Wednesday, September 26, 2012

Peluang Bisnis dari Buah Pepaya California

Buah pepaya sudah tidak asing lagi di tengah-tengah kita, pemanfaatan buah ini telah merambah berbagai kebutuhan hidup. Buah pepaya yang selama ini ada di sekitar kita memiliki ukuran yang cukup besar, tidak akan habis jika dikonsumsi satu orang dalam satu waktu. Padahal menurut ahli gizi buah pepaya yang dikupas terlalu lama akan kehilangan banyak kandungan gizi. Hal inilah yang menjadikanbisnis pepaya California cukup potensial untuk ditekuni. Karena Pepaya California memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan pepaya jenis lain. Rata-rata ukuran pepaya California hanya separuh dari pepaya biasa.

Pepaya California sebenarnya berasal dari Amerika Tengah dan Karibia, namun yang berkembang di Indonesia adalah hasil pemuliaan tanaman dari Pusat Kajian Buah-buahan Tropika- Institut Pertanian Bogor (PKBT-IPB) dengan nama IPB-9. Bisnis budidaya Pepaya California ini cukup menjanjikan dan tengah menjadi incaran banyak orang. Di supermarket besar, harga jual pepaya ini bisa mencapai Rp 8.000 per kilogram (kg). Bandingkan dengan pepaya bangkok yang hanya sekitar Rp 4.000 per kg.

Budidaya Pepaya California mulai menghasilkan buah siap petik pada usia 7 bulan sampai 9 bulan dengan usia produktif selama 28-30 bulan. Jika Pepaya California sudah berproduksi, kita bisa memanen pepaya segar satu minggu sekali. Setiap pohon bisa menghasilkan buah sekitar 50 kg – 80 kg selama usia produktif. Keungulan lain dari bisnis Budidaya Pepaya California adalah penanaman dengan pola pertanian organik,sehingga memiliki nilai tambah.(Galeriukm).

Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id
http://tipspetani.blogspot.com/

Tuesday, September 25, 2012

Tanam Ginseng Cukup 45 Hari

Siapa yang tak kenal khasiat ginseng gunung? Tumbuhan obat dari Korea itu kini bisa dikembangkan di Indonesia. Universitas Surabaya (Ubaya) menargetkan bisa mulai proses budi daya tanaman itu mulai tahun ini.

Kemarin (7/1), mereka mendatangkan langsung profesor yang ahli dalam bidang ginseng Deok-Chun Yang dari Kyung Hee University untuk memberikan kuliah umum. Pada kuliah umum itu, dipaparkan tentang perkembangan teknologi untuk ginseng. "Dulu, khasiat ginseng gunung hanya bisa dinikmati setelah tanaman tersebut berusia ratusan tahun. Dengan perkembangan teknologi, hanya dalam waktu 45 hari saja sudah bisa dipanen. Tentu efeknya sama," kata Prof Deok-Chun dalam makalahnya.

Dikatakan, ada 18 manfaat penting dalam tanaman ginseng gunung yang dikembangkan itu. Di antaranya, bisa menanggulangi hipertensi, disfungsi ereksi, dan antikanker. Sejumlah penelitian dicantumkan untuk membuktikan hal tersebut.

Rektor Ubaya Prof Joniarto Parung menuturkan, kerja sama itu bisa memberikan dampak positif untuk perkembangan fakultas teknobiologi. Menurut dia, teknologi yang dikembangkan untuk membuat ginseng dapat dipanen dalam waktu singkat itu bisa pula diterapkan untuk tanaman lainnya.

"Nanti akan dibudidayakan di laboratorium di kampus tiga Trawas," kata Prof Joni sambil menunjukkan foto tentang budi daya ginseng di Korea. Dia menjelaskan, tak perlu butuh ruang yang luas untuk mengembangkan ginseng itu. Hanya dengan lab seluas 600 meter persegi sudah bisa dijadikan kebun ginseng. Waktu panen pun relatif singkat, hanya satu bulan setengah.

Dia mengungkapkan, sudah ada dua dosen yang dikirim untuk belajar S-2 secara khusus di Kyung Hee University. Dua dosen lainnya akan dikirim untuk belajar sebagai tenaga laboratorium. Selain menjadi objek penelitian, tanaman itu juga akan dikomersialkan. "Ini pangsa pasar yang cukup menjanjikan," terangnya.

Usai kuliah tamu, rombongan dari Korea mengikuti diskusi ringan di ruang pertemuan. Mereka membahas tindak lanjut program kerja sama dua universitas itu . "Kami memilih Ubaya karena punya fakultas teknobiologi," kata Howard Chung, salah satu anggota dalam rombongan itu.

Dia juga meyakinkan kualitas ginseng yang dibudidayakan dalam lab itu sama dengan ginseng berusia ratusan tahun. "Ginseng gunung itu paling berkhasiat di antara ginseng yang lain," ungkapnya. (jun/fat)

Dikutip dari: Jawa Pos, 8 Januari 2012
http://www.ubaya.ac.id/ubaya/news_detail/838/Tanam-Ginseng-Cukup-45-Hari.html

Monday, September 24, 2012

Cara Budidaya Usaha Ayam Petelur

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat.

Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.

Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:

1) Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama.

2) Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada diantara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna.Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga.

PERSYARATAN LOKASI
1) Lokasi yang jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2) Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3) Lokasi terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah.

Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.

Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.

Peralatan :
a. Litter (alas lantai)

Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

b. Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung keluar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.

c. Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

d. Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

Penyiapan Bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
a) Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
b) Pertumbuhan dan perkembangan normal.
c) Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
a) Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.
c) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d) Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f) Tidak ada letakan tinja diduburnya.

Sumber : http://informasimotivasi.blogspot.com/

Sunday, September 23, 2012

Biografi Mujair - Penemu Ikan Mujair

Iwan Dalauk lebih dikenal dengan nama Mbah Moedjair, lahir tahun 1890 di desa Kuninngan 3 km arah timur pusat kota Blitar, ia merupakan penemu dari spesies ikan yang diberi nama Ikan Mujair. Anak ke 4 dari 9 bersaudara, dari pasangan Bapak Bayan Isman dan Ibu Rubiyah. Menikah dengan anak modin desa kuningan bernama Partimah. Dari pernikhan itu beliau dikaruniai 7 anak. Hampir semua anak beliau saat ini sudah meninggal, kecuali Ismoenir yang bertempat tinggal di Kanigoro Blitar dan Djaenuri yang tinggal di Kencong Jember. Semasa hidup Pak Moedjair berjualan sate kambing. Warung sate kambingnya cukup terkenal di jaman itu, di daerah Kuningan Kanigoro. Pelanggannya dari berbagai ras. Akibat dari warungnya yang terkenal tentu saja pemasukan keuangan Pak Moedjair semakin bertumpuk.

Hal tersebut memunculkan sifat negatip dari Moedjair muda saat itu, yaitu mulai gemar berjudi. Hebatnya dia tidak mau berjudi dengan bangsanya, tapi hanya dengan orang Tionghoa. Sisi baiknya, Pak Moedjair mendidik anak – anaknya untuk tidak bermain judi. Judi membuat usaha warung satenya jadi porak porandah. Demikian yang disampaikan olej Pak Slamet cucunya, anak dari Bapak Wahana, salah satu putra Pak Moedjair.

