasi oleh itik alabio dari Amuntai. Peternakan ayam ras petelur di Kalsel memang berkembang cukup baik, namun skalanya sudah sangat besar. Karenanya dari segi efisiensi tetap bisa bersaing dengan telur itik alabio hasil peternakan rakyat yang efisiensinya juga sangat tinggi. Satu ekor itik alabio, dalam waktu satu tahun mampu bertelur sampai 250 butir (ayam ras rata-rata 270 butir).
Karenanya, sebelum memulai usaha agroindustri telur ayam ras, terlebih dahulu harus dihitung kebutuhan pasar. Yang dimaksud sebagi pasar dalam hal ini bisa berupa konsumen langsung, pedagang pengumpul, pedagang pengecer di pasar/warung. Yang disebut sebagai konsumen langsung pun terdiri dari dua macam. Pertama konsumen rumahtangga, kedua konsumen khusus berupa asrama, rumahsakit, perusahaan roti/kue, hotel dan restoran. Konsumen rumahtangga sebenarnya tidak pernah membeli telur secara langsung ke produsen, melainkan ke warung setempat. Kecuali di lingkungan kecil yang masih tertutup. Misalnya di kompleks transmigran.
Kebutuhan riil pasar yang telah dihitung ini, akan menentukan populasi ayam yang akan dipelihara. Misalnya, perkiraan kebutuhan pasar rata-rata 50 kg. telur per hari atau 18,25 ton per tahun. Bobot telur ini harus dikonversikan menjadi butir (16 butir per kg), hingga kebutuhan pasar per tahun mencapai 18.250 kg. x 16 = 292.000 butir. Dengan kemampuan bertelur rata-rata 270 butir per tahun, maka untuk memenuhi kebutuhan pasar 50 kg. per hari, harus dipelihara 292.000 : 270 = 1.081, 481 atau dibulatkan menjadi 1.200 ekor. Pembulatan ke atas ini untuk mengantisipasi mortalitas (tingkat kematian ayam).
Kalau harga jual telur di tingkat konsumen Rp 8.000,- per kg. maka harga per butirnya Rp 500,- Harga pokok telur berikut keuntungan peternak 70% dari harga di tingkat konsumen atau Rp Rp 350,- per butir. Dari nilai tersebut 70% atau Rp 245,- merupakan biaya pakan. Sisanya yang Rp 105,- merupakan penyusutan induk (Rp 50,-) kandang (Rp 15,-) biaya tenaga kerja Rp 20,- operasional Rp 15,- dan keuntungan peternak Rp 15,- Harga pokok Rp 350,- per butir, setelah dikurangi keuntungan Rp 15,- menjadi Rp 335,- merupakan biaya yang harus disediakan oleh peternak. Hingga untuk memproduksi 292.000 butir telur per tahun, diperlukan biaya 292.000 x Rp 335,- = Rp 97.820.000,-
Namun kebutuhan modal secara riil tidak akan sebesar itu. Sebab sejak awal bulan IV, ayam sudah mulai bertelur dan hasilnya bisa dijual. Hingga modal yang harus dikeluarkan hanyalah biaya investasi kandang, induk ayam, pakan ayam sebelum berproduksi, tenaga kerja dan biaya operasional dengan nilai Rp 90,- x 292.000,- = Rp 26.280.000,- atau dibulatkan menjadi Rp 30.000.000,- sd. Rp 35.000.000,- Pembulatan ke atas ini diperlukan untuk menjaga likuiditas usaha. Sebab ketika telur dibawa ke pasar atau konsumen, tidak akan segara menghasilkan uang cash. Bisa saja pembayaran berupa cek atau giro mundur. Kebiasaan pasar swalayan misalnya, pembayaran baru bisa dicairkan paling cepat dalam jangka waktu 21 hari sejak memasukkan barang.
Dengan modal antara Rp 30.000.000,- sd. Rp 35.000.000,- mulai bulan IV akan diperoleh omset harian Rp 350,- (harga di tingkat peternak) x 800 (butir telur = 50 kg) = Rp 280.000,- Dari omset tersebut, marjin yang diperoleh peternak adalah Rp 15 x 800 = Rp 12.000,- per hari atau Rp 360.000,- per bulan. Dengan populasi ayam yang hanya 1.200 ekor, maka pemeliharaannya bisa dilakukan oleh tenaga keluarga sendiri sebagai sambilan. Hingga dari upah tenaga kerja Rp 20,- per butir, keluarga tersebut masih bisa memperoleh pendapatan Rp 20,- x 800 = Rp 16.000,- per hari atau Rp 480.000,- per bulan. Total dengan keuntungan beternak, penghasilan keluarga tadi akan mencapai Rp 480.000,- + Rp 360.000,- = Rp 840.000,- per bulan.
Dengan perhitungan tersebut, maka minimal kebutuhan pasar yang bisa memberikan peluang usaha budidaya ayam petelur adalah 50 kg. per hari. Kurang dari angka itu akan menjadi tidak efisien. Lebih dari jumlah tersebut, diperlukan tambahan tenaga kerja untuk pengelolaan. Perhitungan ini menggunakan patokan harga telur Rp 8.000,- per kg. di tingkat konsumen. Apabila harga telur mencapai Rp 10.000,- sd. Rp 25.000,- per kg, maka prosentase keuntungan peternak akan tetap sama. Sebab perbedaan nilai nominal harga telur ini juga juga akan berdampak sama terhadap biaya produksi dan pengeluaran harian di kawasan tersebut yang juga cukup tinggi.
Tingkat pendapatan peternak sebenarnya masih bisa lebih ditingkatkan lagi, apabila komponen biaya pakan bisa ditekan lebih rendah. Nilai pakan Rp 245,- dari tiap butir telur, sebenarnya merupakan nilai pakan ayam termasuk pada saat tidak bertelur. Hingga sebenarnya nilai riil pakan per hari adalah 270 : 365 X Rp 245,- = Rp 181,23. Nilai komponen biaya pakan itu masih mungkin ditekan sampai ke tingkat Rp 160,- per hari (0,1 kg. atau Rp 1.600,- per kg). Caranya dengan membeli tepung ikan, tepung tulang, tepung grit, jagung giling, tepung casava dan bungkil kemudian mencampurnya. Dengan cara itu, peternak mampu memperoleh tambahan marjin Rp 21, 23 x 365 : 270 = Rp 28,69 untuk tiap butir telur yang diproduksinya, atau per hari Rp 28,69 x 800 = Rp 22.952,- atau Rp 688.560,- per bulan.
Rata-rata keluarga Indonesia dengan 5 jiwa (2 orangtua 3 anak), akan mengkonsumsi telur 1 kg. selama 5 hari, atau per hari hanya 0,2 kg. Hingga kawasan dengan kebutuhan telur 50 kg. per hari, haruslah berpopulasi minimal 250 kk. Kota-kota kabupaten di kawasan terpencil di luar Jawa, bisa berpopulasi di atas 1.000 kk. Hingga di kota kabupaten dengan populasi 1.000 kk. tersebut berpeluang untuk membuka usaha peternakan ayam petelur bagi 4 keluarga @ 1.200 ekor atau 2 keluarga dengan populasi ayam 2.400 ekor. Semakin besar populasi suatu kota kabupaten, maka semakin besar pula peluang untuk membudidayakan ayam petelur.
Selain menghasilkan telur, usaha budidaya ayam petelur juga masih menghasilkan ayam afkir. Rata-rata ayam petelur harus diafkir pada minggu ke 55 sd. 65 sejak mulai berproduksi. Hingga masa produksi ayam ras petelur hanya sekitar 1 tahun 20 hari sd. 1 tahun 3 bulan. Ayam petelur afkir bisa dijual ke pedagang ayam pedaging atau ke pedagang sate ayam. Kebanyakan ayam petelur afkir banyak diserap oleh tukang sate ayam. Harga ayam afkir ini bervariasi antara Rp 10.000,- sd. Rp 15.000,- per ekor hidup. Tinggi rendahnya harga ayam afkir ini sangat ditentukan oleh pasokan ayam pedaging. Kalau pasokan ayam pedaging sedang kurang, padahal kebutuhan tetap, maka harga daging ayam termasuk ayam petelur afkir akan tinggi. Sebaliknya kalau pasokan ayam pedaging sedang melimpah sementara kebutuhan tetap, maka harga ayam petelur afkir juga akan ikut jatuh.
Ayam ras petelur, terdiri dari jenis berbulu putih dan cokelat. Ayam petelur jenis berbulu putih antara lain Hubab leghorn, Hisex white dan Ross white. Jenis berbulu cokelat antara lain Hubbarb golden comet, Hisex brown dan Ross brown. Di Indonesia, jenis berbulu cokelat lebih populer dibanding dengan jenis berbulu putih. Benih ayam ras petelur dibeli dalam bentuk DOC (Day Old Chick = anak ayam umur sehari). DOC ini harus dipelihara dalam kandang koloni berlantai litter (sekam padi) dan harus diberi pemanas. Ada banyak alat pemanas kandang ayam, antara lain berupa lampu listrik, lampu minyak, kompor minyak dan kompor berbahan bakar briket batubara.
Setelah anak ayam tumbuh menjadi ayam dara (umur 2,5 sd. 3 bulan), mereka harus dipindahkan dari kandang koloni ke kandang baterai (kandang individual = kandang cage). Kalau selama dalam kandang koloni ayam diberi pakan grower (untuk pertumbuhan), maka setelah berada di kandang baterai pakannya berupa pakan ayam petelur (layer). Umumnya kandang baterai untuk ayam petelur terbuat dari bambu dan logam. Kandang bambu lebih cocok untuk usaha peternakan ayam petelur skala rumahtangga, sementara kandang dari logam cocok untuk usaha peternakan skala besar. Kandang bambu investasinya sangat rendah, namun penyusutannya juga cepat. Sementara kandang logam biaya investasinya tinggi namun penyusutannya juga lama. Hingga sebenarnya, kandang logam jatuhnya lebih murah dibanding kandang dari bambu.
Untuk memulai beternak ayam petelur di lokasi yang terpencil, harus diawali dengan magang (bekerja sambil belajar) pada peternak yang telah berpengalaman. Sebenarnya pemagangan ini bisa dilakukan oleh pemerintah daerah, pengusaha pertambangan, HPH dll, termasuk LSM dan lembaga keagamaan. Caranya, dengan mengirim kader-kader yang diharapkan akan mampu mengembangkan ternak ayam di kawasan tersebut, ke lokasi yang sudah ada peternakan ayamnya. Setelah selesai magang, mereka perlu dicarikan modal untuk memulai usahanya. Dengan cara demikian, usaha peternakan ayam petelur untuk rumahtangga akan mampu berkembang di kawasan yang terpencil.
Sumber : http://foragri.blogsome.com/budidaya-ayam-petelur-skala-rumahtangga/
Di kota Nunukan, budidaya ayam ras petelur skala rumahtangga, juga masih kalah efisien dibanding dengan membeli telur dari Tawao. Lain halnya di kep. Kei (Maluku Tenggara) beberapa kabupaten di Papua dan juga Kalimantan. Kecuali di Kalsel. Sebab di provinsi ini, pangsa pasar telur didominasi oleh itik alabio dari Amuntai. Peternakan ayam ras petelur di Kalsel memang berkembang cukup baik, namun skalanya sudah sangat besar. Karenanya dari segi efisiensi tetap bisa bersaing dengan telur itik alabio hasil peternakan rakyat yang efisiensinya juga sangat tinggi. Satu ekor itik alabio, dalam waktu satu tahun mampu bertelur sampai 250 butir (ayam ras rata-rata 270 butir).
Karenanya, sebelum memulai usaha agroindustri telur ayam ras, terlebih dahulu harus dihitung kebutuhan pasar. Yang dimaksud sebagi pasar dalam hal ini bisa berupa konsumen langsung, pedagang pengumpul, pedagang pengecer di pasar/warung. Yang disebut sebagai konsumen langsung pun terdiri dari dua macam. Pertama konsumen rumahtangga, kedua konsumen khusus berupa asrama, rumahsakit, perusahaan roti/kue, hotel dan restoran. Konsumen rumahtangga sebenarnya tidak pernah membeli telur secara langsung ke produsen, melainkan ke warung setempat. Kecuali di lingkungan kecil yang masih tertutup. Misalnya di kompleks transmigran.
Kebutuhan riil pasar yang telah dihitung ini, akan menentukan populasi ayam yang akan dipelihara. Misalnya, perkiraan kebutuhan pasar rata-rata 50 kg. telur per hari atau 18,25 ton per tahun. Bobot telur ini harus dikonversikan menjadi butir (16 butir per kg), hingga kebutuhan pasar per tahun mencapai 18.250 kg. x 16 = 292.000 butir. Dengan kemampuan bertelur rata-rata 270 butir per tahun, maka untuk memenuhi kebutuhan pasar 50 kg. per hari, harus dipelihara 292.000 : 270 = 1.081, 481 atau dibulatkan menjadi 1.200 ekor. Pembulatan ke atas ini untuk mengantisipasi mortalitas (tingkat kematian ayam).
