Saat ini, hampir semua calon konsumen menanyakan, “Ada websitenya nggak?” apabila ditawari sebuah produk, jasa atau pilihan berbisnis. Karena itulah, kini, keberadaan sebuah Toko Online / internet marketing system menjadi hal penting dalam menjalankan business, baik berjualan barang maupun jasa.
Masalah apa saja sih yang ditemui bila memiliki Toko Online / online shop? Siapa sebetulnya yang menjadi target customer? Apakah intenational atau tetap nasional? Satu hal lagi yang harus dipikirkan adalah masalah pembayaran, pemesanan, pengepakan dan pengiriman.
Berikut adalah hasil masukan dari banyak orang yang sukses berjualan lewat internet, maupun sukses pula menjadi konsumen Toko Online;
Umumnya masalah yang ditemu bagi konsumen atau calon customer dari Indonesia adalah berkaitan dengan kepercayaan.
Calon customer masih banyak yang susah percaya dengan sistem penjualan online, (takut tertipu, misalnya sudah melakukan pembayaran namun tidak ada pengantaran barang).
Cara paling mudah untuk mencegah hal ini adalah dengan mencantumkan alamat dan no telepon di website atau di signature email karena ini menjadi bukti bahwa penjualan ini tidak main-main atau bohongan, sekaligus memberikan kepercayaan pada calon customer bahwa penjual “mudah dicari”.
Ini sesuai pula dengan masukan banyak yang berkecimpung di dunia wirausaha yang melihat performance sebuah online shop berdasarkan history penjualan selama ini, misalnya di Ebay dimana customer bisa melihat sudah berapa banyak penjualan yang berhasil dilakukan.
Ketidakpercayaan ini juga bisa timbul karena calon customer tidak bisa melihat langsung contoh barang yang dijual. Karena itu, sebaiknya ada pula keterangan mengenai Info Barang.
Perlu adanya info tentang barang yang jelas dan cukup detil karena calon customer tidak bisa langsung memegang dan melihat (langsung) barang yang ingin dibeli. Foto produk adalah hal yang sangat penting, termasuk juga apabila barang ybs multifungsi. Sebaiknya menyediakan berbagai tampilan foto yang memperlihatkan masing-masing fungsinya.
Detail lain misalnya menyediakan:
-Pilihan warna (dengan foto)
-Info ukuran
-Info bahan
-Info perawatan
-Info pengecekan jumlah barang yang tersedia sebaiknya langsung tersedia info ini (bukan menghubungi kembali), karena ini akan mempengaruhi keinginan customer untuk membeli (berkaitan dengan total berat barang yang yang akan dibeli dan perbandingannya dengan ongkos pengiriman).
Harga yang kompetitif
Customer online biasanya akan lebih mudah membandingkan dengan harga-harga jual di toko online lainnya ataupun toko biasa.
Untuk Pengiriman
TIKI termasuk salah satu jasa pengiriman yang direkomendasikan karena calon customer bisa mengecek sendiri lewat www.tiki.co.id untuk melihat harga kirim sesuai wilayah dan berat.
Pengiriman yang murah dan cepat biasanya menjadi masukan juga untuk si calon customer. Beban biaya pengiriman akan lumayan terasa berat jika barangnya sendiri kecil secara ukuran atau murah secara nominal harga.
Akan lebih baik jika ada penawaran beberapa jenis kiriman, biasa atau ekspress.
Ada pula pengiriman barang yang tidak memperhatikan dimensi dan berat total barang.
Alternatif lain:
Membuat jasa kurir sendiri (khusus) untuk melayani pengiriman (untuk pengiriman lokal, misalnya Jakarta saja) dimana jasa kurir ini juga bisa bekerja sama dengan kurir lain untuk pengiriman luar kota.
Untuk pembayaran pun bisa ada beberapa alternatif:
Umumnya akan lebih mudah bagi customer apabila ada beberapa pilihan pembayaran misalnya: transfer bank setelah barang diterima, pembayaran didepan atau kartu kredit.
Untuk COD, sebaiknya hal ini dipilih apabila menggunakan jasa kurir pribadi, terutama untuk customer baru (yang baru pertama kali membeli atau memakai jasa) dimana umumnya mereka lebih merasa aman dengan COD).
Akan jadi nilai plus apabila sang kurir bisa menerangkan pada customer tentang cara pemakaian barang tersebut.
Pengemasan
tergantung apa barang apa yang jual.
