Searah dengan pergeseran pola mengonsumsi ikan, dari pemenuhan keperluan pangan kearah pemuasan rohani, dunia perdagangan ikan hias lalu mulai memperoleh perhatian yang serius dari penduduk. melewati type, warna, ukuran serta wujud tubuhnya, ikan hias memegang fungsi mutlak untuk menambah kesegaran, keindahan serta kesejukan lingkungan sekalian bisa menyingkirkan rasa jemu serta ketegangan, hingga baik untuk kesehatan.
Di antara type ikan hias yang mempunyai warna cukup indah yaitu ikan sepat mutiara ( trichogaster leeri ) yang dikenal dengan sebutan ikan sepat. ikan sepat mutiara adalah ikan hias air tawar yang tetap memiliki jalinan keluarga dengan ikan sepat siam yang kerap dikonsumsi oleh penduduk. perbedaannya yakni ikan sepat mutiara mempunyai warna yang lebih indah hingga orang jadi sayang untuk mengkonsumsinya lantas ikan tersebut cuma untuk di nikmati keindahan warna serta geraknya.
Ciri - ciri ikan sepat mutiara yakni memiliki badan yang memanjang dengan potongan pipih kesamping. mulutnya kecil dengan moncongnya runcing. sirip anal amat panjang layaknya benang, sirip sebelah belakang menonjol keluar. warna dasarnya sawo masak, segi badannya kelabu terkadang - terkadang biru kehijauan menghias tubuhnya. dengan panjang bisa meraih 12 cm. perihal yang sangat khas dari ikan sepat mutiara yaitu keindahannya yang menyerupai manik - manik mutiara yang terpencar dari pola warnanya yang memikat. perihal ini yang mengakibatkan ikan ini dimaksud ikan sepat mutiara.
Langkah pemeliharaan ikan sepat mutiara tidak terlampau sukar, cukup hanya melindungi air pemeliharaan supaya tidak tercemar serta kelarutan oksigen terus terjamin dan makanan yang terus ada. untuk menanggung kelarutan oksigen di dalam wadah pemeliharaan baiknya menggunakan aerator. kelarutan oksigen yang ideal untuk ikan sepat mutiara tidak kurang dari 2, 6 ppm. suhu air berkisar 24 - 28 derajat celcius serta derajat keasaman ( ph ) 6, 5 - 8.
Type makanan untuk ikan sepat mutiara bisa berbentuk makanan alami ( makanan yang didapatkan dari hasil penangkapan di alam atau pemeliharaan ) atau makanan buatan. makanan alami bisa berbentuk jentik nyamuk, kutu air atau cacing sutera ( tubifex ), namun makanan buatan bisa didapatkan di toko - toko makanan ikan hias. hasil penelitian di laboratorium tunjukkan bahwa pemberian makanan yang pas, baik jumlah ataupun type punya pengaruh pada perkembangan serta keindahan warna ikan sepat mutiara. sebagai perumpamaan, pemberian jentik nyamuk berikan perkembangan tambah baik pada ikan sepat mutiara di banding pemberian makanan dengan kutu air atau cacing sutera ( tubifex ).Tetapi tidak bermakna bahwa ikan sepat mutiara mesti senantiasa diberi jentik nyamuk. karena pemberian satu type makanan terus - menerus dapat menyebabkan rasa jemu untuk ikan, disamping itu bisa menyebabkan kekurangan zat - zat makanan untuk keperluan ikan, apabila zat - zat makanan tersebut tidak ada didalam jentik nyamuk. setelah itu dari hasil penelitian diketahui juga bahwa pemberian makanan yang beragam, menyebabkan warna ikam dapat jadi lebih indah serta pertumbuhannya tambah baik. perihal ini dikarenakan dikarenakan pemberian makanan yang berbagai - jenis bisa melengkapi keperluan zat - zat makanan yang diperlukan oleh ikan sepat mutiara.
Keindahan warna ikan sepat mutiara bisa juga ditentukan oleh situasi air pemeliharaan. perubahan air yang teratur dapat beresiko positif pada warna serta kesehatan ikan. untuk pemeliharaan didalam akuarium perubahan air baiknya dikerjakan sekali 1 minggu sejumlah 20% dari volume akuarium, namun untuk pemeliharaan di kolam - kolam ikan, perubahan air dikerjakan sekali didalam dua minggu sejumlah 20% dari volume kolam ikan.
Warna yang pudar serta gerakan yang lamban adalah ciri - ciri bahwa ikan sepat mutiara terkena penyakit. tindakan awal yang perlu dikerjakan yakni memisahkan ikan yang kurang sehat tersebut dari ikan sepat mutiara yang lain. perihal ini ditujukan untuk hindari berlangsungnya penyebaran penyakit yang bisa berjangkit pada ikan - ikan yang lain.
Sumber :
http://ajasmanfaat.blogspot.com/2013/01/tips-memelihara-sepat-mutiara.html
Tuesday, December 9, 2014
Tuesday, December 2, 2014
Teknik dan Cara Budidaya Buah Kiwi
Bercocok tanam adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, terlebih lagi apabila didukung dengan keadaan iklim dan tanah yang mendukung seperti di Indonesia. Maka tak ayal apabila sektor pertanian merupakan salah satu lahan bisnis yang menjanjikan di negara kita ini. Salah satu hasil dari sektor pertanian atau perkebunan yang memiliki prospek yang bagus yaitu buah kiwi. Di sini kita akan membahas hal-hal tentang cara budidaya buah kiwi.
Peluang Usaha Budidaya Kiwi
Buah kiwi telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Buah ini diketahui memiliki kandungan vitamin dan juga nutrisi-nutrisi penting lainnya bagi tubuh sehingga dapat meningkatkan kesehatan apabila dikonsumsi. Dengan manfaat tersebut, kiwi banyak dicari oleh para konsumen dan ini merupakan kesempatan usaha yang bagus bila kita mau menekuni budidaya buah kiwi.
Akan tetapi untuk bisa berhasil dalam membudidayakan buah kiwi, kita dituntut untuk mempelajari teknik budidaya buah kiwi dengan matang. Namun kita tidak perlu cemas karena sebenarnya pemeliharaan tanaman kiwi tidaklah sulit untuk dilakukan. Kita hanya perlu belajar dengan baik agar hasil dari usaha kita bisa optimal.
Proses Penyiapan Lahan
Kiwi dapat tumbuh dengan cukup subur di wilayah tropis seperti di Indonesia. Penyiapan lahan bisa kita mulai dengan membersihkan lahan dari tanaman-tanaman liar. Setelah lahan bersih langkah selanjutnya yaitu kita gemburkan bagian-bagian yang akan kita tanami. Setelah digemburkan, tanah bisa kita pupuk dengan pupuk kandang secukupnya. Kita juga bisa mengatur tingkat keasaman tanah dengan cara mengapur tanah dengan dolomite.
Selanjutnya di bagian-bagian tanah yang digemburkan tadi kita buat lubang-lubang tanam dengan jarak kurang lebih 2 meter x 2 meter. Proses pembajakan, pemberian pupuk, pengapuran, dan juga pembuatan lubang-lubang tanam sebaiknya telah selesai dikerjakan 2 minggu sebelum penanaman bibit kiwi dilakukan. Sembari menggarap lahan kita juga bisa memulai proses pembenihan sehingga ketika benih telah siap tanam, lahan juga sudah siap untuk digunakan.
Proses Pembenihan
Pembenihan atau pembibitan buah kiwi dapat dilakukan dengan cara menyemaikan biji-biji kiwi. Untuk membantu mempercepat proses penyemaian, biji-biji buah kiwi kita rendam dahulu dengan air hangat, lalu kita keringkan. Setelah itu biji-biji tersebut kita simpan terbungkus dengan tissu maupun kapas selama satu malam. Setelah itu kita keluarkan biji-biji tadi dan mulai kit semai di atas tanah.
Media yang baik untuk penyemaian adalah tanah humus. Caranya yaitu kita sebar biji-biji tadi secara merata di atas tanah dan diamkan selama sepuluh hari (hingga kecambah dan daun mulai tumbuh). Perlu diingat juga bahwa selama proses penyemaian sebaiknya biji-biji tadi diberikan naungan untuk menghindari sinar matahari langsung.
Proses Penanaman Setelah biji-biji buah kiwi mempunyai daun-daun, kita bisa memindahkan mereka ke dalam pot-pot hingga cukup besar untuk ditanam di atas lahan. Cara menanam benih-benih tersebut yakni tinggal dimasukan saja bagian pangkal batangnya ke lubang-lubang tanam yang telah siap digunakan. Selanjutnya, seperti cara tanam pohon pada umumnya, kita timbun dengan tanah dan timbunan tersebut sedikit kita tinggikan supaya tidak tergenang air ketika hujan.
Proses Pemeliharaan
Perlu diketahui bahwa struktur tanah yang diperlukan untuk menanam pohon kiwi haruslah kuat, karena tanah akan menahan beban pohon kiwi yang sangat berat ketika pohon-pohon tersebut berbuah. Cara merawat pohon kiwi supaya tumbuh subur yakni dengan mengairi secara teratur, memupuk tanah secara berkala, membabat rumput-rumput liar, dan juga mengendalikan hama pohon dengan penyemprotan. Selain itu kita juga perlu memeliharabunga dan membantu proses penyerbukan dengan kuas halus supaya berbuah lebih banyak.
Sumber : http://1001budidaya.com/budidaya-buah-kiwi/
Peluang Usaha Budidaya Kiwi
Buah kiwi telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Buah ini diketahui memiliki kandungan vitamin dan juga nutrisi-nutrisi penting lainnya bagi tubuh sehingga dapat meningkatkan kesehatan apabila dikonsumsi. Dengan manfaat tersebut, kiwi banyak dicari oleh para konsumen dan ini merupakan kesempatan usaha yang bagus bila kita mau menekuni budidaya buah kiwi.
Akan tetapi untuk bisa berhasil dalam membudidayakan buah kiwi, kita dituntut untuk mempelajari teknik budidaya buah kiwi dengan matang. Namun kita tidak perlu cemas karena sebenarnya pemeliharaan tanaman kiwi tidaklah sulit untuk dilakukan. Kita hanya perlu belajar dengan baik agar hasil dari usaha kita bisa optimal.
Proses Penyiapan Lahan
Kiwi dapat tumbuh dengan cukup subur di wilayah tropis seperti di Indonesia. Penyiapan lahan bisa kita mulai dengan membersihkan lahan dari tanaman-tanaman liar. Setelah lahan bersih langkah selanjutnya yaitu kita gemburkan bagian-bagian yang akan kita tanami. Setelah digemburkan, tanah bisa kita pupuk dengan pupuk kandang secukupnya. Kita juga bisa mengatur tingkat keasaman tanah dengan cara mengapur tanah dengan dolomite.
Selanjutnya di bagian-bagian tanah yang digemburkan tadi kita buat lubang-lubang tanam dengan jarak kurang lebih 2 meter x 2 meter. Proses pembajakan, pemberian pupuk, pengapuran, dan juga pembuatan lubang-lubang tanam sebaiknya telah selesai dikerjakan 2 minggu sebelum penanaman bibit kiwi dilakukan. Sembari menggarap lahan kita juga bisa memulai proses pembenihan sehingga ketika benih telah siap tanam, lahan juga sudah siap untuk digunakan.
Proses Pembenihan
Pembenihan atau pembibitan buah kiwi dapat dilakukan dengan cara menyemaikan biji-biji kiwi. Untuk membantu mempercepat proses penyemaian, biji-biji buah kiwi kita rendam dahulu dengan air hangat, lalu kita keringkan. Setelah itu biji-biji tersebut kita simpan terbungkus dengan tissu maupun kapas selama satu malam. Setelah itu kita keluarkan biji-biji tadi dan mulai kit semai di atas tanah.
Media yang baik untuk penyemaian adalah tanah humus. Caranya yaitu kita sebar biji-biji tadi secara merata di atas tanah dan diamkan selama sepuluh hari (hingga kecambah dan daun mulai tumbuh). Perlu diingat juga bahwa selama proses penyemaian sebaiknya biji-biji tadi diberikan naungan untuk menghindari sinar matahari langsung.
Proses Penanaman Setelah biji-biji buah kiwi mempunyai daun-daun, kita bisa memindahkan mereka ke dalam pot-pot hingga cukup besar untuk ditanam di atas lahan. Cara menanam benih-benih tersebut yakni tinggal dimasukan saja bagian pangkal batangnya ke lubang-lubang tanam yang telah siap digunakan. Selanjutnya, seperti cara tanam pohon pada umumnya, kita timbun dengan tanah dan timbunan tersebut sedikit kita tinggikan supaya tidak tergenang air ketika hujan.
Proses Pemeliharaan
Perlu diketahui bahwa struktur tanah yang diperlukan untuk menanam pohon kiwi haruslah kuat, karena tanah akan menahan beban pohon kiwi yang sangat berat ketika pohon-pohon tersebut berbuah. Cara merawat pohon kiwi supaya tumbuh subur yakni dengan mengairi secara teratur, memupuk tanah secara berkala, membabat rumput-rumput liar, dan juga mengendalikan hama pohon dengan penyemprotan. Selain itu kita juga perlu memeliharabunga dan membantu proses penyerbukan dengan kuas halus supaya berbuah lebih banyak.
Sumber : http://1001budidaya.com/budidaya-buah-kiwi/
Monday, November 17, 2014
Cara Budidaya Udang Vannamei Dengan Pola Traditional Plus
UDANG VANNAMEI (litopenaeus vannamei) atau sering disebut udang vaname adalah salah satu jenis udang introduksi yang belakangan ini banyak diminati untuk dibudidayakan karena potensinya yang sangat baik, memiliki keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat (masa pemeliharaan 100-110 hari), sintasan selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah (1:1,3). Namun dimikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menggangap bahwa udang vannamei hanya dapat dibudidayakan secara intensif. Anggapan tersebut ternyata tidalah sepenuhnya benar, karena hasil kajian menunjukan bahwa vannamei juga dapat diproduksi dengan pola tradisional.
Bahkan dengan pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga per kilo gramnya menjadi lebih mahal.Teknologi yang tersedia saat ini masih untuk pola intensif dan semiintensif, pada hal luas areal pertambakan di indonesia yang mencapai sekitar 360.000 ha, 80% digarap oleh petambak yang kurang mampu. Informasi teknologi pola tradisional plus untuk budi daya udang vannamei sampai saat ini masih sangat terbatas. Diharapkan dengan adanya brosur ini dapat menambah wawasan pengguna dalam mengembangkanbudi daya udang vannamei pola tradisional plus.
PERSIAPAN TAMBAK
1. Pengeringan/pengolahan tanah dasar
Air dalam tambak dibuang, ikan-ikan liar diberantas dengan saponin, genangaan air yang masih tersisa dibeberapa tempat harus di pompa keluar. Selanjutnya yambak dikeringkan sampai retak-retak kalau perlu di balik dangan cara ditraktor sehingga H²S menghilang karena teroksidasi. Pengeringan secara sempurna juga dapat membunuh bakteri patogen yang yang ada di pelataran tambak.
2. Pemberantasan hama
Pemberantasan ikan-ikan dengan sapion 15-20ppm (7,5-10kg/ha) dengan tinggi air tembak 5cm
3. Pengapungan dan pemupukan
Untuk menunjang berbaikan kualitas tanah dan air dilakukan pemberian kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha, dan kapur pertanian sebanyak 320 kg/ha. selanjutnya masukkan air ketambak sehingga tambak menjadi macak-macak kemudian dilakukan pemupukan dengan pupuk urea (150 kg/ha), pupuk kandang (2000 kg/ha).
4. Pengisian air
Pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah rampung dan air dimasukkan ke dalam tambak secara bertahap. Ketinggian air tersebut dibiarkan dalam tambak selama 2-3 minggu sampai kondisi air betul-betul siap ditebari benih udang. tinggi air di petak pembesaran diupayakan ≥1,0m.
PENEBARAN
Penebaran benur udang vannamei dilakukan setelah plangton tumbuh baik (7-10 hari) sesudah penumpukan. Benur vanname yang digunakan adalah PL 10 –PL 12 berat awal 0,001g/ekor diperoleh dari hatchery yang telah mendapatkan rekomendasi bebas patogen, Spesific Pathogen Free (SPF). Kreteria benur vannamei yang baik adalah mencapai ukuran PL –10 atau organ insangnya telah sempurna, seragam atau rata, tubuh benih dan usus terlihat jelas, berenang melawan arus.
Sebelum benuh di tebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benuh ditambak dan menyiram dengan perlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas dilakukan dengan membuka kantong dan diberi sedikit demi sedikit air tambak selama 15-20 menit. Selanjutnya kantong benur dimiringkan dan perlahan-lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Penebaran benur vannamei dilakukan pada saat siang hari.
Padat penebaran untuk pola tradisional tanpa pakan tambahan dan hanya mengandalkan pupuk susulan 10% dari pupuk awal adalah 1-7 ekor/m². Sedangkan apabila menggunakan pakan tambahan pada bulan ke dua pemeliharaan, maka disarankan dengan padat tebar 8-10 ekor/m².
PEMELIHARAAN
Selama pemeliharaan, dilakukan monitoring kualitas air meliputi : suhu, salinitas, transparasi, pH dan kedalaman air dan oksigen setiap hari. Selain itu, juga dilakukan pemberian pemupukan urea dan TPS susulan setiap 1 minggu sebanyak 5-10% dari pupuk awal. (urea 150kg/ha) dan hasil fermentasi probiotik yang diberikan seminggu sekali guna menjaga kestabilan plangton dalam tambak. Pengapuran susulan dengan dolomit super dilakukan apabila pH berfluktuasi. Pakan diberikan pada hari ke-70 dimana pada saat itu dukungan pakan alami (plangton) sudah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat. Dosis pakan yang di berikan 5-2% dari biomassa udang dengan frekuensi pemberian 3kali /hari yakni 30% pada jam 7.00 dan 16.00 serta 40% pada jam 22.00.Pergantian air yang pertama kali dilakukan setelah udang berumur >60 hari dengan volume pergantian 10% dari volume total, sedangkan pada bukan berikutnya hingga panen, volume pergantian air ditingkatkan mencapai 15-20% pada setiap periode pasang. Sebelum umur pemeliharaan mencapai 60 hari hanya dilakukan penambahan air sebanyak yang hilang akibat penguapan atau rembesan. Kualitas air yang layak untuk pembesaran vannamei adalah salinitas optimal 10-25 ppt (toleransi 50 ppt), suhu 28-31°C, oksigen >4ppm, amoniak
PANEN
Panen harus mempertimbangkan aspek harga, pertumbuhan dan kesehatan udang. Panen dilakukan setelah umur pemeliharaan 100-110 hari. Perlakukan sebelum panen adalah pemberian kapur dolomit sebanyak 80 kg/ha (tinggi air tambak 1m), dan mempertahankan ketinggian air (tidak ada pergantian air) selama 2-4 hari yang bertujuan agar udang tidak mengalami molting (ganti kulit) pada saat panen. Selain itu disiapkan peralatan panen berupa keranjang panen, jaring yang dipasang di puntu air, jala lempar, stiroform, ember, baskom, dan lampu penerangan dilakukan dengan menurunkan volume air secara gravitasi dan di bantu pengeringan dengan pompa.
Bersamaan dengan aktifitas tersebut juga dilakukan penangkapan udang dengan jala. Sebaiknya panen dilakukan pada malam hari yang bertujuan untuk mengurangi resiko kerusakan mutu udang, karena udang hasil panen sangat peka terhadap sinar matahari. Udang hasil tangkapan juga harus di cuci kemudian direndam es, selanjutnya dibawa ke cold storage. Dengan pola tradisional plus produksi udang vannamei 835-1050 kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60-96%, ukuran panen antara 55-65 ekor/kg.
(sumber: kkp)
Bahkan dengan pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga per kilo gramnya menjadi lebih mahal.Teknologi yang tersedia saat ini masih untuk pola intensif dan semiintensif, pada hal luas areal pertambakan di indonesia yang mencapai sekitar 360.000 ha, 80% digarap oleh petambak yang kurang mampu. Informasi teknologi pola tradisional plus untuk budi daya udang vannamei sampai saat ini masih sangat terbatas. Diharapkan dengan adanya brosur ini dapat menambah wawasan pengguna dalam mengembangkanbudi daya udang vannamei pola tradisional plus.
PERSIAPAN TAMBAK
1. Pengeringan/pengolahan tanah dasar
Air dalam tambak dibuang, ikan-ikan liar diberantas dengan saponin, genangaan air yang masih tersisa dibeberapa tempat harus di pompa keluar. Selanjutnya yambak dikeringkan sampai retak-retak kalau perlu di balik dangan cara ditraktor sehingga H²S menghilang karena teroksidasi. Pengeringan secara sempurna juga dapat membunuh bakteri patogen yang yang ada di pelataran tambak.
2. Pemberantasan hama
Pemberantasan ikan-ikan dengan sapion 15-20ppm (7,5-10kg/ha) dengan tinggi air tembak 5cm
3. Pengapungan dan pemupukan
Untuk menunjang berbaikan kualitas tanah dan air dilakukan pemberian kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha, dan kapur pertanian sebanyak 320 kg/ha. selanjutnya masukkan air ketambak sehingga tambak menjadi macak-macak kemudian dilakukan pemupukan dengan pupuk urea (150 kg/ha), pupuk kandang (2000 kg/ha).
4. Pengisian air
Pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah rampung dan air dimasukkan ke dalam tambak secara bertahap. Ketinggian air tersebut dibiarkan dalam tambak selama 2-3 minggu sampai kondisi air betul-betul siap ditebari benih udang. tinggi air di petak pembesaran diupayakan ≥1,0m.
PENEBARAN
Penebaran benur udang vannamei dilakukan setelah plangton tumbuh baik (7-10 hari) sesudah penumpukan. Benur vanname yang digunakan adalah PL 10 –PL 12 berat awal 0,001g/ekor diperoleh dari hatchery yang telah mendapatkan rekomendasi bebas patogen, Spesific Pathogen Free (SPF). Kreteria benur vannamei yang baik adalah mencapai ukuran PL –10 atau organ insangnya telah sempurna, seragam atau rata, tubuh benih dan usus terlihat jelas, berenang melawan arus.