Kalau harga jual telur di tingkat konsumen Rp 8.000,- per kg. maka harga per butirnya Rp 500,- Harga pokok telur berikut keuntungan peternak 70% dari harga di tingkat konsumen atau Rp Rp 350,- per butir. Dari nilai tersebut 70% atau Rp 245,- merupakan biaya pakan. Sisanya yang Rp 105,- merupakan penyusutan induk (Rp 50,-) kandang (Rp 15,-) biaya tenaga kerja Rp 20,- operasional Rp 15,- dan keuntungan peternak Rp 15,- Harga pokok Rp 350,- per butir, setelah dikurangi keuntungan Rp 15,- menjadi Rp 335,- merupakan biaya yang harus disediakan oleh peternak. Hingga untuk memproduksi 292.000 butir telur per tahun, diperlukan biaya 292.000 x Rp 335,- = Rp 97.820.000,-
Namun kebutuhan modal secara riil tidak akan sebesar itu. Sebab sejak awal bulan IV, ayam sudah mulai bertelur dan hasilnya bisa dijual. Hingga modal yang harus dikeluarkan hanyalah biaya investasi kandang, induk ayam, pakan ayam sebelum berproduksi, tenaga kerja dan biaya operasional dengan nilai Rp 90,- x 292.000,- = Rp 26.280.000,- atau dibulatkan menjadi Rp 30.000.000,- sd. Rp 35.000.000,- Pembulatan ke atas ini diperlukan untuk menjaga likuiditas usaha. Sebab ketika telur dibawa ke pasar atau konsumen, tidak akan segara menghasilkan uang cash. Bisa saja pembayaran berupa cek atau giro mundur. Kebiasaan pasar swalayan misalnya, pembayaran baru bisa dicairkan paling cepat dalam jangka waktu 21 hari sejak memasukkan barang.
Dengan modal antara Rp 30.000.000,- sd. Rp 35.000.000,- mulai bulan IV akan diperoleh omset harian Rp 350,- (harga di tingkat peternak) x 800 (butir telur = 50 kg) = Rp 280.000,- Dari omset tersebut, marjin yang diperoleh peternak adalah Rp 15 x 800 = Rp 12.000,- per hari atau Rp 360.000,- per bulan. Dengan populasi ayam yang hanya 1.200 ekor, maka pemeliharaannya bisa dilakukan oleh tenaga keluarga sendiri sebagai sambilan. Hingga dari upah tenaga kerja Rp 20,- per butir, keluarga tersebut masih bisa memperoleh pendapatan Rp 20,- x 800 = Rp 16.000,- per hari atau Rp 480.000,- per bulan. Total dengan keuntungan beternak, penghasilan keluarga tadi akan mencapai Rp 480.000,- + Rp 360.000,- = Rp 840.000,- per bulan.
Dengan perhitungan tersebut, maka minimal kebutuhan pasar yang bisa memberikan peluang usaha budidaya ayam petelur adalah 50 kg. per hari. Kurang dari angka itu akan menjadi tidak efisien. Lebih dari jumlah tersebut, diperlukan tambahan tenaga kerja untuk pengelolaan. Perhitungan ini menggunakan patokan harga telur Rp 8.000,- per kg. di tingkat konsumen. Apabila harga telur mencapai Rp 10.000,- sd. Rp 25.000,- per kg, maka prosentase keuntungan peternak akan tetap sama. Sebab perbedaan nilai nominal harga telur ini juga juga akan berdampak sama terhadap biaya produksi dan pengeluaran harian di kawasan tersebut yang juga cukup tinggi.
Tingkat pendapatan peternak sebenarnya masih bisa lebih ditingkatkan lagi, apabila komponen biaya pakan bisa ditekan lebih rendah. Nilai pakan Rp 245,- dari tiap butir telur, sebenarnya merupakan nilai pakan ayam termasuk pada saat tidak bertelur. Hingga sebenarnya nilai riil pakan per hari adalah 270 : 365 X Rp 245,- = Rp 181,23. Nilai komponen biaya pakan itu masih mungkin ditekan sampai ke tingkat Rp 160,- per hari (0,1 kg. atau Rp 1.600,- per kg). Caranya dengan membeli tepung ikan, tepung tulang, tepung grit, jagung giling, tepung casava dan bungkil kemudian mencampurnya. Dengan cara itu, peternak mampu memperoleh tambahan marjin Rp 21, 23 x 365 : 270 = Rp 28,69 untuk tiap butir telur yang diproduksinya, atau per hari Rp 28,69 x 800 = Rp 22.952,- atau Rp 688.560,- per bulan.
Rata-rata keluarga Indonesia dengan 5 jiwa (2 orangtua 3 anak), akan mengkonsumsi telur 1 kg. selama 5 hari, atau per hari hanya 0,2 kg. Hingga kawasan dengan kebutuhan telur 50 kg. per hari, haruslah berpopulasi minimal 250 kk. Kota-kota kabupaten di kawasan terpencil di luar Jawa, bisa berpopulasi di atas 1.000 kk. Hingga di kota kabupaten dengan populasi 1.000 kk. tersebut berpeluang untuk membuka usaha peternakan ayam petelur bagi 4 keluarga @ 1.200 ekor atau 2 keluarga dengan populasi ayam 2.400 ekor. Semakin besar populasi suatu kota kabupaten, maka semakin besar pula peluang untuk membudidayakan ayam petelur.
Selain menghasilkan telur, usaha budidaya ayam petelur juga masih menghasilkan ayam afkir. Rata-rata ayam petelur harus diafkir pada minggu ke 55 sd. 65 sejak mulai berproduksi. Hingga masa produksi ayam ras petelur hanya sekitar 1 tahun 20 hari sd. 1 tahun 3 bulan. Ayam petelur afkir bisa dijual ke pedagang ayam pedaging atau ke pedagang sate ayam. Kebanyakan ayam petelur afkir banyak diserap oleh tukang sate ayam. Harga ayam afkir ini bervariasi antara Rp 10.000,- sd. Rp 15.000,- per ekor hidup. Tinggi rendahnya harga ayam afkir ini sangat ditentukan oleh pasokan ayam pedaging. Kalau pasokan ayam pedaging sedang kurang, padahal kebutuhan tetap, maka harga daging ayam termasuk ayam petelur afkir akan tinggi. Sebaliknya kalau pasokan ayam pedaging sedang melimpah sementara kebutuhan tetap, maka harga ayam petelur afkir juga akan ikut jatuh.
Ayam ras petelur, terdiri dari jenis berbulu putih dan cokelat. Ayam petelur jenis berbulu putih antara lain Hubab leghorn, Hisex white dan Ross white. Jenis berbulu cokelat antara lain Hubbarb golden comet, Hisex brown dan Ross brown. Di Indonesia, jenis berbulu cokelat lebih populer dibanding dengan jenis berbulu putih. Benih ayam ras petelur dibeli dalam bentuk DOC (Day Old Chick = anak ayam umur sehari). DOC ini harus dipelihara dalam kandang koloni berlantai litter (sekam padi) dan harus diberi pemanas. Ada banyak alat pemanas kandang ayam, antara lain berupa lampu listrik, lampu minyak, kompor minyak dan kompor berbahan bakar briket batubara.
Setelah anak ayam tumbuh menjadi ayam dara (umur 2,5 sd. 3 bulan), mereka harus dipindahkan dari kandang koloni ke kandang baterai (kandang individual = kandang cage). Kalau selama dalam kandang koloni ayam diberi pakan grower (untuk pertumbuhan), maka setelah berada di kandang baterai pakannya berupa pakan ayam petelur (layer). Umumnya kandang baterai untuk ayam petelur terbuat dari bambu dan logam. Kandang bambu lebih cocok untuk usaha peternakan ayam petelur skala rumahtangga, sementara kandang dari logam cocok untuk usaha peternakan skala besar. Kandang bambu investasinya sangat rendah, namun penyusutannya juga cepat. Sementara kandang logam biaya investasinya tinggi namun penyusutannya juga lama. Hingga sebenarnya, kandang logam jatuhnya lebih murah dibanding kandang dari bambu.
Untuk memulai beternak ayam petelur di lokasi yang terpencil, harus diawali dengan magang (bekerja sambil belajar) pada peternak yang telah berpengalaman. Sebenarnya pemagangan ini bisa dilakukan oleh pemerintah daerah, pengusaha pertambangan, HPH dll, termasuk LSM dan lembaga keagamaan. Caranya, dengan mengirim kader-kader yang diharapkan akan mampu mengembangkan ternak ayam di kawasan tersebut, ke lokasi yang sudah ada peternakan ayamnya. Setelah selesai magang, mereka perlu dicarikan modal untuk memulai usahanya. Dengan cara demikian, usaha peternakan ayam petelur untuk rumahtangga akan mampu berkembang di kawasan yang terpencil.
Sumber : http://foragri.blogsome.com/budidaya-ayam-petelur-skala-rumahtangga/
SAWI AUSTRALIA
Sawi yang cantik ini terkesan seperti tanaman hias, sangat mudah dirawat.
Rasa lezat dengan serat daun yang lembut, tulang daun berwarna ungu pertanda
mengandung anthocyanin yang sangat bermanfaat untuk kesehatan (penjelasan
lebih detil silakan lihat di Wikipedia.org pada topik Anthocyanin)
Akan menjadi hidangan eksklusif untuk keluarga tercinta.
Sangat potensial masuk supermarket, sementara ini belum ada yang mengebunkan.
Rasa lezat dengan serat daun yang lembut, tulang daun berwarna ungu pertanda
mengandung anthocyanin yang sangat bermanfaat untuk kesehatan (penjelasan
lebih detil silakan lihat di Wikipedia.org pada topik Anthocyanin)
Akan menjadi hidangan eksklusif untuk keluarga tercinta.
Sangat potensial masuk supermarket, sementara ini belum ada yang mengebunkan.
Benih/biji : Tersedia
Harga : Rp 10.000,- (20 biji dalam kemasan ziplock)
Harga : Rp 10.000,- (20 biji dalam kemasan ziplock)
belum termasuk ongkos kirim
Cara pesan : silakan sms ke 0812-317-90209
TOMAT MINIBEL
Tomat ini termasuk jenis tomat Heirloom, determinate, sehingga tidak perlu dipangkas tunas-tunas sampingnya yang tumbuh di ketiak daun.
Sangat mudah dirawat, bahkan oleh seorang pemula sekalipun. Keistimewaannya : ukuran tanaman yang mungil, tinggi sekitar 35-50 cm, buah yang berlimpah, di setiap cabang. Ditanam di dalam pot akan membuat mata setiap orang terbelalak memandang rangkaian buahnya yang memenuhi sekujur tanaman. Silakan lihat fotonya.
Benih : Mohon maaf, sementara stock kosong
Harga : Rp 10.000,- (15 biji dalam kemasan ziplock)
belum termasuk ongkos kirim
Untuk pemesanan silakan sms ke 0812-317-90209
Sunflower Autumn Beauty Mix
Yang atas tinggi tanaman sekitar 1,25 m. Yang tengah sekitar 1 m. Yang bawah sekitar 60 cm.
Sangat produktif bunganya, setiap ketiak daun memunculkan bunga.
Membuat halaman rumah Anda menjadi semarak penuh bunga !
Menghendaki sinar matahari penuh / fullsun. Namanya saja Sunflower.
Benih/biji : tersedia.
Harga : Rp 15.000,- (5 biji dalam kemasan ziplock) belum termasuk ongkos kirim.
Cara pemesanan, silakan sms ke 0812-317-90209
Wednesday, November 16, 2011
Bebek Peking Potensi Daerah Mojosari
Menekuni bisnis ternak bebek memang sangat menjanjikan. Terbukti hewan unggas ini banyak dibudidayakan masyarakat Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur sebagai salah satu potensi bisnis daerah yang menghasilkan untung besar. Saat ini jenis bebek yang banyak dibudidayakan masyarakat Mojosari adalah bebek peking.
Bebek peking merupakan salah satu jenis bebek pedaging yang memiliki daya hidup cukup tinggi dan memiliki masa pertumbuhan yang relatif singkat, yaitu kurang dari 2 bulan sudah dapat di panen dan dijual dengan harga yang cukup mahal. Tak heran bila bebek peking banyak dibudidayakan masyarakat di desa Modopuro, kecamatan Mojosari, karena prospek bisnisnya masih terbuka lebar dan dagingnya banyak diburu pasar.
Proses Ternak Bebek Peking
Membudidayakan bebek peking lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan bisnis ternak bebek petelur. Harga jual bebek pedaging seperti jenis peking biasanya bisa lebih mahal daripada bebek petelur yang biasanya berbulu cokelat. Untuk membudidayakannya juga tidak terlalu sulit, yang Anda butuhkan hanyalah kandang berukuran 4 x 4 meter untuk membesarkan 100 ekor bebek peking berumur lebih dari 2 minggu. Sedangkan untuk day old duck (DOD bebek) yang berumur kurang dari 2 minggu, bisa dibudidayakan di kandang kawat ram dengan ukuran 5 x 1 meter dan dilengkapi pemanas buatan. Perawatan khusus dibutuhkan pada DOD peking karena pada usia kurang dari 1 bulan, biasanya resiko kematian mencapai 10-20%. Selanjutnya setelah bebek berusia lebih dari satu bulan, resiko kematian berkurang menjadi 1%.