Di masa keterprukannya, Pak Moedjair meakukan tirakat, setiap tanggal 1 Suro (penanggalan Jawa), beliau mandi dipantai Serang, Blitar selatan. Pada suatu saat, ketika melakukan ritual mandi, beliau menemukan ikan yang jumlahnya amat banyak, yang mempunyai keunikan, yatiu menyimpan anak dalam mulutnya, saat ada bahaya, dan dikeluarkan lagi saat bahaya telah lewat atau keadaan aman.

Karena keunikan ikan ini, Pak Moedjair berniat mengembangkannya di rumah, didaerah Papungan – Kanigoro, Blitar. Pak Moedjair menjaring ikan tersebut dengan udengnya (ikat kepala). Dengan ditemani kedua temannya, Abdullah Iskak dan Umar, beliau membawa pulang ikan tersebut kerumahya. Tapi karena habitat yang berbeda, ikan tersebut mati pada saat dimasukan ke air tawar. Hal tersebut membuat Pak Moedjair penasaran dan gigih melakukan percobaan, agar spesies ikan ini bisa hidup di air tawar.

Dengan bolak – balik Papungan – Serang yang berjarak 35 km, berjalan kaki dengan melewati hutan belantara, naik turun bukit, betul betul akses jalan yang susah, dan memakan waktu 2 hari 2 malam. Di Pantai Serang beliau mengambil ikan tersebut dan dimasukan kedalam gentong tanah liat. Beliau mencampurkan air laut dan air tawar dalam gentong. Percobaan percampuran air laut dan air tawar di lakukan secara terus menerus, dengan memperkecil jumlah air laut dan memperbesar jumlah air tawar. Ampai satu saat kedua jenis air ini bisa menyatu. Menurut Pak Ismoenir (anak Pak Moedjair), perjalanan bolak – balik Papungan – Serang, pada percobaan ke 11, berhasil hidup 4 ekor ikan spesies baru tersebut pada habitat air tawar. Keberhasilan tersebut terjadi di tanggal 25 Maret 1936.

Keberhasilan percobaan tersebut melegakan Pak Moedjair. 4 Ikan itu dia tangkarkan di kolam sumber air Tenggong, Desa Papungan. Awalanya hanya satu kolam dan berkembang menjadi 3 kolam. Disekitar kolam Tenggong, Pak Moedjair membangun pondok yang juga sebagai tempat tinggal untuk keluarganya. Perkembang biakan ikan spesies baru itu luar biasa cepat, maka jumlah ikan semakin banyak. Oleh Pak Moedjair, ikan spesies baru itu diberikan secara cuma-cuma ke masyarakat sekitar Papungan. Dan dijual di sekitar Blitar dan di luar Blitar.

Penemuan ikan spesies baru ini sampai ke telinga Asisten Resident yang berada di Kediri. Asisten Residen ini juga seorang ilmuwan, ia tergoda untuk meneliti spesies hasil temuan Pak Moedjair, berdasarkan literatur dan data-data yang ada. Dia juga melakukan riset serta wawancara dengan Pak Moedjair, tentang segalanya asal muasal ikan ini. Asisten Residen ini kagum dan takjub akan usaha dan kegigihan dari usaha percobaan Pak Moedjair. Karena itu, Asisten Residen ini memberikan penghargaan kepada Pak Moedjair, pemberian nama ikan spesies baru tersebut dengan nama Pak Moedjair. Sejak saat itu, ikan spesies baru tersebut dinamakan ikan MOEDJAIR (Mujair).

Ikan Moedjair semakin dikenal, dan masyarakt semakin banyak yang mengembang biakannya. Nama Pak Moedjairpun semakin terkenal. Dengan bantuan anak sulung beliau, Wahanan, ikan Moedjair dipasarkan ke hampir daratan seluruh Jawa Timur. Oleh pemerintah setempat, beliau diangkat sebagai Jogoboyo Desa Papungan dan mendapatkan gaji bulanan dari pemerintah daerah. Pemerintah Indonesia mengangkat beliau sebagai Mantri Perikanan. Selain itu, Pak Moedjair juga mendapatkan penghargaan EKSEKUTIP COMMITTE dari INDONESIA FISHERIES COUNCIL, atas jasanya menemukan ikan moedjair. Penghargaan tersebut diberikan di Bogor tanggal 30 Juni 1954. Sebelumnya, pada tanggal 17 Agustus 1951, KEMENTERIAN PERTANIAN atas nama Pemerintah Indonesia, memberikan penghargaan pada Pak Moedjair, waktu itu dijabat oleh Ir. Soewarto.

Selain membuat kolam ikan di Tenggong, beliau juga membuat kolam ikan di Papungan dan di Kedung (sumber air) desa Papungan. Di Kedung, Pak Moedjair menghabiskan hari-hari tuanya selama kurang lebih 10 tahun. Disini dia banyak dikunjungi dari masyarakat Blitar maupun luar kota Blitar, untuk menimba ilmu dan memancing ikan moedjair. Saat kesehatannya mulia menurun, beliau memutuskan tinggak di dukuh Krajan, desa Papungan, dekat perbatasan dengan desa Sekardangan. Disini beliau membuat 3 kolam ikan, sampai saat ini kolam tersebut masih ada keberadaannya.

Tanggal 01 September 1957 beliau wafat, karena penyakit asma. Dimakamkan di pemakaman umum desa Papungan. Pada tahun 1960, atas inisiatip Departemen Perikanan Indonesia, makam beliau dipindah ke area kusus di selatan desa Papungan, yang juga berfungsi sebagai makam keluarga. Pada batu nisan beliau tertulis “ MOEDJAIR PENEMU IKAN MOEDJAIR “, lengkap dengan relief ikan moedjair, sebagai penghargaan atas jasanya. Akses jalan ke makam juga diberi nama Moedjair.

Pada 6 April 1965 Pemerintah melalui Departemen Perikanan Darat dan Laut menganugerahkan Pak Moedjair sebagai Nelayan Pelopor. Piagamnya ditanda tangani oleh menteri perikanan, Hamzah Atmohandojo.

Sumber : http://kolom-biografi.blogspot.com/

Friday, September 21, 2012

Jenis-Jenis Kambing Perah

1. Kambing Etawa
Berasal dari wilayah Jamnapari India. Kambing ini paling popular di Asia Tenggara, termasuk tipe dwiguna yaitu penghasil susu dan penghasil daging. Ciri-cirinya postur tubuh besar, telinga panjang menggantung, bentuk muka cembung, bulu bagian paha sangat lebat, BB jantan mencapai 90 kg, BB betina 60 kg. produksi susu mencapai 235 kg/ms laktasi. Di Indonesia untuk perbaikan mutu kambing local maka menghasilkan kambing PE (Peranakan Etawa). Sentra terbesar kambing PE adalah di Kaligesing Purworejo Jawa Tengah.

2. Kambing Alpin
Berasal dari Pegunungan Alpen Swiss, Keberadaan kambing jenis ini menebar ke seluruh daratan eropa. Ciri-ciri kambing Alpen telinga berukuran sedang dan megarah ke atas dengan warna bulu dominan putih, hitam, coklat. BB jantan mencapai 90 kg, BB betina 65 kg. Produksi susu 600 kg/ms laktasi

3. Kambing Saanen
Berasal dari lembah Saanen Swiss bagian barat. Merupakan jenis kambing terbesar di Swiss.Sulit berkembang di wilayah tropis karena kepekaannya terhadap matahari. Ciri-ciri telinga tegak dan mengarah ke depan, bulu dominant putih, kadang2 ditemui bercak hitam pada hidung, telinga atau ambing. Tidak bertanduk dan termasuk tipe dwiguna. Produksi susu 740 kg/ms laktasi.