Sebelum benuh di tebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benuh ditambak dan menyiram dengan perlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas dilakukan dengan membuka kantong dan diberi sedikit demi sedikit air tambak selama 15-20 menit. Selanjutnya kantong benur dimiringkan dan perlahan-lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Penebaran benur vannamei dilakukan pada saat siang hari.
Padat penebaran untuk pola tradisional tanpa pakan tambahan dan hanya mengandalkan pupuk susulan 10% dari pupuk awal adalah 1-7 ekor/m². Sedangkan apabila menggunakan pakan tambahan pada bulan ke dua pemeliharaan, maka disarankan dengan padat tebar 8-10 ekor/m².
PEMELIHARAAN
Selama pemeliharaan, dilakukan monitoring kualitas air meliputi : suhu, salinitas, transparasi, pH dan kedalaman air dan oksigen setiap hari. Selain itu, juga dilakukan pemberian pemupukan urea dan TPS susulan setiap 1 minggu sebanyak 5-10% dari pupuk awal. (urea 150kg/ha) dan hasil fermentasi probiotik yang diberikan seminggu sekali guna menjaga kestabilan plangton dalam tambak. Pengapuran susulan dengan dolomit super dilakukan apabila pH berfluktuasi. Pakan diberikan pada hari ke-70 dimana pada saat itu dukungan pakan alami (plangton) sudah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat. Dosis pakan yang di berikan 5-2% dari biomassa udang dengan frekuensi pemberian 3kali /hari yakni 30% pada jam 7.00 dan 16.00 serta 40% pada jam 22.00.Pergantian air yang pertama kali dilakukan setelah udang berumur >60 hari dengan volume pergantian 10% dari volume total, sedangkan pada bukan berikutnya hingga panen, volume pergantian air ditingkatkan mencapai 15-20% pada setiap periode pasang. Sebelum umur pemeliharaan mencapai 60 hari hanya dilakukan penambahan air sebanyak yang hilang akibat penguapan atau rembesan. Kualitas air yang layak untuk pembesaran vannamei adalah salinitas optimal 10-25 ppt (toleransi 50 ppt), suhu 28-31°C, oksigen >4ppm, amoniak
PANEN
Panen harus mempertimbangkan aspek harga, pertumbuhan dan kesehatan udang. Panen dilakukan setelah umur pemeliharaan 100-110 hari. Perlakukan sebelum panen adalah pemberian kapur dolomit sebanyak 80 kg/ha (tinggi air tambak 1m), dan mempertahankan ketinggian air (tidak ada pergantian air) selama 2-4 hari yang bertujuan agar udang tidak mengalami molting (ganti kulit) pada saat panen. Selain itu disiapkan peralatan panen berupa keranjang panen, jaring yang dipasang di puntu air, jala lempar, stiroform, ember, baskom, dan lampu penerangan dilakukan dengan menurunkan volume air secara gravitasi dan di bantu pengeringan dengan pompa.
Bersamaan dengan aktifitas tersebut juga dilakukan penangkapan udang dengan jala. Sebaiknya panen dilakukan pada malam hari yang bertujuan untuk mengurangi resiko kerusakan mutu udang, karena udang hasil panen sangat peka terhadap sinar matahari. Udang hasil tangkapan juga harus di cuci kemudian direndam es, selanjutnya dibawa ke cold storage. Dengan pola tradisional plus produksi udang vannamei 835-1050 kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60-96%, ukuran panen antara 55-65 ekor/kg.
(sumber: kkp)
Tuesday, November 4, 2014
Mengetahui Cara Budidaya Ikan Tawes
Mengingat wilayah Indonesia yang memiliki sumber air dan juga beragam jenis ikan konsumsi yang melimpah, menjadi peluang usaha di bidang perikanan di indonesia yang sangat besar. Ikan tawes adalah salah satu jenis ikan konsumsi yang sangat digemari oleh masyarakat. Pada intinya, kegiatan usaha di bidang perikanan yakni meliputi produksi, pengolahan, dan pemasaran. Di sini kita akan membicarakan tentang kegiatan yang pertama, yaitu proses produksi. Oleh sebab itu, teknik budidaya ikan tawes akan kita pelajari di sini.
Bagi Anda yang ingin membudidayakan ikan tawes sangatlah penting untuk memahami cara budidaya ikan ini dengan baik. Cara budidaya yang benar akan menentukan hasil panen yang kita dapatkan. Berikut ini kami akan memberikan beberapa informasi penting terkait bagaimana cara beternak ikan tawes, mulai dari proses pembenihan, pembesaran, hingga waktu panen tiba.
Proses Pembenihan Ikan Tawes
Sebetulnya kita bisa langsung membeli bibit ikan tawes yang telah siap untuk dibesarkan di kolam-kolam kita, akan tetapi bagi Anda yang ingin mempelajari cara pembenihan atau pembibitan ikan tawes, berikut informasinya. Langkah yang pertama yaitu kita mulai dengan memilih induk jantan dan betina ikan tawes yang baik. Indukan-indukan yang telah siap untuk dipijahkan yakni induk jantan yang telah berusia satu tahun dan induk betina yang telah berusia satu setengah tahun. Atau jika kita kesulitan menentukan umur ikan, maka kita bisa melihat bagian kelaminnya apakah sudah matang atau siap.
Induk-induk yang telah dipilih selanjutnya dimasukan ke dalam kolam pemijahan. Jumlah perbandingan induk jantan dan betina di dalam kolam pemijahan yaitu kurang lebih 50 ekor induk jantan dan 25 ekor induk betina. Setelah itu induk akan bertelur di sekitar kolam, kemudian telur akan menetas kira-kira setelah 3 hari kemudian. Selanjutnya anak-anak ikan tawes tetap kita pelihara di kolam tersebut hingga berusia sekitar tiga minggu.
Pengambilan Benih Ikan Tawes
Proses selanjutnya di dalam teknik beternak ikan tawes yaitu memindahkan benih yang telah siap. Setelah berumur 21 hari, benih-benih selanjutnya akan dideder di dalam kolam khusus selama sekitar 1 bulan. Pendederan dilakukan dengan menebar benih ke kolam yang telah disiapkan, dengan perbandingan jumlah kurang lebih 20 ekor per meter kubik.
Selanjutnya benih-benih tersebut bisa kita jual ataupun kita pindah ke kolam-kolam lain untuk kita besarkan sendiri. Biasanya jika benih yang didapat sangat banyak sedangkan kolam pembesaran tidak dapat menampung semuanya maka akan diambil sebagian untuk dibesarkan dan sisanya akan dijual. Itulah cara ternak ikan tawes dari sisi pembenihan. Selanjutnya akan kita lanjutkan ke proses pembesaran ikan tawes.
Pemeliharaan Ikan Tawes di Kolam Pembesaran
Benih yang sudah siap untuk dibesarkan panjang ukuran tubuhnya yaitu sekitar 5 cm sampai 8 cm. Kita bisa langsung memasukan ikan-ikan tawes yang telah siap dibesarkan dengan tingkat kepadatan kira-kira 4 ekor ikan per meter kubik. Perlu dicermati agar jumlah ikan di dalam kolam tidak terlalu padat karena akan mempengaruhi hasil panen yang akan di dapat.
Selanjutnya kita memelihara ikan dengan cara memberi pakan secara teratur maupun merawat kebersihan kolam. Kita harus selalu memastikan bahwa air di dalam kolam mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Selain itu kita juga perlu melancarkan proses sirkulasi air agar ikan tidak mudah terkena penyakit.
Pakan tambahan yang biasa diberikan untuk proses pembesaran ikan tawes sehingga memenuhi kriteria ukuran sebagai ikan konsumsi yaitu daun-daun, dedak, singkong, kangkung, dan lain-lain. Ketika memberi makan, kita akan melihat kerakusan ikan tawes yang dengan cepat akan menyambar makanan yang kita berikan. Masa panen dilakukan biasanya ketika ikan telah berumur 6 bulan.
(sumber: agraris.adakata.com)
Bagi Anda yang ingin membudidayakan ikan tawes sangatlah penting untuk memahami cara budidaya ikan ini dengan baik. Cara budidaya yang benar akan menentukan hasil panen yang kita dapatkan. Berikut ini kami akan memberikan beberapa informasi penting terkait bagaimana cara beternak ikan tawes, mulai dari proses pembenihan, pembesaran, hingga waktu panen tiba.
Proses Pembenihan Ikan Tawes
Sebetulnya kita bisa langsung membeli bibit ikan tawes yang telah siap untuk dibesarkan di kolam-kolam kita, akan tetapi bagi Anda yang ingin mempelajari cara pembenihan atau pembibitan ikan tawes, berikut informasinya. Langkah yang pertama yaitu kita mulai dengan memilih induk jantan dan betina ikan tawes yang baik. Indukan-indukan yang telah siap untuk dipijahkan yakni induk jantan yang telah berusia satu tahun dan induk betina yang telah berusia satu setengah tahun. Atau jika kita kesulitan menentukan umur ikan, maka kita bisa melihat bagian kelaminnya apakah sudah matang atau siap.
Induk-induk yang telah dipilih selanjutnya dimasukan ke dalam kolam pemijahan. Jumlah perbandingan induk jantan dan betina di dalam kolam pemijahan yaitu kurang lebih 50 ekor induk jantan dan 25 ekor induk betina. Setelah itu induk akan bertelur di sekitar kolam, kemudian telur akan menetas kira-kira setelah 3 hari kemudian. Selanjutnya anak-anak ikan tawes tetap kita pelihara di kolam tersebut hingga berusia sekitar tiga minggu.
Pengambilan Benih Ikan Tawes
Proses selanjutnya di dalam teknik beternak ikan tawes yaitu memindahkan benih yang telah siap. Setelah berumur 21 hari, benih-benih selanjutnya akan dideder di dalam kolam khusus selama sekitar 1 bulan. Pendederan dilakukan dengan menebar benih ke kolam yang telah disiapkan, dengan perbandingan jumlah kurang lebih 20 ekor per meter kubik.
Selanjutnya benih-benih tersebut bisa kita jual ataupun kita pindah ke kolam-kolam lain untuk kita besarkan sendiri. Biasanya jika benih yang didapat sangat banyak sedangkan kolam pembesaran tidak dapat menampung semuanya maka akan diambil sebagian untuk dibesarkan dan sisanya akan dijual. Itulah cara ternak ikan tawes dari sisi pembenihan. Selanjutnya akan kita lanjutkan ke proses pembesaran ikan tawes.
Pemeliharaan Ikan Tawes di Kolam Pembesaran
Benih yang sudah siap untuk dibesarkan panjang ukuran tubuhnya yaitu sekitar 5 cm sampai 8 cm. Kita bisa langsung memasukan ikan-ikan tawes yang telah siap dibesarkan dengan tingkat kepadatan kira-kira 4 ekor ikan per meter kubik. Perlu dicermati agar jumlah ikan di dalam kolam tidak terlalu padat karena akan mempengaruhi hasil panen yang akan di dapat.
Selanjutnya kita memelihara ikan dengan cara memberi pakan secara teratur maupun merawat kebersihan kolam. Kita harus selalu memastikan bahwa air di dalam kolam mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Selain itu kita juga perlu melancarkan proses sirkulasi air agar ikan tidak mudah terkena penyakit.
Pakan tambahan yang biasa diberikan untuk proses pembesaran ikan tawes sehingga memenuhi kriteria ukuran sebagai ikan konsumsi yaitu daun-daun, dedak, singkong, kangkung, dan lain-lain. Ketika memberi makan, kita akan melihat kerakusan ikan tawes yang dengan cepat akan menyambar makanan yang kita berikan. Masa panen dilakukan biasanya ketika ikan telah berumur 6 bulan.
(sumber: agraris.adakata.com)
Thursday, September 25, 2014
Mudahnya Perbanyak Puring
Puring yang saat ini mulai diperhitungkan sebagai tanaman hias yang punya potensi dan penggemar yang luas ternyata mampu melakukan perbanyakan dengan mudah. Dari batang keras yang dimiliki, metode stek dan cangkok menjadi yang paling mudah untuk dilakukan. Selain punya waktu yang relatif singkat hasil perbanyakan juga 100 % sama dengan indukan.
Tanaman hias dengan batang keras seperti halnya puring memang bisa tumbuh dengan mengandalkan penyerubukan alami. Namun butuh waktu yang cukup lama dan juga biji yang dihasilkan tidak bisa stabil kadang banyak dan sedikit. Dan yang utama hasil anakan dari biji punya kemungkinan besar tidak sama dengan indukan.
Dari model penyerbukan normal yang butuh waktu lebih lama lama ini sekarang banyak ditinggalkan oleh petani dan juga pengusaha tanaman hias. Pasalnya semakin lama perbanyakan tentu semakin lama keuntungan yang bisa diambil. Jadi cara tercepat dan teraman yang akan diambil dengan model cangkok maupun stek.
Cara kerja stek maupun cangkok sebenarnya adalah menumbuhkan akar sebagai serapan nutrisi pada bagian yang diinginkan. Metode ini hampir semua tanaman yang mempunyai batang keras atau berkayu bisa melakukannya namun dengan karakter yang berbeda.
Agus Choliq Pemilik Krokot Nursery yang mengkoleksi puring mengakui menggunakan metode stek dan cangkok dalam melakukan perbanyakan tanamannya. Sedangkan untuk penyerbukan alami dirinya melakukan hanya untuk proses penyilangan. Harapannya bisa menghasilkan satu jenis baru yang baik. Dengan naiknya pamor puring saat ini otomatis proses perbanyakan harus lebih cepat dan evisien sebagai konsekuensi permintaan pasar yang meningkat.
Puring yang mempunyai batang keras mempunyai karakter yang berbeda dengan tanaman lainnya dengan karakter batang lunak. Bila di sejajarkan maka perbanyakan puring sama dengan tanaman yang sering kita lihat di sekitar kita dan yang paling mudah di dapatkan adalah tanaman buah. Berikut kami berikan dua alternatif tips dan trik perbanyakan puring.
Metode Stek Lebih Cepat
Metode stek merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sebab tidak perlu persiapan yang panjang selain itu alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.
1. Siapkan peralatan yang terdiri dari gunting tanaman, pisau, plastik penutup, tali plastik, pot dan media tanam.
2. Siapkan media tanam dengan campuran pasir, dengan humus bambu.
3. Pilih batang puring yang sudah terlihat tua untuk dipotong. Cirinya cukup mudah perhatikan kulit bila sudah berwarna cokelat seperti kulit kayu berarti batang sudah siap di stek.
4. Potong dengan menggunakan gunting tanaman yang sudah dibersihkan. Hindari pengunaan pisau sebab batang punya struktur yang keras dan mengandung kayu.
5. Setelah terpisah jangan lupa untuk untuk menutup luka di pohon indukan dengan fungisida.
6. Bila daun terlihat rimbun potong di bagian bawah dengan menyisakan sekitar 5-7 daun. Tujuannya untuk mengurangi penguapan yang harus di jaga selama proses stek.
7. Ikat sisa daun mengarah keatas dan tutup dengan plastik untuk mengurangi penguapan.
8. Rendam potongan bawah dalam larutan perangsang akar sekitar 15-20 menit.
9. Masukkan dalam media tanam dengan urutan stylofoam/gabus bisa juga dengan menggunakan pecahan genting, selanjutnya masukkan pasir hingga setengah pot. Setelah itu masukkan potongan stek.
10. Lapisan atas gunakan campuran pasir dengan humus bambu hingga penuh.
11. Tekan media tanam hingga batang bisa berdiri tegak.
12. Siram media tanam dengan menggunakan sisa air perangsang akar.
13. Tempatkan ditempat teduh.
Tanda berhasilnya proses stek bisa dilihat dari kondisi daun selama satu hingga dua minggu. Bila terlihat tetap segar bahkan tumbuh tunas baru berarti stek berhasil dan tutup plastik bisa dilepas. Cara stek ini mempunyai kelebihan cepat dan mudah namun keberhasilan proses ini masih mempunyai keberhasilan hingga 90%. Jadi masih ada kemungkinan 10 persen tidak berhasil.
Untuk meminimalkan kegagalan usahakan saat melakukan pemotongan stek dipastikan pohon dalam keadaan sehat. Selain itu batang juga harus sudah tua supaya pertumbuhan akar bisa maksimal. Yang tak kalah penting adalah untuk menjaga kelembaban dengan menempatkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
Cara Cangkok Lebih Aman
Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan cangkok. Cara ini punya keberhasilan lebih besar dari pada model stek sebab akar di rangsang sebelum batang di potong. Namun beberapa nursery menganggap cara ini jauh lebih merepotkan.
1. Pilih batang yang sudah tua dengan warna cokelat. Usahkan batang yang dipilih lebih tua dari metode stek
2. Siapkan pisau tajam, plastik, media tanam, dan tali plastik.
3. Kupas kulit batang sekitar 3-4 cm untuk tempat media tanam cangkok.
4. Masukkan media tanam yang terdiri dari humus daun dan bungkus dengan plastik
5. Lubangi plastik untuk memberikan sirkulasi udara
6. Siram media cangkok untuk menjaga kelembaban tanaman jadi jaga agar tidak kering
7. Bila akar sudah terlihat lepas media tanam dan potong batang.
8. Masukan dalam pot urutan sama dengan model stek.
Metode cangkok ini lebih aman sebab saat dipisah dari indukan batang sudah mempunyai akar sehingga yang harus dijaga adalah kandungan nutrisinya. Namun cangkok memang punya waktu lebih lama dan batang yang dipilih harus lebih tua dari metode stek.
Sumber :
http://tabloidgallery.wordpress.com/2008/02/20/mudahnya-perbanyak-puring/
Tanaman hias dengan batang keras seperti halnya puring memang bisa tumbuh dengan mengandalkan penyerubukan alami. Namun butuh waktu yang cukup lama dan juga biji yang dihasilkan tidak bisa stabil kadang banyak dan sedikit. Dan yang utama hasil anakan dari biji punya kemungkinan besar tidak sama dengan indukan.
Dari model penyerbukan normal yang butuh waktu lebih lama lama ini sekarang banyak ditinggalkan oleh petani dan juga pengusaha tanaman hias. Pasalnya semakin lama perbanyakan tentu semakin lama keuntungan yang bisa diambil. Jadi cara tercepat dan teraman yang akan diambil dengan model cangkok maupun stek.
Cara kerja stek maupun cangkok sebenarnya adalah menumbuhkan akar sebagai serapan nutrisi pada bagian yang diinginkan. Metode ini hampir semua tanaman yang mempunyai batang keras atau berkayu bisa melakukannya namun dengan karakter yang berbeda.
Agus Choliq Pemilik Krokot Nursery yang mengkoleksi puring mengakui menggunakan metode stek dan cangkok dalam melakukan perbanyakan tanamannya. Sedangkan untuk penyerbukan alami dirinya melakukan hanya untuk proses penyilangan. Harapannya bisa menghasilkan satu jenis baru yang baik. Dengan naiknya pamor puring saat ini otomatis proses perbanyakan harus lebih cepat dan evisien sebagai konsekuensi permintaan pasar yang meningkat.
Puring yang mempunyai batang keras mempunyai karakter yang berbeda dengan tanaman lainnya dengan karakter batang lunak. Bila di sejajarkan maka perbanyakan puring sama dengan tanaman yang sering kita lihat di sekitar kita dan yang paling mudah di dapatkan adalah tanaman buah. Berikut kami berikan dua alternatif tips dan trik perbanyakan puring.
Metode Stek Lebih Cepat
Metode stek merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sebab tidak perlu persiapan yang panjang selain itu alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.
1. Siapkan peralatan yang terdiri dari gunting tanaman, pisau, plastik penutup, tali plastik, pot dan media tanam.
2. Siapkan media tanam dengan campuran pasir, dengan humus bambu.
3. Pilih batang puring yang sudah terlihat tua untuk dipotong. Cirinya cukup mudah perhatikan kulit bila sudah berwarna cokelat seperti kulit kayu berarti batang sudah siap di stek.
4. Potong dengan menggunakan gunting tanaman yang sudah dibersihkan. Hindari pengunaan pisau sebab batang punya struktur yang keras dan mengandung kayu.
5. Setelah terpisah jangan lupa untuk untuk menutup luka di pohon indukan dengan fungisida.
6. Bila daun terlihat rimbun potong di bagian bawah dengan menyisakan sekitar 5-7 daun. Tujuannya untuk mengurangi penguapan yang harus di jaga selama proses stek.
7. Ikat sisa daun mengarah keatas dan tutup dengan plastik untuk mengurangi penguapan.
8. Rendam potongan bawah dalam larutan perangsang akar sekitar 15-20 menit.
9. Masukkan dalam media tanam dengan urutan stylofoam/gabus bisa juga dengan menggunakan pecahan genting, selanjutnya masukkan pasir hingga setengah pot. Setelah itu masukkan potongan stek.
10. Lapisan atas gunakan campuran pasir dengan humus bambu hingga penuh.
11. Tekan media tanam hingga batang bisa berdiri tegak.
12. Siram media tanam dengan menggunakan sisa air perangsang akar.
13. Tempatkan ditempat teduh.
Tanda berhasilnya proses stek bisa dilihat dari kondisi daun selama satu hingga dua minggu. Bila terlihat tetap segar bahkan tumbuh tunas baru berarti stek berhasil dan tutup plastik bisa dilepas. Cara stek ini mempunyai kelebihan cepat dan mudah namun keberhasilan proses ini masih mempunyai keberhasilan hingga 90%. Jadi masih ada kemungkinan 10 persen tidak berhasil.
Untuk meminimalkan kegagalan usahakan saat melakukan pemotongan stek dipastikan pohon dalam keadaan sehat. Selain itu batang juga harus sudah tua supaya pertumbuhan akar bisa maksimal. Yang tak kalah penting adalah untuk menjaga kelembaban dengan menempatkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
Cara Cangkok Lebih Aman
Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan cangkok. Cara ini punya keberhasilan lebih besar dari pada model stek sebab akar di rangsang sebelum batang di potong. Namun beberapa nursery menganggap cara ini jauh lebih merepotkan.