Untuk sumber pakan, masyarakat Modopuro, Mojosari biasa meramu sendiri pakan untuk bebek mereka. Komposisi pakan yang digunakan antara lain bekatul, tepung jagung, dedak, dan kupang (sejenis keong sawah yang terdapat di Mojosari). Pembuatan pakan dimulai dengan mencampurkan semua bahan hingga merata dan diberi tambahan konsentrat pabrik dengan perbandingan 1 : 3 (1 kg untuk konsentrat dan 3 kg bahan pakan campuran). Dari proses tersebut dihasilkan sumber pakan bebek peking dengan kadar protein mencapai 20%, pakan diberikan rutin sehari 2 kali yaitu pada pagi dan sore hari.
Dengan memberikan pakan berprotein cukup, biasanya pada umur 40 hari berat bebek peking bisa mencapai 1,5 sampai 2 kg. Sedangkan bebek peking yang berumur 60 hari (2 bulan) sudah siap dipanen dengan berat 3 kg per ekornya. Dengan masa pertumbuhan yang terbilang sangat cepat, bebek peking sering diburu para pelaku bisnis restoran atau rumah makan yang menawarkan menu spesial serba bebek. Peluang inilah yang dimanfaatkan masyarakat Modopuro, Mojosari, sehingga daerah tersebut kini dikenal sebagai salah satu pusat peternakan bebek peking yang banyak diburu konsumen.
Semoga informasi bebek peking potensi daerah Mojosari ini dapat menginspirasi para pembaca untuk bisa memanfaatkan segala potensi di sekitarnya menjadi peluang usaha yang mendatangkan untung besar bagi para pelakunya. Mulailah dari yang kecil, mulailah dari yang mudah, mulailah dari sekarang. Selamat berkarya dan salam sukses.
Sumber : http://bisnisukm.com/bebek-peking-potensi-daerah-mojosari.html
Bebek peking merupakan salah satu jenis bebek pedaging yang memiliki daya hidup cukup tinggi dan memiliki masa pertumbuhan yang relatif singkat, yaitu kurang dari 2 bulan sudah dapat di panen dan dijual dengan harga yang cukup mahal. Tak heran bila bebek peking banyak dibudidayakan masyarakat di desa Modopuro, kecamatan Mojosari, karena prospek bisnisnya masih terbuka lebar dan dagingnya banyak diburu pasar.
Proses Ternak Bebek Peking
Membudidayakan bebek peking lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan bisnis ternak bebek petelur. Harga jual bebek pedaging seperti jenis peking biasanya bisa lebih mahal daripada bebek petelur yang biasanya berbulu cokelat. Untuk membudidayakannya juga tidak terlalu sulit, yang Anda butuhkan hanyalah kandang berukuran 4 x 4 meter untuk membesarkan 100 ekor bebek peking berumur lebih dari 2 minggu. Sedangkan untuk day old duck (DOD bebek) yang berumur kurang dari 2 minggu, bisa dibudidayakan di kandang kawat ram dengan ukuran 5 x 1 meter dan dilengkapi pemanas buatan. Perawatan khusus dibutuhkan pada DOD peking karena pada usia kurang dari 1 bulan, biasanya resiko kematian mencapai 10-20%. Selanjutnya setelah bebek berusia lebih dari satu bulan, resiko kematian berkurang menjadi 1%.
Untuk sumber pakan, masyarakat Modopuro, Mojosari biasa meramu sendiri pakan untuk bebek mereka. Komposisi pakan yang digunakan antara lain bekatul, tepung jagung, dedak, dan kupang (sejenis keong sawah yang terdapat di Mojosari). Pembuatan pakan dimulai dengan mencampurkan semua bahan hingga merata dan diberi tambahan konsentrat pabrik dengan perbandingan 1 : 3 (1 kg untuk konsentrat dan 3 kg bahan pakan campuran). Dari proses tersebut dihasilkan sumber pakan bebek peking dengan kadar protein mencapai 20%, pakan diberikan rutin sehari 2 kali yaitu pada pagi dan sore hari.
Dengan memberikan pakan berprotein cukup, biasanya pada umur 40 hari berat bebek peking bisa mencapai 1,5 sampai 2 kg. Sedangkan bebek peking yang berumur 60 hari (2 bulan) sudah siap dipanen dengan berat 3 kg per ekornya. Dengan masa pertumbuhan yang terbilang sangat cepat, bebek peking sering diburu para pelaku bisnis restoran atau rumah makan yang menawarkan menu spesial serba bebek. Peluang inilah yang dimanfaatkan masyarakat Modopuro, Mojosari, sehingga daerah tersebut kini dikenal sebagai salah satu pusat peternakan bebek peking yang banyak diburu konsumen.
Semoga informasi bebek peking potensi daerah Mojosari ini dapat menginspirasi para pembaca untuk bisa memanfaatkan segala potensi di sekitarnya menjadi peluang usaha yang mendatangkan untung besar bagi para pelakunya. Mulailah dari yang kecil, mulailah dari yang mudah, mulailah dari sekarang. Selamat berkarya dan salam sukses.
Sumber : http://bisnisukm.com/bebek-peking-potensi-daerah-mojosari.html
Tuesday, November 15, 2011
Burung Merpati Tinggian Makin Digemari
Hobi memelihara burung merpati merupakan kesenangan tersendiri bagi sebagian orang Cilacap, dari dulu hingga sekarang tidak pernah meredup. Bahkan membentuk semacam komunitas dan membuat arena secara khusus menyerupai lapak tempat terbuka seperti di komplek lapangan eks Batalyon, PPSC dan tempat lain.
Para penggemar burung merpati jenis tinggian ini berasal dari beragam profesi, mulai dari pengusaha, karyawan dan buruh maupun yang murni peternak merpati, bahkan ada yang belum punya pekerjaan sama sekali. Aktifitas dilakukan hampir setiap hari mulai jam delapan pagi hingga jam sebelas siang, dilanjutkan jam tiga sore hingga jam setengah enam petang.
Tidak sedikit diantara penggemar burung merpati yang sering mengikuti lomba ketangkasan terbang tinggi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bekasi dan Purwokerto.
Bayu Dwi Putranto, warga Jalan Anggrek salah seorang penggemar burung merpati kelompok Penggemar Burung Merpati Lapak Katamso (PBMLP) yang kerap mengikuti lomba diluar daerah menuturkan, saat ini di lapangan eks Batalyon sedikitnya terdapat 30 lapak yang hampir setiap hari ramai dikunjungi penonton yang sekedar menonton maupun ingin membeli. Terlebih jelang mendekati adanya lomba biasanya uji coba semakin sering.
Sebagian besar burung merpati yang digunakan oleh penggemar merpati ketinggian itu bukan jenis merpati biasa. Merpati jenis ini memiliki ketangkasan dalam terbang tinggi sehingga burung itu biasanya sudah sangat jinak dan terlatih.
Menurut Bayu, untuk bisa memelihara dan melatih burung merpati dibutuhkan kesabaran. "Disamping rajin melatih dan menguji dengan burung merpati tetangga lapak, untuk mengasah ketajaman harus sering mengikuti lomba," tuturnya.
Merpati terbang tinggian, lanjut Bayu, diterbangkan dari suatu tempat yang terhalang rintangan sekalipun seperti pohon, rumah dan sebagainya dengan menempuh jarak hingga 5 kilometer. Jadi pasangannya tidak bisa saling melihat. Biasanya yang diterbangkan adalah jantannya, sedang betina pasangannya untuk “kleppek” atau pemancing pejantan saat mendekati lokasi.
"Burung merpati yang sudah biasa menempuh jarak sekitar 5 kilometer masuk kategori bintang. Burung merpati ini harganya sudah diatas Rp 1 juta, itu pun kalau dijual", jelasnya.
Bayu mengaku, burung merpati miliknya yang harganya kisaran Rp 5 juta sering disewa untuk lomba maupun untuk kawin. Harga sewa mencapai Rp 1 juta untuk tiga kali bertelur. Saat ini Bayu memiliki 10 pasang merpati khusus diadu termasuk yang harganya mencapai Rp 5 juta dan 13 pasang merpati bibitan. Telur merpati milik bayu juga tergolong mahal, harga berkisar Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu per butir tergantung keturunan.
Sementara untuk perawatan Bayu memberikan makan berupa jagung, beras merah dan kacang hijau serta air minum yang dicampur dengan neo antiseptic yang berfungsi mencegah penyakit dan kutu. Selain itu juga diberikan suntikan vaksin tiap 3 bulan sekali. Setiap pagi harus dijemur di bawah sinar matahari.
"Jika mau lomba, malamnya harus dimandikan dengan sampo agar bulu-bulunya bersih dan terbangnya bagus," ujar Bayu.
Bayu adalah satu diantara ratusan bahkan ribuan penggemar burung merpati ketinggian di Cilacap yang menyalurkan hobi sekaligus mengais rupiah dari merpati. Peminatnya dari tahun ke tahun terus meningkat.
Sumber : http://www.cilacapmedia.com/index.php?view=article&catid=19%3Aseputar-cilacap&id=74%3Aburung-merpati-tinggian-makin-digemari&option=com_content&Itemid=42
Para penggemar burung merpati jenis tinggian ini berasal dari beragam profesi, mulai dari pengusaha, karyawan dan buruh maupun yang murni peternak merpati, bahkan ada yang belum punya pekerjaan sama sekali. Aktifitas dilakukan hampir setiap hari mulai jam delapan pagi hingga jam sebelas siang, dilanjutkan jam tiga sore hingga jam setengah enam petang.
Tidak sedikit diantara penggemar burung merpati yang sering mengikuti lomba ketangkasan terbang tinggi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bekasi dan Purwokerto.
Bayu Dwi Putranto, warga Jalan Anggrek salah seorang penggemar burung merpati kelompok Penggemar Burung Merpati Lapak Katamso (PBMLP) yang kerap mengikuti lomba diluar daerah menuturkan, saat ini di lapangan eks Batalyon sedikitnya terdapat 30 lapak yang hampir setiap hari ramai dikunjungi penonton yang sekedar menonton maupun ingin membeli. Terlebih jelang mendekati adanya lomba biasanya uji coba semakin sering.
Sebagian besar burung merpati yang digunakan oleh penggemar merpati ketinggian itu bukan jenis merpati biasa. Merpati jenis ini memiliki ketangkasan dalam terbang tinggi sehingga burung itu biasanya sudah sangat jinak dan terlatih.
Menurut Bayu, untuk bisa memelihara dan melatih burung merpati dibutuhkan kesabaran. "Disamping rajin melatih dan menguji dengan burung merpati tetangga lapak, untuk mengasah ketajaman harus sering mengikuti lomba," tuturnya.
Merpati terbang tinggian, lanjut Bayu, diterbangkan dari suatu tempat yang terhalang rintangan sekalipun seperti pohon, rumah dan sebagainya dengan menempuh jarak hingga 5 kilometer. Jadi pasangannya tidak bisa saling melihat. Biasanya yang diterbangkan adalah jantannya, sedang betina pasangannya untuk “kleppek” atau pemancing pejantan saat mendekati lokasi.
"Burung merpati yang sudah biasa menempuh jarak sekitar 5 kilometer masuk kategori bintang. Burung merpati ini harganya sudah diatas Rp 1 juta, itu pun kalau dijual", jelasnya.
Bayu mengaku, burung merpati miliknya yang harganya kisaran Rp 5 juta sering disewa untuk lomba maupun untuk kawin. Harga sewa mencapai Rp 1 juta untuk tiga kali bertelur. Saat ini Bayu memiliki 10 pasang merpati khusus diadu termasuk yang harganya mencapai Rp 5 juta dan 13 pasang merpati bibitan. Telur merpati milik bayu juga tergolong mahal, harga berkisar Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu per butir tergantung keturunan.
Sementara untuk perawatan Bayu memberikan makan berupa jagung, beras merah dan kacang hijau serta air minum yang dicampur dengan neo antiseptic yang berfungsi mencegah penyakit dan kutu. Selain itu juga diberikan suntikan vaksin tiap 3 bulan sekali. Setiap pagi harus dijemur di bawah sinar matahari.
"Jika mau lomba, malamnya harus dimandikan dengan sampo agar bulu-bulunya bersih dan terbangnya bagus," ujar Bayu.
Bayu adalah satu diantara ratusan bahkan ribuan penggemar burung merpati ketinggian di Cilacap yang menyalurkan hobi sekaligus mengais rupiah dari merpati. Peminatnya dari tahun ke tahun terus meningkat.
Sumber : http://www.cilacapmedia.com/index.php?view=article&catid=19%3Aseputar-cilacap&id=74%3Aburung-merpati-tinggian-makin-digemari&option=com_content&Itemid=42
Monday, November 14, 2011
Jenis-jenis burung merpati yang populer dewasa ini
Berikut ini saya sajikan tulisan mengenai jenis-jenis merpati, utamanya yang populer dewasa ini.
1. Homer
Berasal dari burung liar yang dikenal dengan nama Columbian livia. Setelah dijinakkan burung tersebut dikenal sebagai Racing Homer – dapat kita sebut sebagai “merpati pos” aduan. Dari jenis Racing Homer ini kemudian muncul beberapa jenis merpati, antara lain:
Homer pameran (Exhibition Homer) yang dikembangkan sejak 1990 sebagai burung pameran.