4. Kambing Toggenburg
Berasal dari Toggenburg Valley (wilayah timur laut Swiss). Ciri-ciri telinga tegak menghadap ke depan, hidung agak cembung, warna bulu merah tua/coklat dengan bercak putih. BB jantan 80 kg betina 60 kg. Yang paling menonjol adalah kehalusan bulunya. Produksi susu 600 kg/ms laktasi.

5. Kambing Anglo Nubian
Berasal dari Wilayah Nubia (Timur Laut Afrika). Ciri-ciri telinga menggantung dan ambing besar, warna bulu hitam, merah, coklat, putih atau kombinasi warna2 tersebut. BB jantan 90 kg, betina 70 kg. Produksi susu 700 kg/ms laktasi.

6. Kambing Beetal
Berasal dari Punjab India, Rawalpindi dan Lahore (Pakistan). Diduga merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing local karena cirri fisiknya sangat menyerupai Etawa. Produksi susu 190 kg/ms laktasi.

Manfaat dan Khasiat susu kambing

Selain dijual dalam bentuk segar, susu kambing juga dapat diolah menjadi produk lain seperti yogurt, keju, mentega. Butiran lemak susu kambing berukuran antara 1-10 milimikron sama dengan susu sapi, tetapi jumlah butiran lemak yang berdiameter kecil dan homogen lebih banyak terdapat pada susu kambing sehingga susu kambing lebih mudah dicerna alat pencernaan manusia, serta tidak menimbulkan diare pada orang yang mengkonsumsinya. Susu kambing juga tidak mengandung karoten, sehingga warna susu kambing lebih putih daripada susu sapi.

Khasiat susu kambing antara lain untuk terapi TBC, membantu memulihkan kondisi orang yang baru sembuh dari sakit, mempu mengontrol kadar kolesterol dalam darah. Untuk meningkatkan kesehatan kulit, terutama bagian wajah. Kandungan gizi susu kambing dapat meningkatkan pertumbuhan bayi dan anak-anak serta membantu keseimbangan proses metabolisme, mendukung pertumbuhan tulang dan gigi, membantu pembentukan sel darah merah dan jaringan tubuh. Baik bagi wanita dewasa untuk mengembalikan zat besi setelah haid, kekurangan darah (anemia), kehamilan serta pendarahan setelah melahirkan. Kandungan mineralnya memperlambat proses osteoporosis.

Faktor yang mempengaruhi komposisi susu kambing

1. Variasi antar jenis kambing
Dengan aneka karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya maka akan terdapat variasi dalam jumlah produksi susunya.

2. Variasi Inter jenis kambing
Setiap indivudi dari jenis/bangsa yang sama memiliki variasi dalam jumlah susu yang dihasilkan walopun jenis atau bangsa sama, tetapi jika umur dan masa laktasi berbeda maka jumlah produksi susu juga berbeda.

3. Faktor genetik
Adalah faktor yang diturunkan dari nenek moyang dan memiliki sifat kebakaan.

4. Musim
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kambing yang beranak pada musim gugur memiliki tingkat produksi yang lebih tinggi disbanding kambing yang beranak musim panas.

5. Umur
Produksi susu kambing meningkat seiring bertambahnya umur dan mencapai puncak pada saat berumur 5-7 tahun, yakni pada masa laktasi ke-3 atau ke-5. selanjutnya produksi susu akan menurun.

6. Lama masa laktasi
Dalam satu jenis atau bangsa kambing perbedaan lama masa laktasi menyebabkan perbedaan jumlah total produksi susu selama masa laktasi. Semakin lama masa laktasi akan semakin banyak total produksi susu yang dihasilkan. Korelasi ini tidak berarti akan semakin tinggi keuntungan yang diraih.

7. Faktor perawatan dan perlakuan
Suasana kandang yang nyamn sangat mendukung utnuk berproduksi secara optimal.

8. Pengaruh masa birahi dan kebuntingan
Kambing yang dikawinkan kembali setelah 3 bulan beranan tingkat produksi susunya akan lebih cepat menurun disbanding kambing yang sedang laktasi tetapi tidak bunting. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya kuantitas dan kualitas pakan yang dikonsumsi, serta tingginya kebutuhan kambing akan zat-zat makanan utnuk mendukung [proses fisiologis dalam tubuhnya.

9. Frekuensi pemerahan
Berdasar hasil penelitian kambing yang diperah 2x sehari total produksi susunya lebih tinggi daripada kambing yang diperah 1x sehari.

10. Jumlah anak dalam sekali melahirkan.
Produksi susu kambing perah yang beranak 2 ekor dalam 1 kali melahirkan biasanya 20-30% lebih tinggi dari kambing perah yang hanya beranak 1 ekor.penyebabnya adalah rangsangan menyusui dari anak kambing (cempe) yang dilahirkan.

11. Pergantian pemerah
Kambing ternmasuk hewan yang tidak terlalu mudah beradaptasi pada kondisi lingkungan yang berubah drastic. Pergantian pemerah akan menyebabkan kambing mengalami stress.

12. Lama masa kering
Utnutk mendorong produksi beranak 3x dalam 2 tahun biasanya kambing dikawinkan kembali setelah beranak 3 bulan atau saat pertama birahi muncul. Dalam kondisi demikian kambing membutuhkan waktu untuk menjalani masa kering selama 2 bulan agar memiliki kesempatan untuk kembali pulih kondisinya.

13. Faktor hormonal
Hormone yang berperan dalam produksi susu adalah laktogen.penyuntika n hormone ini pada saat laktasi menyebabkan produksi susu meningkat.

14. Faktor pakan
Produksi susu akan mencapai optimal jika pakan yang diberikan dan dikonsumdi oleh kambing jumlah dan kualitasnya cukup. Komposisi hijauan dan konsentrat harus seimbang.

15. Pengaruh penyakit
Kambing perah yang sedang laktasi produksi susunya akan menurunjik terserang penyakit. Bahkan bisa langsung terhenti. Efek obat yang diberikan juga akan berpengaruh terhadap produksi dan kualitas susu yang dihasilkan.

Pemberian pakan

Secara alamiah kerena kehidupan awalnya di daerah pegunungan kambing akan lebih menyukai rambanan (daun-daunan) daripada rumput. Kambing termasuk jenis jewan ruminansia. Ruminansia tidak terlalu bergantung pada kadar zat-zat gizi pakan yang dikonsumsinya, karena proses di dalam rumen mampu menghasilkan zat gizi yang mudah diserap tubuh. Kadang pemberian pakan protein tinggi tidak efisien, karena protein tersebut mudah terurai dan terfermentasi oleh mikrobia rumen.

Ruminansia mampu mensintesis asam amino dari unsure yang dihasilkan oleh berbagai proses yang terjadi dalam rumen. Ruminansia mampu mengkonsumsi urea dlam jumlah terbatas yang di dalam rumen akan terurai menjadi amoniak dan merupakan bahan utama pembentuk asam amino. Selain bahan pakan yang dikonsumsi kebutuhan tubuh terhadap protein juga dipenuhi dari mikrobia rumen.