1. Pilih batang yang sudah tua dengan warna cokelat. Usahkan batang yang dipilih lebih tua dari metode stek
2. Siapkan pisau tajam, plastik, media tanam, dan tali plastik.
3. Kupas kulit batang sekitar 3-4 cm untuk tempat media tanam cangkok.
4. Masukkan media tanam yang terdiri dari humus daun dan bungkus dengan plastik
5. Lubangi plastik untuk memberikan sirkulasi udara
6. Siram media cangkok untuk menjaga kelembaban tanaman jadi jaga agar tidak kering
7. Bila akar sudah terlihat lepas media tanam dan potong batang.
8. Masukan dalam pot urutan sama dengan model stek.
Metode cangkok ini lebih aman sebab saat dipisah dari indukan batang sudah mempunyai akar sehingga yang harus dijaga adalah kandungan nutrisinya. Namun cangkok memang punya waktu lebih lama dan batang yang dipilih harus lebih tua dari metode stek.
Sumber :
http://tabloidgallery.wordpress.com/2008/02/20/mudahnya-perbanyak-puring/
Monday, September 22, 2014
Teknik dan Umpan Memancing Ikan Kerapu
Ikan kerapu sering disebut Grouper oleh orang bule ini merupakan salah satu jenis konsumsi dan sangat digemari oleh banyak orang karena rasanya lezat dan struktur dagingnya sangat lembut. Sehingga banyak sekali para pemancing menjadikan target sasaran utama untuk melampiaskan hasrat mancing mereka.
Cara jitu mancing ikan kerapu akan saya jelaskan pada artikel saya ini. Teknik memancingnya hampir sama dengan teknik mancing ikan kakap merah. Hanya tinggal penerapan di lapangan saja dimana tiap-tiap angler mempunyai fariasi berbeda-beda walaupun garis besarnya hampir sama.
Cara dan teknik mancing ikan kerapu sebagai berikut:
Untuk syarat pertama memancing kerapu adalah menentukan spot mancing yang benar.
Kerapu biasanya tinggal di bebatuan karang atau rumpon-rumpon buatan manusia. Selain itu dia juga suka tinggal di tempat tertutup karena bersifat pendiam dan jarang sekali berburu mangsa kecuali benar-benar dalam keadaan lapar atau sedang ingin mempertahankan daerah teritorinya dengan cara menyerang musuhnya. Intinya jangan berharap kita mancing dengan target kerapu tapi kita mancingnya dilaut berstruktur dasarnya berupa hamparan pasir. Bisa juga di dasar laut berpasir mendapatkan kerapu, tapi kemungkinannya sangat kecil dibanding kita memancing di spot berupa karang, rumpon atau tonggak-tonggak. Khususnya daerah Jawa Tengah di Kepulauan Karimunjawa masih banyak sekali hamparan karang luas. Jadi sangat mudah sekali untuk memancing kerapu di Karimunjawa.
Umpan mancing ikan kerapu
Dalam membahas umpan mancing kerapu sebenarnya juga tidak susah. Ikan ini merupakan ikan rakus. Dia akan memakan apa saja di depannya yang menurut dia pantas dan layak untuk dimakan.
Irisan cumi, irisan tongkol dan irisan ikan apapun pasti dimakan kalau dia memang benar-benar lapar. Asalkan baunya amis pasti menggugah selera makannya. Untuk umpan live bait kita bisa menggunakan udang hidup, selar hidup, jenaha kecil, banyar dan masih banyak lagi umpan live bait kesukaannya.
Untuk lure dengan targat mancing kerapu, kita bisa menggunakan minnow berlidah panjang karena minnow dengan lidah panjang akan menyelam lebih dalam dan pasti bisa mendekati sarang atau rumah kerapu. Biasanya mancing kerapu dengan cara teknik casting bisa dilakukan secara landbase di pinggir laut dimana di sekirtnya terdapat batu-batuan atau karang.
Berikut beberapa contoh minnow untuk mancing target kerapu:
Banyak kejadian aneh yang sering terjadi seperti mancing dengan teknik trolling tapi mndapatkan strike kerapu. Hal ini bisa terjadi jika umpan trolling memiliki lidah panjang dan didukung dengan spot trolling yang tidak terlalu dalam. Terkadang juga ketika kita menggunakan pancing kotrek untuk mencari target ikan-ikan kecil justru dapat hasil ikan kerapu. Hal ini terjadi jika umpan kotrekan atau brandil kita terlalu rendah hingga mendekati dasar laut.
Bisa juga kita mancing ikan kerapu dengan menggunakan metal jig atau bisa juga menggunakan inchiku yang kita mainkan di sekitar sarangnya.
Fighting dengan ikan kerapu
Untuk mancing ikan dengan target ikan kerapu monster atau yang berukuran sangat besar kita dianjurkan untuk menggunakan umpan live bait yang berukuran lebih besar dari yang semestinya. Kalau kita sudah mengetahui jika spot yang kita tuju merupakan spot yang bagus dan dihuni ikan kerapu berukuran monster, langsung saja gunakan umpan live bait seperti contoh dengan ikan jenaha yang berukuran antara 1/4kg-1/2kg dengan cara dikaitkan ke mata pancing dan dikasih pemberat sesuai dengan arus laut yang terjadi ketika itu. Jika arus air bawah laut dalam keadaan mati, kita tidak perlu menambahkan pemberat supaya umpan live bait bisa menghasilkan action yang maksimal. Tapi jika arus bawah laut terlalu deras kita bisa menambahkan pemberat yang agak besar supaya umpan live bait tidak hanyut terbawa arus karena ikan besar pasti hanya menunggu mangsa di depan sarangnya. Kalau umpan kita tidak tepat di depan matanya, dia tidak akan memakannya. Terkadang umpan sudah di depan matanya tetapi ikan tersebut tidak mau menyambar umpan kita.
Ikan kerapu memiliki tenaga yang sangat kuat ketika terjadi awal strike. Karena struktur tubuhnya yang agak bulat sehingga sangat terasa berat sekali ketika kita mendapatkan perlawanan ikan kerapu saat terjadi strike. Pada detik-detik pertama strike ikan kerapu, itu sangat menentukan apakah kita bisa menyelesaikan perlawanan itu atau tidak. Jika umpan kita dimakan ikan kerapu kemudian dia menggeret umpan masuk ke dalam sarang atau rumahnya maka sangat sulit bagi kita untuk dapat mengeluarkan ikan kerapu dari sarangnya. Ikan kerapu memiliki ekor yang sangat kuat, sehingga ketika kita fight gengan ikan kerapu yang sudah membawa masuk umpan kita ke dalam sarangnya, dia akan pegangan sangat kuat ke sarangnya dengan menggunakan ekornya dengan cara membengkokkan ekornya.
Untuk mengatasi hal itu perlu adanya kesabaran dari seorang angler. Bisa juga dengan cara ditunggu sampai ikan kerapu keluar lagi dari sarangnya. Bisa juga menunggu sampai ikan kerapu itu lemas dan melepaskan genggaman dari sarangnya. Biasanya seorang pemancing pemula langsung main hajar padahal posisi ikan kerapu sudah masuk ke dalam sarangnya. Hasilnya line akan banyak bergesekan dengan karang atau benda lain yang bersifat tajam yang akan mengakibatkan senar atau line putus. Pupus sudah harapan kita mendapatkan hasil ikan kerapu.
Ikan kerapu merupakan ikan yang sangat mudah terkena dekompresi. Jika kita fight dengan ikan kerapu kemudian kita hajar tanpa ampun, pasti dia akan mengalami dekompresi yang mengakibatkan lidahnya menjulur keluar dan matanya juga melotot keluar yang mengakibatkan dia tidak berdaya tanpa ada perlawanan sama sekali yang bisa mengakibatkan kematian bagi ikan kerapu. Hal ini terjadi ketika kita memancing di laut yang cukup dalam karena ada perbedaan tekanan air di setiap jarak kedalaman air laut.
Demikian telah saya jelaskan sedikit informasi menganai teknik ampuh dan jitu memancing ikan kerapu. Semoga info ini bisa bermanfaat bagi para mancing mania di Indonesia pada khususnya dan mancing mania di seluruh dunia pada umumnya.
SUMBER INFOMANCING :http://www.maslakon.com/
Cara jitu mancing ikan kerapu akan saya jelaskan pada artikel saya ini. Teknik memancingnya hampir sama dengan teknik mancing ikan kakap merah. Hanya tinggal penerapan di lapangan saja dimana tiap-tiap angler mempunyai fariasi berbeda-beda walaupun garis besarnya hampir sama.
Cara dan teknik mancing ikan kerapu sebagai berikut:
Untuk syarat pertama memancing kerapu adalah menentukan spot mancing yang benar.
Kerapu biasanya tinggal di bebatuan karang atau rumpon-rumpon buatan manusia. Selain itu dia juga suka tinggal di tempat tertutup karena bersifat pendiam dan jarang sekali berburu mangsa kecuali benar-benar dalam keadaan lapar atau sedang ingin mempertahankan daerah teritorinya dengan cara menyerang musuhnya. Intinya jangan berharap kita mancing dengan target kerapu tapi kita mancingnya dilaut berstruktur dasarnya berupa hamparan pasir. Bisa juga di dasar laut berpasir mendapatkan kerapu, tapi kemungkinannya sangat kecil dibanding kita memancing di spot berupa karang, rumpon atau tonggak-tonggak. Khususnya daerah Jawa Tengah di Kepulauan Karimunjawa masih banyak sekali hamparan karang luas. Jadi sangat mudah sekali untuk memancing kerapu di Karimunjawa.
Umpan mancing ikan kerapu
Dalam membahas umpan mancing kerapu sebenarnya juga tidak susah. Ikan ini merupakan ikan rakus. Dia akan memakan apa saja di depannya yang menurut dia pantas dan layak untuk dimakan.
Irisan cumi, irisan tongkol dan irisan ikan apapun pasti dimakan kalau dia memang benar-benar lapar. Asalkan baunya amis pasti menggugah selera makannya. Untuk umpan live bait kita bisa menggunakan udang hidup, selar hidup, jenaha kecil, banyar dan masih banyak lagi umpan live bait kesukaannya.
Untuk lure dengan targat mancing kerapu, kita bisa menggunakan minnow berlidah panjang karena minnow dengan lidah panjang akan menyelam lebih dalam dan pasti bisa mendekati sarang atau rumah kerapu. Biasanya mancing kerapu dengan cara teknik casting bisa dilakukan secara landbase di pinggir laut dimana di sekirtnya terdapat batu-batuan atau karang.
Berikut beberapa contoh minnow untuk mancing target kerapu:
Banyak kejadian aneh yang sering terjadi seperti mancing dengan teknik trolling tapi mndapatkan strike kerapu. Hal ini bisa terjadi jika umpan trolling memiliki lidah panjang dan didukung dengan spot trolling yang tidak terlalu dalam. Terkadang juga ketika kita menggunakan pancing kotrek untuk mencari target ikan-ikan kecil justru dapat hasil ikan kerapu. Hal ini terjadi jika umpan kotrekan atau brandil kita terlalu rendah hingga mendekati dasar laut.
Bisa juga kita mancing ikan kerapu dengan menggunakan metal jig atau bisa juga menggunakan inchiku yang kita mainkan di sekitar sarangnya.
Fighting dengan ikan kerapu
Untuk mancing ikan dengan target ikan kerapu monster atau yang berukuran sangat besar kita dianjurkan untuk menggunakan umpan live bait yang berukuran lebih besar dari yang semestinya. Kalau kita sudah mengetahui jika spot yang kita tuju merupakan spot yang bagus dan dihuni ikan kerapu berukuran monster, langsung saja gunakan umpan live bait seperti contoh dengan ikan jenaha yang berukuran antara 1/4kg-1/2kg dengan cara dikaitkan ke mata pancing dan dikasih pemberat sesuai dengan arus laut yang terjadi ketika itu. Jika arus air bawah laut dalam keadaan mati, kita tidak perlu menambahkan pemberat supaya umpan live bait bisa menghasilkan action yang maksimal. Tapi jika arus bawah laut terlalu deras kita bisa menambahkan pemberat yang agak besar supaya umpan live bait tidak hanyut terbawa arus karena ikan besar pasti hanya menunggu mangsa di depan sarangnya. Kalau umpan kita tidak tepat di depan matanya, dia tidak akan memakannya. Terkadang umpan sudah di depan matanya tetapi ikan tersebut tidak mau menyambar umpan kita.
Ikan kerapu memiliki tenaga yang sangat kuat ketika terjadi awal strike. Karena struktur tubuhnya yang agak bulat sehingga sangat terasa berat sekali ketika kita mendapatkan perlawanan ikan kerapu saat terjadi strike. Pada detik-detik pertama strike ikan kerapu, itu sangat menentukan apakah kita bisa menyelesaikan perlawanan itu atau tidak. Jika umpan kita dimakan ikan kerapu kemudian dia menggeret umpan masuk ke dalam sarang atau rumahnya maka sangat sulit bagi kita untuk dapat mengeluarkan ikan kerapu dari sarangnya. Ikan kerapu memiliki ekor yang sangat kuat, sehingga ketika kita fight gengan ikan kerapu yang sudah membawa masuk umpan kita ke dalam sarangnya, dia akan pegangan sangat kuat ke sarangnya dengan menggunakan ekornya dengan cara membengkokkan ekornya.
Untuk mengatasi hal itu perlu adanya kesabaran dari seorang angler. Bisa juga dengan cara ditunggu sampai ikan kerapu keluar lagi dari sarangnya. Bisa juga menunggu sampai ikan kerapu itu lemas dan melepaskan genggaman dari sarangnya. Biasanya seorang pemancing pemula langsung main hajar padahal posisi ikan kerapu sudah masuk ke dalam sarangnya. Hasilnya line akan banyak bergesekan dengan karang atau benda lain yang bersifat tajam yang akan mengakibatkan senar atau line putus. Pupus sudah harapan kita mendapatkan hasil ikan kerapu.
Ikan kerapu merupakan ikan yang sangat mudah terkena dekompresi. Jika kita fight dengan ikan kerapu kemudian kita hajar tanpa ampun, pasti dia akan mengalami dekompresi yang mengakibatkan lidahnya menjulur keluar dan matanya juga melotot keluar yang mengakibatkan dia tidak berdaya tanpa ada perlawanan sama sekali yang bisa mengakibatkan kematian bagi ikan kerapu. Hal ini terjadi ketika kita memancing di laut yang cukup dalam karena ada perbedaan tekanan air di setiap jarak kedalaman air laut.
Demikian telah saya jelaskan sedikit informasi menganai teknik ampuh dan jitu memancing ikan kerapu. Semoga info ini bisa bermanfaat bagi para mancing mania di Indonesia pada khususnya dan mancing mania di seluruh dunia pada umumnya.
SUMBER INFOMANCING :http://www.maslakon.com/
Monday, August 4, 2014
Budidaya Kacang Panjang
SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman tumbuh baik pada tanah Latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-300C, iklimnya kering, curah hujan 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl.
PEMBIBITAN
- Benih yang baik dan bermutu adalah daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.
- Benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.
PENGOLAHAN MEDIA TANAM
- Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak hingga tanah menjadi gembur.
- Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm
- Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm:
TEKNIK PENANAMAN
- Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm.
- Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai.
Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur.
PENYULAMAN
Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam. Benih yang tidak tumbuh segera disulam.
PENYIANGAN
Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun.
PEMANGKASAN / PEREMPELAN
Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.
PEMUPUKAN
Dosis pupuk makro (per ha) sebagai berikut:
Dasar : Urea 50 kg, SP-36 75 kg, KCL 25 kg.
Umur 45 hari : Urea 50 kg, SP-36 25 kg, KCL 75 kg.
TOTAL : Urea 100 kg, SP-36 100 kg, KCL 100 kg.
Catatan : Atau sesuai rekomendasi setempat.
Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari jarak tanam). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan.
PENGAIRAN
Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musim.
PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
a. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)
Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak.
Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan.
b. Kutu daun (Aphis cracivora Koch)
Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang-kacangan.
c. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong.
Pengendalian: dengan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak,
d. Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%.
Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji.
e. Ulat bunga ( Maruca testualis)
Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman.
f. Penyakit Antraknose ( jamur Colletotricum lindemuthianum )
Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam.
g. Penyakit mozaik ( virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV).
Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun.
Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
h. Penyakit sapu ( virus Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus.)
Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaik.
i. Layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum )
Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman mati.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati.
PANEN DAN PASCA PENEN
- Ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol
- Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan
- Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam.
Sumber:
http://epetani.pertanian.go.id/budidaya/budidaya-kacang-panjang-7913
Tanaman tumbuh baik pada tanah Latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-300C, iklimnya kering, curah hujan 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl.
PEMBIBITAN
- Benih yang baik dan bermutu adalah daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.
- Benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.
PENGOLAHAN MEDIA TANAM
- Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak hingga tanah menjadi gembur.
- Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm
- Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm:
TEKNIK PENANAMAN
- Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm.
- Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai.
Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur.
PENYULAMAN
Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam. Benih yang tidak tumbuh segera disulam.
PENYIANGAN
Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun.
PEMANGKASAN / PEREMPELAN
Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.
PEMUPUKAN
Dosis pupuk makro (per ha) sebagai berikut:
Dasar : Urea 50 kg, SP-36 75 kg, KCL 25 kg.
Umur 45 hari : Urea 50 kg, SP-36 25 kg, KCL 75 kg.
TOTAL : Urea 100 kg, SP-36 100 kg, KCL 100 kg.
Catatan : Atau sesuai rekomendasi setempat.
Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari jarak tanam). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan.
PENGAIRAN
Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musim.
PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
a. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)
Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak.
Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan.
b. Kutu daun (Aphis cracivora Koch)
Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang-kacangan.
c. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong.
Pengendalian: dengan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak,
d. Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%.
Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji.
e. Ulat bunga ( Maruca testualis)
Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman.
f. Penyakit Antraknose ( jamur Colletotricum lindemuthianum )
Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam.
g. Penyakit mozaik ( virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV).
Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun.
Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
h. Penyakit sapu ( virus Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus.)
Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaik.
i. Layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum )
Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman mati.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati.
PANEN DAN PASCA PENEN
- Ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol
- Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan
- Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam.
Sumber:
http://epetani.pertanian.go.id/budidaya/budidaya-kacang-panjang-7913
Sunday, August 3, 2014
Bisnis Tikus Putih?
Kebanyakan dari kita segan dan takut bersinggungan dengan tikus. Hewan pengerat tersebut kadung mendapat cap miring, mulai dari perusak barang hingga agen penyebar penyakit meski sesungguhnya cap itu lebih mengarah kepada tikus rumah yang berwarna abu-abu. Lantas bagaimana dengan tikus putih? Seorang kawan yang bekerja di laboratorium farmasi seringkali kesulitan memperoleh tikus putih untuk hewan percobaan. Untuk menguji toksisitas subkronik suatu bahan sediaan, misalnya, membutuhkan hingga 180 tikus. Tikus putih memang diperlukan sebagai hewan percobaan lantaran harganya murah dan mudah ditangani.
Bagaimana bisnisnya? Sejatinya kebutuhan tikus putih cukup besar. Saat ini penyerap tikus putih tersebut masih didominasi pehobi penggemar reptil. Sasongko di Bogor, Jawa Barat, misalnya, memerlukan 3—5 ekor tikus per pekan untuk 2 ular pythonnya. Harga belinya Rp5.000/ekor. Sisanya adalah mahasiswa dan dosen farmasi, kedokteran, atau biologi yang memang memerlukan tikus putih sebagai hewan percobaan. Namun sebagai hewan percobaan ada syarat mutlak yang mesti dipenuhi.
Tikus putih untuk percobaan harus berasal dari peternak yang mengantongi sertifikat. Sayang, di Indonesia lembaga yang berwenang memberikan sertifikasi itu belum ada. Sebagai gambaran tikus percobaan diwajibkan memenuhi persyaratan kesehatan, bobot, dan tingkat keseragaman tinggi. Itu menyangkut budidaya seperti kebersihan kandang, perawatan, dan pakan.
Tengoklah Puslitbang Biomedis dan Farmasi Badan Litbang Departemen Kesehatan yang memasok tikus-tikus percobaan ke banyak lembaga penelitian dan perguruan tinggi. Mereka menempatkan tikus putih dalam ruangan superbersih. Ruangan itu dilengkapi kandang-kandang berukuran 35 cm x 35 cm x 25 cm terbuat dari aluminium yang berjejer rapi. Suhu ruangan dibuat stabil pada 25 derajat celcius.
Ruangan, termasuk kandang dibersihkan 2 kali seminggu. Sebagai alas kandang digunakan serutan kayu. Tikus-tikus yang terdiri dari strain wistar dan sprague-dawley itu diberi pakan buatan yakni campuran beras, kacang kedelai, kacang tanah, skim milk powder kualitas tinggi, minyak kelapa, garam dapur, tepung tulang, vitamin, dan mineral. Pakan itu mengandung 19,4% protein, lemak 9,1%, dan 370 kalori energy. Wajar dengan perlakuan itu harga tikus percobaan dapat Rp30.000/ekor.
Dari hitung-hitungan secara ekonomis usaha beternak tikus putih cukup menguntungkan. Dengan 100 pasang indukan mencit setiap bulan akan didapat omzet Rp5.250.000. Dari 100 indukan terdiri dari 75 betina dan 25 jantan Setiap 3 betina dipasangkan dengan 1 jantan dalam wadah plastik. Jika dipelihara intensif setiap tiga bulan menghasilkan anakan 8—12 ekor per induk. Induk yang berbobot 20—25 g itu diapkir setelah 2 kali beranak.