German Beauty Homer yang dikembangkan di Jerman sejak 1907 sebagai burung pameran. Burung ini mirip dengan Racing Homer tetapi lebih ramping.
Giant Homer yang dikembangkan di Amerika Serikat untuk mendapatkan burung yang berbadan besar dan memiliki kemampuan memproduksi anak yang banyak. Burung ini ditujukan untuk keperluan konsumsi.
Racing Homer dikembangkan dewasa ini di Belgia dan Inggris. Sejak lama barung ini digunakan sebagai pengirim berita dan kini dikembangkan dengan penyilangan terhadap burung-burung yang kecepatannya tinggi karena sasaran utamanya adalah kecepatan. Dengan demikian, warna, bentuk dan besarnya menjadi nomer dua.
2. Tumbler
Oleh orang Belanda burung ini dikenal sebagai Tuimelaar. Burung ini punya keistimewaan terbang dari ketinggian tertentu akan turun ke ketinggian tertentu dengan melakukan serangkaian salto atau jungkir balik di udara. Semula burung ini merupakan burung olahraga tetapi kemudian menjadi burung untuk pameran.
Merpati-merpati jenis tumbler:- English shortfaced tumble: merupakan burung yang kecil, padat, dengan leher jenjang mungil tetapi dengan dada yang kokoh. Dalam keadaan berdiri biasa, ujung sayapnya akan menggantung lebih rendah dari kedudukan ekor – ini merupakan ciri yang menonjol. Selain itu bagian muka dari kepalanya menonjol agak jauh ke depan daripada paruhnya yang pendek. Dengan dipelihara untuk keperluan pameran, maka kemampuannya untuk terbang tinggi dan jungkir balik pun hilang. Burung diternakkan dengan berbagai variasi warna.
- Birmingham Roller: dikembangkan di Birmingham (Inggris) sebagai burung yang memiliki keistimewaan terbang. Kemampuannya untuk jungkir balik dan berputar-putar di udara menjadi sasaran utama pemeliharanya. Burung ini mampu untuk jungkir balik (trumble), termasuk salto ke belakang dan berputar-putar (spin) dengan kecepatan tinggi sekali. Dan itu dilakukan mulai ketinggian yang cukup tinggi (burung mampu terbang tinggi) dan berakhir setealh berada pada ketinggian yang rendah. Kemampuan ini telahg menjadi acara pertandingan yang menarik bagi para penggemarnya. Tetapi Birmingham Roller juga menjadi burung yang dipamerkan bahkan cara-cara penilaiannya pun telah dibakukan.
- Flying Tipller: merupakan burung yang diekambangkan dari Flying Tumbler. Burung ini dipelihara karena kemampuannya terbang yang lama. Jenis yang baik akan mampu terbang terus-menerus selama 20 jam.
- Parlour Tumbler: juga disebut Ground Tumbler atau House Tumbler. Burung ini diternakkan karena kemampuannya lombat ke udara, melakukan salto sekali atau dua kali ke belakang, dan kedua kakinya hinggap kembali ke tempat semula.
3. Cumulet
Burung ini merupakan jenis tumbler dari Perancis yang mampu terbang tinggi dan juga merupakan salah satu nenek moyang dari jenis Racing Homer. Burung ini berbadan sedang tetapi serasi, dengan dada bidang, sayapanya panjang dan kokoh, kaki agak pendek. Umumnya warna bulu putih, dan ada yang memiliki bintik-bintik merah di kepala atau leher.
4. Flight
Burung ini dikembangkan di Amerika dan merupakan ras tersendiri. Dari kelompok ini ditemukan burung yang dikenal dengan nama Domestic Flight. Burung ini mampu terbang tinggi, dengan ukuran badan sedang, paruh tampak memannjang dan kepala ramping berjambul, tetapi ada pula yang tidak. Matanya putih dengan lingkaran tengah dari mata (selaput mata) bagus. Dan inilah letak rahasia kemampuannya melihat jauh saat merpati terbang tinggi.
Selain itu ada juga burung yang diberi nama Show Flight. Burung ini mempunyai badan yang lebih gemuk dan kepala lebih besar daripada jenis Domestic Flight. Burung ini diternakkan karena kemampuannya terbang tinggi dan memiliki keindahan yang dapat dijadikan sarana untuk dipamerkan. Kedua macam burung ini diternakkan dengan warna hitam, kuning, merah dan abu-abu cokelat.
Jenis Umum Merpati
Demikian sejumlah jenis merpati yang popular saat ini. Namun jika kita menengok lebih jauh, maka merpati sebenarnya bisa dibedakan berdasar ukuran badan, bentuk badan, dan warna bulu.
Berdasar ukuran badan
1. Carrier
Sering disebut English Carrier, berasal dari Bazora Persia. Awalnya adalah burung pembawa berita, tetapi kemudian kalah tenanr dibandingkan Racing Homer. English Carrier punya ciri bulu keras dan rapat ke badan, pial paruh berwarna putih, bisa membesar sebesar biji kemiri, dan baru berhenti setelah usia 3 tahun. Kelopak mata dikelilingi pial dalam bentuk lingkaran yang besar. Tinggi 45-48 cm, berat 500-650 gram. Warna hitam, merah, kuning, putih, dan ada yang berpita biru.
2. Carneau
Burung konsumsi dari Belgia Selatan atau Perancis Utara, berat 750 gram dan bisa mencapi 1 kg.
3. Strasser
Dikembankan di Austria sebagai burung konsumsi tetapi kalah popular disbanding Carneau. Strasser hamper menyerupai merpati Gazzi Modena. Kepala, leher, sayap dan ekor dapat memiliki berbagai warna dengan badan berwarna putih.
4. Mondaine
Keturunan merpati Perancis dan Italia sebagai burung konsumsi. Berpenampilan menarik tetapi untuk burung konsumsi kalah populer disbanding burung lain.
Berdasar bentuk badan:
1. Kipas (Fantail)
Berasal dari India dan Cina. Tanda mencolok ekornya menyerupai kipas. Tetapi karena ekor panjang, kita harus sering memotongnya agar bisa kawin. Kelemahan burung ini, harus dicarikan indukan lain untuk mengasuh anak.
2. Jacobin
Diberi nama seperti itu karena bulu-bulu yang mengitari kepalanya menggambarkan topi yang dipakai pendeta-pendeta Jacobin. Burung diternakkan dengan warna putih, jitam, biru, perak, merah dan kuning.
3. Frillback
Burung yang istimewa tetapi kurang popular. Merpati ini berbulu ikal di bandan dan sayap, sehingga ditemukan adanya bulatan-bulatan kecil bagaikan bulu. Ada yang jambul ada yang tidak. Burung yang baik harus punya ikal yang kokoh. Warna ada yang hitam, putih, kebiruan, kemerahan, kekuningan. Yang kemerahan dan kekuningan dianggap sebagai bentuk yang baik.
4. Cropper
Bersanak dekat dengan pouter. Keduanya menjadi keluarga besar, dengan cirri-ciri hampir sama. Salah satu cropper yang terkenal adalah English Cropper. Tembolok besar, berdirinya tegak, badan dan pnggang langsing dengan kaki panjang. Termasuk merpati yang tinggi karena bisa setinggi 50 cm dari kepala sampai kaki. Pada tembolok merpati ini ada gambar bulan sabit dengan kedua ujung bertemu di dekat kedua matanya. Ujung sayap, bagaina bawah badan, kaki dan bulu-bulu putih di sayap menggambarkan bintik-bintik seperti bulu.
Jenis lain dari Cropper adalah Pouter yang mudah dijinakkan dan menyenangkan. Jenis lainnya adalah Holle Cropper yang berbentuk seperti merpati kipas, tetapi tidak berekor kipas. Jenis lain Cropper adalah Valencia Cropper yang bertembolok menggantung, mengembang seakan dibusungkan.
Berdasar warna bulu
1. Modena
Diambil dari nama kota tempat dia berasal. Terkenal sebagai merpati ternak yang baik. Yang terkenal dari jenis ini adalah Gazzi Modena dengan badan putih serta kepala, sayap dan ekor berwarna-warni. Termasuk merpati kecil dengan ukuran panjang 25 cm, tetapi padat gemuk (buntek) dan bergaya anggun.
2. Florentine
Berasal dari Florence, Italia. Berbentuk seperti ayam betina. Terkenal di Eropa sebagai burung pameran, tetapi bisa masuk sebagai burung konsumsi karena bisa mencapai berat 500-800 gram). Kepala, sayap dan ekor berwarna-warni dengan badan putih.
3. Lahore
Di Pakistan dan sekitarnya dikenal dengan nama Shiraz (kota tempat burung berasal). Leher, perut, dada dan ekor berwarna putih. Kepala, pinggang dan sayap bisa berwarna lain. Kaki bisa berbulu semua tetapi ada yang polos. Bisa dimasukkan sebagai merpati konsumsi karena badannya besar. Diternakkan dengan bulu beraneka warna.
4. Oriental Frill
Sangat menawan hati, berasal dari Turki, dengan jenis banyak sekali tetapi yang paling populer adalah Satinette yang mempunyai badan berwarna putih dengan garis-garis pada bahu, sayap, dan ekor warna hitam, biru dan abu-abu cokelat. Bagian sayap untuk terbang berwarna putih. merpati ini punya bulu balik di daerah dada. Karena pandai membesarkan anak, jenis ini sering digunakan untuk “orang tua asuh”.
Ada pula merpati dengan sebutan terkenal Owl yang dikenal di Indonesia dengan nama Meeuw. Kekhususannya adalah berparuh pendek, pial dan kepala membentuk bulatan. Ada berbagai jenis dari merpati ini. Berbeda dengan Oriental Frill, kepala Owl biasa saja tanpa jambul, merpati ini tidak pandai membesarkan anak.
Sumber : http://hendrabroker.blogspot.com/2011/06/jenis-jenis-burung-merpati_04.html
1. Homer
Berasal dari burung liar yang dikenal dengan nama Columbian livia. Setelah dijinakkan burung tersebut dikenal sebagai Racing Homer – dapat kita sebut sebagai “merpati pos” aduan. Dari jenis Racing Homer ini kemudian muncul beberapa jenis merpati, antara lain:
Homer pameran (Exhibition Homer) yang dikembangkan sejak 1990 sebagai burung pameran.
German Beauty Homer yang dikembangkan di Jerman sejak 1907 sebagai burung pameran. Burung ini mirip dengan Racing Homer tetapi lebih ramping.
Giant Homer yang dikembangkan di Amerika Serikat untuk mendapatkan burung yang berbadan besar dan memiliki kemampuan memproduksi anak yang banyak. Burung ini ditujukan untuk keperluan konsumsi.
Racing Homer dikembangkan dewasa ini di Belgia dan Inggris. Sejak lama barung ini digunakan sebagai pengirim berita dan kini dikembangkan dengan penyilangan terhadap burung-burung yang kecepatannya tinggi karena sasaran utamanya adalah kecepatan. Dengan demikian, warna, bentuk dan besarnya menjadi nomer dua.
2. Tumbler
Oleh orang Belanda burung ini dikenal sebagai Tuimelaar. Burung ini punya keistimewaan terbang dari ketinggian tertentu akan turun ke ketinggian tertentu dengan melakukan serangkaian salto atau jungkir balik di udara. Semula burung ini merupakan burung olahraga tetapi kemudian menjadi burung untuk pameran.
Merpati-merpati jenis tumbler:- English shortfaced tumble: merupakan burung yang kecil, padat, dengan leher jenjang mungil tetapi dengan dada yang kokoh. Dalam keadaan berdiri biasa, ujung sayapnya akan menggantung lebih rendah dari kedudukan ekor – ini merupakan ciri yang menonjol. Selain itu bagian muka dari kepalanya menonjol agak jauh ke depan daripada paruhnya yang pendek. Dengan dipelihara untuk keperluan pameran, maka kemampuannya untuk terbang tinggi dan jungkir balik pun hilang. Burung diternakkan dengan berbagai variasi warna.
- Birmingham Roller: dikembangkan di Birmingham (Inggris) sebagai burung yang memiliki keistimewaan terbang. Kemampuannya untuk jungkir balik dan berputar-putar di udara menjadi sasaran utama pemeliharanya. Burung ini mampu untuk jungkir balik (trumble), termasuk salto ke belakang dan berputar-putar (spin) dengan kecepatan tinggi sekali. Dan itu dilakukan mulai ketinggian yang cukup tinggi (burung mampu terbang tinggi) dan berakhir setealh berada pada ketinggian yang rendah. Kemampuan ini telahg menjadi acara pertandingan yang menarik bagi para penggemarnya. Tetapi Birmingham Roller juga menjadi burung yang dipamerkan bahkan cara-cara penilaiannya pun telah dibakukan.
- Flying Tipller: merupakan burung yang diekambangkan dari Flying Tumbler. Burung ini dipelihara karena kemampuannya terbang yang lama. Jenis yang baik akan mampu terbang terus-menerus selama 20 jam.
- Parlour Tumbler: juga disebut Ground Tumbler atau House Tumbler. Burung ini diternakkan karena kemampuannya lombat ke udara, melakukan salto sekali atau dua kali ke belakang, dan kedua kakinya hinggap kembali ke tempat semula.