Biasanya kalau dekat, cukup dengan plastik.
namun untuk luar kota tetap ahrus ada pengemasan yang lebih secure apalagi jika barangnya dapat rusak atau pecah.
Tips lain untuk yang mempunyai Toko Online:
Customer Service
Harus siap di hubungi oleh customer kapan saja, karena e-commerce tergolong baru di Indonesia, jadi jika barang belum diterima, customer sering was-was dan terus menerus menghubungi penjual, intinya customer service yang cepat menanggapi pertanyaan maupun keluhan.
Pilih tempat web hosting yang reliable dan supportnya mudah di hubungi.
Adanya keterangan update pemesanan sampai pengiriman.
Misalnya:
-Pemberitahuan setelah form pesanan diterima.
-Pemberitahuan setelah pembayaran diterima.
-Pemberitahuan mengenai waktu pengiriman dan perkiraan tiba di tempat pembeli.
Insentif untuk pengunjung atau customer.
Misalnya untuk customer yang 'aktif' di website tsb, ex: tersedia potongan harga senilai Rp. X untuk pengunjung yang mengisi kuesioner.
Intinya, seperti masukan seorang nggota milis Dunia Wirausaha yaitu Toko Online yang “bagus” adalah yang bagus secara sistem aplikasi juga sistem pelayannya.
Karena itu pemilik juga harus memperhatikan sumber pendanaan per bulannya – untuk hosting dan domain misalnya. Jika belum mendapatkan pendapatan dari web, harus menyediakan cadangan dana.
Karena itu mengkomersialisasikan web Toko Online juga bisa menjadi perhatian khusus. Contoh, lewat pemasangan iklan banner. Dimana, pengiklan banner biasanya mau memasang iklan apabila web tersebut ramai pengunjungnya. Untuk melihat hal ini sediakan juga tool untuk memeriksa traffic kunjungan, dan cara-cara internet marketing yang baik (tidak melakukan spam).
Sunday, August 29, 2010
Tuesday, August 24, 2010
Berusaha tanpa modal (besar)
Problem yang sering terpikirkan dalam merintis suatu usaha (apapun) adalah modal. Benar, tetapi bukan berarti ini masalah utama satu-satunya. Karena ada juga orang punya modal tapi ndak tahu mau berbuat apa dengan modal itu. Di sini yang baik untuk digali dan dikembangkan adalah kreatifitas, ide, gagasan, wawasan. Bila modal menjadi kendala, maka alternatif pilihan lain adalah mengandalkan ketrampilan/pengetahuan/sarana-prasarana yang ada.
Sekedar sebagai alternatif :
(1) kalau punya skill/ketrampilan di dunia per-komputer-an, buatlah kartu nama yang cukup apik (mungkin perlu dana sekitar 50-100 rb), tawarkan jasa pelatihan, instalasi, perbaikan, dll. lewat kartu nama tersebut. Titipkan ke rental2 komputer, warnet, warung2 fotocopy, taruh di mushola, masjid, dsb.
(2) kalau di depan rumah ada sungai dengan air mengalir cukup deras, buatlah kolam/empang di bawah teras/di depan rumah. pada kolam, buat pintu air keluar masuk agar air sungai bisa mampir "me-refresh" air kolam setiap saat. taruh beberapa bibit ikan air tawar yg cepat berkembang: ikan mas, mujahir, nila, dsb.
(3) kalau ada kenalan/teman punya counter service computer atau HP minta ijin untuk magang tanpa harus bayar dulu. selama magang, serap ilmu/ketrampilan jasa perbaikan HP/komputer tsb, baru bila sudah bisa terjun praktek langsung menangani customer, mulai membayar cicilan biaya ganti selama "kursus non formal" di tempat tsb. :) metode ini tentu memerlukan saling kepercayaan dan kebaikan hati.
(4) terapkan cara no 3 di atas untuk tempat bengkel motor, service alat2 elektronik, service arloji, home industri kerajinan tangan, dll. sesuaikan saja kondisinya.
(5) kalau "prestasi" di sekolah dulu cukup OK, buat kartu nama (perlu modal 25-100 ribu), bikin usaha les privat untuk anak2 usia sekolah. bikin promosi via koran lokal juga bagus (biaya sekitar 40 - 80 ribu).
(6) kalau punya tanah kebun cukup luas/banyak, cari kantong2 plastik, untuk tempat pembibitan tanaman bunga atau buah-buahan. mulai belajar mengelola tanaman (pembibitan, pemeliharaan, pengembangan). berikutnya coba pasarkan ke kampung, kampung sebelah, dst.