Analisa Usaha Beternak Tikus Putih
Spesifikasi
Tikus putih dengan jumlah indukan 100 ekor, lama pengusahaan 6 bulan, 2 kali periode anakan, luas ruangan 6 meter persegi, produksi: anakan umur 3 bulan, dan harga jual Rp3.500/ekor
I. Investasi
Rumah ternak Rp3.000.000
Rak besi sepanjang 2 meter Rp2.000.000
Kandang plastik 200 buah@ Rp8.000 Rp1.600.000
Perlengkapan kandang 200 buah Rp 400.000
Total investasi Rp7.000.000
II. Biaya produksi
Indukan 100 ekor @ Rp4.000 Rp 400.000
Penyusutan rumah ternak Rp 300.000
Penyusutan rak Rp 160.000
Penyusutan perlengkapan kandang Rp 100.000
Tenaga kerja Rp1.200.000
Pakan 300 kg @ Rp4.000 Rp1.200.000
Obat-obatan Rp 200.000
Listrik Rp 200.000
Total biaya produksi Rp3.760.000
III. Pendapatan
1.500 ekor x Rp3.500/ekor Rp5.250.000
IV. Keuntungan
Rp5.250.000 – Rp3.760.000 Rp1.490.000
V. Pertimbangan usaha
1. BEP (Break Even Point)
BEP untuk harga produksi
BEP = Rp3.760.000 : 1.500 ekor = Rp2.507/ekor. Dengan produksi sebanyak 1.500 ekor, titik balik modal tercapai jika harga mencit umur 3 bulan Rp2.507/ekor
BEP untuk volume produksi
BEP = Rp3.760.000 : Rp3.500/ekor = 1.074 ekor. Dengan harga jual Rp3.500/ekor, titik balik modal tercapai jika jumlah anakan yang dihasilkan sebanyak 1.074 ekor.
2. B/C (Perbandingan Penerimaan dan Biaya)
B/C = Rp5.250.000 : Rp3.760.000 = 1,4. Setiap penambahan biaya Rp1 untuk beternak mencit akan diperoleh penerimaan Rp1,4.
3. NPV (Net Present Value)
NPV = Rp5.250.000 x 1/(1 + 0,0083)6 = Rp5.000.000. Dengan asumsi bunga bank 10% per tahun, penerimaan yang akan diperoleh 6 bulan kemudian senilai Rp5.000.000.
Sumber :
http://www.bebeja.com/bisnis-tikus-putih/
Bagaimana bisnisnya? Sejatinya kebutuhan tikus putih cukup besar. Saat ini penyerap tikus putih tersebut masih didominasi pehobi penggemar reptil. Sasongko di Bogor, Jawa Barat, misalnya, memerlukan 3—5 ekor tikus per pekan untuk 2 ular pythonnya. Harga belinya Rp5.000/ekor. Sisanya adalah mahasiswa dan dosen farmasi, kedokteran, atau biologi yang memang memerlukan tikus putih sebagai hewan percobaan. Namun sebagai hewan percobaan ada syarat mutlak yang mesti dipenuhi.
Tikus putih untuk percobaan harus berasal dari peternak yang mengantongi sertifikat. Sayang, di Indonesia lembaga yang berwenang memberikan sertifikasi itu belum ada. Sebagai gambaran tikus percobaan diwajibkan memenuhi persyaratan kesehatan, bobot, dan tingkat keseragaman tinggi. Itu menyangkut budidaya seperti kebersihan kandang, perawatan, dan pakan.
Tengoklah Puslitbang Biomedis dan Farmasi Badan Litbang Departemen Kesehatan yang memasok tikus-tikus percobaan ke banyak lembaga penelitian dan perguruan tinggi. Mereka menempatkan tikus putih dalam ruangan superbersih. Ruangan itu dilengkapi kandang-kandang berukuran 35 cm x 35 cm x 25 cm terbuat dari aluminium yang berjejer rapi. Suhu ruangan dibuat stabil pada 25 derajat celcius.
Ruangan, termasuk kandang dibersihkan 2 kali seminggu. Sebagai alas kandang digunakan serutan kayu. Tikus-tikus yang terdiri dari strain wistar dan sprague-dawley itu diberi pakan buatan yakni campuran beras, kacang kedelai, kacang tanah, skim milk powder kualitas tinggi, minyak kelapa, garam dapur, tepung tulang, vitamin, dan mineral. Pakan itu mengandung 19,4% protein, lemak 9,1%, dan 370 kalori energy. Wajar dengan perlakuan itu harga tikus percobaan dapat Rp30.000/ekor.
Dari hitung-hitungan secara ekonomis usaha beternak tikus putih cukup menguntungkan. Dengan 100 pasang indukan mencit setiap bulan akan didapat omzet Rp5.250.000. Dari 100 indukan terdiri dari 75 betina dan 25 jantan Setiap 3 betina dipasangkan dengan 1 jantan dalam wadah plastik. Jika dipelihara intensif setiap tiga bulan menghasilkan anakan 8—12 ekor per induk. Induk yang berbobot 20—25 g itu diapkir setelah 2 kali beranak.
Analisa Usaha Beternak Tikus Putih
Spesifikasi
Tikus putih dengan jumlah indukan 100 ekor, lama pengusahaan 6 bulan, 2 kali periode anakan, luas ruangan 6 meter persegi, produksi: anakan umur 3 bulan, dan harga jual Rp3.500/ekor
I. Investasi
Rumah ternak Rp3.000.000
Rak besi sepanjang 2 meter Rp2.000.000
Kandang plastik 200 buah@ Rp8.000 Rp1.600.000
Perlengkapan kandang 200 buah Rp 400.000
Total investasi Rp7.000.000
II. Biaya produksi
Indukan 100 ekor @ Rp4.000 Rp 400.000
Penyusutan rumah ternak Rp 300.000
Penyusutan rak Rp 160.000
Penyusutan perlengkapan kandang Rp 100.000
Tenaga kerja Rp1.200.000
Pakan 300 kg @ Rp4.000 Rp1.200.000
Obat-obatan Rp 200.000
Listrik Rp 200.000
Total biaya produksi Rp3.760.000
III. Pendapatan
1.500 ekor x Rp3.500/ekor Rp5.250.000
IV. Keuntungan
Rp5.250.000 – Rp3.760.000 Rp1.490.000
V. Pertimbangan usaha
1. BEP (Break Even Point)
BEP untuk harga produksi
BEP = Rp3.760.000 : 1.500 ekor = Rp2.507/ekor. Dengan produksi sebanyak 1.500 ekor, titik balik modal tercapai jika harga mencit umur 3 bulan Rp2.507/ekor
BEP untuk volume produksi
BEP = Rp3.760.000 : Rp3.500/ekor = 1.074 ekor. Dengan harga jual Rp3.500/ekor, titik balik modal tercapai jika jumlah anakan yang dihasilkan sebanyak 1.074 ekor.
2. B/C (Perbandingan Penerimaan dan Biaya)
B/C = Rp5.250.000 : Rp3.760.000 = 1,4. Setiap penambahan biaya Rp1 untuk beternak mencit akan diperoleh penerimaan Rp1,4.
3. NPV (Net Present Value)
NPV = Rp5.250.000 x 1/(1 + 0,0083)6 = Rp5.000.000. Dengan asumsi bunga bank 10% per tahun, penerimaan yang akan diperoleh 6 bulan kemudian senilai Rp5.000.000.
Sumber :
http://www.bebeja.com/bisnis-tikus-putih/
Friday, August 1, 2014
Tips Dan Cara Budidaya Udang Vannamei Dari Ahlinya
Banyak orang terutama di indonesia memulai dengan berbisnis. Dari kalangan remaja, ibu-ibu, bapak, dan adek-adek, tidak ada batasan umur kita dalam memuai bisnis. Ada banyak cara berbisnis yang bisa kita geluti, mulai dari bisnis investasi, properti, ukm, makanan,bisnis online atau sampai dengan budidaya.
Ya..!!! budidaya merupakan salah satu bidang bisnis yang sangat cocok di kalangan masyarakat indonesia. Disamping daerah tanah yang masih luas juga tanah yang ada di indonesia sangat subur. Budidaya yang menjadi salah satu pilihan yang bagus adalah budidaya udang vaname.
Budidaya udang vaname adalah budidaya jenis udang yang banyak mengandung manfaat bagi tubuh kita. Udang jenis ini banyak sekali kita temukan di pasar atau yang lainnya. Biasanya tengkulak sudah lebih dulu memesan udang panen untuk di jual kembali ke pabrik dan di ekspor ke luar negeri khususnya wilayah asia.
Jika anda ingin memulai membudidayakan udang vaname, silahkan membaca tips-tips membudidayakan udang vaname dari ahlinya berikut:
1. Anda harus memilih bibit udang yang berkualitas, Ciri-ciri dari udang berkualitas yaitu anakan udang yang lahir pertama dari indukannya. Biasanya orang-orang langsung membeli bibit dari lembaga pertanian setempat.
2. Sesuaikan ukuran lahan dengan jumlah bibitan yang akan di budidayakan. Biasaya ukuran lahan 1 ha bisa anda isi dengan 20 ribu bibit.
3. Berikan pompa oksigen pada air untuk mempercepat pertumbuhan udang. Atau anda bisa memberi goyangan pada air dengan desel atau alat seperti baling-baling.
4. Pada waktu bibit di taruh ke lahannya anda tidak harus memberi pakan langsung, karena biasanya udang masih bisa mencari makanan seperti benur yang ada pada lahan.
5. Setelah usia 1 bulan anda harus memberikan pakan secara teratur karena pada masa 1 bulan biasanya pertumbuhan udang vaname sangat cepat oleh karena itu anda di anjurkan memberi pakan yang banyak untuk mempecepat pertumbuhan udang.
6. Perhatikan airnya, semakin banyak air semakin baik karena semakin banyak air bisa di analogikan semakin banyak kadar oksigen dalam air.
7. Udang vaname denga umur 2 bulan sudah bisa di panen. biasaya harga mencapaii 20 ribu sampai 40 ribu rupiah per kilo tergantung ukuran udang vaname tersebut.
8. Omset yang bisa di dapatkan dalam masa 2 bulan dan jumlah bibitan 20.000 bisa mendapatkan 8 juta sampai dengan 15 juta rupiah.
9. Anda juga bisa mengirim ke berbagai restoran yang mempunyai menu udang. Biasanya jika anda bisa mengirim ke restoran-restoran, harga udang vaname jauh lebih mahal dari pada tengkulak biasa.
Jika anda ingin memulai budidaya udang vaname, disarankan anda langsung mengunjungi tempat budidaya udang vaname supaya mendapatkan informasi yang lebih akurat.
http://update-bisnis.blogspot.com/2013/12/tips-dan-cara-budidaya-udang-vaname.html
Ya..!!! budidaya merupakan salah satu bidang bisnis yang sangat cocok di kalangan masyarakat indonesia. Disamping daerah tanah yang masih luas juga tanah yang ada di indonesia sangat subur. Budidaya yang menjadi salah satu pilihan yang bagus adalah budidaya udang vaname.
Budidaya udang vaname adalah budidaya jenis udang yang banyak mengandung manfaat bagi tubuh kita. Udang jenis ini banyak sekali kita temukan di pasar atau yang lainnya. Biasanya tengkulak sudah lebih dulu memesan udang panen untuk di jual kembali ke pabrik dan di ekspor ke luar negeri khususnya wilayah asia.
Jika anda ingin memulai membudidayakan udang vaname, silahkan membaca tips-tips membudidayakan udang vaname dari ahlinya berikut:
1. Anda harus memilih bibit udang yang berkualitas, Ciri-ciri dari udang berkualitas yaitu anakan udang yang lahir pertama dari indukannya. Biasanya orang-orang langsung membeli bibit dari lembaga pertanian setempat.
2. Sesuaikan ukuran lahan dengan jumlah bibitan yang akan di budidayakan. Biasaya ukuran lahan 1 ha bisa anda isi dengan 20 ribu bibit.
3. Berikan pompa oksigen pada air untuk mempercepat pertumbuhan udang. Atau anda bisa memberi goyangan pada air dengan desel atau alat seperti baling-baling.
4. Pada waktu bibit di taruh ke lahannya anda tidak harus memberi pakan langsung, karena biasanya udang masih bisa mencari makanan seperti benur yang ada pada lahan.
5. Setelah usia 1 bulan anda harus memberikan pakan secara teratur karena pada masa 1 bulan biasanya pertumbuhan udang vaname sangat cepat oleh karena itu anda di anjurkan memberi pakan yang banyak untuk mempecepat pertumbuhan udang.
6. Perhatikan airnya, semakin banyak air semakin baik karena semakin banyak air bisa di analogikan semakin banyak kadar oksigen dalam air.
7. Udang vaname denga umur 2 bulan sudah bisa di panen. biasaya harga mencapaii 20 ribu sampai 40 ribu rupiah per kilo tergantung ukuran udang vaname tersebut.
8. Omset yang bisa di dapatkan dalam masa 2 bulan dan jumlah bibitan 20.000 bisa mendapatkan 8 juta sampai dengan 15 juta rupiah.
9. Anda juga bisa mengirim ke berbagai restoran yang mempunyai menu udang. Biasanya jika anda bisa mengirim ke restoran-restoran, harga udang vaname jauh lebih mahal dari pada tengkulak biasa.
Jika anda ingin memulai budidaya udang vaname, disarankan anda langsung mengunjungi tempat budidaya udang vaname supaya mendapatkan informasi yang lebih akurat.
http://update-bisnis.blogspot.com/2013/12/tips-dan-cara-budidaya-udang-vaname.html
Wednesday, July 30, 2014
Cara Merawat Burung Poksai Mantel
Poksay mantel ( Garrulax palliatus ), atau sering disebut poksay medan, sebenarnya bukan hanya dijumpai di Indonesia, tetapi juga di Semenanjung Malaysia, serta wilayah utara Kalimantan baik yang berada di Brunei Darussalam maupun Malaysia.
Poksay mantel mempunyai suara yang sangat keras, hampir mirip dengan poksay jambul. Kalo anda mempunyai burung Murai Batu atau yang sejenisnya dari keluarga Punglor, jauhkan poksay ini karena akan berpengaruh pada burung-burung tersebut akibat suaranya yang keras.
Poksay mantel termasuk burung monomorfik. Artinya, penampilan fisik burung jantan mirip dengan burung betina, sehingga tidak mudah untuk melakukan sexing. Yang membedakan hanyalah dari suaranya. Nurung betina hanya memiliki suara panggilan (call) yang monoton, sedangkan burung jantan bisa berkicau lantang, dengan beberapa variasi yang dimilikinya.
Poksay mantel termasuk burung yang aktif dan atraktif. Jika berkicau, ia akan memainkan sayapnya (bergetar). Karena itulah, sangkar yang digunakan pun sebaiknya berukuran besar. Tenggeran yang digunakan biasanya hanya satu, agar burung lebih anteng di tangkringan, tidak loncat-loncat atau naik-turun, sehingga burung lebih cepat bunyi dan gacor.
Pakan yang diberikan bisa buah-buahan dan serangga seperti jangkrik dan ulat bambu. Untuk perawatan harian, jangkrik bisa diberikan 3 ekor pada pagi hari dan 3 ekor pada sore hari. Sedangkan ulat bambu bisa diberikan 1-2 ekor setiap hari.
Demikianlah sedikit informasi tentang burung Poksay, selanjutnya akan saya bahas ada postingan yang akan datang.
Sumber :http://jemurpanas.blogspot.com/2013/10/tips-cara-merawat-burung-poksay-lokal.html
Poksay mantel mempunyai suara yang sangat keras, hampir mirip dengan poksay jambul. Kalo anda mempunyai burung Murai Batu atau yang sejenisnya dari keluarga Punglor, jauhkan poksay ini karena akan berpengaruh pada burung-burung tersebut akibat suaranya yang keras.
Poksay mantel termasuk burung monomorfik. Artinya, penampilan fisik burung jantan mirip dengan burung betina, sehingga tidak mudah untuk melakukan sexing. Yang membedakan hanyalah dari suaranya. Nurung betina hanya memiliki suara panggilan (call) yang monoton, sedangkan burung jantan bisa berkicau lantang, dengan beberapa variasi yang dimilikinya.
Poksay mantel termasuk burung yang aktif dan atraktif. Jika berkicau, ia akan memainkan sayapnya (bergetar). Karena itulah, sangkar yang digunakan pun sebaiknya berukuran besar. Tenggeran yang digunakan biasanya hanya satu, agar burung lebih anteng di tangkringan, tidak loncat-loncat atau naik-turun, sehingga burung lebih cepat bunyi dan gacor.
Pakan yang diberikan bisa buah-buahan dan serangga seperti jangkrik dan ulat bambu. Untuk perawatan harian, jangkrik bisa diberikan 3 ekor pada pagi hari dan 3 ekor pada sore hari. Sedangkan ulat bambu bisa diberikan 1-2 ekor setiap hari.
Demikianlah sedikit informasi tentang burung Poksay, selanjutnya akan saya bahas ada postingan yang akan datang.
Sumber :http://jemurpanas.blogspot.com/2013/10/tips-cara-merawat-burung-poksay-lokal.html
Thursday, May 1, 2014
Budidaya Ikan Manfish
Manfish atau yang dikenal juga dengan istilah 'Angel fish' berasal dari perairan Amazon, Amerika Selatan. Manfish (Pterophyllum scalare) tergolong ke dalam famili Cichlidae.
Beberapa jenis ikan Manfish yang dikenal dan telah berkembang di Indonesia antara lain adalah: Diamond (Berlian), Imperial, Marble dan Black-White.
Diamond (Berlian) berwarna perak mengkilat sampai hijau keabuan. Pada bagian kepala atas terdapat warna kuning hingga coklat kehitaman yang menyusur sampai bagian punggung. Manfish Imperial mempunyai warna dasar perak, tetapi tubuhnya dihiasi empat buah garis vertikal berwarna hitam/coklat kehitaman. Manfish Marble memiliki warna campuran hitam dan putih yang membentuk garis vertikal. Sedangkan manfish Black-White mempunyai warna hitam menghiasi separuh tubuhnya bagian belakang, dan warna putih menghiasi separuh bagian depan termasuk bagian kepala.
Ikan Manfish mempunyai ciri-ciri morfologis dan kebiasaan sebagai berikut:
* Memiliki warna dan jenis yang bervariasi
* Bentuk tubuh pipih, dengan tubuh seperti anak panah
* Sirip perut dan sirip punggungnya membentang lebar ke arah ekor, sehingga tampak sebagai busur yang berwarna gelap transparan
* Pada bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai ke bagian ekor.
* Menjaga dan melindungi keturunannya.
* Bersifat omnivorus
* Tergolong mudah menerima berbagai jenis makanan dalam berbagai bentuk dan sumber
Pengelolaan Induk
Ikan manfish dapat dijadikan induk setelah umurnya mencapai 7 bulan dengan ukuran panjang ± 7,5 cm. Untuk mencapai hasil yang optimal, induk harus dikelola dengan baik antara lain dengan pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk, cacing Tubifex, atau Chironomous. Selain itu karena induk ikan manfish sangat peka terhadap serangan penyakit, maka perlu diberikan perlakukan obat secara periodik Obat yang biasa digunakan antara lain Oxytetracycline dan garam.
Sebelum dipijahkan, induk manfish dipelihara secara massal ( jantan dan betina ) terlebih dahulu dalam 1 akuarium besar (ukuran 100x60x60 cm3). Setelah matang telur, induk manfish akan berpasangan dan memisahkan dari ikan lainnya. Induk yang berpasangan tersebut sudah dapat diambil dan dipijahkan pada tempat pemijahan.
Selain itu dapat dilakukan, yaitu dengan memasangkan induk manfish secara langsung setelah mengetahui induk jantan dan betina. Induk jantan dicirikan dengan ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan induk betina. Kepala induk jantan terlihat agak besar dengan bagian antara mulut ke sirip punggung berbentuk cembung, serta bentuk badan lebih ramping dibandingkan dengan ikan betina. Sementara induk betina dicirikan oleh ukuran tubuh yang lebih kecil dan bentuk kepalanya yang lebih kecil dengan bagian perut yang lebih besar/gemuk serta terlihat agak menonjol.
Teknik Pemijahan
Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 60x50x40 cm3 dengan tinggi air ± 30 cm. Ke dalam akuarium tersebut diberikan aerasi untuk menyuplai oksigen.
Ikan manfish akan menempelkan telurnya pada substrat yang halus, misalnya potongan pipa PVC yang telah disiapkan/ditempatkan dalam akuarium pemijahan. Karena ikan manfish cenderung menyukai suasana yang gelap dan tenang, maka pada dinding akuarium dapat ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap.
Induk manfish akan memijah pada malam hari. Induk betina menempelkan telurnya pada substrat dan diikuti ikan jantan yang menyemprotkan spermanya pada semua telur, sehingga telur-telur tersebut terbuahi. Jumlah telur yang dihasilkan setiap induk berkisar antara 500-1000 butir. Selama masa pemijahan tersebut, induk tetap diberi pakan berupa cacing Tubifex, Chironomous atau Daphnia.
Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva Telur yang menempel pada substrat selanjutnya dipindahkan ke akuarium penmetasan telur (berukuran 60x50x40 cm3) untuk ditetaskan. Pada air media penetasan sebaiknya ditambahkan obat anti jamur, antara lain Methyline Blue dengan dosis 1 ppm. Untuk menjaga kestabilan suhu, maka ke dalam media penetasan telur tersebut digunakan pemanas air (water heater) yang dipasang pada suhu 27-28oC.
Telur manfish akan menetas setelah 2-3 hari, dengan derajat penetasan telur berkisar 70-90%. Selanjutnya paralon tempat penempelan telur diangkat dan dilakukan perawatan larva hingga berumur ± 2 minggu.
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan larva tersebut berupa pakan alami yang sesuai dengan bukaan mulut larva dan memiliki kandungan protein yang tinggi, antara lain nauplii Artemia sp. Pakan tersebut diberikan 2 kali sehari ( pagi dan sore ) hingga larva berumur ± 10 hari dan dilanjutkan dengan pemberian cacing Tubifex.
Pendederan dan Pembesaran
Setelah berumur ± 2 minggu, benih tersebut dapat dilakukan penjarangan untuk kemudian dilakukan pendederan sampai ikan berumur satu bulan.
Langkah berikutnya adalah memanen benih tersebut untuk dipindahkan ke dalam bak/wadah pembesaran. Dalam hal ini dapat digunakan bak fiber atau bak semen, tergantung wadah yang tersedia. Selama masa pembesaran, diupayakan agar ada aliran air ke dalam wadah pembesaran walaupun sedikit. Padat penebaran untuk pembesaran ikan manfish berkisar 100 ekor/m2. Pakan yang diberikan berupa cacing Tubifex atau pellet sampai benih berumur ± 2 bulan. Ukuran yang dicapai biasanya berkisar 3 - 5 cm. Jika pakan dan kualitas air mendukung, sintasan pada masa pembesaran dapat mencapai 70-90%. Selanjutnya benih manfish dapat dibesarkan lagi hingga mencapai ukuran calon induk atau induk dengan padat penebaran yang lebih kecil.