3. Cumulet
Burung ini merupakan jenis tumbler dari Perancis yang mampu terbang tinggi dan juga merupakan salah satu nenek moyang dari jenis Racing Homer. Burung ini berbadan sedang tetapi serasi, dengan dada bidang, sayapanya panjang dan kokoh, kaki agak pendek. Umumnya warna bulu putih, dan ada yang memiliki bintik-bintik merah di kepala atau leher.
4. Flight
Burung ini dikembangkan di Amerika dan merupakan ras tersendiri. Dari kelompok ini ditemukan burung yang dikenal dengan nama Domestic Flight. Burung ini mampu terbang tinggi, dengan ukuran badan sedang, paruh tampak memannjang dan kepala ramping berjambul, tetapi ada pula yang tidak. Matanya putih dengan lingkaran tengah dari mata (selaput mata) bagus. Dan inilah letak rahasia kemampuannya melihat jauh saat merpati terbang tinggi.
Selain itu ada juga burung yang diberi nama Show Flight. Burung ini mempunyai badan yang lebih gemuk dan kepala lebih besar daripada jenis Domestic Flight. Burung ini diternakkan karena kemampuannya terbang tinggi dan memiliki keindahan yang dapat dijadikan sarana untuk dipamerkan. Kedua macam burung ini diternakkan dengan warna hitam, kuning, merah dan abu-abu cokelat.
Jenis Umum Merpati
Demikian sejumlah jenis merpati yang popular saat ini. Namun jika kita menengok lebih jauh, maka merpati sebenarnya bisa dibedakan berdasar ukuran badan, bentuk badan, dan warna bulu.
Berdasar ukuran badan
1. Carrier
Sering disebut English Carrier, berasal dari Bazora Persia. Awalnya adalah burung pembawa berita, tetapi kemudian kalah tenanr dibandingkan Racing Homer. English Carrier punya ciri bulu keras dan rapat ke badan, pial paruh berwarna putih, bisa membesar sebesar biji kemiri, dan baru berhenti setelah usia 3 tahun. Kelopak mata dikelilingi pial dalam bentuk lingkaran yang besar. Tinggi 45-48 cm, berat 500-650 gram. Warna hitam, merah, kuning, putih, dan ada yang berpita biru.
2. Carneau
Burung konsumsi dari Belgia Selatan atau Perancis Utara, berat 750 gram dan bisa mencapi 1 kg.
3. Strasser
Dikembankan di Austria sebagai burung konsumsi tetapi kalah popular disbanding Carneau. Strasser hamper menyerupai merpati Gazzi Modena. Kepala, leher, sayap dan ekor dapat memiliki berbagai warna dengan badan berwarna putih.
4. Mondaine
Keturunan merpati Perancis dan Italia sebagai burung konsumsi. Berpenampilan menarik tetapi untuk burung konsumsi kalah populer disbanding burung lain.
Berdasar bentuk badan:
1. Kipas (Fantail)
Berasal dari India dan Cina. Tanda mencolok ekornya menyerupai kipas. Tetapi karena ekor panjang, kita harus sering memotongnya agar bisa kawin. Kelemahan burung ini, harus dicarikan indukan lain untuk mengasuh anak.
2. Jacobin
Diberi nama seperti itu karena bulu-bulu yang mengitari kepalanya menggambarkan topi yang dipakai pendeta-pendeta Jacobin. Burung diternakkan dengan warna putih, jitam, biru, perak, merah dan kuning.
3. Frillback
Burung yang istimewa tetapi kurang popular. Merpati ini berbulu ikal di bandan dan sayap, sehingga ditemukan adanya bulatan-bulatan kecil bagaikan bulu. Ada yang jambul ada yang tidak. Burung yang baik harus punya ikal yang kokoh. Warna ada yang hitam, putih, kebiruan, kemerahan, kekuningan. Yang kemerahan dan kekuningan dianggap sebagai bentuk yang baik.
4. Cropper
Bersanak dekat dengan pouter. Keduanya menjadi keluarga besar, dengan cirri-ciri hampir sama. Salah satu cropper yang terkenal adalah English Cropper. Tembolok besar, berdirinya tegak, badan dan pnggang langsing dengan kaki panjang. Termasuk merpati yang tinggi karena bisa setinggi 50 cm dari kepala sampai kaki. Pada tembolok merpati ini ada gambar bulan sabit dengan kedua ujung bertemu di dekat kedua matanya. Ujung sayap, bagaina bawah badan, kaki dan bulu-bulu putih di sayap menggambarkan bintik-bintik seperti bulu.
Jenis lain dari Cropper adalah Pouter yang mudah dijinakkan dan menyenangkan. Jenis lainnya adalah Holle Cropper yang berbentuk seperti merpati kipas, tetapi tidak berekor kipas. Jenis lain Cropper adalah Valencia Cropper yang bertembolok menggantung, mengembang seakan dibusungkan.
Berdasar warna bulu
1. Modena
Diambil dari nama kota tempat dia berasal. Terkenal sebagai merpati ternak yang baik. Yang terkenal dari jenis ini adalah Gazzi Modena dengan badan putih serta kepala, sayap dan ekor berwarna-warni. Termasuk merpati kecil dengan ukuran panjang 25 cm, tetapi padat gemuk (buntek) dan bergaya anggun.
2. Florentine
Berasal dari Florence, Italia. Berbentuk seperti ayam betina. Terkenal di Eropa sebagai burung pameran, tetapi bisa masuk sebagai burung konsumsi karena bisa mencapai berat 500-800 gram). Kepala, sayap dan ekor berwarna-warni dengan badan putih.
3. Lahore
Di Pakistan dan sekitarnya dikenal dengan nama Shiraz (kota tempat burung berasal). Leher, perut, dada dan ekor berwarna putih. Kepala, pinggang dan sayap bisa berwarna lain. Kaki bisa berbulu semua tetapi ada yang polos. Bisa dimasukkan sebagai merpati konsumsi karena badannya besar. Diternakkan dengan bulu beraneka warna.
4. Oriental Frill
Sangat menawan hati, berasal dari Turki, dengan jenis banyak sekali tetapi yang paling populer adalah Satinette yang mempunyai badan berwarna putih dengan garis-garis pada bahu, sayap, dan ekor warna hitam, biru dan abu-abu cokelat. Bagian sayap untuk terbang berwarna putih. merpati ini punya bulu balik di daerah dada. Karena pandai membesarkan anak, jenis ini sering digunakan untuk “orang tua asuh”.
Ada pula merpati dengan sebutan terkenal Owl yang dikenal di Indonesia dengan nama Meeuw. Kekhususannya adalah berparuh pendek, pial dan kepala membentuk bulatan. Ada berbagai jenis dari merpati ini. Berbeda dengan Oriental Frill, kepala Owl biasa saja tanpa jambul, merpati ini tidak pandai membesarkan anak.
Sumber : http://hendrabroker.blogspot.com/2011/06/jenis-jenis-burung-merpati_04.html
Sunday, November 13, 2011
Beternak Merpati Pos
Di Eropa saat Perang Dunia I maupun II, merpati pos memegang peranan penting. Di Indonesia, merpati pos juga dimanfaatkan selama Revolusi Fisik tahun 1945 sampai 1949. Ketika itu pesawat radio memang sudah ada. Tetapi pesan rahasia yang disampaikan melalui radio akan mudah diketahui oleh pihak lawan. Sementara jaringan telepon belum seluas sekarang. Telepon genggam (HP) juga belum ada. Karenanya, burung merpati pos menjadi sangat populer untuk menyampaikan pesan singkat tetapi rahasia. Tetapi jangan salah duga. Merpati pos bukan pengantar surat. Jadi dia tidak mungkin diminta untuk mengantar surat ke sembarang tempat. Yang bisa dilakukannya hanyalah membawa surat dari mana saja ke rumahnya. Berapa pun jauhnya dari rumah, si merpati tetap akan bisa menemukan jalan pulang, dan tentu saja sambil membawa pesan.
Jadi kelebihan merpati pos adalah kemahirannya menemukan jalan pulang. Bukan dalam hal mengantar surat. Merpati pos yang tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan misalnya, tidak akan mau disuruh mengantar surat meskipun hanya sampai ke Menteng, Jakarta Pusat. Tetapi ia akan bisa menemukan jalan pulang meskipun dilepas di Kupang (NTT) atau Banda Aceh. Prestasi ini selain merupakan bakat alam, juga disebabkan oleh latihan. Merpati biasa, lebih-lebih merpati hias, meskipun dilatih, tidak akan pernah bisa berprestasi seperti merpati pos. Sebaliknya, merpati pos sebaik apa pun, kalau tidak pernah dilatih juga tidak akan bisa berprestasi baik. Latihan dilakukan sejak merpati belum bisa terbang dan masih berada dalam sarang.
Sekitar umur 5 sampai dengan 10 hari, kaki burung harus diberi cincin permanen yang menandakan asal-usul burung. Cincin ini bisa dibeli pada organisasi penggemar merpati pos atau pada breeder merpati pos profesional. Setelah diberi cincin, burung harus sering kita pegang untuk membiasakannya tidak takut pada orang. Pemegangan dilakukan dengan lembut hingga ketika kandang kita bersihkan, anak burung sudah terbiasa melihat tangan kita dan tidak ketakutan serta stres. Dengan sering diangkat dengan hati-hati dan lembut serta kita kembalikan ke dalam sarang, anak burung akan tahu bahwa sarangnya aman. Ini merupakan modal utama hingga setelah dewasa pun, burung merpati pos akan selalu kembali ke dalam sarang tempat dia dibesarkan.
Ketika anak burung mulai berani keluar sarang, maka latihan serius sudah harus dimulai. Kandang merpati pos selalu terdiri dari kotak sarang berikut pintu serta pelataran untuk mendarat setelah terbang. Anak burung yang belum bisa terbang dan belum bisa makan sendiri pun, sudah mulai berani keluar sarang dan menyongsong induknya di pelataran mendarat. Di sini anak-anak burung ini akan mengangakan paruh mereka untuk segera disuapi oleh induk mereka. Pada saat inilah kita mulai bisa memberi aba-aba dengan peluit atau benda yang dipukul, misalnya kentongan atau kaleng, agar anak burung kembali masuk ke dalam sarang. Kalau aba-aba ini belum juga membuatnya masuk ke dalam sarang, maka pelatih bisa mendorongnya dengan alat berbentuk seperti raket berpermukaan lembut yang bertangkai panjang.
Dengan alat inilah kita usahakan mendorong anak burung agar mau masuk kembali ke dalam kandang. Latihan awal ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati agar anak burung tidak kaget lalu mengalami trauma. Alat pendorong ini harus tetap berada di pelataran mendarat, agar anak burung tahu bahwa benda tersebut tidak berbahaya. Hingga setelah bisa makan sendiri dan siap terbang, dia sudah akrab dan terbiasa didorong masuk dengan alat tersebut. Setelah anak burung bisa terbang dari sarang ke pelataran pendaratan, latihan terus dilanjutkan. Dengan latihan seperti ini, merpati pos secara naluriah akan selalu kembali ke sarangnya meskipun dilepas di lokasi yang sangat jauh. Selanjutnya, latihan terbang dan kembali ke sarang dilakukan secara bertahap makin lama makin jauh.
Jenis merpati pos antara lain Racing Homer, Exhibition Homer, German Beauty Homer dan Giant Homer. Merpati pos Homer yang berasal dari merpati liar Columbia livia yang juga menurunkan jenis merpati potong Homer King. Selain Homer, juga dikenal jenis Tumbler seperti English Shortfaced Tumbler, Flying Tumbler dan Parlour Tumbler yang juga disebut Ground Tumbler atau House Tumbler. Kemudian Birmingham Roller, Comulet dan Flight. Di Indonesia, khususnya di Jakarta, yang sudah banyak dipelihara antara lain Racing Hommer yang di kalangan penggemar merpati disebut megan sesuai dengan warna bulunya yang biru ke abu-abuan dengan dua strip hitam di bulu sayapnya.
Memelihara merpati pos harus dimulai dengan mempersiapkan kandang. Kandang merpati pos terdiri dari kotak sarang, tenggeran, pelataran mendarat dan kandang terbuka (ren). Kandang ren ini harus tertutup oleh kawat kasa di sekelilingnya dan beratapkan fiberglas. Manfaat kandang ren adalah agar burung bisa memperoleh sinar matahari, namun tidak dapat terbang ke mana-mana. Hingga ketika sedang tidak dilepas, burung akan terus-menerus berada di dalam kandang atau malahan di dalam sangkarnya. Ukuran kotak sangkar merpati pos yang ideal memiliki panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 45 cm, yang dibuat memanjang ke dalam. Sangkar ini dan keseluruhan kandang dibedakan untuk breeding, pembesaran anak dan untuk merpati dewasa.