1. Bahan pakan
Secara umum kebutuhan zat pakan bagi kam,bing dikelompokkan dalam 2 golongan besar sumber pakan yaitu bahan pakan sumber energi dan bahan pakan sumber protein. Bahan pakan sumber energi terdiri dari bahan pakan yang berupa biji-bijian dan sisa serealia (mis : tepung, jagung dan dedak padi), umbi- umbian (mis : tepung singkong, onggok, ubi jalar) dan hijauan (mis : rumput setaria dan rumput lapang). Bahan pakan sumber protein bisa berupa biji-bijian misal tepung bungkil kedelai, ampas tahu, ampas kecap, biji kapas atau tepung2 yang berasal dari hewan atau bagian tubuh hewan seperti tepung darah dan tepung ikan. Beberapa contoh hijauan yang merupakan sumber protein seperti daun gliricidae, turi, lamtoro, centrocema, dan kacang gude.

Pakan hijauan dalam keadaan segar umumnya lebih disukai kambing dibanding dengan pakan dalam keadaan layu atau kering. Namun ada beberapa jenis hijauan yang dalam keadaan segar masih mengandung racun yang membahayakan kehidupan kambing seperti gliricidae, sebaiknya hijauan jenis tersebut dilayukan dulu selama 2-3 jam di sinar matahari atau diinapkan semalam sebelum diberikan pada ternak. Pemberian hijauan yang bervariasi akan memberi dampak yang lebih baik.

Kebutuhan kambing akan bahan pakan sangat tergantung dari kondisi fisiologis kambing tersebut, secara umum kambing membutuhkan hijauan segar sebanyak 10% dari berat badan atau berat hidupnya. Misal beratnya 30 kg maka kambing tersebut membutuhkan 3 kg hijauan/hr. Perlu diketahui bahwa tidak semua bagian hijauan disukai oleh kambing.beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian hijauana yang dicincang sekitar 5-10 cm akan lebih efisien dikonsumsi oleh kambing, karena bentuknya yang kecil-kecil.

Contohnya batang muda jika diberikan secara utuh kurang disukai oelh kambing tetapi dengan dicincang akan lebih mudah tercampur dengan jenis pakan yang lain sehingga memungkinkan kambing untuk memakannya.

2. Pemberian konsentrat
Pakan sebagai sumber protein merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh kambing yang sedang laktasi, karena proses pembentukan susu membutuhkan suplai protein yang lebih tinggi. Sistem pencernaan rumen seringkali menjadi penyebab kurang efektifnya pemberian konsentrat dengan kadar protein tinggi. Penyebabnya adalah konsentrat tersebut akan diurai atau difermentasi oleh bakteri dan mikroba lain dalam rumen, sehingga pprotein terdegradasi sebelum diserap tubuh. Untuk itu pemberian konsentrat perlu disiasati. Waktu pemberian yang terbaik adalah saat kambing sudah banyak mengkonsumsi hijauan, tetapi belum kenyang. Pada saat itu, rumen akan dipenuhi oleh hijauan, sehingga aktivitas rumen sedang tinggi-tingginya. Pemberian konsentrat saat seperti ini bisa menghindari proses fermentasi bahan pakan dalam rumen sehingga keberadaan zat-zat makanan dapat dipertahankan. Hal ini disebabkan konsentrat tidak terlalu lama berada dalam rumen.

Beberapa bahan konsentrat yang biasa diberikan adalah bekatul, bungkil kedelai, ampas tahu, bungkil kelapa atau campuran dari beberapa konsentrat. Misal 62% bekatul, 20% ampas tahu, 15% bungkil kedelai, 1% garam dapur, dan 2% tepung tulang. Jumlah pemberian sebanyak 0,5- 0,6 kg/ekor dan diberikan dalam bentuk bubur(dicampur dengan air). Usahakan konsentrat agar habis dalam waktu singkat untuk menghindari tumbuhnya jamur yang bias menimbulkan penyakit.

3. Vitamin dan Mineral
Selain bahan pakan sumber protein dan sumber energi, kambing memiliki kebutuhan akan vitamin dan mineral yang sebenarnya bisa tercukupi dengan pemberian pakan yang bervariasi. Jika kurang bervariasi sebaiknya dilakukan pemberian zeolit, garam dapur, atau tepung tulang sebagai sumber mineral dengan dosis tidak lebih dari 5 permil (5/1000) untuk setiap 1 kg berat badan. Vitamin dibutuhkan kambing dalam jumlah sedikit tetapi sangat berpengaruh dalam proses metabolisme dan daya tahan tubuhnya terhadap penyakit. Pemberian garam dapur selain untuk memenuhi kebutuhan mineral dapat juga untuk meningkatkan nafsu makan kambing. Pemberiannya sebaiknya tidak terjadwal, tetapi sudah dalam keadaan tersedia setiap saat di dalam kandang. Penempatannya bisa di dalam ember khusus yang digantung di dekat tempat hijauan setinggi 50-90 cm dr atas lantai.

4. Air
Sebanyak 70% tubuh kambing berupa air. Kekurangan air yang mencapai 20% menyebabkan kambing dehidrasi. Makanya ketersediaan air merupakan suatu hal yang mutlak. Secara umum seekor kambing membutuhkan air sebanyak 1,5-2,5 liter/hari. Sebaiknya air disediakan dalam jumlah yang tidak terbatas artinya jika air di wadahnya tinggal sedkit segera ditambah lagi.

5. Penggunaan UMB (Urea Molasses Block)
UMB mengandung non protein nitrogen (NPN) yang dalam rumen akan mengaktifkan mikroba rumen dan sintesis menjadi asam amino. UMB juga terdiri dari berbagai bahan penyusun lainnya seperti molasses, dedak padi, dan tepung tapioka (sebagai sumber energi), bungkil kedelai (sumber protein), garam dapur, tepung tulang dan kapur (sumber mineral). Pemberian UMB 4 gr/hari/kg berat badan mampu meningkatkan pertambahan berat badan harian kambing dan meningkatkan akseptabilitas kambing terhadap limbah pertanian dengan serat kasar cukup tinggi seperti kulit dan tongkol jagung.
Sumber : http://artikelkambingetawa.blogspot.com/2008/04/kambing-perah.html

Thursday, September 20, 2012

Cara Merawat Hamster

Kandang
Hamster merupakan hewan yang lincah, agar leluasa bergerak, sebaiknya kandang yang disediakan berukuran besar. Biasanya Petshop menyediakan kandang kandang untuk hamster, seperti aquarium berbagai jenis dan harga.

Pasir atau serbuk kayu patut disediakan dikandang guna menyerap kencing. Sebuk pasir diganti seminggu sekali.

Makanan
Makanan hamster terbaik sampai saat ini tetap dipegang oleh makanan-makanan hamster impor buatan pabrik. Walaupun begitu Anda juga harus tetap waspada dan lebih cermat lagi dalam memilih mana makanan impor yang baik.