Penyakit dan Penanggulangannya
Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu diperlukan pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan. Beberapa jenis parasit yang biasa menyerang benih/induk Manfish antara lain adalah :Trichodina sp., Chillodonella sp. dan Epystilys sp. Sedangkan bakteri yang menginfeksi adalah Aeromonas hydrophilla.
Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk menanggulangi serangan penyakit parasitek antara lain : Formalin 25%, NaCl 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial dapat digunakan Oxytetrachycline 5 - 10 ppm dengan cara perendaman 24 jam.
Sumber :
http://budidayaikanhiasairtawar.blogspot.com/2011/12/budidaya-ikan-manfish.html
Beberapa jenis ikan Manfish yang dikenal dan telah berkembang di Indonesia antara lain adalah: Diamond (Berlian), Imperial, Marble dan Black-White.
Diamond (Berlian) berwarna perak mengkilat sampai hijau keabuan. Pada bagian kepala atas terdapat warna kuning hingga coklat kehitaman yang menyusur sampai bagian punggung. Manfish Imperial mempunyai warna dasar perak, tetapi tubuhnya dihiasi empat buah garis vertikal berwarna hitam/coklat kehitaman. Manfish Marble memiliki warna campuran hitam dan putih yang membentuk garis vertikal. Sedangkan manfish Black-White mempunyai warna hitam menghiasi separuh tubuhnya bagian belakang, dan warna putih menghiasi separuh bagian depan termasuk bagian kepala.
Ikan Manfish mempunyai ciri-ciri morfologis dan kebiasaan sebagai berikut:
* Memiliki warna dan jenis yang bervariasi
* Bentuk tubuh pipih, dengan tubuh seperti anak panah
* Sirip perut dan sirip punggungnya membentang lebar ke arah ekor, sehingga tampak sebagai busur yang berwarna gelap transparan
* Pada bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai ke bagian ekor.
* Menjaga dan melindungi keturunannya.
* Bersifat omnivorus
* Tergolong mudah menerima berbagai jenis makanan dalam berbagai bentuk dan sumber
Pengelolaan Induk
Ikan manfish dapat dijadikan induk setelah umurnya mencapai 7 bulan dengan ukuran panjang ± 7,5 cm. Untuk mencapai hasil yang optimal, induk harus dikelola dengan baik antara lain dengan pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk, cacing Tubifex, atau Chironomous. Selain itu karena induk ikan manfish sangat peka terhadap serangan penyakit, maka perlu diberikan perlakukan obat secara periodik Obat yang biasa digunakan antara lain Oxytetracycline dan garam.
Sebelum dipijahkan, induk manfish dipelihara secara massal ( jantan dan betina ) terlebih dahulu dalam 1 akuarium besar (ukuran 100x60x60 cm3). Setelah matang telur, induk manfish akan berpasangan dan memisahkan dari ikan lainnya. Induk yang berpasangan tersebut sudah dapat diambil dan dipijahkan pada tempat pemijahan.
Selain itu dapat dilakukan, yaitu dengan memasangkan induk manfish secara langsung setelah mengetahui induk jantan dan betina. Induk jantan dicirikan dengan ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan induk betina. Kepala induk jantan terlihat agak besar dengan bagian antara mulut ke sirip punggung berbentuk cembung, serta bentuk badan lebih ramping dibandingkan dengan ikan betina. Sementara induk betina dicirikan oleh ukuran tubuh yang lebih kecil dan bentuk kepalanya yang lebih kecil dengan bagian perut yang lebih besar/gemuk serta terlihat agak menonjol.
Teknik Pemijahan
Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 60x50x40 cm3 dengan tinggi air ± 30 cm. Ke dalam akuarium tersebut diberikan aerasi untuk menyuplai oksigen.
Ikan manfish akan menempelkan telurnya pada substrat yang halus, misalnya potongan pipa PVC yang telah disiapkan/ditempatkan dalam akuarium pemijahan. Karena ikan manfish cenderung menyukai suasana yang gelap dan tenang, maka pada dinding akuarium dapat ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap.
Induk manfish akan memijah pada malam hari. Induk betina menempelkan telurnya pada substrat dan diikuti ikan jantan yang menyemprotkan spermanya pada semua telur, sehingga telur-telur tersebut terbuahi. Jumlah telur yang dihasilkan setiap induk berkisar antara 500-1000 butir. Selama masa pemijahan tersebut, induk tetap diberi pakan berupa cacing Tubifex, Chironomous atau Daphnia.
Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva Telur yang menempel pada substrat selanjutnya dipindahkan ke akuarium penmetasan telur (berukuran 60x50x40 cm3) untuk ditetaskan. Pada air media penetasan sebaiknya ditambahkan obat anti jamur, antara lain Methyline Blue dengan dosis 1 ppm. Untuk menjaga kestabilan suhu, maka ke dalam media penetasan telur tersebut digunakan pemanas air (water heater) yang dipasang pada suhu 27-28oC.
Telur manfish akan menetas setelah 2-3 hari, dengan derajat penetasan telur berkisar 70-90%. Selanjutnya paralon tempat penempelan telur diangkat dan dilakukan perawatan larva hingga berumur ± 2 minggu.
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan larva tersebut berupa pakan alami yang sesuai dengan bukaan mulut larva dan memiliki kandungan protein yang tinggi, antara lain nauplii Artemia sp. Pakan tersebut diberikan 2 kali sehari ( pagi dan sore ) hingga larva berumur ± 10 hari dan dilanjutkan dengan pemberian cacing Tubifex.
Pendederan dan Pembesaran
Setelah berumur ± 2 minggu, benih tersebut dapat dilakukan penjarangan untuk kemudian dilakukan pendederan sampai ikan berumur satu bulan.
Langkah berikutnya adalah memanen benih tersebut untuk dipindahkan ke dalam bak/wadah pembesaran. Dalam hal ini dapat digunakan bak fiber atau bak semen, tergantung wadah yang tersedia. Selama masa pembesaran, diupayakan agar ada aliran air ke dalam wadah pembesaran walaupun sedikit. Padat penebaran untuk pembesaran ikan manfish berkisar 100 ekor/m2. Pakan yang diberikan berupa cacing Tubifex atau pellet sampai benih berumur ± 2 bulan. Ukuran yang dicapai biasanya berkisar 3 - 5 cm. Jika pakan dan kualitas air mendukung, sintasan pada masa pembesaran dapat mencapai 70-90%. Selanjutnya benih manfish dapat dibesarkan lagi hingga mencapai ukuran calon induk atau induk dengan padat penebaran yang lebih kecil.
Penyakit dan Penanggulangannya
Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu diperlukan pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan. Beberapa jenis parasit yang biasa menyerang benih/induk Manfish antara lain adalah :Trichodina sp., Chillodonella sp. dan Epystilys sp. Sedangkan bakteri yang menginfeksi adalah Aeromonas hydrophilla.
Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk menanggulangi serangan penyakit parasitek antara lain : Formalin 25%, NaCl 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial dapat digunakan Oxytetrachycline 5 - 10 ppm dengan cara perendaman 24 jam.
Sumber :
http://budidayaikanhiasairtawar.blogspot.com/2011/12/budidaya-ikan-manfish.html
Saturday, March 29, 2014
Bonsai Bukan Sekedar Miniatur Pohon
Harus Punya Ciri Khusus
Membentuk bonsai memang memerlukan satu ketelitian dan juga kreativitas seni yang cukup tinggi. Disitu kesulitannya tentu menjaga agar tanaman tetap tumbuh di lingkungan yang kecil dan menjadikan satu bentuk seni pohon yang harus berkesan besar. Namun eksplorasi bentuk bonsai harus lebih dari sekedar miniatur pohon dan harus berani menciptakan gaya yang unik dan fenomenal. Bonsai memang tidak bisa dipisahkan dengan nilai seni dan itu yang membuat tanaman kerdil ini punya kelas tersendiri dan juga penggemar fanatik. Dari pengembangan bonsai ada dua bagian yang terpisah yaitu pertama adalah keanekaragaman jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman bonsai. Syaratnya tentu tanaman keras yang banyak tersebar di Indonesia.
Sementar pengembangan kedua adalah dari konsep seni yang dituangkan dalam karya seni bonsai. Disitu akan mencakup bentuk tanaman secara keseluruhan dilihat dari gaya gerakan dan konsep yang diambil. Dari hasil jadi bisa terlihat tingkatan kreatifitas dari pemilik termasuk juga gaya bonsai dan keberanian dalam melakukan eksplorasi gerakan baru.
Keberanian seorang pebonsai untuk menciptakan satu gaya dan bentuk yang unik secara langsung akan meningkatkan kreatifitas. Sebab dengan gaya baru akan muncul satu bentuk baru yang tidak sama atau merupakan pengembangan dari bentuk sebelumnya. Apalagi bila dari kerasi gerakan baru yang dimiliki ternyata mendapatkan respon yang positif dari komunitas tanaman kerdil ini.
Kerinduan akan munculnya gaya baru yang fenomenal dilontarkan oleh pebonsai kawakan asal Surabaya, Sulistyanto Soejoso. Menurutnya saat ini gaya bonsai yang ada masih cenderung mengecilkan tanaman atau dengan sebutan miniatur. Padahal bonsai punya arti lebih luas dari itu.
“Arti bonsai sendiri memang minatur dari tanaman tua namun harus dengan bentuk yang unik dan bisa dinikmati dari dekat,” ungkap pria yang akrab di panggil Sulis. Disitu ada banyak kesalah persepsi yang akhirnya akan menghentikan proses kreatifitas pebonsai. Salah satunya dengan terus membakukan satu gaya dan bentuk membuat bonsai.
Jebakan Gaya Formal dan Non Formal
Kedua gaya ini paling populer dimana bentuk untuk gaya formal seperti pohon beringin dimana bentuk kepala segitiga dengan rimbunnnya daun dan batang yang lurus. Sementara untuk gaya non formal masih mengambil bentuk kepala segitiga namun batang yang muncul punya gerakan meliuk. Tapi bila diambil garus lurus antara kepala dan akar tetap sejajar.
Di sini memang gaya formal dan non formal paling mudah untuk di pahami dan dicerna oleh semua kalangan. Dari gaya ini akhirnya banyak pebonsai yang memilih untuk menggunakan gaya ini karena memang punya daya serap pasar cukup besar. Selain itu proses pembuatannya cukup mudah dan bisa menghemat waktu.
Tapi di situ akhirnya tentu proses kreatifitas kurang berkembang dan kondisi ini yang cukup mengkhawatirkan. “Seharusnya proses seni itu berani menciptakan hal baru dan unik,” tambah Sulis. Sebab bagaimanapun unsur seni tetap akan memegang peranan paling besar dalam pembuatan bonsai.
Akhirnya pebonsai jangan sampai terjebak dengan beberapa gaya saja sebab bila gaya yang dikeluarkan tetap tentu akan terjadi kebosanan pasar. Akibatnya tentu dari segi penjualan akan berkurang sebab pasar akan turun. Dalam jangka panjang akan membuat kreatifitas penghobi bonsai berkurang.
Kembangkan Kreatifitas
Dari bentuk segitiga yang banyak diambil sebenarnya masih banyak bentuk yang bisa di ekplorasi. Salah satunya dengan mengambil bentuk kepala datar yang banyak dijumpai pada pohon tua di wilayah Afrika. Disitu tentu bentuk yang baru akan menarik minat orang untuk menikmatinya lebih lama. “Sekarang banyak yang takut melakukan gaya unik karena khawatir saat kontes kurang mendapatkan apresiasi,” imbuh Sulis.
Padahal baik dari unsur seni maupun bisnis bentuk yang baru akan menarik perhatian terutama yang unik dan berbeda. Apalagi bila bentuk kemasan yang diambil seperti pot dan dimensi yang dimiliki sempurna. Maka harga jual tinggi bukan lagi masalah.
Jangan Ditutup Daun
Sebagai tanaman kerdil bonsai harus bia dinikmati dalam bentuk kecil namun tetap memberikan kesan yang luas. Menurut Sulis ada beberapa hal baku yang salah kaprah tentang proses daun. Disitu pada bagian akhir terlihat bahwa daun yang rimbun akan menutupi gerakan bonsai.
Kondisi ini tentu disayangkan sebab dari pakem bonsai sendiri tidak ada yang mengharuskan daun harus rimbun begitu juga dalam draft penjurian. Sebagai contoh bonsai gaya formal akan membentuk kepala segitiga banyak yang di penuhi oleh daun.
Tapi bila diperhatikan lebih detail maka daun akan menutupi gerakan dari cabang dan rating di dalamnya. Akibatnya keindahan dari gerakan ranting tidak terlihat. “Jadi percuma kita melakukan pengkawatan kalo hasilnya tidak terlihat,” imbuh Sulis. Padahal secara teknis tidak ada aturan yang mengikat.
Sehingga seni bonsai sendiri memang sangat erat dengan gerakan batang dan itu yang menjadi keunggulannya. Sehingga proses daun diharapkan tidak terlalu rimbun karena bisa menutupi gerakan didalamnya.
Seperti halnya pohon besar bila kita melihatnya dari dekat maka akan terlihat jelas karakter dari cabang dan ranting. Daun juga jangan sampai menghalangi pemandangan dibelakangnya. Sebab di pohon besar dan tua latar belakang langit masih bisa kita lihat dan itu berlaku juga pada bonsai.
Bakalan Dari Kawasan Pantai Lebih Baik
Untuk mendapatkan gerakan yang unik dan baru memang mau tidak mau harus mendapatkan bakalan yang bagus dan berkualitas. Disini akan banyak sekali bakalan yang bisa dipilih mulai dari bentuk hingga jenis tanaman. Namun ada beberapa cara yang bisa dipilih untuk mendpatkan bakalan unik.
Cari bakalan yang berada di tempat ekstrem dan mendapatkan asupan nutrisi yang terbatas. Contonya di wilayah bebatuan dan karang-karang di tepi pantai. Sebab dengan kadar nutrisi yang sedikit akan memicu gerakan ekstrem. Dengan gerakan yang unik maka pengembangan bentuk akan jauh lebih mudah.
Sumber :
http://tabloidgallery.wordpress.com/2008/02/26/bonasi-bukan-sekedar-miniatur-pohon/
Membentuk bonsai memang memerlukan satu ketelitian dan juga kreativitas seni yang cukup tinggi. Disitu kesulitannya tentu menjaga agar tanaman tetap tumbuh di lingkungan yang kecil dan menjadikan satu bentuk seni pohon yang harus berkesan besar. Namun eksplorasi bentuk bonsai harus lebih dari sekedar miniatur pohon dan harus berani menciptakan gaya yang unik dan fenomenal. Bonsai memang tidak bisa dipisahkan dengan nilai seni dan itu yang membuat tanaman kerdil ini punya kelas tersendiri dan juga penggemar fanatik. Dari pengembangan bonsai ada dua bagian yang terpisah yaitu pertama adalah keanekaragaman jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman bonsai. Syaratnya tentu tanaman keras yang banyak tersebar di Indonesia.
Sementar pengembangan kedua adalah dari konsep seni yang dituangkan dalam karya seni bonsai. Disitu akan mencakup bentuk tanaman secara keseluruhan dilihat dari gaya gerakan dan konsep yang diambil. Dari hasil jadi bisa terlihat tingkatan kreatifitas dari pemilik termasuk juga gaya bonsai dan keberanian dalam melakukan eksplorasi gerakan baru.
Keberanian seorang pebonsai untuk menciptakan satu gaya dan bentuk yang unik secara langsung akan meningkatkan kreatifitas. Sebab dengan gaya baru akan muncul satu bentuk baru yang tidak sama atau merupakan pengembangan dari bentuk sebelumnya. Apalagi bila dari kerasi gerakan baru yang dimiliki ternyata mendapatkan respon yang positif dari komunitas tanaman kerdil ini.
Kerinduan akan munculnya gaya baru yang fenomenal dilontarkan oleh pebonsai kawakan asal Surabaya, Sulistyanto Soejoso. Menurutnya saat ini gaya bonsai yang ada masih cenderung mengecilkan tanaman atau dengan sebutan miniatur. Padahal bonsai punya arti lebih luas dari itu.
“Arti bonsai sendiri memang minatur dari tanaman tua namun harus dengan bentuk yang unik dan bisa dinikmati dari dekat,” ungkap pria yang akrab di panggil Sulis. Disitu ada banyak kesalah persepsi yang akhirnya akan menghentikan proses kreatifitas pebonsai. Salah satunya dengan terus membakukan satu gaya dan bentuk membuat bonsai.
Jebakan Gaya Formal dan Non Formal
Kedua gaya ini paling populer dimana bentuk untuk gaya formal seperti pohon beringin dimana bentuk kepala segitiga dengan rimbunnnya daun dan batang yang lurus. Sementara untuk gaya non formal masih mengambil bentuk kepala segitiga namun batang yang muncul punya gerakan meliuk. Tapi bila diambil garus lurus antara kepala dan akar tetap sejajar.
Di sini memang gaya formal dan non formal paling mudah untuk di pahami dan dicerna oleh semua kalangan. Dari gaya ini akhirnya banyak pebonsai yang memilih untuk menggunakan gaya ini karena memang punya daya serap pasar cukup besar. Selain itu proses pembuatannya cukup mudah dan bisa menghemat waktu.
Tapi di situ akhirnya tentu proses kreatifitas kurang berkembang dan kondisi ini yang cukup mengkhawatirkan. “Seharusnya proses seni itu berani menciptakan hal baru dan unik,” tambah Sulis. Sebab bagaimanapun unsur seni tetap akan memegang peranan paling besar dalam pembuatan bonsai.
Akhirnya pebonsai jangan sampai terjebak dengan beberapa gaya saja sebab bila gaya yang dikeluarkan tetap tentu akan terjadi kebosanan pasar. Akibatnya tentu dari segi penjualan akan berkurang sebab pasar akan turun. Dalam jangka panjang akan membuat kreatifitas penghobi bonsai berkurang.
Kembangkan Kreatifitas
Dari bentuk segitiga yang banyak diambil sebenarnya masih banyak bentuk yang bisa di ekplorasi. Salah satunya dengan mengambil bentuk kepala datar yang banyak dijumpai pada pohon tua di wilayah Afrika. Disitu tentu bentuk yang baru akan menarik minat orang untuk menikmatinya lebih lama. “Sekarang banyak yang takut melakukan gaya unik karena khawatir saat kontes kurang mendapatkan apresiasi,” imbuh Sulis.
Padahal baik dari unsur seni maupun bisnis bentuk yang baru akan menarik perhatian terutama yang unik dan berbeda. Apalagi bila bentuk kemasan yang diambil seperti pot dan dimensi yang dimiliki sempurna. Maka harga jual tinggi bukan lagi masalah.
Jangan Ditutup Daun
Sebagai tanaman kerdil bonsai harus bia dinikmati dalam bentuk kecil namun tetap memberikan kesan yang luas. Menurut Sulis ada beberapa hal baku yang salah kaprah tentang proses daun. Disitu pada bagian akhir terlihat bahwa daun yang rimbun akan menutupi gerakan bonsai.
Kondisi ini tentu disayangkan sebab dari pakem bonsai sendiri tidak ada yang mengharuskan daun harus rimbun begitu juga dalam draft penjurian. Sebagai contoh bonsai gaya formal akan membentuk kepala segitiga banyak yang di penuhi oleh daun.
Tapi bila diperhatikan lebih detail maka daun akan menutupi gerakan dari cabang dan rating di dalamnya. Akibatnya keindahan dari gerakan ranting tidak terlihat. “Jadi percuma kita melakukan pengkawatan kalo hasilnya tidak terlihat,” imbuh Sulis. Padahal secara teknis tidak ada aturan yang mengikat.
Sehingga seni bonsai sendiri memang sangat erat dengan gerakan batang dan itu yang menjadi keunggulannya. Sehingga proses daun diharapkan tidak terlalu rimbun karena bisa menutupi gerakan didalamnya.
Seperti halnya pohon besar bila kita melihatnya dari dekat maka akan terlihat jelas karakter dari cabang dan ranting. Daun juga jangan sampai menghalangi pemandangan dibelakangnya. Sebab di pohon besar dan tua latar belakang langit masih bisa kita lihat dan itu berlaku juga pada bonsai.
Bakalan Dari Kawasan Pantai Lebih Baik
Untuk mendapatkan gerakan yang unik dan baru memang mau tidak mau harus mendapatkan bakalan yang bagus dan berkualitas. Disini akan banyak sekali bakalan yang bisa dipilih mulai dari bentuk hingga jenis tanaman. Namun ada beberapa cara yang bisa dipilih untuk mendpatkan bakalan unik.
Cari bakalan yang berada di tempat ekstrem dan mendapatkan asupan nutrisi yang terbatas. Contonya di wilayah bebatuan dan karang-karang di tepi pantai. Sebab dengan kadar nutrisi yang sedikit akan memicu gerakan ekstrem. Dengan gerakan yang unik maka pengembangan bentuk akan jauh lebih mudah.
Sumber :
http://tabloidgallery.wordpress.com/2008/02/26/bonasi-bukan-sekedar-miniatur-pohon/
Thursday, March 6, 2014
Budidaya Pembesaran Ikan Baronang dalam Keramba Jaring Apung
Penyediaan Benih
Sampai saat ini benih ikan baronang yang digunakan dalam usaha budidaya berasal dari hasil penangkapan di alam. Benih ikan baronang dapat diperoleh dalam jumlah besar pada saat musim puncak benih. Untuk setiap jenis baronang musim puncaknya akan berlainan pada setiap lokasi. Ikan baronang yang dibesarkan di instalasi riset keramba jaring apung teluk awerange berasal dari hasil tangkapan para nelayan di perairan teluk Labuange dengan ukuran + 20 gram.