(7) cari beberapa tempat rental VCD/DVD terdekat, bilang mau membantu memasarkan via delivery/diantar ke tempat pelanggan. modalnya: sepeda/sepeda motor. buat list lengkap (yang senantiasa diperbaharui) untuk koleksi VCD/DVD nya, sebar dan berikan copyan-nya kepada pelanggan, jangan lupa sisipkan nomor kontak yang mudah dihubungi (HP/telp/pager). Keuntungan diambil dengan menambah selisih biaya asli dari rental bersangkutan.
(8) bikin masakan dengan resep spesial/unik yang belum banyak saingan, misal: Es Doger Bedugul, Es Teler 888, Kopi Nyes Jogja, Nanas Goreng Tugu Muda, Rujak Spesial Cihampelas, Nasi Kucing Stasiun Balapan, dll. coba mulai membuka kedai mini di depan rumah. modal belanja bahan, dibutuhkan sekitar 100 - 300 ribu untuk sehari. bikin spanduk promosi yang unik/kreatif, perlu biaya 75-150 ribu.
(9) Usaha (Cuci dan) Penyetrikaan Pakaian. modal kecil, cukup beberapa setrika elektrik dengan kondisi OK. bagus dicoba untuk kawasan perumahan, pemukiman padat, tempat kost/kontrakan karyawan. usulan untuk customer, pakaian (yg habis dijemur) diambil, hasil setrikaan diantar ke tempat customer.
Gimana .... tertarik? mau coba? silahkan saja
Sekedar sebagai alternatif :
(1) kalau punya skill/ketrampilan di dunia per-komputer-an, buatlah kartu nama yang cukup apik (mungkin perlu dana sekitar 50-100 rb), tawarkan jasa pelatihan, instalasi, perbaikan, dll. lewat kartu nama tersebut. Titipkan ke rental2 komputer, warnet, warung2 fotocopy, taruh di mushola, masjid, dsb.
(2) kalau di depan rumah ada sungai dengan air mengalir cukup deras, buatlah kolam/empang di bawah teras/di depan rumah. pada kolam, buat pintu air keluar masuk agar air sungai bisa mampir "me-refresh" air kolam setiap saat. taruh beberapa bibit ikan air tawar yg cepat berkembang: ikan mas, mujahir, nila, dsb.
(3) kalau ada kenalan/teman punya counter service computer atau HP minta ijin untuk magang tanpa harus bayar dulu. selama magang, serap ilmu/ketrampilan jasa perbaikan HP/komputer tsb, baru bila sudah bisa terjun praktek langsung menangani customer, mulai membayar cicilan biaya ganti selama "kursus non formal" di tempat tsb. :) metode ini tentu memerlukan saling kepercayaan dan kebaikan hati.
(4) terapkan cara no 3 di atas untuk tempat bengkel motor, service alat2 elektronik, service arloji, home industri kerajinan tangan, dll. sesuaikan saja kondisinya.
(5) kalau "prestasi" di sekolah dulu cukup OK, buat kartu nama (perlu modal 25-100 ribu), bikin usaha les privat untuk anak2 usia sekolah. bikin promosi via koran lokal juga bagus (biaya sekitar 40 - 80 ribu).
(6) kalau punya tanah kebun cukup luas/banyak, cari kantong2 plastik, untuk tempat pembibitan tanaman bunga atau buah-buahan. mulai belajar mengelola tanaman (pembibitan, pemeliharaan, pengembangan). berikutnya coba pasarkan ke kampung, kampung sebelah, dst.
(7) cari beberapa tempat rental VCD/DVD terdekat, bilang mau membantu memasarkan via delivery/diantar ke tempat pelanggan. modalnya: sepeda/sepeda motor. buat list lengkap (yang senantiasa diperbaharui) untuk koleksi VCD/DVD nya, sebar dan berikan copyan-nya kepada pelanggan, jangan lupa sisipkan nomor kontak yang mudah dihubungi (HP/telp/pager). Keuntungan diambil dengan menambah selisih biaya asli dari rental bersangkutan.
(8) bikin masakan dengan resep spesial/unik yang belum banyak saingan, misal: Es Doger Bedugul, Es Teler 888, Kopi Nyes Jogja, Nanas Goreng Tugu Muda, Rujak Spesial Cihampelas, Nasi Kucing Stasiun Balapan, dll. coba mulai membuka kedai mini di depan rumah. modal belanja bahan, dibutuhkan sekitar 100 - 300 ribu untuk sehari. bikin spanduk promosi yang unik/kreatif, perlu biaya 75-150 ribu.