Tiga jenis kandang ini sebenarnya sama, kecuali ukuran dan kelengkapan kotak sangkarnya. Ukuran ruang terbuka untuk burung dewasa lebih luas dibanding untuk breeding dan pembesaran anak burung. Kotak sarang untuk burung dewasa dan anak burung, dilengkapi dengan tenggeran. Sementara kotak breeding tidak perlu diberi tenggeran sebab akan digunakan untuk membangun sarang. Agar burung yang akan bertelur mau membangun sarang, maka di lantai kandang ren, ditaburkan rumput atau jerami kering. Pada saat menjelang bertelur (giring), merpati akan mengambil serpihan rumput dan jerami kering ini dan membawanya masuk ke dalam kotak sangkar untuk sarang bertelur.
Bentuk kandang yang tertutup ini sangat penting bagi merpati pos. Sebab apabila kandang hanya berupa kotak sarang, dibiarkan berada di tempat terbuka dan hanya diberi tempat pendaratan, maka burung dewasa (induk) yang kita beli dari para penangkar profesional akan kembali ke lokasi penangkaran. Untuk itulah induk yang kita beli harus kita kurung seumur hidup. Baru keturunannya yang sudah dilatih, yang bisa kita lepaskan untuk kembali ke sangkar masing-masing. Memang ada pula calon peternak yang membeli benih berupa anak burung yang baru saja diberi cincin, agar dia tidak kembali ke lokasi breedingnya. Namun perawatan awalnya akan sangat merepotkan. Sebab anak burung tersebut masih harus disuapi.
Pola hidup merpati adalah pasangan tetap seumur hidup, baik berupa perkawinan sedarah (inbreeding), perkawinan keluar (outcrossing) maupun perkawinan semarga (linebreeding). Biasanya, merpati muda akan mencari pasangannya selama dalam kandang pembesaran, atau setelah mereka dipindahkan ke kandang dewasa. Apabila merpati belum menemukan pasangannya, maka penjodohan bisa dilakukan secara paksaan dengan cara mengurungnya dalam kotak sarang selama dua sampai tiga hari. Setelah jodoh, burung akan kawin dan dalam kotak sarang kita siapkan tempat bertelur berupa mangkuk keranjang bambu kecil atau kotak kayu.
Meskipun burung akan mengambil serpihan rumput kering atau jerami di lantai kandang ren, namun ada baiknya ke dalam kotak itu kita letakkan jerami dan rumput kering sebagai alas telur. Merpati akan bertelur dua butir. Masa pengeraman antara 16 sampai 18 hari. Anak burung yang baru saja menetas sampai dengan umur 4 hari, akan disuapi cairan seperti susu yang berasal dari tembolok induk betinanya. Setelah empat hari, cairan tembolok itu akan mulai tercampur dengan butiran pakan yang sangat halus. Makin lama butiran pakan itu akan semakin banyak dan kasar. Setelah umur 10 hari, induk hanya akan menyuapi anaknya dengan butiran pakan kasar.
Pemberian cincin dilakukan antara umur 5 sd. 10 hari ini. Apabila ada calon peternak yang ingin membeli anak burung merpati pos, maka idealnya pada umur di atas 10 hari. Sebab meskipun burung tersebut belum disapih, namun sudah cukup kuat hanya diberi pakan tanpa cairan tembolok. Pakan merpati pos bisa berupa pelet 100%, bisa pula dengan kombinasi biji-bijian, misalnya gabah, jagung dan sorgum sebanyak 70% dengan dicampur pelet 30%. Selain itu merpati juga harus diberi hijauan lunak seperti bayam, kangkung, selada, selada air, kol, wortel, seledri dll, yang dicincang dengan ukuran agar mudah ditelan oleh burung.
Volume pakan induk jantan maupun betina selama masa menyuapi anak, harus ditingkatkan tiga kali lipat dari volume biasa. Sebab pakan ini juga akan digunakan untuk menyuapi anak-anak mereka. Sekitar dua minggu setelah telur pertama menetas, induk betina akan kembali bertelur. Untuk itu diperlukan sarang baru. Selama dua minggu telur kedua ini akan dierami sampai menetas. Dua minggu kemudian, induk betina akan kembali bertelur untuh tahap ketiga. Namun setelah telur ketiga selesai disuapi dan induk bersiap-siap untuk bertelur tahap keempat, sebaiknya induk jantan dan betina tersebut segera dikeluarkan dari kandang breeding untuk ganti bulu. Penempatan induk yang baru saja mengeram, dipisahkan antara jantan dengan betinanya.
Meskipun dalam setahun merpati pos mampu menghasilkan empat pasang anak, namun kita harus menjaganya agar pasangan induk ini hanya dibatasi menghasilkan tiga pasang anak dalam tiga angkatan. Selanjutnya induk harus diistirahatkan untuk mengumpulkan energi bagi proses breeding tahun berikutnya. Saat ini harga sepasang merpati pos antara Rp 250.000,- sampai dengan di atas Rp 1.000.000,- tergantung jenis serta kualitasnya. Semakin langka jenisnya, lebih-lebih jenis yang belum banyak dibudidayakan di Indonesia, harganya akan semakin tinggi. Namun tingginya harga pasangan merpati pos juga ditentukan oleh kualitas induknya. Semakin sering induknya memenangkan lomba, maka akan semakin tinggi harga keturunannya.
Sumber : http://foragri.blogsome.com/beternak-merpati-pos/
Jadi kelebihan merpati pos adalah kemahirannya menemukan jalan pulang. Bukan dalam hal mengantar surat. Merpati pos yang tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan misalnya, tidak akan mau disuruh mengantar surat meskipun hanya sampai ke Menteng, Jakarta Pusat. Tetapi ia akan bisa menemukan jalan pulang meskipun dilepas di Kupang (NTT) atau Banda Aceh. Prestasi ini selain merupakan bakat alam, juga disebabkan oleh latihan. Merpati biasa, lebih-lebih merpati hias, meskipun dilatih, tidak akan pernah bisa berprestasi seperti merpati pos. Sebaliknya, merpati pos sebaik apa pun, kalau tidak pernah dilatih juga tidak akan bisa berprestasi baik. Latihan dilakukan sejak merpati belum bisa terbang dan masih berada dalam sarang.
Sekitar umur 5 sampai dengan 10 hari, kaki burung harus diberi cincin permanen yang menandakan asal-usul burung. Cincin ini bisa dibeli pada organisasi penggemar merpati pos atau pada breeder merpati pos profesional. Setelah diberi cincin, burung harus sering kita pegang untuk membiasakannya tidak takut pada orang. Pemegangan dilakukan dengan lembut hingga ketika kandang kita bersihkan, anak burung sudah terbiasa melihat tangan kita dan tidak ketakutan serta stres. Dengan sering diangkat dengan hati-hati dan lembut serta kita kembalikan ke dalam sarang, anak burung akan tahu bahwa sarangnya aman. Ini merupakan modal utama hingga setelah dewasa pun, burung merpati pos akan selalu kembali ke dalam sarang tempat dia dibesarkan.
Ketika anak burung mulai berani keluar sarang, maka latihan serius sudah harus dimulai. Kandang merpati pos selalu terdiri dari kotak sarang berikut pintu serta pelataran untuk mendarat setelah terbang. Anak burung yang belum bisa terbang dan belum bisa makan sendiri pun, sudah mulai berani keluar sarang dan menyongsong induknya di pelataran mendarat. Di sini anak-anak burung ini akan mengangakan paruh mereka untuk segera disuapi oleh induk mereka. Pada saat inilah kita mulai bisa memberi aba-aba dengan peluit atau benda yang dipukul, misalnya kentongan atau kaleng, agar anak burung kembali masuk ke dalam sarang. Kalau aba-aba ini belum juga membuatnya masuk ke dalam sarang, maka pelatih bisa mendorongnya dengan alat berbentuk seperti raket berpermukaan lembut yang bertangkai panjang.
Dengan alat inilah kita usahakan mendorong anak burung agar mau masuk kembali ke dalam kandang. Latihan awal ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati agar anak burung tidak kaget lalu mengalami trauma. Alat pendorong ini harus tetap berada di pelataran mendarat, agar anak burung tahu bahwa benda tersebut tidak berbahaya. Hingga setelah bisa makan sendiri dan siap terbang, dia sudah akrab dan terbiasa didorong masuk dengan alat tersebut. Setelah anak burung bisa terbang dari sarang ke pelataran pendaratan, latihan terus dilanjutkan. Dengan latihan seperti ini, merpati pos secara naluriah akan selalu kembali ke sarangnya meskipun dilepas di lokasi yang sangat jauh. Selanjutnya, latihan terbang dan kembali ke sarang dilakukan secara bertahap makin lama makin jauh.
Jenis merpati pos antara lain Racing Homer, Exhibition Homer, German Beauty Homer dan Giant Homer. Merpati pos Homer yang berasal dari merpati liar Columbia livia yang juga menurunkan jenis merpati potong Homer King. Selain Homer, juga dikenal jenis Tumbler seperti English Shortfaced Tumbler, Flying Tumbler dan Parlour Tumbler yang juga disebut Ground Tumbler atau House Tumbler. Kemudian Birmingham Roller, Comulet dan Flight. Di Indonesia, khususnya di Jakarta, yang sudah banyak dipelihara antara lain Racing Hommer yang di kalangan penggemar merpati disebut megan sesuai dengan warna bulunya yang biru ke abu-abuan dengan dua strip hitam di bulu sayapnya.
Memelihara merpati pos harus dimulai dengan mempersiapkan kandang. Kandang merpati pos terdiri dari kotak sarang, tenggeran, pelataran mendarat dan kandang terbuka (ren). Kandang ren ini harus tertutup oleh kawat kasa di sekelilingnya dan beratapkan fiberglas. Manfaat kandang ren adalah agar burung bisa memperoleh sinar matahari, namun tidak dapat terbang ke mana-mana. Hingga ketika sedang tidak dilepas, burung akan terus-menerus berada di dalam kandang atau malahan di dalam sangkarnya. Ukuran kotak sangkar merpati pos yang ideal memiliki panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 45 cm, yang dibuat memanjang ke dalam. Sangkar ini dan keseluruhan kandang dibedakan untuk breeding, pembesaran anak dan untuk merpati dewasa.
Tiga jenis kandang ini sebenarnya sama, kecuali ukuran dan kelengkapan kotak sangkarnya. Ukuran ruang terbuka untuk burung dewasa lebih luas dibanding untuk breeding dan pembesaran anak burung. Kotak sarang untuk burung dewasa dan anak burung, dilengkapi dengan tenggeran. Sementara kotak breeding tidak perlu diberi tenggeran sebab akan digunakan untuk membangun sarang. Agar burung yang akan bertelur mau membangun sarang, maka di lantai kandang ren, ditaburkan rumput atau jerami kering. Pada saat menjelang bertelur (giring), merpati akan mengambil serpihan rumput dan jerami kering ini dan membawanya masuk ke dalam kotak sangkar untuk sarang bertelur.
Bentuk kandang yang tertutup ini sangat penting bagi merpati pos. Sebab apabila kandang hanya berupa kotak sarang, dibiarkan berada di tempat terbuka dan hanya diberi tempat pendaratan, maka burung dewasa (induk) yang kita beli dari para penangkar profesional akan kembali ke lokasi penangkaran. Untuk itulah induk yang kita beli harus kita kurung seumur hidup. Baru keturunannya yang sudah dilatih, yang bisa kita lepaskan untuk kembali ke sangkar masing-masing. Memang ada pula calon peternak yang membeli benih berupa anak burung yang baru saja diberi cincin, agar dia tidak kembali ke lokasi breedingnya. Namun perawatan awalnya akan sangat merepotkan. Sebab anak burung tersebut masih harus disuapi.
Pola hidup merpati adalah pasangan tetap seumur hidup, baik berupa perkawinan sedarah (inbreeding), perkawinan keluar (outcrossing) maupun perkawinan semarga (linebreeding). Biasanya, merpati muda akan mencari pasangannya selama dalam kandang pembesaran, atau setelah mereka dipindahkan ke kandang dewasa. Apabila merpati belum menemukan pasangannya, maka penjodohan bisa dilakukan secara paksaan dengan cara mengurungnya dalam kotak sarang selama dua sampai tiga hari. Setelah jodoh, burung akan kawin dan dalam kotak sarang kita siapkan tempat bertelur berupa mangkuk keranjang bambu kecil atau kotak kayu.
Meskipun burung akan mengambil serpihan rumput kering atau jerami di lantai kandang ren, namun ada baiknya ke dalam kotak itu kita letakkan jerami dan rumput kering sebagai alas telur. Merpati akan bertelur dua butir. Masa pengeraman antara 16 sampai 18 hari. Anak burung yang baru saja menetas sampai dengan umur 4 hari, akan disuapi cairan seperti susu yang berasal dari tembolok induk betinanya. Setelah empat hari, cairan tembolok itu akan mulai tercampur dengan butiran pakan yang sangat halus. Makin lama butiran pakan itu akan semakin banyak dan kasar. Setelah umur 10 hari, induk hanya akan menyuapi anaknya dengan butiran pakan kasar.
Pemberian cincin dilakukan antara umur 5 sd. 10 hari ini. Apabila ada calon peternak yang ingin membeli anak burung merpati pos, maka idealnya pada umur di atas 10 hari. Sebab meskipun burung tersebut belum disapih, namun sudah cukup kuat hanya diberi pakan tanpa cairan tembolok. Pakan merpati pos bisa berupa pelet 100%, bisa pula dengan kombinasi biji-bijian, misalnya gabah, jagung dan sorgum sebanyak 70% dengan dicampur pelet 30%. Selain itu merpati juga harus diberi hijauan lunak seperti bayam, kangkung, selada, selada air, kol, wortel, seledri dll, yang dicincang dengan ukuran agar mudah ditelan oleh burung.