Penebaran
Sebelum dilakukan penebaran, terlebih dahulu bibit di masukkan ke jaring penangkaran untuk di adaptasikan. Dari jaring penangkaran tersebut bibit diseleksi berdasarkan ukuran, keseragaman ukuran harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya sifat dominansi oleh ikan yang berukuran besar setelah seleksi dilakukan, maka ikan dimasukkan kedalam jaring pembesaran. Padat penebaran pada jaring pembesaran yakni + 70 ekor untuk luas jaring 1m x 1m x 2m. Penebaran dilakukan pada pagi hari karna suhu lebih stabil pada pagi hari.
Pemberian Pakan
Ikan Baronang bersifat herbivor, namun cepat tanggap (respon) terhadap pakan buatan (pellet), meskipun demikian segala sesuatu yang dapat menyebabkan ikan kaget/terkejut harus dihindari agar tidak menyebabkan stress. Respon baronang terhadap pakan akan berkurang apabila ikan mengalami stress.
Budidaya ikan Baronang dalam Keramba Karing Apung sepenuhnya mengandalkan pakan buatan. Jumlah pakan yang diberikan yakni 4 % dari total berat ikan / hari, pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari, pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit. Hal ini dilakukan agar pakan tidak banyak terbuang, karena pada saat pemberian pakan ikan baronang sangat aktif bergerak sehingga menimbulkan arus dalam jaring. Menurut Rachmansyah (1993), bahwa pemberian pakan yang sembrono dan tergesa-gesa akan menyebabkan 5 – 10 % pakan yang diberikan akan terbuang keluar.
Perawatan Wadah budidaya
Pengontrolan terhadap keramba dilakukan setiap hari untuk menjaga kemungkinan adanya jaring sobek yang dapat menyebabkan lolosnya ikan ke luar keramba. Jaring keramba sering ditempeli organisme penempel ( fouling ) seperti teritip, rumput laut, kerang-kerangan, karang lunak, mollusca dan beberapa jenis alga dan makrobentos. Pembersihan yang dilakukan secara rutin dapat menjaga kelancaran sirkulasi air. Menurut Rachmansyah (1993), bahwa tertutupnya lubang mata jaring dapat mengurangi kecepatan arus air sehingga memperburuk kualitas air akibat sirkulasi yang kurang lancar.
Pencegahan penempelan fouling dapat dilakukan dengan cara mekanik, yakni dengan penjemuran jaring, perendaman, dan penyikatan.
Sumber :
http://wacanasainsperikanan.blogspot.com/2010/01/budidaya-pembesaran-ikan-beronang-dalam.html
Sampai saat ini benih ikan baronang yang digunakan dalam usaha budidaya berasal dari hasil penangkapan di alam. Benih ikan baronang dapat diperoleh dalam jumlah besar pada saat musim puncak benih. Untuk setiap jenis baronang musim puncaknya akan berlainan pada setiap lokasi. Ikan baronang yang dibesarkan di instalasi riset keramba jaring apung teluk awerange berasal dari hasil tangkapan para nelayan di perairan teluk Labuange dengan ukuran + 20 gram.
Penebaran
Sebelum dilakukan penebaran, terlebih dahulu bibit di masukkan ke jaring penangkaran untuk di adaptasikan. Dari jaring penangkaran tersebut bibit diseleksi berdasarkan ukuran, keseragaman ukuran harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya sifat dominansi oleh ikan yang berukuran besar setelah seleksi dilakukan, maka ikan dimasukkan kedalam jaring pembesaran. Padat penebaran pada jaring pembesaran yakni + 70 ekor untuk luas jaring 1m x 1m x 2m. Penebaran dilakukan pada pagi hari karna suhu lebih stabil pada pagi hari.
Pemberian Pakan
Ikan Baronang bersifat herbivor, namun cepat tanggap (respon) terhadap pakan buatan (pellet), meskipun demikian segala sesuatu yang dapat menyebabkan ikan kaget/terkejut harus dihindari agar tidak menyebabkan stress. Respon baronang terhadap pakan akan berkurang apabila ikan mengalami stress.
Budidaya ikan Baronang dalam Keramba Karing Apung sepenuhnya mengandalkan pakan buatan. Jumlah pakan yang diberikan yakni 4 % dari total berat ikan / hari, pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari, pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit. Hal ini dilakukan agar pakan tidak banyak terbuang, karena pada saat pemberian pakan ikan baronang sangat aktif bergerak sehingga menimbulkan arus dalam jaring. Menurut Rachmansyah (1993), bahwa pemberian pakan yang sembrono dan tergesa-gesa akan menyebabkan 5 – 10 % pakan yang diberikan akan terbuang keluar.
Perawatan Wadah budidaya
Pengontrolan terhadap keramba dilakukan setiap hari untuk menjaga kemungkinan adanya jaring sobek yang dapat menyebabkan lolosnya ikan ke luar keramba. Jaring keramba sering ditempeli organisme penempel ( fouling ) seperti teritip, rumput laut, kerang-kerangan, karang lunak, mollusca dan beberapa jenis alga dan makrobentos. Pembersihan yang dilakukan secara rutin dapat menjaga kelancaran sirkulasi air. Menurut Rachmansyah (1993), bahwa tertutupnya lubang mata jaring dapat mengurangi kecepatan arus air sehingga memperburuk kualitas air akibat sirkulasi yang kurang lancar.
Pencegahan penempelan fouling dapat dilakukan dengan cara mekanik, yakni dengan penjemuran jaring, perendaman, dan penyikatan.
Sumber :
http://wacanasainsperikanan.blogspot.com/2010/01/budidaya-pembesaran-ikan-beronang-dalam.html
Thursday, February 27, 2014
Memelihara dan berbisnis ikan arwana
Ikan arwana adalah sejenis ikan bertulang banyak yang hidup di air tawar. Ikan ini berasal dari keluarga Osteoglossidae dan kerap disebut sebagai “bonytongues” (lidah bertulang). Ikan dari keluarga ini rata-rata bertubuh panjang, dan tertutup oleh lapisan sisik yang lebar, dan berat serta berpola mozaik.Ikan arwana adalah ikan yang banyak ditemukan di Indonesia, terutama spesies arwana Asia (Scleropages formosus). Spesies ini memiliki badan yang panjang; sirip dubur terletak jauh di belakang badan.
Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Arwana Asia juga disebut “Ikan Naga” karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari Mitologi China.
Arwana termasuk famili ikan "karuhun", yaitu Osteoglasidae atau famili ikan "bony-tongue" (lidah bertulang), karena bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi sebagai gigi. Arwana memiki berbagai julukan, seperti: Ikan Naga (Dragon Fish), Barramundi, Saratoga, PlaTapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkelese, Aruwana, atau Arowana, tergantung dari tempatnya.
Tren memelihara arwana sebagai ikan akuarium, pernah booming di Indonesia sekitar 20 tahun lalu. Kini hobi memelihara arwana seakan meredup, meski demikian bukan berarti bisnis ikan arwana ikut memudar. Bahkan, peluang ekspor benih ikan arwana di pasar internasional saat ini masih terbuka lebar dan memilik prospek yang bagus.
Yang terpenting diperhatikan dalam memelihara ikan arwana adalah air kolamnya. Karena ikan arwana menyukai air yang jernih dan volumenya cukup. Rata – rata kedalaman air kolam ikan arwana antara 1,5 meter hingga 2 meter.
Selain itu, yang perlu diparhatikan juga adalah pakannya. Di tempat ini, Tris Tanoto juga melakukan pengembang biakan ikan arwana. Saat bertelur, induk ikan dipisahkan agar telurnya tetap utuh. Saat telur berkembang menjadi anakan, juga dipisahkan secara bertahap. Setiap tahapan dipindahkan ke aquarium di ruangan yang berbeda, mulai dari usianya satu minggu. Setelah usianya satu bulan, bentuk tubuh ikan arwana mulai terlihat jelas.
Ikan arwana dipasarkan ketika telah berumur lebih dari satu tahun. Ini dikarenakan, setelah umur satu tahun, tubuh ikan arwana tidak lagi mengalami banyak perubahan. Harga ikan arwana super red di pasaran ekspor dengan ukuran 60 centimeter, berkisar 3 ribu hingga 4 ribu dollar Amerika Serikat.
PERAWATAN ARWANA DI RUMAH:
1. Perhatikan peralatan aquarium
Berhasil tidaknya akuarium menjadi tempat yang nyaman bagi ikan arwana, sungguh dipengaruhi oleh kelengkapan sarana pendukungnya.
Aerator
Fungsi aerator atau pompa udara adalah menyuplai udara ke dalam air akuarium, dan sekaligus menguapkan atau mendorong hasil sisa-sisa pembakaran ke luar dari akuarium. Aerator dikatakan baik, jika arus listrik yang menggerakkannya kecil, tetapi udara yang ditiupkannya relatif banyak.
Heater & Thermometer
Alat pemanas (heater) ini diperlukan terutama pada waktu suhu air akuarium turun drastis. Sedangkan alat pengontrol suhu air atau termometer juga dipasang dalam akuarium. Di daerah dingin, heater dan termometer ini sangat dibutuhkan.
Filter
Fungsi filter atau penyaring untuk menyaring air dalam akuarium. Kerja filter mencakup ini untuk menyedot air akuarium, menyaring, dan mengembalikannya lagi ke dalam akuarium dalam kondisi bersih.
Lampu TL
Keberadaan lampu TL, selain menyinarkan cahaya, juga sanggup mempercantik penampilan akuarium. Tapi, jangan sampai sinar lampu TL justru menimbulkan panas yang melebihi kebutuhan. Idealnya untuk akuarium seluas 80x40 cm memerlukan lampu TL berdaya 20 watt.
2. rajin melakukan perawatan akuarium
Jika anda terlanjur mencintai ikan arwana dalam akuarium, cukuplah rajin melakukan perawatan. sebab déngan demikian itu, penampilan arwana dalam akuarium tampak sehat, segar, dan menyenangkan.
Pemberian makanan
menu utama arwana dalam akuarium adalah kelabang. tapi jangan terus- menerus diberi kelabang, sebaiknya divariasi déngan makanan lain. contohnya: udang, kecoa, katak, lipan, kadal, maupun jangkrik.
Pengontrolan & pergantian air
setiap hari diwajibkan mengontrol suhu dan ph air. adapun suhu air ideal bagi ikan arwana sekitar 25-27 derajat celcius. andaikata suhu air dingin, segera nyalakan heater hingga suhu air sesuai kebutuhan. sedangkan ph yang dikehendaki sekitar 6-8,5. andaikata ph terlalu rendah, maka tambahkan kapur ke dalam akuarium. selain itu, sanitasi air perlu diperhatikan pula, silakan mengobati air akuarium déngan malachite green, déngan frekuensi 3 minggu sekali, dan jangan lupa, air akuarium juga diganti. namun pergantian air dipilahkan menjadi dua, yakni: (a) pergantian air secara reguler setiap 2 hari sekali dengan volume 10% dari seluruh volume air akuarium, dan (b) total pergantian air dilakukan setiap 3 bulan sekali. jika anda menggunakan air pam, sebaiknya dibiarkan 24 jam terlebih dahulu agar kandungan khlor mengendap, dan setelah itu bisa dimasukkan ke dalam akuarium.
3. penataan interior akuarium
Kehidupan di dalam akuarium adalah replika lingkungan hidup di alam bebas. oleh karena itu, perlu penataan interior dalam akuarium. ini berarti menuntut apresiasi estetika, sehingga perpaduan antara keindahan akuarium dengan anggunnya ikan arwana sanggup menampilkan nuansa kesejukan yang harmonis.
Tanaman air
mengingat asal-muasal ikan arwana yang suka bersembunyi di bawah tanaman air, maka kita pun siap menyediakan tanaman dimaksud. ada beberapa jenis tanaman air yang dapat dipilih antara lain: vallisneria spiralis, hidrilla verticillata, riccia fluiutana, higrophila polisperma, pistia stratiotes, najas indica, dan sebagainya.
Pasir batuan
pasir digunakan sebagai landasan peletakan batuan. sebaiknya digunakan pasir sungai, yang masih bercampur dengan humus. di samping itu, diberi juga batuan dan termasuk karang-karangan. ukuran batu idéal berdia meter 3 mm. batuan tersebut memiliki berbagai corak dan warna yang beragam namun tetap indah.
Sumber :
http://perikanantawar.blogspot.com/2011/08/memelihara-dan-berbisnis-ikan-arwana.html
Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Arwana Asia juga disebut “Ikan Naga” karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari Mitologi China.
Arwana termasuk famili ikan "karuhun", yaitu Osteoglasidae atau famili ikan "bony-tongue" (lidah bertulang), karena bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi sebagai gigi. Arwana memiki berbagai julukan, seperti: Ikan Naga (Dragon Fish), Barramundi, Saratoga, PlaTapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkelese, Aruwana, atau Arowana, tergantung dari tempatnya.
Tren memelihara arwana sebagai ikan akuarium, pernah booming di Indonesia sekitar 20 tahun lalu. Kini hobi memelihara arwana seakan meredup, meski demikian bukan berarti bisnis ikan arwana ikut memudar. Bahkan, peluang ekspor benih ikan arwana di pasar internasional saat ini masih terbuka lebar dan memilik prospek yang bagus.
Yang terpenting diperhatikan dalam memelihara ikan arwana adalah air kolamnya. Karena ikan arwana menyukai air yang jernih dan volumenya cukup. Rata – rata kedalaman air kolam ikan arwana antara 1,5 meter hingga 2 meter.
Selain itu, yang perlu diparhatikan juga adalah pakannya. Di tempat ini, Tris Tanoto juga melakukan pengembang biakan ikan arwana. Saat bertelur, induk ikan dipisahkan agar telurnya tetap utuh. Saat telur berkembang menjadi anakan, juga dipisahkan secara bertahap. Setiap tahapan dipindahkan ke aquarium di ruangan yang berbeda, mulai dari usianya satu minggu. Setelah usianya satu bulan, bentuk tubuh ikan arwana mulai terlihat jelas.
Ikan arwana dipasarkan ketika telah berumur lebih dari satu tahun. Ini dikarenakan, setelah umur satu tahun, tubuh ikan arwana tidak lagi mengalami banyak perubahan. Harga ikan arwana super red di pasaran ekspor dengan ukuran 60 centimeter, berkisar 3 ribu hingga 4 ribu dollar Amerika Serikat.
PERAWATAN ARWANA DI RUMAH:
1. Perhatikan peralatan aquarium
Berhasil tidaknya akuarium menjadi tempat yang nyaman bagi ikan arwana, sungguh dipengaruhi oleh kelengkapan sarana pendukungnya.
Aerator
Fungsi aerator atau pompa udara adalah menyuplai udara ke dalam air akuarium, dan sekaligus menguapkan atau mendorong hasil sisa-sisa pembakaran ke luar dari akuarium. Aerator dikatakan baik, jika arus listrik yang menggerakkannya kecil, tetapi udara yang ditiupkannya relatif banyak.
Heater & Thermometer
Alat pemanas (heater) ini diperlukan terutama pada waktu suhu air akuarium turun drastis. Sedangkan alat pengontrol suhu air atau termometer juga dipasang dalam akuarium. Di daerah dingin, heater dan termometer ini sangat dibutuhkan.
Filter
Fungsi filter atau penyaring untuk menyaring air dalam akuarium. Kerja filter mencakup ini untuk menyedot air akuarium, menyaring, dan mengembalikannya lagi ke dalam akuarium dalam kondisi bersih.
Lampu TL
Keberadaan lampu TL, selain menyinarkan cahaya, juga sanggup mempercantik penampilan akuarium. Tapi, jangan sampai sinar lampu TL justru menimbulkan panas yang melebihi kebutuhan. Idealnya untuk akuarium seluas 80x40 cm memerlukan lampu TL berdaya 20 watt.
2. rajin melakukan perawatan akuarium
Jika anda terlanjur mencintai ikan arwana dalam akuarium, cukuplah rajin melakukan perawatan. sebab déngan demikian itu, penampilan arwana dalam akuarium tampak sehat, segar, dan menyenangkan.
Pemberian makanan
menu utama arwana dalam akuarium adalah kelabang. tapi jangan terus- menerus diberi kelabang, sebaiknya divariasi déngan makanan lain. contohnya: udang, kecoa, katak, lipan, kadal, maupun jangkrik.
Pengontrolan & pergantian air
setiap hari diwajibkan mengontrol suhu dan ph air. adapun suhu air ideal bagi ikan arwana sekitar 25-27 derajat celcius. andaikata suhu air dingin, segera nyalakan heater hingga suhu air sesuai kebutuhan. sedangkan ph yang dikehendaki sekitar 6-8,5. andaikata ph terlalu rendah, maka tambahkan kapur ke dalam akuarium. selain itu, sanitasi air perlu diperhatikan pula, silakan mengobati air akuarium déngan malachite green, déngan frekuensi 3 minggu sekali, dan jangan lupa, air akuarium juga diganti. namun pergantian air dipilahkan menjadi dua, yakni: (a) pergantian air secara reguler setiap 2 hari sekali dengan volume 10% dari seluruh volume air akuarium, dan (b) total pergantian air dilakukan setiap 3 bulan sekali. jika anda menggunakan air pam, sebaiknya dibiarkan 24 jam terlebih dahulu agar kandungan khlor mengendap, dan setelah itu bisa dimasukkan ke dalam akuarium.
3. penataan interior akuarium
Kehidupan di dalam akuarium adalah replika lingkungan hidup di alam bebas. oleh karena itu, perlu penataan interior dalam akuarium. ini berarti menuntut apresiasi estetika, sehingga perpaduan antara keindahan akuarium dengan anggunnya ikan arwana sanggup menampilkan nuansa kesejukan yang harmonis.
Tanaman air
mengingat asal-muasal ikan arwana yang suka bersembunyi di bawah tanaman air, maka kita pun siap menyediakan tanaman dimaksud. ada beberapa jenis tanaman air yang dapat dipilih antara lain: vallisneria spiralis, hidrilla verticillata, riccia fluiutana, higrophila polisperma, pistia stratiotes, najas indica, dan sebagainya.
Pasir batuan
pasir digunakan sebagai landasan peletakan batuan. sebaiknya digunakan pasir sungai, yang masih bercampur dengan humus. di samping itu, diberi juga batuan dan termasuk karang-karangan. ukuran batu idéal berdia meter 3 mm. batuan tersebut memiliki berbagai corak dan warna yang beragam namun tetap indah.
Sumber :
http://perikanantawar.blogspot.com/2011/08/memelihara-dan-berbisnis-ikan-arwana.html
Budidaya Ikan Baung di Lahan Tidur
Ikan baung adalah nama yang termasuk ke dalam marga Hemibagrus , suku Bagridae. Penyebarannya sampai di India, Asia Tenggara, dan Cina Selatan. Biasanya jenis ikan itu membuat sarang berupa lubang di dasar perairan yang lunak dengan aliran air yang tenang.
Ikan baung menyukai tempat yang tersembunyi, berlindung dibawah akar pohondi dalam air. Ikan itu keluar sarang sebelum hari petang. Setelah hari gelap, ikan baung akan keluar dengan cepat untuk mencari mangsa. Namun begitu tetap berada disekitar sarang dan segera, masuk ke sarang bila ada gangguan.
Di Riau sendiri ikan ini bisa ditemukan di Sungai Kampar dan Sungai Siak. Hanya saja, habitatnya sudah mulai berkurang. Dikarenakan, ulah manusia yang selalu melakukan eksploitasi berlebihan terhadap sungai. Pembuangan sampah dan limbah cair ke dalam sungai mengakibatkan ikan ini sulit berkembang biak.
Padahal, ikan baung ini termasuk ikan yang sangat digandrungi diseluruh dunia. Khususnya masyarakat Riau. Secara distribusi geografis ikan baung, selain di perairan Indonesia, juga terdapat di Hindia Timur, Malaya, Indocina, dan Thailand. Ikan yang menyebar luas di India, Cina selatan dan Asia Tenggara.
Di Indonesia ikan ini dikenal dengan banyak nama daerah, seperti Ikan Sogo (Jawa Tengah) , Sengol (Jawa Barat) , Baung (kebanyakan Sumatera) , Ikan Teiken (Sumatera Utara) , Ikan Tagih atau Tegeh (JawaTimur) , Ikan Niken (Kalimantan Barat) , Ikan Patik (Kalimantan Selatan) , Ikan Kendiya (Kalimantan Tengah) , Ikan Baung Putih (Kalimantan Timur).
Permasalahan inilah yang memerlukan perhatian serius oleh seluruh masyarakat Riau. Sebab, bila terus dilakukan pengrusakan habitat ikan pada sungai, bukan hanya ikan baung saja musnah, tetapi seluruh ekosistim di sungai bisa terganggu. Perkembangbiakan ikan harus dilakukan. Jangan sampai musnah.
Melihat permasalahan inilah, masyarakat Desa Temiang, Kecamatan Bukit Datuk, Kabupaten Bengkalis melakukan pengembangbiakan Ikan Baung. Bagi masyarakat Desa Temiang, ikan itu membawa berkah bagi seluruh masyarakat. Kelestariannya juga mulai dijaga dengan baik oleh masyarakat.
Rabu (14/12) lalu, Riau Pos berkunjung ke lokasi Desa Temiang ditemani Slamet (37). Desa ini dikelilingi perkebunan kelapa sawit dan karet. Hampir diseluruh rumah masyarakat ditanami perkebunan sawit dan karet. Kebanyakan mereka yang tinggal di Desa Temiang bekerja sebagai petani dan nelayan. Hanya sedikit sebagai PNS.
Panas terik matahari begitu terasa di kulit siang itu. Waktu menunjukan pukul 10.15 WIB. Pemandangan pohon sawit berdiri dengan buahnya yang bernilai tingi, Riau Pos menelusuri perkampungan Desa Temiang untuk melihat secara langsung lokasi pengembangbiakan Ikan Baung.
Dalam perjalanan tersebut, Riau Pos berhentilah disalah satu perumahan warga yang berhasil mengembangbiakan Ikan Baung dan Lele. Pria separuh baya ini mengaku bernama Bambang (51). Dia menyambut kedatangan Slamet dan Riau Pos masuk kedalam pekarangan rumahnya.