(9) Usaha (Cuci dan) Penyetrikaan Pakaian. modal kecil, cukup beberapa setrika elektrik dengan kondisi OK. bagus dicoba untuk kawasan perumahan, pemukiman padat, tempat kost/kontrakan karyawan. usulan untuk customer, pakaian (yg habis dijemur) diambil, hasil setrikaan diantar ke tempat customer.
Gimana .... tertarik? mau coba? silahkan saja
Monday, August 23, 2010
Kelebihan dan Kelemahan Usaha Kecil
Usaha kecil memiliki kelemahan dan kelebihan. Berikut ini akan dipaparkan kelebihan dan kelemahan usaha kecil:
1. Kelebihan Usaha Kecil
Usaha kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu menambah nilai devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mampu berperan sebagai penyangga dalam perekonomian masyarakat kecil/lapisan bawah.
Di samping itu, usaha kecil juga memiliki nilai strategis bagi perkembangan perekonomian negara kita, antara lain sebagai berikut:
a. Banyaknya produk-produk tertentu yang dikerjakan oleh perusahaan kecil. Perusahaan besar dan menengah banyak ketergantungan kepada perusahaan kecil, karena jika hanya dikerjakan perusahaan besar dan menengah, marginnya menjadi tidak ekonomis.
b. Merupakan pemerataan konsentrasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat.
Secara umum perusahaan dalam skala kecil baik usaha perseorangan maupun persekutuan (kerja sama) memiliki kelebihan dan daya tarik. Kelebihan dan daya tarik tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pemilik merangkap manajer perusahaan dan merangkap semua fungsi manajerial seperti marketing, finance, dan administrasi.
b. Dalam pengelolaannya mungkin tidak memiliki keahlian manajerial yang handal.
c. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa-jasa baru.
d. Risiko usaha menjadi beban pemilik.
e. Pertumbuhannya lambat, tidak teratur, tetapi kadang-kadang terlalu cepat dan bahkan prematur.
f. Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki rencana jangka panjang.
g. Bebas menentukan harga produksi atas barang dan jasa.
h. Prosedur hukumnya sederhana.
i. Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha, bukan perusahaannya.
j. Komunikasi dengan pihak luar bersifat pribadi.
k. Mudah dalam proses pendiriannya.
l. Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki.
m. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu.
n. Pemilik menerima seluruh laba.
o. Umumnya mampu untuk survive.
p. Cocok untuk mengelola produk, jasa, atau proyek perintisan yang sama sekali baru, atau belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing.
q. Memberikan peluang dan kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah demi berkembangnya usaha kecil.
r. Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola.
s. Relatif tidak membutuhkan investasi terlalu besar, tenaga kerja tidak berpendidikan tinggi, dan sarana produksi lainnya relatif tidak terlalu mahal.
t. Mempunyai ketergantungan secara moril dan semangat usaha dengan pengusaha kecil lainnya.
2. Kelemahan Pengelolaan Usaha Kecil
Kelemahan dan hambatan dalam pengelolaan usaha kecil umumnya berkaitan dengan faktor intern dari usaha kecil itu sendiri. Kelemahan dan hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Terlalu banyak biaya yang dikeluarkan, utang yang tidak bermanfaat, tidak mematuhi ketentuan pembukuan standar.
b. Pembagian kerja yang tidak proporsional, dan karyawan sering bekerja di luar batas jam kerja standar.
c. Tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja karena tidak adanya perencanaan kas.
d. Persediaan barang terlalu banyak sehingga beberapa jenis barang ada yang kurang laku.
e. Sering terjadi mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip-prinsip manajerial.
f. Sumber modal yang terbatas pada kemampuan pemilik.
g. Perencanaan dan program pengendalian sering tidak ada atau belum pernah merumuskan.
Adapun yang menyangkut faktor ekstern antara lain:
a. Risiko dan utang-utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.
b. Sering kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola, serta lemah dalam promosi.
c. Tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, dan analisis perputaran uang tunai.
Sumber: M. Tohar, Membuka Usaha Kecil, hal 27-29
1. Kelebihan Usaha Kecil
Usaha kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu menambah nilai devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mampu berperan sebagai penyangga dalam perekonomian masyarakat kecil/lapisan bawah.