Beberapa makanan impor mengandung terlalu banyak bahan pewarna, terlalu banyak biji bunga matahari atau bahan-bahan lainnya yang bisa merugikan hamster itu sendiri. Beberapa jenis buah-buahan dan kacang-kacangan bisa diberikan seminggu sekali dalam jumlah terbatas (sedikit sekali!) Beberapa makanan yang bisa diberikan sebagai snack kepada hamster: (Perhatian: Makanan ini hanya diberikan sebagai snack bukan makanan utama karena bisa mengakibatkan ketidakseimbangan gizi, kerusakan pada sistem kencing, diare, dan kelainan pada proses kehamilan karena obesitas) Apel, Pir, Pisang, Wortel Jagung manis (pemberian dalam jumlah banyak bisa mengakibatkan kerontokan bulu) Kentang (harus direbus dulu) Kacang tanah, Kacang kulit, Kacang mete, Kacang almond, Kacang kedelai Roti tawar, Biskuit Cracker, Oatmeal, Corn Flakes

Makanan yang sebaiknya tidak diberikan kepada hamster: Selada,Kangkung dan seluruh sayuran hijau lainnya (Cai sim, bayam, kai lan, dll),Ketimun,Jeruk dan semua bangsa citrus, Cokelat, Makanan yang telah diberi bumbu.

Minuman
Hamster memperoleh air dari sayuran-sayuran. Kalo misalnya kamu gak terlalu sering ngasi sediakanlah botol minum kusus hamster yang dijual di petshop. Minuman hamster itu Air yang di masak jangan kasi air keran yang masih ada kuman-kumannya. Juga Kebersihan Botol harus senantiasa bersih. Jangan juga memberikan susu manusia

Memandikan Hamster
Memandikan hamster jangan sampai terlalu basah, karena hamster itu sangat sensitive. Hamster itu sebenernya punya cara sendiri untuk mandi.

Pisahkan Kandang
Jangan satukan hamster jantan dan betina di dalam satu kandang. Sudah bisa ditebak pasti mereka selalu berkelahi.

Jangan dijemur dibawah sinar matahari
Hamster adalah binatang nocturnal. Mereka adalah binatang malam. Di alam liar mereka tidur sepanjang siang hari dalam lubang mereka yang bisa mencapai kedalaman 10 – 20 meter dibawah permukaan tanah dan baru keluar pada malam hari untuk mencari makan. Jadi mereka tidak terlalu membutuhkan sinar matahari. Sedikit saja cukup… Tidak perlu sampai ‘dijemur’.

Jangan pisahkan induknya
Kedengarannya memang bodoh tapi percayalah banyak orang yang tidak sengaja melakukan hal ini karena ketakutan mereka pada gosip yang beredar tentang ‘hamster pemakan anak’. Ibu hamster yang sehat dan cukup akrab dengan manusia tidak akan memakan anaknya tanpa alasan yang jelas! Jadi jangan memisahkan ibu dan bayi-bayinya karena bayi-bayi itu akan meninggal dengan segera karena kedinginan dan tidak mendapatkan air susu.

Memegang hamster
Hamster jatuh dari ketinggian. Jika hamster Anda masih baru, cobalah untuk memegang hamster dalam posisi duduk jadi jika hamster Anda jatuh tidak akan terlalu tinggi. Ini kesalahan yang paling sering dilakukan orang. Hamster yang baru datang biasanya masih merasa asing dengan Anda dan dengan lingkungannya dan cenderung melompat secara tiba-tiba. Jadi Anda harus mengantisipasi hal ini dulu

Sumber : http://informasi-budidaya.blogspot.com/

Tuesday, September 18, 2012

Burung cucak jenggot 10 bulan diharga Rp 10 juta…

Meski pasokan piyikan burung cucak jenggot tidak sebanyak pleci, permintaan jenis burung masteran yang juga memiliki kasta tinggi dalam lomba ini terus meningkat. Hanya saja sasaran bidik penghobi saat uni bukan lagi burung dewasa.

Ya, sebagian besar jenggotmania banyak menjatuhkan pilihannya pada cucak jenggot piyikan yang masih harus diloloh pakan oleh pemiliknya. Para penghobi rela merawat sampai cucak jenggot bisa makan sendiri.

Masalahnya saat ini, selain pasokannya memang sedikit, piyikan cucak jenggot menjadi momok bagi pedagang burung, lantaran risiko kematiannya sangat besar. Akibatnya, mereka yang belum berpengalaman enggan menyetok atau memperdagangkannya, walaupun keuntungan yang diperoleh cukup menggiurkan.

Lantas mengapa masih saja ada pedagang yang berani mengambil risiko? Di sinilah rahasianya dan itulah yang kini jadi modal bagi Udin Plencung, salah satu pedagang burung di pasar burung Empu Nala Mojokerto. Selain selalu memajang berbagai jenis ‘burung jadi’ dan ‘burung setengah jadi’, di kiosnya juga bisa ditemui piyikan cucak jenggot untuk diperjualbelikan.

Menurutnya, rawatan piyikan cucak jenggot yang dipasok dari Surabaya dan berasal dari daerah Bali tersebut sebenarnya mudah. Tentu hal mudah bagi yang sudah berpengalaman. Pengalaman Udin diperoleh setelah dia melakukan berbagai cara perawatan. Awalnya dia mendatangkan 20 ekor piyikan cucak jenggot umur 10 hari. Selang beberapa hari kemudian, tujuh ekor di antara burung itu mati. Sudah bisa terbayangkan berapa kerugian yang dideritanya.

Untuk pasokan berikut, ia mulai mengenali beberapa piyikan cucak jenggot yang kurang sehat. Ciri cucak jenggot piyikan kurang sehat antara lain suara trecetan lemah, selaput mata bewarna pucat, begitu juga dengan segala aktifivasnya pun kurang lincah. Untuk mengantisipasi semua kemungkinan buruk, Udin melakukan pemberian antibiotik. Obat dilarutkan atau dicampur ke air minum serta adonan pakan yang hendak dilolohkan.

Campuran pakan yang biasa dibuat berupa voor, kroto, pisang dan air yang dihaluskan. Sedangkan untuk tambahan pakan atau extra fooding yang disuapkan langsung adalah jangkrik kecil dalam jumlah cukup banyak.

Cara yang lebih afdol dalam memberi makan burung cucak jenggot, katannya, dengan cara dispetkan menggunakan pipet suntik yang ujungnya diberi pipa plastik berdiameter kecil. Jadi sistem pemberian pakannya menyerupai rawatan piyikan murai batu.

Menurut dia, selama ini pembeli lebih memilih anakan yang sudah bisa makan sendiri. Seperti piyikan murai batu, piyikan cucak jenggot umur satu bulan biasanya baru bisa mandiri. Terkadang bisa lebih cepat bila ada salah satu di antara anakan itu yang mandiri karena akan memicu piyikan lain belajar makan sendiri.

Harga yang dipatok untuk cucak jenggot piyikan cukup bervariasi, berkisar antara Rp. 300 hingga Rp. 400 ribu per ekor.

Umur 10 bulan Rp. 10 juta?

Udin Plencung mengatakan kelebihan cucak jenggot piyikan adalah mudah dalam pemasteran. Suara master bisa apa sesuai selera pemiliknya. Jika pemasterannya bagus, maka burung akan memiliki keunggulan lagu yang menonjol di lapangan dan bisa berharga mahal.