Volume pakan induk jantan maupun betina selama masa menyuapi anak, harus ditingkatkan tiga kali lipat dari volume biasa. Sebab pakan ini juga akan digunakan untuk menyuapi anak-anak mereka. Sekitar dua minggu setelah telur pertama menetas, induk betina akan kembali bertelur. Untuk itu diperlukan sarang baru. Selama dua minggu telur kedua ini akan dierami sampai menetas. Dua minggu kemudian, induk betina akan kembali bertelur untuh tahap ketiga. Namun setelah telur ketiga selesai disuapi dan induk bersiap-siap untuk bertelur tahap keempat, sebaiknya induk jantan dan betina tersebut segera dikeluarkan dari kandang breeding untuk ganti bulu. Penempatan induk yang baru saja mengeram, dipisahkan antara jantan dengan betinanya.
Meskipun dalam setahun merpati pos mampu menghasilkan empat pasang anak, namun kita harus menjaganya agar pasangan induk ini hanya dibatasi menghasilkan tiga pasang anak dalam tiga angkatan. Selanjutnya induk harus diistirahatkan untuk mengumpulkan energi bagi proses breeding tahun berikutnya. Saat ini harga sepasang merpati pos antara Rp 250.000,- sampai dengan di atas Rp 1.000.000,- tergantung jenis serta kualitasnya. Semakin langka jenisnya, lebih-lebih jenis yang belum banyak dibudidayakan di Indonesia, harganya akan semakin tinggi. Namun tingginya harga pasangan merpati pos juga ditentukan oleh kualitas induknya. Semakin sering induknya memenangkan lomba, maka akan semakin tinggi harga keturunannya.
Sumber : http://foragri.blogsome.com/beternak-merpati-pos/
Peluang Bisnis Ternak Sapi Skala Rumah Tangga
Populasi penduduk di Indonesia terbesar keempat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang tinggi diikuti pula dengan meningkatnya konsumsi daging sapi di tanah air terutama ketika hari raya tiba. Untuk memenuhi permintaan pasar yang kian melonjak, usaha peternakan sapi skala rumah tangga patut untuk dikembangkan. Upaya yang dinilai mampu memberi kontribusi berarti bagi roda perekonomian bangsa itu juga disinyalir bermanfaat bagi perwujudan swasembada daging sapi di tanah air.
Program usaha ternak skala rumahan terbukti membawa perubahan yang signifikan terutama bagi peternak. Program ternak rumah tangga yang ada di area Sumatra Barat (Sumbar) misalnya. Di sana, bisnis ternak sapi potong skala rumah tangga telah marak digerakkan. Dengan cara konvensional, peternak sapi potong kelas rumahan itu mampu mengembangkan usahanya dengan keuntungan yang memadai.
Sistem budi daya ternak sapi berskala rumah tangga ini sudah lama diterapkan di kota Sawahlunto, Sumbar, tepatnya sejak tahun 2003 lalu. Menurut pandangan Pemerintah Kota (pemkot) Sawahlunto, penerapan sistem ini tak hanya mendorong laju pertumbuhan produksi sapi potong dalam negeri tapi juga memberi pendapatan hingga berlipat ganda kepada peternak kecil sebagai mata pencariannya.
Usaha ternak sapi potong kelas rumahan sangat ekonomis, baik dari sisi biaya pemeliharaan maupun biaya pembuatan kandang. Karena skalanya kecil, pembuatan kandangnya pun biasanya berbentuk tunggal. Meski demikian, untuk memeroleh kualitas sapi potong yang bagus, ukuran kandang usaha sapi potong rumah tangga tak jauh berbeda dengan ukuran kandang untuk pembudidayaan sapi komersiil dalam skala besar. Begitu pula untuk masalah pakan ternak dan proses pemeliharaan sapi potong.
Para peternak sapi potong kelas rumahan diberi pelatihan khusus untuk mengikuti standard pemeliharaan sapi potong skala besar. Pelatihan ini meliputi knowledge transfer kepada peternak dalam memilih bibit sapi potong. Misalnya dari segi bentuk badan, bibit tipe sapi potong umumnya mempunyai bentuk badan persegi panjang atau berbentuk bulat silinder. Sementara badan bagian muka, tengah dan belakang tumbuh sama kuat dan garis badan bagian atas dan bawah sejajar. Dengan demikian, kualitas daging sapi potong yang dihasilkannya sama dan layak untuk dikonsumsi dengan sapi potong dari peternak kelas besar.
Pemberian kepercayaan dan pelatihan kepada peternak skala rumah tangga yang dijalankan di kawasan Sawahlunto ini membuahkan hasil yang patut dibanggakan. Dalam tempo waktu enam bulan, peternak sapi potong kelas rumahan bisa memeroleh keuntungan sekitar Rp4 juta sampai Rp5 juta per satu ekor sapi potong. Padahal, dalam satu rumah tangga, sapi potong yang dibudidayakan rata-rata 2 hingga 3 ekor. Kalau harga bibit satu ekor antara Rp6 juta – Rp7 juta, sementara setelah dipelihara selama 6 bulan, harga sapi di pasaran meningkat antara Rp10 – Rp11 juta, keuntungan peternak bisa mencapai Rp4 juta – Rp5 juta per ekor. Laba ini pun bisa berlipat ganda saat hari raya keagamaan tiba, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan Natal.
Nah, itu baru keuntungan yang didapat jika dilihat dari sisi profit peternak. Bila dipandang dari sisi jumlah produksi ternak, katakanlah ada 1.000 peternak skala rumah tangga dalam satu kawasan dengan total ternak sapi potong sebanyak 3 ekor. Dalam waktu enam bulan sesudah melewati masa pemeliharaan akan tersedia 3.000 ekor sapi potong lokal yang siap untuk dikonsumsi.
Sumber : http://www.ciputraentrepreneurship.com/bisnis-mikro/12557-peluang-bisnis-ternak-sapi-skala-rumah-tangga.html
Program usaha ternak skala rumahan terbukti membawa perubahan yang signifikan terutama bagi peternak. Program ternak rumah tangga yang ada di area Sumatra Barat (Sumbar) misalnya. Di sana, bisnis ternak sapi potong skala rumah tangga telah marak digerakkan. Dengan cara konvensional, peternak sapi potong kelas rumahan itu mampu mengembangkan usahanya dengan keuntungan yang memadai.
Sistem budi daya ternak sapi berskala rumah tangga ini sudah lama diterapkan di kota Sawahlunto, Sumbar, tepatnya sejak tahun 2003 lalu. Menurut pandangan Pemerintah Kota (pemkot) Sawahlunto, penerapan sistem ini tak hanya mendorong laju pertumbuhan produksi sapi potong dalam negeri tapi juga memberi pendapatan hingga berlipat ganda kepada peternak kecil sebagai mata pencariannya.
Usaha ternak sapi potong kelas rumahan sangat ekonomis, baik dari sisi biaya pemeliharaan maupun biaya pembuatan kandang. Karena skalanya kecil, pembuatan kandangnya pun biasanya berbentuk tunggal. Meski demikian, untuk memeroleh kualitas sapi potong yang bagus, ukuran kandang usaha sapi potong rumah tangga tak jauh berbeda dengan ukuran kandang untuk pembudidayaan sapi komersiil dalam skala besar. Begitu pula untuk masalah pakan ternak dan proses pemeliharaan sapi potong.
Para peternak sapi potong kelas rumahan diberi pelatihan khusus untuk mengikuti standard pemeliharaan sapi potong skala besar. Pelatihan ini meliputi knowledge transfer kepada peternak dalam memilih bibit sapi potong. Misalnya dari segi bentuk badan, bibit tipe sapi potong umumnya mempunyai bentuk badan persegi panjang atau berbentuk bulat silinder. Sementara badan bagian muka, tengah dan belakang tumbuh sama kuat dan garis badan bagian atas dan bawah sejajar. Dengan demikian, kualitas daging sapi potong yang dihasilkannya sama dan layak untuk dikonsumsi dengan sapi potong dari peternak kelas besar.
Pemberian kepercayaan dan pelatihan kepada peternak skala rumah tangga yang dijalankan di kawasan Sawahlunto ini membuahkan hasil yang patut dibanggakan. Dalam tempo waktu enam bulan, peternak sapi potong kelas rumahan bisa memeroleh keuntungan sekitar Rp4 juta sampai Rp5 juta per satu ekor sapi potong. Padahal, dalam satu rumah tangga, sapi potong yang dibudidayakan rata-rata 2 hingga 3 ekor. Kalau harga bibit satu ekor antara Rp6 juta – Rp7 juta, sementara setelah dipelihara selama 6 bulan, harga sapi di pasaran meningkat antara Rp10 – Rp11 juta, keuntungan peternak bisa mencapai Rp4 juta – Rp5 juta per ekor. Laba ini pun bisa berlipat ganda saat hari raya keagamaan tiba, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan Natal.
Nah, itu baru keuntungan yang didapat jika dilihat dari sisi profit peternak. Bila dipandang dari sisi jumlah produksi ternak, katakanlah ada 1.000 peternak skala rumah tangga dalam satu kawasan dengan total ternak sapi potong sebanyak 3 ekor. Dalam waktu enam bulan sesudah melewati masa pemeliharaan akan tersedia 3.000 ekor sapi potong lokal yang siap untuk dikonsumsi.
Sumber : http://www.ciputraentrepreneurship.com/bisnis-mikro/12557-peluang-bisnis-ternak-sapi-skala-rumah-tangga.html
Saturday, November 12, 2011
Potensi Pengembangan Itik/Bebek Petelur di Tegal
Kota Tegal merupakan salah satu kota di pantura Jawa Tengah yang ditetapkan sebagai wilayah sub pusat pertumbuhan Jawa Tengah bagian barat dan menjadi medan magnet bagi daerah sekitarnya. Dengan Luas wilayah 38.50 km2, terdiri dari lahan kering seluas 2.768,27 ha, lahan sawah 1.081 m 73 ha serta memiliki luas wilayah pantai 839,15 ha. Salah satu usaha peternakan yang sangat berkembang di sana adalah usaha peternakan itik.
Saat ini usaha peternakan telah diupayakan untuk dikelola secara terpadu dengan sistem kandang dalam satu kawasan. Jumlah peternak itik mencapai 66 orang dengan populasi itik sekitar 66.000 ekor. Untuk mendukung perkembangan usaha peternakan dan pembibitan itik ras branjangan asli kota tegal, pemerintah telah menetapkan lahan seluas 6 ha namun yang dimanfaatkan baru seluas 2 ha. Kota tegal merupakan salah satu pemasok utama telor itik ke brebes sebagai bahan baku pembuatan telur asin, namun seringkali permintaan pasar tidak dapat terpenuhi karena keterbatasan kapasitas produksi. Besarnya pasar telur itik yang belum tergarap ini membuktikan masih sangat diperlukannya pemgembangan ternak itik, terlebih lagi jumlah permintaan yang ada jauh lebih besar dari jumlah produksi.
Keunggulan dari usaha ternak itik oleh petani pedesaan, yakni sebagai berikut :
1. Potensi sumber daya alam pedesaan cukup kondusif bagi pengembangan ternak itik. Status fisiologis itik sebagai unggas air, memungkinkan itik dapat dipelihara mulai dari daerah rawa sampai pasang surut. Bagi daerah kering, ternak dapat pula dipelihara dengan sistem pemeliharaan.
2. Ternak itik merupakan unggas lokal yang telah lama dipelihara masyarakat pedesaan dan telah beradaptasi dengan kondisi iklim pedesaan dan masyarakat desa.
3. Walaupun secara fisiologis itik merupakan unggas air tetapi tidak menutup kemungkinan, itik dapat dipelihara secara intensif pada lahan terkurung tanpa memberikan pengaruh buruk terhadap produksinya.
4. Tahan terhadap serangan penyakit.
5. Dapat dipelihara sederhana dengan pakan seadanya. Itik sanggup mencari sendiri pakan yang dibutuhkannya berupa butiran gabah yang tercecer selepas panen, ikan-ikan kecil, siput, cacing dan sisa dapur. Ketersediaan sumber pakan itik yang beragam di pedesaan diperkirakan dapat mendukung pengembangan ternak itik sebagai komponen usaha tani terpadu.
6. Sebagai komponen usaha tani terpadu di pedesaan, ternak itik sangat potensial dikembangkan dan diintegrasikan dengan usaha tanaman pangan dan kolam ikan.
7. SDM penyuluh yang cukup tersedia di daerah pedesaan.
Prospek peluang usaha peternakan itik cukup menjanjikan berdasarkan alasan bahwa:
1. Produksi ternak itik 200-240 butir telur per ekor per tahun. Dengan asumsi harga jual Rp. 800 per butir, telur itik sangat potensial sebagai sumber pendapatan dan merupakan usaha baru yang prospektif, di samping sebagai sumber protein hewani keluarga petani.