Di samping itu, usaha kecil juga memiliki nilai strategis bagi perkembangan perekonomian negara kita, antara lain sebagai berikut:
a. Banyaknya produk-produk tertentu yang dikerjakan oleh perusahaan kecil. Perusahaan besar dan menengah banyak ketergantungan kepada perusahaan kecil, karena jika hanya dikerjakan perusahaan besar dan menengah, marginnya menjadi tidak ekonomis.
b. Merupakan pemerataan konsentrasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat.
Secara umum perusahaan dalam skala kecil baik usaha perseorangan maupun persekutuan (kerja sama) memiliki kelebihan dan daya tarik. Kelebihan dan daya tarik tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pemilik merangkap manajer perusahaan dan merangkap semua fungsi manajerial seperti marketing, finance, dan administrasi.
b. Dalam pengelolaannya mungkin tidak memiliki keahlian manajerial yang handal.
c. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa-jasa baru.
d. Risiko usaha menjadi beban pemilik.
e. Pertumbuhannya lambat, tidak teratur, tetapi kadang-kadang terlalu cepat dan bahkan prematur.
f. Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki rencana jangka panjang.
g. Bebas menentukan harga produksi atas barang dan jasa.
h. Prosedur hukumnya sederhana.
i. Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha, bukan perusahaannya.
j. Komunikasi dengan pihak luar bersifat pribadi.
k. Mudah dalam proses pendiriannya.
l. Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki.
m. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu.
n. Pemilik menerima seluruh laba.
o. Umumnya mampu untuk survive.
p. Cocok untuk mengelola produk, jasa, atau proyek perintisan yang sama sekali baru, atau belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing.
q. Memberikan peluang dan kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah demi berkembangnya usaha kecil.
r. Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola.
s. Relatif tidak membutuhkan investasi terlalu besar, tenaga kerja tidak berpendidikan tinggi, dan sarana produksi lainnya relatif tidak terlalu mahal.
t. Mempunyai ketergantungan secara moril dan semangat usaha dengan pengusaha kecil lainnya.
2. Kelemahan Pengelolaan Usaha Kecil
Kelemahan dan hambatan dalam pengelolaan usaha kecil umumnya berkaitan dengan faktor intern dari usaha kecil itu sendiri. Kelemahan dan hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Terlalu banyak biaya yang dikeluarkan, utang yang tidak bermanfaat, tidak mematuhi ketentuan pembukuan standar.
b. Pembagian kerja yang tidak proporsional, dan karyawan sering bekerja di luar batas jam kerja standar.
c. Tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja karena tidak adanya perencanaan kas.
d. Persediaan barang terlalu banyak sehingga beberapa jenis barang ada yang kurang laku.
e. Sering terjadi mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip-prinsip manajerial.
f. Sumber modal yang terbatas pada kemampuan pemilik.
g. Perencanaan dan program pengendalian sering tidak ada atau belum pernah merumuskan.
Adapun yang menyangkut faktor ekstern antara lain:
a. Risiko dan utang-utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.
b. Sering kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola, serta lemah dalam promosi.
c. Tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, dan analisis perputaran uang tunai.
Sumber: M. Tohar, Membuka Usaha Kecil, hal 27-29
Sunday, August 22, 2010
Panduan Memulai Bisnis untuk Pegawai Kantoran (pemula)
Bagi pekerja kantoran atau karyawan entah di swasta ataupun pegawai negeri, membangun bisnis online ataupun offline adalah hal yang mungkin tidak pernah terpikirkan. Berdasarkan pengalaman saya, sekitar 80% dari mereka mengatakan bahwa bisnis bukanlah jalur hidup mereka atau mereka merasa tidak memiliki bakat berbisnis sehingga mereka mengesampingkan bisnis sebagai alternatif atau tujuan utama dalam hal mencari rejeki. Padahal di tengah sulitnya ekonomi Indonesia saat ini, membangun bisnis harusnya merupakan kewajiban bagi tiap warga negara. Mengapa kita harus mulai membangun bisnis?
1.Agar Memiliki Pendapatan Cadangan Diluar Gaji Kantor.