Sebagai contoh, katanya, adalah cucak jenggot umur 10 bulan milik Bambang S dari Pacet, Mojokerto. Burung yang diberi nama Ayu Ting Ting dan juara satu di latber IKPBM awal bulan itu laku Rp. 10 juta. Padahal suara greja tarung dan tengkek yang dilagukannya ketika itu, juga belum terdengar jelas. Hanya semangat tempur yang meciptakan kegacoran hingga burung itu meraih gelar juara.

Sumber : http://omkicau.com/2012/06/09/burung-cucak-jenggot-10-bulan-diharga-rp-10-juta/

Sunday, September 16, 2012

Serba-serbi Burung Branjangan

Memelihara burung Branjangan merupakan hobi bagi sebagian orang. Cara pemeliharaan dan perawatan branjangan yang mudah, pakan unruk branjangan yang mudah dicari, serta suara kicauan Branjangan yang merdu menambah nilai plus bagi burung ini. Burung dengan nama ilmiah Mirafra javanica ini memiliki kepiawaian dalam meniru (memaster) suara burung lain. Selain itu, gaya bertarungnya dengan cara mengepakan sayap (ngeper) semakin menambah kesukaan orang untuk memelihara burung Branjangan ini.

Perawatan Branjangan yang relatif mudah. Pakan utama untuk branjangan yang biasa diberikan adalah kenari seet. Untuk pakan tambahan, bisa juga diberikan ekstra fooding berupa jangkrik, kroto atau ulat hongkong.

Di alam bebas, Branjangan akan berkicau di tempat-tempat yang tinggi seperti di atas pohon atau di kabel-kabel dengan pola hovering untuk menunjukan daerah kekuasaan atau untuk menarik betinanya. Branjangan merupakan burung persawahan/ladang yang suka hidup di area terbuka berumput atau semak-semak yang tidak terlalu rimbun.

Dahulu tidak banyak orang yang tahu bahwa burung kecil dengan bulu kusam ini mempunyai suara yang indah dan pandai meniru suara burung lain, kecerdasannya dalam menirukan (memaster) suara burung lain akan membuat suara kicauannya menjadi beragam, suara burung Prenjak, Ciblek, dan burung Gereja akan mudah diadopsi oleh Branjangan.

Beberapa pelomba burung bahkan menjadikan burung ini menjadi burung “wajib” untuk master burung lombanya. Karakter suara Branjangan yang miji-miji akan memudahkan burung maskot mengadopsi suara Branjangan. Branjangan yang sudah dapat memaster (menirukan) burung prenjak, ciblek, gereja tarung, cucak jenggot, love bird dan burung lain serta bermental baik akan memiliki harga yang lumayan fantastis. Dengan hanya memiliki satu ekor burung, maka cukup untuk memiliki bermacam suara burung lain.

Membedakan branjangan jantan dan betina
Ciri-ciri Branjangan jantan bisa dilihat dari warna tubuhnya coklat agak tajam dan bulunya tebal. Begitu pula warna paruhnya hitam mengkilat. Jika bertemu burung sejenis muncul jambul dikepalanya agak panjang dan lebih gagah.

Branjangan betina warna bulunya agak kusam. Betina juga memiliki jambul, sehingga jangan terkecoh. Bedanya, jambul betina lebih pendek. Volume suaranya sama-sama keras, namun suara betina terputus-putus dan kurang variasinya.

Untuk membedakan jenis kelamin branjangan, bisa juga dilihat dari paruhnya. Pada Branjangan jantan, paruh bagian bawah terlihat putih atau terang sementara yang betina terlihat gelap atau hitam atau kecoklatan.

Daerah Asal Branjangan
Menilik dari asal burung, bukan berarti burung yang berasal dari luar Jawa tidak baik, hanya saja burung yang berasal dari Jawa (khususnya Jawa Tengah daerah Wates, Petanahan dan Kali Ori) memang mempunyai ciri-ciri yang disukai oleh hobiest Branjangan. Mental yang baik, body yang besar dan volume suara yang keras dan variasi suara yang beragam, serta corak batik atau warna yang menarik, kemerahan atau kekuningan.

Di Pulau Jawa sendiri, Branjangan dibagi dalam beberapa daerah penyebaran, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.

Untuk wilayah Jawa Barat maka yang menjadi maskot bagi penggila Branjangan adalah yang berasal dari daerah Sapan. Burung dari daerah Sapan terkenal dengan suaranya yang nyaring melengking dan kristal, jambul juga menjadi ciri khas burung ini.

Saat ini Branjangan yang kita temui di pasaran sedikit sekali yang berasal dari tanah Jawa, yang terkenal dengan burung branjangannya yang baik. Namun saat ini branjangan yang ada di pasar banyak berasal dari daerah Nusa Tenggara maupun Sumatera.

Meskipun banyak yang menyukai burung ini, namun jika tidak diiringi dengan konservasi maka keberadaan burung ini semakin sulit didapat.

Selengkapnya: http://www.peliharaan.web.id/2012/05/serba-serbi-burung-branjangan.html#ixzz26gkwBXOT

Friday, September 14, 2012

Pembenihan Manfish

Pemilihan Induk
Induk yang baik untuk dipijahkan adalah yang telah berumur lebih dari 6 bulan, dengan panjang induk jantan + 7,5 cm dan induk betina + 5 cm. Untuk penentuan pasangan, siapkan induk-induk yang telah matang telur dalam satu bak (2 x 2) meter persegi dengan ketinggian air + 30 cm. Ikan yang telah berpasangan akan memisahkan diri dari kelompoknya. Ikan yang telah berpasangan ini segera diangkat untuk dipijahkan.

Cara Pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa aquarium, bak atau paso dari tanah, diisi air yang telah diendapkan setinggi 30 – 60 cm. Siapkan substrat berupa daun pisang, seng plastik, kaca, keramik atau genteng dengan lebar + 10 cm dan panjang + 20 cm. Substrat diletakkan secara miring atau terlentang. Sebelum terjadi pemijahan, induk jantan akan membersihkan substrat dengan mulutnya Setelah terjadi pemijahan, telur akan menempel pada substrat. Untuk satu kali pemijahan telur dapt berjumlah 2.000 – 3.000 butir. Selama pemijahan induk diberi makan kutu air dan cuk.

Pemeliharaan Benih
Setelah induk memijah, penetasan telur dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, substrat yang telah ditempeli telur dipindahkan kedalam aquarium penetasan. Pada waktu mengangkat substrat diusahakan agar telur selalu terendam air. Cara kedua, telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Setelah menetas (2 – 3 hari) benih yang masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke aquarium. Telur dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi Makan. Setelah lepas dari substrat (3 – 4 hari) dapat diberikan makanan berupa rotifera atau kutu air yang disaring, selama 5 – 7 hari. Selanjutnya benih diberi kutu air tanpa di saring. Setelah seminggu diberi kutu air, benih muali dicoba diberi cacing rambut.

Sumber : http://mamanabee.wordpress.com/

Thursday, September 13, 2012

Budidaya Bandeng Sistem Komposisasi

Dewasa ini sering kita dengar keluhan dari pembudidaya tambak akan usaha yang mereka geluti pada saat-saat sekarang. Pertumbuhan bandeng yang lambat, rentannya udang akan kematian dll, menjadi momok yang sangat memprihatinkan dan perlu mendapat perhatian khusus guna mengatasinya.