2. Permintaan pasar terhadap produk itik (telur dan daging) secara nasional masih besar. Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan tersebut, pemeliharaan itik secara semi maupun intensif layak dikembangkan.
3. Telur itik cukup disukai oleh konsumen, baik untuk dimakan sehari-hari maupun sebagai bahan baku pembuatan makanan ringan lainnya seperti kue.
4. Preferensi konsumen yang cukup tinggi pada produk peternakan itik.
5. Semakin naiknya kebutuhan masyarakat akan bahan pangan kaya protein hewani, sebagai akibat membaiknya pendapatan dan pengetahuan gizi. Kandungan protein telur itik cukup tinggi, yakni sekitar 13,3%. Itik merupakan ternak penghasil daging yang cukup gurih dan banyak diminati oleh masyarakat. Kandungan protein daging itik sebesar 21,4%, lebih tinggi dari kandungan protein daging ayam, sapi dan domba.
6. Adanya dukungan potensi sumber daya kelembagaan yang ada di pedesaan berupa kelompok tani, kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan keuangan dalam bentuk Usaha Simpan Pinjam.
7. Dukungan dari kemajuan teknologi peternakan dan bioteknologi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produksi telur itik.
Sumber : http://bisnisukm.com/potensi-pengembangan-itik-di-tegal.html
Saat ini usaha peternakan telah diupayakan untuk dikelola secara terpadu dengan sistem kandang dalam satu kawasan. Jumlah peternak itik mencapai 66 orang dengan populasi itik sekitar 66.000 ekor. Untuk mendukung perkembangan usaha peternakan dan pembibitan itik ras branjangan asli kota tegal, pemerintah telah menetapkan lahan seluas 6 ha namun yang dimanfaatkan baru seluas 2 ha. Kota tegal merupakan salah satu pemasok utama telor itik ke brebes sebagai bahan baku pembuatan telur asin, namun seringkali permintaan pasar tidak dapat terpenuhi karena keterbatasan kapasitas produksi. Besarnya pasar telur itik yang belum tergarap ini membuktikan masih sangat diperlukannya pemgembangan ternak itik, terlebih lagi jumlah permintaan yang ada jauh lebih besar dari jumlah produksi.
Keunggulan dari usaha ternak itik oleh petani pedesaan, yakni sebagai berikut :
1. Potensi sumber daya alam pedesaan cukup kondusif bagi pengembangan ternak itik. Status fisiologis itik sebagai unggas air, memungkinkan itik dapat dipelihara mulai dari daerah rawa sampai pasang surut. Bagi daerah kering, ternak dapat pula dipelihara dengan sistem pemeliharaan.
2. Ternak itik merupakan unggas lokal yang telah lama dipelihara masyarakat pedesaan dan telah beradaptasi dengan kondisi iklim pedesaan dan masyarakat desa.
3. Walaupun secara fisiologis itik merupakan unggas air tetapi tidak menutup kemungkinan, itik dapat dipelihara secara intensif pada lahan terkurung tanpa memberikan pengaruh buruk terhadap produksinya.
4. Tahan terhadap serangan penyakit.
5. Dapat dipelihara sederhana dengan pakan seadanya. Itik sanggup mencari sendiri pakan yang dibutuhkannya berupa butiran gabah yang tercecer selepas panen, ikan-ikan kecil, siput, cacing dan sisa dapur. Ketersediaan sumber pakan itik yang beragam di pedesaan diperkirakan dapat mendukung pengembangan ternak itik sebagai komponen usaha tani terpadu.
6. Sebagai komponen usaha tani terpadu di pedesaan, ternak itik sangat potensial dikembangkan dan diintegrasikan dengan usaha tanaman pangan dan kolam ikan.
7. SDM penyuluh yang cukup tersedia di daerah pedesaan.
Prospek peluang usaha peternakan itik cukup menjanjikan berdasarkan alasan bahwa:
1. Produksi ternak itik 200-240 butir telur per ekor per tahun. Dengan asumsi harga jual Rp. 800 per butir, telur itik sangat potensial sebagai sumber pendapatan dan merupakan usaha baru yang prospektif, di samping sebagai sumber protein hewani keluarga petani.
2. Permintaan pasar terhadap produk itik (telur dan daging) secara nasional masih besar. Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan tersebut, pemeliharaan itik secara semi maupun intensif layak dikembangkan.
3. Telur itik cukup disukai oleh konsumen, baik untuk dimakan sehari-hari maupun sebagai bahan baku pembuatan makanan ringan lainnya seperti kue.
4. Preferensi konsumen yang cukup tinggi pada produk peternakan itik.
5. Semakin naiknya kebutuhan masyarakat akan bahan pangan kaya protein hewani, sebagai akibat membaiknya pendapatan dan pengetahuan gizi. Kandungan protein telur itik cukup tinggi, yakni sekitar 13,3%. Itik merupakan ternak penghasil daging yang cukup gurih dan banyak diminati oleh masyarakat. Kandungan protein daging itik sebesar 21,4%, lebih tinggi dari kandungan protein daging ayam, sapi dan domba.
6. Adanya dukungan potensi sumber daya kelembagaan yang ada di pedesaan berupa kelompok tani, kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan keuangan dalam bentuk Usaha Simpan Pinjam.
7. Dukungan dari kemajuan teknologi peternakan dan bioteknologi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produksi telur itik.
Sumber : http://bisnisukm.com/potensi-pengembangan-itik-di-tegal.html
Friday, November 11, 2011
Beternak Sapi Perah
Dalam pemeliharaan sapi perah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Seleksi Bibit
Jenis sapi perah yang biasa dipelihara adalah sapi FH (Fries Holland) dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Warna bulu putih dengan bercak hitam.
- Berat badan betina dewasa 625 kg dan jantan 900 kg.
- Pembawaan betina tenang dan jinak sedangkan jantan agak panas.
- Daya merumput (Grazing ability) hanya baik pada pasture yang baik saja.
- Dewasa kelamin sapi FH agak lambat, umur pertama kali dikawinkan 15 – 18 bulan.
- Produksi susu relatif lebih tinggi dibandingkan sapi perah lainnya.
2. Pakan
Pakan sapi perah umumnya dibagi tiga :
a. Hijauan :
- Rumput - rumputan : Rumput gajah (Pennisetum purpureum), Rumput Raja (King grass), setaria, benggala (Pennisetum maximum), rumput lapang dan BD (Brachiaria decumbens),
- Kacang-kacangan : Lamtoro, turi, gamal
b. Konsentrat :
Dedak, bunkil kelapa, bungkil kacang tanah, jagung kedelai.
c. Limbah pertanian :
Jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, dll.
Pakan yang diberikan kepada sapi perah secara umum berupa hijauan 60% dari BK (berat kering) dan 40% Konsentrat.
Dalam hal ini hijauan yang digunakan 75% rumput alam dan 25% rumput unggul.
Sebagai contoh bila berat sapi 450 kg dan produksi susu 13 kg / hari lemak 3,5% dapat diberikan pakan : rumput alam 21 kg, rumput gajah 7,5 kg dan konsentrat pabrik 6 kg.
3. Kandang dan Peralatan
kandang yang dibuat harus memenuhi syarat antara lain : Terpisah dari rumah + 10 m, drainase dan ventilasi baik, lantai tidak licin, ada penampungan kotoran dan ukuran kandang 1,5 X 2,5 m / ekor.
4. Kesehatan Hewan
Beberapa penyakit yang sering menyerang sapi perah antara lain:
a. Radang Ambing / Mastitis
Penyebab : Bakteri Streptococcus agalactiae dan Staphilocossus aureus
Gejala : (pada mastitis akut) pembengkakan pada ambing, panas, keras dan terasa sakit diikuti demam, lemah dan nafsu makan hilang.
Pencegahan : Kebersihan kandang terutama pada lantai
Pengobatan : Antibiotik seperti pennicilin, Terramycin dll.
b. Antrax
Penyebab : Kuman Antrax
Gejala : Bengkak pada dada leher dan perut, keluar darah dari lubang hidung, rongga mulut, anus dan kelamin menjelang kehamilan.
Pencegahan : Vaksinasi Antrax.
c. Brucellosis
Penyebab : Kuman Brucella
Gejala : Biasanya terjadi keguguran pada kebuntingan 5 - 8 bulan.
Pencegahan : Pemeriksaan darah secara berkala, menjaga kebersihan kandang ternak, dan Vaksinasi.
5. Pengelolaan / Manajemen
a. Sapi dara :
Sapi betina berumur 1 – 2 tahun atau lebih dan belum pernah beranak. Pemeliharaan dan pemberian pakan pada sapi dara sebelum beranak sangat mempengaruhi pertumbuhan.
b. Sapi Betina Dewasa :
Dilakukan exercise (gerak jalan), pemeliharaan kuku, kebersihan badan, dan perlu diperhatikan perkembangan reproduksi seperti masa birahi, masa perkawinan, kebuntingan dan beranak.
c. Pembuatan catatan meliputi catatan reproduksi dan kesehatan.
6. Pemasaran
Pemasaran dapat dilakukan melalui kelompok atau koperasi. Produk yang dipasarkan dapat berupa susu dan hasil olahannya, daging atau kulit.
7. Pasca Panen
Pasca panen sapi perah antara lain berupa produk caramel, tahu susu, kerupuk susu, abon, dendeng, sosis, tas, sepatu jaket dll.
Sumber : http://sapip.blogspot.com/
1. Seleksi Bibit
Jenis sapi perah yang biasa dipelihara adalah sapi FH (Fries Holland) dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Warna bulu putih dengan bercak hitam.
- Berat badan betina dewasa 625 kg dan jantan 900 kg.
- Pembawaan betina tenang dan jinak sedangkan jantan agak panas.
- Daya merumput (Grazing ability) hanya baik pada pasture yang baik saja.
- Dewasa kelamin sapi FH agak lambat, umur pertama kali dikawinkan 15 – 18 bulan.
- Produksi susu relatif lebih tinggi dibandingkan sapi perah lainnya.
2. Pakan
Pakan sapi perah umumnya dibagi tiga :
a. Hijauan :
- Rumput - rumputan : Rumput gajah (Pennisetum purpureum), Rumput Raja (King grass), setaria, benggala (Pennisetum maximum), rumput lapang dan BD (Brachiaria decumbens),
- Kacang-kacangan : Lamtoro, turi, gamal
b. Konsentrat :
Dedak, bunkil kelapa, bungkil kacang tanah, jagung kedelai.
c. Limbah pertanian :
Jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, dll.
Pakan yang diberikan kepada sapi perah secara umum berupa hijauan 60% dari BK (berat kering) dan 40% Konsentrat.
Dalam hal ini hijauan yang digunakan 75% rumput alam dan 25% rumput unggul.
Sebagai contoh bila berat sapi 450 kg dan produksi susu 13 kg / hari lemak 3,5% dapat diberikan pakan : rumput alam 21 kg, rumput gajah 7,5 kg dan konsentrat pabrik 6 kg.
3. Kandang dan Peralatan
kandang yang dibuat harus memenuhi syarat antara lain : Terpisah dari rumah + 10 m, drainase dan ventilasi baik, lantai tidak licin, ada penampungan kotoran dan ukuran kandang 1,5 X 2,5 m / ekor.
4. Kesehatan Hewan
Beberapa penyakit yang sering menyerang sapi perah antara lain:
a. Radang Ambing / Mastitis
Penyebab : Bakteri Streptococcus agalactiae dan Staphilocossus aureus
Gejala : (pada mastitis akut) pembengkakan pada ambing, panas, keras dan terasa sakit diikuti demam, lemah dan nafsu makan hilang.
Pencegahan : Kebersihan kandang terutama pada lantai
Pengobatan : Antibiotik seperti pennicilin, Terramycin dll.
b. Antrax
Penyebab : Kuman Antrax
Gejala : Bengkak pada dada leher dan perut, keluar darah dari lubang hidung, rongga mulut, anus dan kelamin menjelang kehamilan.
Pencegahan : Vaksinasi Antrax.
c. Brucellosis
Penyebab : Kuman Brucella
Gejala : Biasanya terjadi keguguran pada kebuntingan 5 - 8 bulan.
Pencegahan : Pemeriksaan darah secara berkala, menjaga kebersihan kandang ternak, dan Vaksinasi.
5. Pengelolaan / Manajemen
a. Sapi dara :
Sapi betina berumur 1 – 2 tahun atau lebih dan belum pernah beranak. Pemeliharaan dan pemberian pakan pada sapi dara sebelum beranak sangat mempengaruhi pertumbuhan.
b. Sapi Betina Dewasa :
Dilakukan exercise (gerak jalan), pemeliharaan kuku, kebersihan badan, dan perlu diperhatikan perkembangan reproduksi seperti masa birahi, masa perkawinan, kebuntingan dan beranak.
c. Pembuatan catatan meliputi catatan reproduksi dan kesehatan.
6. Pemasaran
Pemasaran dapat dilakukan melalui kelompok atau koperasi. Produk yang dipasarkan dapat berupa susu dan hasil olahannya, daging atau kulit.
7. Pasca Panen
Pasca panen sapi perah antara lain berupa produk caramel, tahu susu, kerupuk susu, abon, dendeng, sosis, tas, sepatu jaket dll.
Sumber : http://sapip.blogspot.com/
Subscribe to:
Posts (Atom)