“Mencari apa nak,” Tanya Bambang kepada Slamet. “Ini pakde ada teman mau melihat pengembangbiakan Ikan Baung,’’ kata Slamet. Bambang membawa Riau Pos dan Slamet menuju kolam dibelakang rumahnya. Bersama dengan enam kepala keluarga di Desa Temiang Bambang melakukan pengembangbiakan Ikan Baung.
Selama melakukan pengembangbiakan ikan itu, Bambang dibantu Fakultas Pertanian, Universitas Islam Riau. Kolam milik Bambang berukuran 6 meter x 7 meter. Didalam kola mini ikan dimasukan dalam jarring rapat. Dengan begitu ikan tidak akan mudah keluar dari dalam jaring. Kemudian, memberikan kemudahan memberi makan.
Bambang menyebutkan, biasanya ikan itu paling disukai adalah perairan yang tenang, bukan air yang deras. Karenaitu, ikan baung banyak ditemukan di rawa-rawa, danau-danau, waduk dan perairan yang tenang lainnya. Sayang, kata dia, banyak rawa dan danau sekarang ini berubah menjadi bangunan beton.
Pencemaran yang terjadi di sungai dan anak sungai, sambungnya, sangat mengganggu perkembangbiakan ikan tersebut. Karena, sifat ikan itu sangat rentan terhadap penyakit dan gangguan. Permasalahan inilah yang mendapatkan perhatian masyarakat Desa Temiang.
Menurut dia, bagaimana memanfaatkan lahan tidur atau tidak dipergunakan menjadi berguna. Untuk awal pembuatan kolam memang dinilai Bambang memerlukan waktu yang lama. Ikan Baung tidak sembarangan bisa hidup selain di habitatnya. Apalagi habitat buatan.
Namun lanjutnya, dibantu Fakultas Pertanian UIR, upaya pengembangbiakan Ikan Baung berhasil dilakukan. Bahkan, sekarang ini nilai ekonomis ikan itu memberikan dampak besar pada peningkatan ekonomi mereka. Apalagi, kalau ikan tersebut dijadikan salai, harganya bisa mencapai Rp130.000 per kilogram. Kalau ikan basah Rp55.000 hingga Rp60.000 per kilogram. Kebanyakan pembelinya langsung datang ke Desa Temiang untuk membeli Ikan Baung salai maupun yang basah.
Pemandangan disekeliling kolam milik Bambang ditanami pepohonan hijau dan rindang. Udara disekeliling kolam terasa sejuk. Bersama dengan Slamat, Riau Pos diperkenankan memancing Ikan Baung didalam kolamnya. Mata kail dikasih umpan cacing. Begitu mata kail masuk ke dalam air ratusan ikan langsung menyambarnya secara bergantian.
Sayangnya ikan baung tidak bisa tertangkap. Usaha terus dilakukan, akhirnya setelah menunggu selama 15 menit Ikan Baung berukuran dua jempol manusia berhasil dididapatkan Slamet. ‘’Lumayan sulit narik ikannya ya pakdem’’ ujar Slamet seraya tersenyum ke arah Bambang.
Bambang mengatakan, induk ikan baung dapat dikembangbiakkan di kawasan tersebut berasal dari Balai Benih Ikan UIR. Tetapi, ada juga dari sungai dan rawa yang ada di Desa Temiang. Hal tersebut dilakukan agar karakter dan sifat peranakan yang dihasilkan nantinya sesuai dengan tempat pemeliharaannya, yakni di dalam kolam.
“Perlu diketahui bahwa sebagian besar petani ikan di Riau dan sekitarnya menggunakan media sungai sebagai tempat membesarkan ikan. Kami di dalam kolam sebagai tempat penangkarannya,” katanya.
Waktu menunjukan pukul 16.12 WIB, saat berbincang dengan Bambang, seorang pria yang merupakan petani ikan baung dan lele, Miriadi (47) mendatangi kolam. Wajahnya tersenyum mengarah pada Bambang.
Perbincangan antara Bambang, Misriadi, Slamet, dan Riau Pos berlangsung penuh senyuman. Dalam penjelasannya Misriadi mengemukakan, untuk penangkaran Ikan Baung memang santat perlu dilakukan mayarakat Riau. Bagi dia, ikan itu menjadi salah satu simbol keunggulan Riau.
Misriadi sendiri menmgaku memiliki kolam dengan luas 5 meter x 6 meter. Kolam itu berada di belakang rumahnya. Banyak keuntungan yang dinilai Misriadi dari ikan baung. Bukan hanya keuntungan materi saja, bila sudah mendekat ke kolam dan memberi makan bisa membuat fikiran menjadi tenang.
‘’Cobalah dek, buat sebuah kolam. Lalu kembangbiakan Ikan Baung atau Lele, pasti bisa menambah penghasilan,’’ cerita Misriadi kepada Riau Pos. Bagi para petani ikan yang ingin mendapatkan bibit ikan baung, Misridai mempersilakan untuk datang sekaligus membelinya di Desa Temiang. Yang pasti, kata dia, Ikan Baung menjadi berkah bagi petani ikan di Desa Temiang. Cukup dengan memanfaatkan lahan tidur, ikan ini bisa dikembangbiakan dengan baik.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian UIR, Rosyadi mengungkapkan, pengembangbiakan Ikan Baung ini memang sudah seharusnya dilakukan masyarakat Riau. Karena, jumlah populasinya yang mulai dirasakan berkurang oleh nelayan dipinggiran sungai.
Habitatnya juga sudah mulai berkurang. ‘’Kami berusaha melakukan pembelajaran cara mengembangbiakan Ikan Baung. Alhamdulillah sebanyak tujuh KK di Desa Temiang sudah mulai menuai hasil pekerjaan mereka,’’ ungkapnya.
Dari penuturan Rosyadi, Ikan Baung tetap memerlukan oksigen yang tinggi untuk kehidupannya.Ikan baung tumbuh dan berkembang di perairan tropis. Daya adaptasinya tergolong rendah, kurang tahan terhadap perubahan lingkungan, dan serangan penyakit.
Pada fase benihyaitu dari ukuran 0,5 2 cm. Ikan baung dapat hidup pada ketinggian sampai 1.000 m di atas permukaan laut, kandungan oksigen minimal 4 ppm, dan air yang tidak terlalu keruh dengan kecerahan pada pengukuran alat secchi disk Ikan baung tergolong ke dalam benthopelagic, dan hidup di perairan tawar dan payau dengan kisaran pH 7 - 8,2 dan suhu 22 – 250 derajat Celsius.
Perlu ketelitian dalam mengembangbiakan Ikan Baung. Bila salah melakukan perkembangbiakan bisa mengakibatkan pada kematian secara masal ikan ini. Ikan baung suka menggerombol di dasar perairan. Aapa yang dilakukan di Desa Temiang merupakan hal pertama menurut dia, di Provinsi Riau.
Biasanya Ikan Baung pengembangbiakan dilakukan di dalam keramba sepanjang aliran sungai. Padahal dan danau. Budidaya Ikan Baung ini sangat langka dilakukan.
Ia mengatakan, selama ini ada kabar menyebutkan jenis ikan Baung sangat sulit untuk dibudidayakan.
‘’Ternyata tak ada jenis ikan yang tidak bisa dibudidayakan asal masyarakat mau mencoba untuk mengembangkannya,’’ ujar Rosyadi.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Riau, Irwan Efendi mendukung penuh budidaya Ikan Baung yang dilakukan, di Desa Temiang. Ia menilai, apa yang sudah dilakukan masyarakat tersebut sudah sepatutnya ditiru oleh petani ikan lainnya.
Mempergunakan lahan yang tidak dimanfaatkan lagi, dibuat kolam, dan melakukan budidaya ikan, menurut dia, itu sangat bagus. Dia berharap, tidak ada lagi eksploitasi terhadap Ikan Baung dan ekosistim air Sungai, Danau dan Rawa secara berlebihan.
Menjaga lingkungan tetap hijau, sungai tetap jernih dan tidak membuang sampah ke dalamnya, memang sudah sepatutnya dilakukan secara bersama.
Sumber :
http://greenstudentjournalists.blogspot.com/2011/12/for-us-budidaya-ikan-baung-di-lahan.html
Ikan baung menyukai tempat yang tersembunyi, berlindung dibawah akar pohondi dalam air. Ikan itu keluar sarang sebelum hari petang. Setelah hari gelap, ikan baung akan keluar dengan cepat untuk mencari mangsa. Namun begitu tetap berada disekitar sarang dan segera, masuk ke sarang bila ada gangguan.
Di Riau sendiri ikan ini bisa ditemukan di Sungai Kampar dan Sungai Siak. Hanya saja, habitatnya sudah mulai berkurang. Dikarenakan, ulah manusia yang selalu melakukan eksploitasi berlebihan terhadap sungai. Pembuangan sampah dan limbah cair ke dalam sungai mengakibatkan ikan ini sulit berkembang biak.
Padahal, ikan baung ini termasuk ikan yang sangat digandrungi diseluruh dunia. Khususnya masyarakat Riau. Secara distribusi geografis ikan baung, selain di perairan Indonesia, juga terdapat di Hindia Timur, Malaya, Indocina, dan Thailand. Ikan yang menyebar luas di India, Cina selatan dan Asia Tenggara.
Di Indonesia ikan ini dikenal dengan banyak nama daerah, seperti Ikan Sogo (Jawa Tengah) , Sengol (Jawa Barat) , Baung (kebanyakan Sumatera) , Ikan Teiken (Sumatera Utara) , Ikan Tagih atau Tegeh (JawaTimur) , Ikan Niken (Kalimantan Barat) , Ikan Patik (Kalimantan Selatan) , Ikan Kendiya (Kalimantan Tengah) , Ikan Baung Putih (Kalimantan Timur).
Permasalahan inilah yang memerlukan perhatian serius oleh seluruh masyarakat Riau. Sebab, bila terus dilakukan pengrusakan habitat ikan pada sungai, bukan hanya ikan baung saja musnah, tetapi seluruh ekosistim di sungai bisa terganggu. Perkembangbiakan ikan harus dilakukan. Jangan sampai musnah.
Melihat permasalahan inilah, masyarakat Desa Temiang, Kecamatan Bukit Datuk, Kabupaten Bengkalis melakukan pengembangbiakan Ikan Baung. Bagi masyarakat Desa Temiang, ikan itu membawa berkah bagi seluruh masyarakat. Kelestariannya juga mulai dijaga dengan baik oleh masyarakat.
Rabu (14/12) lalu, Riau Pos berkunjung ke lokasi Desa Temiang ditemani Slamet (37). Desa ini dikelilingi perkebunan kelapa sawit dan karet. Hampir diseluruh rumah masyarakat ditanami perkebunan sawit dan karet. Kebanyakan mereka yang tinggal di Desa Temiang bekerja sebagai petani dan nelayan. Hanya sedikit sebagai PNS.
Panas terik matahari begitu terasa di kulit siang itu. Waktu menunjukan pukul 10.15 WIB. Pemandangan pohon sawit berdiri dengan buahnya yang bernilai tingi, Riau Pos menelusuri perkampungan Desa Temiang untuk melihat secara langsung lokasi pengembangbiakan Ikan Baung.
Dalam perjalanan tersebut, Riau Pos berhentilah disalah satu perumahan warga yang berhasil mengembangbiakan Ikan Baung dan Lele. Pria separuh baya ini mengaku bernama Bambang (51). Dia menyambut kedatangan Slamet dan Riau Pos masuk kedalam pekarangan rumahnya.
“Mencari apa nak,” Tanya Bambang kepada Slamet. “Ini pakde ada teman mau melihat pengembangbiakan Ikan Baung,’’ kata Slamet. Bambang membawa Riau Pos dan Slamet menuju kolam dibelakang rumahnya. Bersama dengan enam kepala keluarga di Desa Temiang Bambang melakukan pengembangbiakan Ikan Baung.
Selama melakukan pengembangbiakan ikan itu, Bambang dibantu Fakultas Pertanian, Universitas Islam Riau. Kolam milik Bambang berukuran 6 meter x 7 meter. Didalam kola mini ikan dimasukan dalam jarring rapat. Dengan begitu ikan tidak akan mudah keluar dari dalam jaring. Kemudian, memberikan kemudahan memberi makan.
Bambang menyebutkan, biasanya ikan itu paling disukai adalah perairan yang tenang, bukan air yang deras. Karenaitu, ikan baung banyak ditemukan di rawa-rawa, danau-danau, waduk dan perairan yang tenang lainnya. Sayang, kata dia, banyak rawa dan danau sekarang ini berubah menjadi bangunan beton.
Pencemaran yang terjadi di sungai dan anak sungai, sambungnya, sangat mengganggu perkembangbiakan ikan tersebut. Karena, sifat ikan itu sangat rentan terhadap penyakit dan gangguan. Permasalahan inilah yang mendapatkan perhatian masyarakat Desa Temiang.
Menurut dia, bagaimana memanfaatkan lahan tidur atau tidak dipergunakan menjadi berguna. Untuk awal pembuatan kolam memang dinilai Bambang memerlukan waktu yang lama. Ikan Baung tidak sembarangan bisa hidup selain di habitatnya. Apalagi habitat buatan.
Namun lanjutnya, dibantu Fakultas Pertanian UIR, upaya pengembangbiakan Ikan Baung berhasil dilakukan. Bahkan, sekarang ini nilai ekonomis ikan itu memberikan dampak besar pada peningkatan ekonomi mereka. Apalagi, kalau ikan tersebut dijadikan salai, harganya bisa mencapai Rp130.000 per kilogram. Kalau ikan basah Rp55.000 hingga Rp60.000 per kilogram. Kebanyakan pembelinya langsung datang ke Desa Temiang untuk membeli Ikan Baung salai maupun yang basah.
Pemandangan disekeliling kolam milik Bambang ditanami pepohonan hijau dan rindang. Udara disekeliling kolam terasa sejuk. Bersama dengan Slamat, Riau Pos diperkenankan memancing Ikan Baung didalam kolamnya. Mata kail dikasih umpan cacing. Begitu mata kail masuk ke dalam air ratusan ikan langsung menyambarnya secara bergantian.
Sayangnya ikan baung tidak bisa tertangkap. Usaha terus dilakukan, akhirnya setelah menunggu selama 15 menit Ikan Baung berukuran dua jempol manusia berhasil dididapatkan Slamet. ‘’Lumayan sulit narik ikannya ya pakdem’’ ujar Slamet seraya tersenyum ke arah Bambang.
Bambang mengatakan, induk ikan baung dapat dikembangbiakkan di kawasan tersebut berasal dari Balai Benih Ikan UIR. Tetapi, ada juga dari sungai dan rawa yang ada di Desa Temiang. Hal tersebut dilakukan agar karakter dan sifat peranakan yang dihasilkan nantinya sesuai dengan tempat pemeliharaannya, yakni di dalam kolam.
“Perlu diketahui bahwa sebagian besar petani ikan di Riau dan sekitarnya menggunakan media sungai sebagai tempat membesarkan ikan. Kami di dalam kolam sebagai tempat penangkarannya,” katanya.
Waktu menunjukan pukul 16.12 WIB, saat berbincang dengan Bambang, seorang pria yang merupakan petani ikan baung dan lele, Miriadi (47) mendatangi kolam. Wajahnya tersenyum mengarah pada Bambang.
Perbincangan antara Bambang, Misriadi, Slamet, dan Riau Pos berlangsung penuh senyuman. Dalam penjelasannya Misriadi mengemukakan, untuk penangkaran Ikan Baung memang santat perlu dilakukan mayarakat Riau. Bagi dia, ikan itu menjadi salah satu simbol keunggulan Riau.
Misriadi sendiri menmgaku memiliki kolam dengan luas 5 meter x 6 meter. Kolam itu berada di belakang rumahnya. Banyak keuntungan yang dinilai Misriadi dari ikan baung. Bukan hanya keuntungan materi saja, bila sudah mendekat ke kolam dan memberi makan bisa membuat fikiran menjadi tenang.
‘’Cobalah dek, buat sebuah kolam. Lalu kembangbiakan Ikan Baung atau Lele, pasti bisa menambah penghasilan,’’ cerita Misriadi kepada Riau Pos. Bagi para petani ikan yang ingin mendapatkan bibit ikan baung, Misridai mempersilakan untuk datang sekaligus membelinya di Desa Temiang. Yang pasti, kata dia, Ikan Baung menjadi berkah bagi petani ikan di Desa Temiang. Cukup dengan memanfaatkan lahan tidur, ikan ini bisa dikembangbiakan dengan baik.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian UIR, Rosyadi mengungkapkan, pengembangbiakan Ikan Baung ini memang sudah seharusnya dilakukan masyarakat Riau. Karena, jumlah populasinya yang mulai dirasakan berkurang oleh nelayan dipinggiran sungai.
Habitatnya juga sudah mulai berkurang. ‘’Kami berusaha melakukan pembelajaran cara mengembangbiakan Ikan Baung. Alhamdulillah sebanyak tujuh KK di Desa Temiang sudah mulai menuai hasil pekerjaan mereka,’’ ungkapnya.
Dari penuturan Rosyadi, Ikan Baung tetap memerlukan oksigen yang tinggi untuk kehidupannya.Ikan baung tumbuh dan berkembang di perairan tropis. Daya adaptasinya tergolong rendah, kurang tahan terhadap perubahan lingkungan, dan serangan penyakit.
Pada fase benihyaitu dari ukuran 0,5 2 cm. Ikan baung dapat hidup pada ketinggian sampai 1.000 m di atas permukaan laut, kandungan oksigen minimal 4 ppm, dan air yang tidak terlalu keruh dengan kecerahan pada pengukuran alat secchi disk Ikan baung tergolong ke dalam benthopelagic, dan hidup di perairan tawar dan payau dengan kisaran pH 7 - 8,2 dan suhu 22 – 250 derajat Celsius.
Perlu ketelitian dalam mengembangbiakan Ikan Baung. Bila salah melakukan perkembangbiakan bisa mengakibatkan pada kematian secara masal ikan ini. Ikan baung suka menggerombol di dasar perairan. Aapa yang dilakukan di Desa Temiang merupakan hal pertama menurut dia, di Provinsi Riau.
Biasanya Ikan Baung pengembangbiakan dilakukan di dalam keramba sepanjang aliran sungai. Padahal dan danau. Budidaya Ikan Baung ini sangat langka dilakukan.
Ia mengatakan, selama ini ada kabar menyebutkan jenis ikan Baung sangat sulit untuk dibudidayakan.
‘’Ternyata tak ada jenis ikan yang tidak bisa dibudidayakan asal masyarakat mau mencoba untuk mengembangkannya,’’ ujar Rosyadi.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Riau, Irwan Efendi mendukung penuh budidaya Ikan Baung yang dilakukan, di Desa Temiang. Ia menilai, apa yang sudah dilakukan masyarakat tersebut sudah sepatutnya ditiru oleh petani ikan lainnya.
Mempergunakan lahan yang tidak dimanfaatkan lagi, dibuat kolam, dan melakukan budidaya ikan, menurut dia, itu sangat bagus. Dia berharap, tidak ada lagi eksploitasi terhadap Ikan Baung dan ekosistim air Sungai, Danau dan Rawa secara berlebihan.
Menjaga lingkungan tetap hijau, sungai tetap jernih dan tidak membuang sampah ke dalamnya, memang sudah sepatutnya dilakukan secara bersama.
Sumber :
http://greenstudentjournalists.blogspot.com/2011/12/for-us-budidaya-ikan-baung-di-lahan.html
Thursday, February 20, 2014
Burung Kacer Ngeplay Buka Ekor Dan Sayap
Burung Kacer adalah termasuk dari burung anggota famili Turdidae, tapi aneh kalau disebut sebagai padanan murai, sebab keduanya saling berdekatan, sifatnyapun hampir sama suka pamer diri pada sebangsanya.
Burung yang satu ini jika berkicau sambil menari-nari dengan melebarkan ekornya hingga berbentuk seperti kipas, ciri yang paling menonjol adalah kicauannya selalu bernada riang dan suka menirukan suara burung lainnya.
Kacer banyak ditemukan di daerah jawa timur, namun secara luas penyebarannya burung yang juga dijuluki Kucica ini sebenarnya sangat luas, yaitu sebagian besar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Bali bahkan di beberapa negarab seperti China, Filipina dan di India pun ada.
Hidupnya di hutan belukar dan selalu hidup berpasangan, mereka membuat sarang dari rerumputan dan berkembang biak di pepohonan rendah dan berdaun rindang dan lebat.
Saya ingin berbagi pengalaman kepada para pembaca tentang cara memilih burung kacer yang punya mental tanding yang hebat. Ciri-ciri burung kacer yang hebat menurut pengalaman saya ada beberapa point yang harus diperhatikan dan dicermati. Bahkan mungkin, ciri-ciri yang akan saya kemukakan juga berlaku pada burung-burung tertentu. Sebelum saya jelaskan ciri-ciri tersebut, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis burung kacer yang ada di pasaran.
A. BURUNG KACER LOKAL
Sebutan “Kacer Lokal” mungkin berawal dari pulau jawa karena burung kacer jenis ini memang hidup di daratan pulau jawa terutama wilayah bagian timur. Ciri khas jenis ini adalah mempunyai warna bulu hitam pekat di sekujur tubuh dan garis putih pada sayap serta ekornya.
Harga di pasaran terkenal lebih mahal karena populasi burung jenis ini mulai punah bahkan sangat sulit ditemukan lagi. Habitat asli burung ini sebenarnya berada di wilayah pedesaan atau dekat dengan perkampungan penduduk. Karena terus diburu dan ditangkap, kini mulai jarang terlihat. Kemungkinan besar bermigrasi ke hutan yang jauh dari jangkauan manusia.
B. BURUNG KACER TASIK
Berdasarkan namanya, kemungkinan jenis ini berasal dari wilayah jawa bagian barat. Ciri khas jenis ini hampir sama dengan jenis lokal.Yang membedakan adalah warna totol-totol putih pada bagian di bawah ekor. Dan biasanya mempunyai nilai jual lebih murah daripada jenis lokal.
C. BURUNG KACER LAMPUNG DAN KALIMANTAN
Sesuai dengan namanya, jenis ini memang berasal dari pulau sumatera dan kalimantan. Ciri khas antara kacer lampung dan kalimantan hampir sama, yaitu mempunyai bulu warna putih dibagian bawah mulai dari pangkal ekor hingga bagian dada. Yang membedakan antara sumatera dan kalimantan yaitu warna putih kacer lamping sebatas dada agak ke bawah sedang kacer kalimantan hingga pangkal leher. Ciri lain masih sama dengan kacer pada umumnya, dominasi warna hitam serta garis putih pada sayap dan ekor.