Terjadinya kemerosotan daya dukung lingkungan tambak (tanah, air dll) diindikasikan menjadi penyebab utama munculnya permasalahan diatas. Berbagai upaya telah dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Brebes guna mengatasi permasalahan tersebut, dimana salah satu program yang menjadi prioritas adalah upaya merehabilitasi dan merevitalisasi lahan tambak.

Kegiatan dimaksud berupa sosialisasi dan kaji terap budidaya tambak ramah lingkungan, yang salah satu diantaranya melalui program Komposisasi. Penggunaan kompos dimaksud guna menumbuhkan pakan alami, yang diharapkan dapat menekan biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh pembudidaya.

Hasil ujicoba komposisasi (tanpa menggunakan pakan buatan) di Desa Bangsri, Kec. Bulakamba, untuk luasan 8.000 m2 dengan jumlah tebar 4.000 benih bandeng uk. Glondongan (3-5 cm) dalam kurun waktu 4 bulan menghasilkan 320 kg bandeng dengan size 8-10 ekor/kg.

Perhitungan analisis biaya, dari modal 2.000 kg x Rp. 700,- dan benih 4.000ek x Rp. 100,-, total modal yang dikeluarkan hanya Rp. 1.800.000,-. Sedangkan hasil jual 320kg x Rp. 12.000,- sejumlah Rp. 3.840.000,-. Keuntungan yang diperoleh mencapai Rp. 2.040.000,-.

Bila dibandingkan produktivitas rata-rata pembudidaya tambak yang hanya 200 kg/Ha dan waktu usia budidaya 5-6 bulan, usaha budidaya bandeng sistim komposisasi layak untuk dikembangkan di masa mendatang.

Anda berminat? Silahkan mencoba........

Sumber : http://perikanan.brebeskab.go.id/

Praktikum Manajemen Ternak Unggas

Praktikum Manajemen Ternak Unggas akan dilaksanakan mulai 19 September 2012
(Jadwal selengkapnya menyusul)

Daftar Kelompok


DAFTAR KELOMPOK MTU KELAS A
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
200110010016
RIZKY FEBRIANGGIA
200110010019
MUKHAMAD DANI W.
200110010011
DWISNU WARDANA
200110010043
DWI AHMAD FAUZI
200110010046
CHANDRA TUBAGUS I.
200110010047
ANGGI EKO
200110010018
PUTRA TRI 
200110010026
DWI HARI SAPUTRA
200110010028
LUTHFI ALDIANSYAH
200110010027
ARI SHOHIBUL WAFA
200110010041
HANRIAN 
200110010004
HADNAN HUSEN IDRIS
200110010035
IMAM SUBARKAH
200110010008
WINDY ANUGRAH N.
200110010015
PANJI AGUNG
200110010032
NENAH AGUSTINI
200110010042
FIRDHA CRYPTANA M.
200110010034
INGRID SRI
200110010002
NAOMI SAYIDAH
200110010052
NURLAELA RAMDANIAH
200110010007
GEOPANI INDAH L.






KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
200110010024
STEPHANUS HENDRA
200110010010
HERBERT JUMLI T.
200110010051
EGA ZULFIKARRAHMAN
200110010006
AJIE PRATAMA S.
200110010044
DERY AKBAR R.
200110010009
DEFRYANSYAH
200110010013
M. IDFAN FIKRIANSYAH
200110010014
GESTHA GUSTIAN
200110010003
M. TAUFIK AKBAR
200110010045
SANDI MAULANA I.
200110010031
ANTONY DWI HANDOKO
200110010049
FACHMI F.
200110010001
WINDA PEMILAWATI
200110010005
PUTRI ABDIAN SYAHONA
200110010025
REGINA RATNA A.
200110010029
INA MATINAH MUROB
200110010021
KARINA NUR W.
200110010033
MIA TRIDAYANTI K.
200110010048
DINA AMALIA
200110010023
LITA GINARTINA
200110010017
VICKA SA'BANI






KELOMPOK 7
200110010040
DIAN KUSMANA
200110010039
CHRISNA MARDIANI
200110010036
GHUFRON PURNAMA
200110010030
LISTIANA
200110010022
WINI TIOFANI
200110010050
DISA SAKINA AHDANISA




DAFTAR KELOMPOK MTU KELAS B
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
200110100056
MUHAMMAD ZEIN RAMDHAN
200110100078
IRVAN ABDU RAHMAN
200110100069
M AGI DWIPIANA
200110100076
HILMAN FALIS
200110100038
PRANA MUJAHID
200110100080
BANGKIT RUSTIA
200110100070
MUHAMMAD FERDIAN
200110100061
FREDY HIDAYAT
200110100067
GESHA FRISTIANA
200110100095
EKKY INDRAWAN ESSA
200110100077
RIEXI MAULANA
200110100093
PALMAR M
200110100085
FUJI MEILIA LESTARI
200110100103
NURJANAH PUJI
200110100132
GHINA AGHNAITA
200110100083
SUCI UTAMI R.
200110100094
SHELVIANI
200110100072
AJENG PUTRI MALINDI
200110100090
DEBI DAMAYANTI
200110100064
ASTITI NURANI
200110100099
INTAN ASIH LESTARI
KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
200110100075
MOCHAMMAD KIKI KURNIA
200110100097
PANJI MAULANA
200110100059
MUHAMMAD YOKO
200110100065
ERWIN JATNIKA PRIYADI
200110100089
RICKY M SIHOMBING
200110100092
LUKAS SAHAT
200110100101
MELIYAN ARI WIJAYA
200110100102
RIKKY SABRIA PUTRA
200110100087
FAHRI JATI 
200110100062
FARADILLA ANGGRAENI
200110100100
INDAH PERMATASARI
200110100084
SHENI HERTIYANTI
200110100104
NOVADITA DWIPUTRI
200110100091
INTAN SYAPINATIN
200110100081
CITRA KARTIKA WURI
200110100066
ENDAH DIAH PARWATI
200110100098
WIDYA D.
200110100057
FITRI SUCIATI
200110100096
HANY MEDINA
200110100074
DEBYANI








KELOMPOK 7
200110100068
DARRYL JANITRA ADIGRAHA
200110100079
DANU KUSUMA
200110100082
THAUFAN MAULANA
200110100073
FEBRINA GRACE
200110100063
SALSABILA ULFA AL ALA
200110100053
NURUL HANIFAH RACHIM


DAFTAR KELOMPOK MTU KELAS C
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
200110100142
SURYADI
200110100146
SUNANDAR WIRYANTO
200110100129
MARIO CHANDRA
200110100149
M. INDRA KURNIAWAN
200110100148
APRIAN R. PRANATA
200110100134
SONI NUGROHO
200110100109
AGYL TRI SUTOMI
200110100139
SAEFUL HAMDI
200110100122
RINALDO YULYSER
200110100107
TEGAR REZZI ZANIA
200110100116
ARBINISSA MAYZURA
200110100152
NOVITA SARI
200110100155
VERONICA MELIALA
200110100125
IIS NURMALA
200110100121
WELNIA FAUZIAH
200110100150
DOROTHEA R.
200110100115
RIKA OKTAMEDYANA
200110100111
LUSI OKTAVIANI
200110100108
ELIZA OCTAVIYANI P
200110100153
IFRIDA NUSTI N
200110100135
NISA BASYARIAH






KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
200110100113
RISKY ADI PRADANA
200110100110
MOHAMAD F. KAMIL
200110100126
DICKE NURAHMAN AJI
200110100144
SARITO SIMANULLANG
200110100127
ARIEF HAMDALLAH
200110100156
ADITYA PRATAMA S..
200110100151
ALDILA AJI
200110100117
ANDRIANTO
200110100138
SANDHA OCTAVIA P
200110100140
VERA LUMBANTOBING
200110100124
HALIDAH ISMI
200110100145
FIRDA SARI A.
200110100119
TSANIYA FITRIANI
200110100133
FIDA HAFIYYAN N.
200110100143
M.R.R OKTANILA
200110100120
YOSIA DWI ATMO
200110100141
RESTY SEPTIANTI
200110100128
TARI MENTARI












KELOMPOK 7
200110100123
RAMA ADITYA NUGRAHA
200110100106
LUKMAN SUGHIRI
200110100112
RIZA PAMUNGKAS J
200110100137
DENNIS ALDINO
200110100147
ELITA RETNO MILAYANTI
200110100136
INTAN PUTRI PASMA
200110100154
MEGA AYU RUBI


DAFTAR KELOMPOK MTU KELAS D
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
200110100183
RIDWAN
200110100180
NUGROHO AGUNG P
200110100172
FARHAN ADLI
200110100162
RAHADIAN DARMA
200110100165
ANDIKA MAHENDRA
200110100200
LALAN JAELANI
200110100176
MUHAMMAD IRIANTO
200110100192
MUHAMAD AS'AD
200110100158
MUHAMAD FARIS S.
200110100207
MOKHAMAD R.
200110100171
NOVHI AMDANIS
200110100170
MOH RELIGI
200110100198
DHORI FATUN NISA R
200110100188
ANISA MAULIDA
200110100190
SANDI NOVIANDI
200110100186
KIREINA LADEARA R
200110100194
DWI NUR NATALIA
200110100175
ITA AFIYATI BUDIYANI






KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
200110100203
FUAD NURHAFIYAN
200110100182
IRWAN DWI
200110100159
M FADHLAN QUALILA
200110100181
SAHRI FIHANANTO
200110100179
GILANG MUHAMMAD P
200110100168
BENNY PANDAPOTAN
200110100191
GOZY FILHAQ
200110100157
TRISNA RIZKI
200110100174
FRANSISCO H.
200110100201
IWAN YONI GINANJAR
200110100173
NOER FADLI
200110100204
MUHAMAD TAUFIQ R.
200110100185
AFRIDA AYU R
200110100205
IRA ROBIBATUL CHOIR
200110100208
HENI NATALIA A
200110100197
NOVI DEWI W
200110100189
FARACH SENDY M
200110100160
MICHELLE ROSELYN






KELOMPOK 7
200110100187
ADITIA WIGUNA
200110100166
ICHWAL AULIA 
200110100161
HADI TRIUTAMA
200110100164
EMILIO BUTRA GUENO
200110100199
TOFA WALUYO A.
200110100193
NUR ASIKAH
200110100196
WINDA AZHAR
DAFTAR KELOMPOK MTU KELAS E
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
200110100243
ANDRI RAMDANI
200110100214
AZMY IZATULLOH
200110100209
DIMAS AJI
200110100228
DIMAS PAMUNGKAS
200110100241
RESHA CATUR W.
200110100222
ANDREAS POLIN
200110100260
MUGER MARTA P.
200110100224
DIAN BOB S
200110100240
FAISAL F.
200110100256
DIMAS SATRIO N.
200110100238
SATRIO BUDHI N.
200110100257
EDRIN SUTANDI
200110100220
BILL MARIO
200110100211
BADRIAH OKITUNNISA
200110100210
NADHIRA ADHYANI
200110100244
MUTIARA MAGHFIRA
200110100251
SANTI YULIANTI
200110100229
SANTI NOVIANA
200110100255
SELVIA MARSEL




KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6

200110100258
MUHAMMAD IQBAL
200110100234
MUHAMAD RUSYDI
200110100248
TONI GRESIANTO
200110100259
RYANTA DIAZ CANIAGO
200110100232
ADITYA FAUZI A
200110100226
ANGKI KRESNADI
200110100218
WAHYU FERNANDO
200110100252
M. RIZQI PATRIA
200110100212
YOGI FAUZI M.
200110100213
SOPA SOPYANA
200110100221
HILFI JUNDURABBI
200110100216
M REZA SEPTIANA
200110100215
LYDIA FEBRIANI
200110100246
BELLA VISERIA
200110100253
REFI HAYDI
200110100233
SUCI DEWI PUSPITA
200110100230
TIA GIANITA
200110100250
IRNA YULIANTI






KELOMPOK 7
200110100239
MALDA ASHRIL
200110100237
DENNA SURAHMAN P.
200110100236
DANDY SURYANSYAH
200110100235
WILDAN PRIGUSTIYADI
200110100225
MUCHAMMAD RIJAL
200110100247
TYAS MARTHA WULAN


DAFTAR KELOMPOK MTU KELAS F
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
200110100274
NURYANTO
200110100311
EMAN SULAEMAN
200110100307
RIZKY PRASETIADI
200110100276
FAHMI
200110100308
MOH. IQBAL TAWAKAL
200110100264
KIAGUS ACHMAD TRY
200110100284
FRANK C.
200110100294
GAGAN AHMAD BADAR
200110100293
FAJAR HUDAYA U.
200110100315
AGUS REDA SETIAWAN
200110100309
CECE SUMARWAN
200110100269
BURHANUDDIN KAMIL
200110100283
GAGAN SETIAWAN
200110100291
NARLI FAUZAN
200110100319
HANI PRIYANTO
200110100316
SITI NURJANAH
200110100287
ZAHRA NUR AMIRAH
200110100304
SINTA DAMAYANTI
200110100281
YUSMI ZULFIAH
200110100272
NIKE FITRIANI
200110100297
MONIKA ROSSY
200110100271
SINTA NOVIYAWATI
200110100303
FINA NURTIKA
200110100262
DINI SOPIYANTI
KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
200110100268
TORIQ ABDUL KHOLIQ
200110100289
DIKI NOVIANA
200110100279
AGUNG GILANG P.
200110100292
MOHAMAD FADLAN
200110100288
AKHMAD H.
200110100317
MOH SURYANA
200110100285
ABDUL GOFUR
200110100105
ISMAIL FIRDAUS
200110100318
GALIH AHMAD A.
200110100306
MOHAMAD HARIS S.
200110100277
BAMBANG KHOLIQ M
200110100278
ANGGA DIORANTIKA
200110100301
TINSARI
200110100265
HURIN RIA PHIONEER
200110100302
HENI SUMARNI
200110100300
SYAHIDAH ASMA
200110100298
NURUL EKA PRATIWI
200110100312
ELA SAPTIANINGSIH
200110100313
SABARINA DEWI
200110100305
ANISA AISHAH
200110100267
DINI ROSIDAWANTI
200110100261
DIANA SIMANJUNTAK
200110100296
MUTIARA PERMATA P.


KELOMPOK 7
200110100310
ADE SUCIPTO
200110100266
YUDHISTIRA PRATAMA
200110100299
RIAN INDRA PERMANA
200110100295
KABUL IBRAHIM
200110100286
SYARAH SILVANI TAMSIL
200110100314
RIZKIANDINY OKTAVILLY
200110100290
NADIA RESTI ALYANDRI