Ciri-ciri burung kacer yang punya mental tanding antara lain :
1. Pada bagian kepala agak memanjang dengan bagian belakang membentuk sudut ( tidak bulat seperti burung merpati ). Jika anda menemui kacer yang berkepala bulat seperti merpati biasanya burung tersebut bego dan tidak bisa dijadikan “gaco”.
2. Paruh yang tampak lurus atau sejajar dengan garis kepala bagian atas ( tidak “nyakil” = naik ke atas seperti buto cakil ). Jika anda menemui kacer semacam ini, dipastikan kacer tersebut berani tanding walaupun masih liar.
3. Terakhir, memiliki postur tubuh yang memanjang dan berdiri tegap. Itulah ciri-ciri burung kacer yang pantas dijadikan “jago” untuk event lomba burung.
Demikian tips dari saya, semoga menambah wawasan bagi anda penggemar/ hobiis burung kicauan.
Sumber :
http://hobiburungkicaumania.blogspot.com/2012/04/burung-kacer.html
Burung yang satu ini jika berkicau sambil menari-nari dengan melebarkan ekornya hingga berbentuk seperti kipas, ciri yang paling menonjol adalah kicauannya selalu bernada riang dan suka menirukan suara burung lainnya.
Kacer banyak ditemukan di daerah jawa timur, namun secara luas penyebarannya burung yang juga dijuluki Kucica ini sebenarnya sangat luas, yaitu sebagian besar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Bali bahkan di beberapa negarab seperti China, Filipina dan di India pun ada.
Hidupnya di hutan belukar dan selalu hidup berpasangan, mereka membuat sarang dari rerumputan dan berkembang biak di pepohonan rendah dan berdaun rindang dan lebat.
Saya ingin berbagi pengalaman kepada para pembaca tentang cara memilih burung kacer yang punya mental tanding yang hebat. Ciri-ciri burung kacer yang hebat menurut pengalaman saya ada beberapa point yang harus diperhatikan dan dicermati. Bahkan mungkin, ciri-ciri yang akan saya kemukakan juga berlaku pada burung-burung tertentu. Sebelum saya jelaskan ciri-ciri tersebut, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis burung kacer yang ada di pasaran.
A. BURUNG KACER LOKAL
Sebutan “Kacer Lokal” mungkin berawal dari pulau jawa karena burung kacer jenis ini memang hidup di daratan pulau jawa terutama wilayah bagian timur. Ciri khas jenis ini adalah mempunyai warna bulu hitam pekat di sekujur tubuh dan garis putih pada sayap serta ekornya.
Harga di pasaran terkenal lebih mahal karena populasi burung jenis ini mulai punah bahkan sangat sulit ditemukan lagi. Habitat asli burung ini sebenarnya berada di wilayah pedesaan atau dekat dengan perkampungan penduduk. Karena terus diburu dan ditangkap, kini mulai jarang terlihat. Kemungkinan besar bermigrasi ke hutan yang jauh dari jangkauan manusia.
B. BURUNG KACER TASIK
Berdasarkan namanya, kemungkinan jenis ini berasal dari wilayah jawa bagian barat. Ciri khas jenis ini hampir sama dengan jenis lokal.Yang membedakan adalah warna totol-totol putih pada bagian di bawah ekor. Dan biasanya mempunyai nilai jual lebih murah daripada jenis lokal.
C. BURUNG KACER LAMPUNG DAN KALIMANTAN
Sesuai dengan namanya, jenis ini memang berasal dari pulau sumatera dan kalimantan. Ciri khas antara kacer lampung dan kalimantan hampir sama, yaitu mempunyai bulu warna putih dibagian bawah mulai dari pangkal ekor hingga bagian dada. Yang membedakan antara sumatera dan kalimantan yaitu warna putih kacer lamping sebatas dada agak ke bawah sedang kacer kalimantan hingga pangkal leher. Ciri lain masih sama dengan kacer pada umumnya, dominasi warna hitam serta garis putih pada sayap dan ekor.
Ciri-ciri burung kacer yang punya mental tanding antara lain :
1. Pada bagian kepala agak memanjang dengan bagian belakang membentuk sudut ( tidak bulat seperti burung merpati ). Jika anda menemui kacer yang berkepala bulat seperti merpati biasanya burung tersebut bego dan tidak bisa dijadikan “gaco”.
2. Paruh yang tampak lurus atau sejajar dengan garis kepala bagian atas ( tidak “nyakil” = naik ke atas seperti buto cakil ). Jika anda menemui kacer semacam ini, dipastikan kacer tersebut berani tanding walaupun masih liar.
3. Terakhir, memiliki postur tubuh yang memanjang dan berdiri tegap. Itulah ciri-ciri burung kacer yang pantas dijadikan “jago” untuk event lomba burung.
Demikian tips dari saya, semoga menambah wawasan bagi anda penggemar/ hobiis burung kicauan.
Sumber :
http://hobiburungkicaumania.blogspot.com/2012/04/burung-kacer.html
Budidaya Ikan Botia Chromobotia macracanthus
Ikan Botiamerupakan ikan hias asli Indonesia yang mempunyai nama daerah Ikan Bajubang, ikan ini hanya bisa dijumpai di dua tempat di Indonesia yakni Sungai Batanghari, Jambi dan Sungai Barito, Kalimantan.
Ikan ini diketahui pertama kali di eksport ke luar negeri pada tahun 1935. Sampai saat ini, botia termasuk ikan favorit dan memiliki banyak penggemar di luar negeri. Di habitat aslinya, botia hidup pada air mengalir di sungai-sungai. Oleh karena itu, untuk pemeliharaan dalam aquarium sering disarankan agar dilengkapi dengan arus buatan.
Botia termasuk ikan yang berumur panjang, ikan ini diduga bisa hidup puluhan tahun. Ikan botia bisa hidup dalam aquarium selama 20 tahun. Panjang ikan ini bisa mencapai 30-40 cm. Tetapi dalam lingkungan aquarium jarang yang dapat mencapai panjang potensialnya tersebut.
Morfologi dan Daerah Sebaran Ikan Botia
Ikan Botia memiliki bentuk tubuh memanjang dan pipih, perut hampir lurus, posisi lengkung sirip punggung lebih depan daripada sirip perut, memiliki empat pasang sungut. Warna dasar tubuh merah jingga kekuning-kuningan, yang dibalut warna hitam di tiga tempat. Satu memotong di kepala persis melintas di mata, di tengah tubuh agak lebar, terakhir di pangkal ekor merambat sampai sirip punggung. Sirip ekor tebal terbagi dengan ujung lancip, warna oranye dengan ujung kemerahan. Sirip anus hitam, dengan tulang sirip kuning, sirip dada berwarna merah darah. Botia memiliki duri di bagian bawah matanya.
Ikan botia yang berasal dari beberapa DAS di Sumatera dan Kalimantan. Penyebaran benih ikan botia di daerah banjiran sepanjang sungai Batang Hari mulai dari terusan sampai ke londerang pada musim penghujan. Penyebaran induk ikan botia mulai dari Muara Tembesi sampai Dusun Teluk Kayu Putih Kabupaten Tebo. Habitat ikan ini banyak ditemukan berkumpul di perairan yang tenang (tidak berarus deras). Ikan botia hidup di dasar perairan (termasuk ikan dasar), yang aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal). Suhu untuk pertumbuhan adalah 24-28oC, pH: 6-7,5, kesadahan air 5-15 mg/ldan kadar oksigen 3-5 ppm.
Klasifikasi Ikan Botia
Menurut Saanin (1984), klasifikasi ikan botia adalah:
Fillum : Chordate
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Teleostei
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cobitidae
Genus : Botia
Spesies : macracanthus
Reproduksi
Botia yang sudah matang gonad akan berenang melawan arus menuju hulu sungai yang berair dangkal. Disepanjang sungai yang dangkal dan jernih itu induk botia akan memijah. Setelah memijah, ikan akan kembali ke hilir mengikuti aliran sungai. Saat memijah, botia melepaskan semua telur – telurnya secara serempak. Telur botia yang telah dibuahi akan menetas 14 – 26 jam setelah pembuahan. Benih ikan botia berkelompok dalam jumlah besar sehingga mudah ditangkap. Botia mulai matang gonad setelah ukurannya ± 40 gram, untuk botia jantan dan untuk botia betina ± 70 gram, atau panjangnya lebih dari 15 cm.
Pengamatan histologi gonad ikan botia yang dilakukan oleh Susanto (1996), membagi tingkat kemetangan gonad (TKG) menjadi 6 fase, yaitu sebagai berikut :
1. TKG 1. Sel telur baru mengalami perbanyakan dari sel epitel dan membentukoogonia. Kumpulan oogeniaberbentuk bulat yang dilapisi oleh satu dinding epitel. Sitoplasmanya berwarna merah jambu dengan nucleus yang besar
2. TKG II. Ootgonia berkembang menjadi oositdenagn sitoplasma yang bertambah besar dengan nucleus yang terletak ditengah – tengahnya. Selama perkembangannya, oosit ditutupi satu baris epitel. Diameter oosit berkisar antara 100 – 150 um.
3. TKG III. Fase ini adlah fase berkembangnya dinding sel. Oosit semakin membesar dan inti sel mulai tampak. Sitoplasma yang berwarna biru merupakan awal / persiapan vitelogenesis. Diameter telur antara 200 – 300um
4. TKG IV. Membrane inti mulai tampak berwarna terang, melingkari inti sel. Inti berwarna merah jambu sedangkan sitoplasma berwarna biru yang lebih terang dibandingkan pada TKG II dan III. Pada fase ini vitelogenesis berlangsung dan mulai terbentuk granula dan vakuola pada sitoplasma. Juga mulai terbentuk zona radiate yang berasal dari sel epitel. Diameter telur antara 300 – 500 um.
5. TKG V. Pada fase ini nucleus tampak jelas dengan granula yang masih kasar. Sitoplasma berwarna biru, sedangkan nucleus berwarna merah jambu agak cerah dibandingkan dengan cairan yang mulai mengalami deregerasi. Lapisan zona radiate tampak lebih jelas, tersusun dari sel berbentuk kubus dan sel tiang. Diameter telur antara 500 – 600 um.
6. TKG VI. Fase ini merupakan fase maksimum perkembangna oosit, dimana sudah mengalami perkembangna optimal dengan vakuola yang berukuran besar dan jumlahnya sangat banyak. Nucleus serta granula tampak lebih jelas, memenuhi sitoplasma. Dinding folikel terdiri atas zona radiate, teka interna dan eksterna. Pada bagian tertentu dari teka terdapat epitel yang menipis, membentuk mikrofil. Diameter telur mencapai kisaran antara 600 – 700 um.
Seleksi Induk
Dalam pemijahan buatan induk ikan botia masih diambil dari alam. Setelah induk diambil dari alam induk ikan botia ditempatkan pada wadah pemeliharaan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Proses adaptasi induk ikan botia hingga matang gonad sekitar 8-10 bulan. Induk yang sudah matang gonad ditandai dengan perut yang gendut pada induk betina, bobot > 80 gram, sedangkan induk jantan sudah berbobot> 40 gram, perut langsing, dan ditandai keluarnya cairan sperma setelah distripping.
Rangsangan Pemijahan
Untuk merangsang ovulasi atau spermiasi pada induk yang telah matang gonad dilakukan dengan cara stimulasi yaitu dengan menyuntikan hormon gonadotropin. Biasanya hormaon yang sering digunakan untuk merangsang pemijahan adalah “Ovaprim”. Ovaprim merupakan hormaon GNRH dan domperidon. Dosis yang digunakan dalam penyuntikan yaitu 1 ml/kg berat induk. Penyuntikan biasanya dilakukan dua kali. Penyuntikan pertama dilakukan bertujuan untuk pematangan sel telur dengan dosis 0,4 ml/kg. Sedangkan penyuntikan kedua bertujuan untuk proses pemijahan dengan dosis 0,6 ml/kg.
Stripping
Stripping adalah proses pengeluaran telur dan dan sperma dari induk betina maupun jantan dengan cara mengurut bagian genetal induk. Sebelum induk dilakukan stripping dilakukan pembiusan dengan menggunakan MS22 (phenoxy ethanol) dengan dosis 0,3 ml/L air. Setelah dilakukan stripping, telur dan sperma dimasukan pada wadah terpisah. Biasanya sperma diencerkan dengan larutan fisiologis (perbandingan 1:3).
Pembuahan
Pembuahan ika botia dilakukan secaran buatan yaitu dengan mencampur telur dan sperma. Setelah telur dan sperma tercampur, ditambahkan air untuk mengaktifkan sperma dan diaduk perlahan dengan bulu ayam. Selanjutya telur diletakan pada corong penetasan selama 15-26 jam pada suhu 26-270C.
Pemanenan Larva
Pemanenan larva dilakukan setelah telur menetas atau setelah 15-26 inkubasi. Larva yang baru menetas tidak langsung dipindahkan ke dalam akuarium sebab larva botia sangat sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan. Setelah 4 hari didalam corong penetasan dan larva sudah dapat makan artemia, larva botia baru bisa dipindahkan ke dalam bak pemeliharaan larva atau akuarium.
Pemeliharaan Larva
Pemeliharaa larva ikan botia dilakukan pada akuarium dengan padat tebar 5 ekor/liter. Pada larva berumur 4 hari, larva diberi makan dengan aetrmia sampai latva berumur 13 hari. Setelah itu larva diberi makan cacing darah sampai panen.
Sumber :
http://www.kkp.go.id/ikanhias/index.php/news/c/51/Budidaya-Ikan-Botia-Chromobotia-macracanthus/?category_id=1
Ikan ini diketahui pertama kali di eksport ke luar negeri pada tahun 1935. Sampai saat ini, botia termasuk ikan favorit dan memiliki banyak penggemar di luar negeri. Di habitat aslinya, botia hidup pada air mengalir di sungai-sungai. Oleh karena itu, untuk pemeliharaan dalam aquarium sering disarankan agar dilengkapi dengan arus buatan.
Botia termasuk ikan yang berumur panjang, ikan ini diduga bisa hidup puluhan tahun. Ikan botia bisa hidup dalam aquarium selama 20 tahun. Panjang ikan ini bisa mencapai 30-40 cm. Tetapi dalam lingkungan aquarium jarang yang dapat mencapai panjang potensialnya tersebut.
Morfologi dan Daerah Sebaran Ikan Botia
Ikan Botia memiliki bentuk tubuh memanjang dan pipih, perut hampir lurus, posisi lengkung sirip punggung lebih depan daripada sirip perut, memiliki empat pasang sungut. Warna dasar tubuh merah jingga kekuning-kuningan, yang dibalut warna hitam di tiga tempat. Satu memotong di kepala persis melintas di mata, di tengah tubuh agak lebar, terakhir di pangkal ekor merambat sampai sirip punggung. Sirip ekor tebal terbagi dengan ujung lancip, warna oranye dengan ujung kemerahan. Sirip anus hitam, dengan tulang sirip kuning, sirip dada berwarna merah darah. Botia memiliki duri di bagian bawah matanya.
Ikan botia yang berasal dari beberapa DAS di Sumatera dan Kalimantan. Penyebaran benih ikan botia di daerah banjiran sepanjang sungai Batang Hari mulai dari terusan sampai ke londerang pada musim penghujan. Penyebaran induk ikan botia mulai dari Muara Tembesi sampai Dusun Teluk Kayu Putih Kabupaten Tebo. Habitat ikan ini banyak ditemukan berkumpul di perairan yang tenang (tidak berarus deras). Ikan botia hidup di dasar perairan (termasuk ikan dasar), yang aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal). Suhu untuk pertumbuhan adalah 24-28oC, pH: 6-7,5, kesadahan air 5-15 mg/ldan kadar oksigen 3-5 ppm.
Klasifikasi Ikan Botia
Menurut Saanin (1984), klasifikasi ikan botia adalah:
Fillum : Chordate
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Teleostei
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cobitidae
Genus : Botia
Spesies : macracanthus
Reproduksi
Botia yang sudah matang gonad akan berenang melawan arus menuju hulu sungai yang berair dangkal. Disepanjang sungai yang dangkal dan jernih itu induk botia akan memijah. Setelah memijah, ikan akan kembali ke hilir mengikuti aliran sungai. Saat memijah, botia melepaskan semua telur – telurnya secara serempak. Telur botia yang telah dibuahi akan menetas 14 – 26 jam setelah pembuahan. Benih ikan botia berkelompok dalam jumlah besar sehingga mudah ditangkap. Botia mulai matang gonad setelah ukurannya ± 40 gram, untuk botia jantan dan untuk botia betina ± 70 gram, atau panjangnya lebih dari 15 cm.
Pengamatan histologi gonad ikan botia yang dilakukan oleh Susanto (1996), membagi tingkat kemetangan gonad (TKG) menjadi 6 fase, yaitu sebagai berikut :
1. TKG 1. Sel telur baru mengalami perbanyakan dari sel epitel dan membentukoogonia. Kumpulan oogeniaberbentuk bulat yang dilapisi oleh satu dinding epitel. Sitoplasmanya berwarna merah jambu dengan nucleus yang besar
2. TKG II. Ootgonia berkembang menjadi oositdenagn sitoplasma yang bertambah besar dengan nucleus yang terletak ditengah – tengahnya. Selama perkembangannya, oosit ditutupi satu baris epitel. Diameter oosit berkisar antara 100 – 150 um.
3. TKG III. Fase ini adlah fase berkembangnya dinding sel. Oosit semakin membesar dan inti sel mulai tampak. Sitoplasma yang berwarna biru merupakan awal / persiapan vitelogenesis. Diameter telur antara 200 – 300um
4. TKG IV. Membrane inti mulai tampak berwarna terang, melingkari inti sel. Inti berwarna merah jambu sedangkan sitoplasma berwarna biru yang lebih terang dibandingkan pada TKG II dan III. Pada fase ini vitelogenesis berlangsung dan mulai terbentuk granula dan vakuola pada sitoplasma. Juga mulai terbentuk zona radiate yang berasal dari sel epitel. Diameter telur antara 300 – 500 um.
5. TKG V. Pada fase ini nucleus tampak jelas dengan granula yang masih kasar. Sitoplasma berwarna biru, sedangkan nucleus berwarna merah jambu agak cerah dibandingkan dengan cairan yang mulai mengalami deregerasi. Lapisan zona radiate tampak lebih jelas, tersusun dari sel berbentuk kubus dan sel tiang. Diameter telur antara 500 – 600 um.
6. TKG VI. Fase ini merupakan fase maksimum perkembangna oosit, dimana sudah mengalami perkembangna optimal dengan vakuola yang berukuran besar dan jumlahnya sangat banyak. Nucleus serta granula tampak lebih jelas, memenuhi sitoplasma. Dinding folikel terdiri atas zona radiate, teka interna dan eksterna. Pada bagian tertentu dari teka terdapat epitel yang menipis, membentuk mikrofil. Diameter telur mencapai kisaran antara 600 – 700 um.
Seleksi Induk
Dalam pemijahan buatan induk ikan botia masih diambil dari alam. Setelah induk diambil dari alam induk ikan botia ditempatkan pada wadah pemeliharaan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Proses adaptasi induk ikan botia hingga matang gonad sekitar 8-10 bulan. Induk yang sudah matang gonad ditandai dengan perut yang gendut pada induk betina, bobot > 80 gram, sedangkan induk jantan sudah berbobot> 40 gram, perut langsing, dan ditandai keluarnya cairan sperma setelah distripping.
Rangsangan Pemijahan
Untuk merangsang ovulasi atau spermiasi pada induk yang telah matang gonad dilakukan dengan cara stimulasi yaitu dengan menyuntikan hormon gonadotropin. Biasanya hormaon yang sering digunakan untuk merangsang pemijahan adalah “Ovaprim”. Ovaprim merupakan hormaon GNRH dan domperidon. Dosis yang digunakan dalam penyuntikan yaitu 1 ml/kg berat induk. Penyuntikan biasanya dilakukan dua kali. Penyuntikan pertama dilakukan bertujuan untuk pematangan sel telur dengan dosis 0,4 ml/kg. Sedangkan penyuntikan kedua bertujuan untuk proses pemijahan dengan dosis 0,6 ml/kg.
Stripping
Stripping adalah proses pengeluaran telur dan dan sperma dari induk betina maupun jantan dengan cara mengurut bagian genetal induk. Sebelum induk dilakukan stripping dilakukan pembiusan dengan menggunakan MS22 (phenoxy ethanol) dengan dosis 0,3 ml/L air. Setelah dilakukan stripping, telur dan sperma dimasukan pada wadah terpisah. Biasanya sperma diencerkan dengan larutan fisiologis (perbandingan 1:3).
Pembuahan
Pembuahan ika botia dilakukan secaran buatan yaitu dengan mencampur telur dan sperma. Setelah telur dan sperma tercampur, ditambahkan air untuk mengaktifkan sperma dan diaduk perlahan dengan bulu ayam. Selanjutya telur diletakan pada corong penetasan selama 15-26 jam pada suhu 26-270C.
Pemanenan Larva
Pemanenan larva dilakukan setelah telur menetas atau setelah 15-26 inkubasi. Larva yang baru menetas tidak langsung dipindahkan ke dalam akuarium sebab larva botia sangat sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan. Setelah 4 hari didalam corong penetasan dan larva sudah dapat makan artemia, larva botia baru bisa dipindahkan ke dalam bak pemeliharaan larva atau akuarium.
Pemeliharaan Larva
Pemeliharaa larva ikan botia dilakukan pada akuarium dengan padat tebar 5 ekor/liter. Pada larva berumur 4 hari, larva diberi makan dengan aetrmia sampai latva berumur 13 hari. Setelah itu larva diberi makan cacing darah sampai panen.
Sumber :
http://www.kkp.go.id/ikanhias/index.php/news/c/51/Budidaya-Ikan-Botia-Chromobotia-macracanthus/?category_id=1
Subscribe to:
Posts (Atom)