Mengandalkan penghasilan dari pekerjaan sebagai pegawai kantoran cukup riskan. Apalagi ekonomi Indonesia masih sulit untuk bangkit. PHK atau perusahaan bangkrut adalah hal yang lazim terjadi. Dengan mulai membangun bisnis, anda memiliki income cadangan jika sewaktu-waktu terkena PHK atau perusahaan gulung tikar. Apalagi jika anda sudah berumah tangga dan hanya mengandalkan penghasilan dari satu orang saja bisa berbahaya jika tiba-tiba terkena PHK. Rumah tangga bisa terguncang bahkan tak jarang yang bunuh diri/gila gara-gara ekonominya tiba-tiba ambruk. Tidak ada jaminan perusahaan yang besar sekalipun akan survive terus menerus.
Kesalahan terbesar pekerja kantoran adalah mereka terbius oleh “zona kenyamanan” yaitu mendapat gaji rutin tiap bulan. Dengan pendapatan rutin seperti ini, bisnis tidak dipikirkan. Waktunya terlalu sibuk untuk bekerja. Ketika terkena PHK barulah mereka menjerit-jerit, menggelar demo besar-besaran. Beberapa dari mereka yang beruntung mendapat pesangon langsung menggunakannya untuk ikutan bisnis yang ia tidak memiliki pengetahuan/pengalaman sama sekali. Akibatnya ia tertipu atau bangkrut. Dunia serasa kiamat.
2. Membantu Pemerintah Mengatasi Pengangguran
Jangan sekali-kali mengandalkan pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan. Pemerintah tidak bisa diandalkan dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan. Jangan menunggu! kita sendiri yang harus bergerak!. Pengangguran di Indonesia sudah terlalu banyak bahkan yang bergelar S1-S2 turut meramaikan komunitas pengangguran. Dengan kita mulai membangun bisnis, minimal bisa menolong diri kita sendiri dari ancaman pengangguran. Syukur-syukur jika bisnis berkembang, kita malah bisa merekrut orang untuk dijadikan pegawai. Dengan merekrut orang jadi pegawai, berati kita turut menciptakan lapangan kerja dan ini sangat membantu pemerintah mengatasi pengangguran.
Pemerintah juga seharusnya giat mengkampanyekan “Gerakan Wirausaha Nasional” agar banyak tercipta lapangan kerja dari para pebisnis. Mindset sebagian warga Indonesia harus diubah bahwa setelah selesai sekolah/kuliah tidak mesti harus cari lowongan kerja.
3. Sebagai Sarana untuk Menolong orang lain
Saya pernah berbisnis burger dengan modal sekitar 2,5 juta/counter. Saya punya beberapa counter di beberapa minimarket. Yang saya rekrut pada saat itu adalah orang-orang yang membutuhkan pekerjaan dan tentu tidak malu untuk jualan burger. Beberapa orang yang menurut saya pengangguran kelas berat ternyata menolak menjadi pegawai counter burger dengan alasan “gengsi” jualan burger di depan minimarket. Saya lantas berpikir, pantas saja hidup mereka susah terus.. la wong kerja halal saja koq pake gengsi. Padahal jelas sekali gengsi tidak bisa membuat kita kaya. Justru kalau nanti kaya sudah pasti kita bergengsi hehehe. Waktu itu saya baru tahu bahwa kondisi miskin itu diciptakan oleh mindset (pemikiran) mereka sendiri. Mereka maunya instan : dapat uang tanpa perlu kerja keras. Saat tulisan ini dibuat, mereka masih memilih menjadi tukang parkir gelap/serabutan atau menjadi polisi cepek dijalanan. Padahal jika mau jualan burger, penghasilan mereka jelas lebih tinggi, apalagi jika jualannya laku keras pasti akan dapat komisi lagi.
Akhirnya saya dapat pegawai dari kalangan ibu-ibu. Mereka tidak masalah harus jualan burger, yang penting anaknya tetap bisa sekolah karena suaminya jadi pengangguran akibat PHK. Meskipun hanya jualan burger, Alhamdulilah bisa membantu orang lain yang membutuhkan.
4. Sebagai Persiapan Pensiun
Pensiun berarti hilangnya pendapatan berupa gaji. Kita hanya akan mendapat tunjangan semacam jamsostek atau tunjangan hari tua. Bagi yang terbiasa kerja, pensiun bisa menyebabkan post power syndrome dimana seseorang akan mengalami stress, merasa tidak berharga lagi bahkan cenderung temperamental. Dengan memulai bisnis sejak menjadi karyawan, maka ketika pensiun tiba kita tetap bisa beraktivitas mengurusi bisnis. Dengan memiliki bisnis setelah pensiun kita pun tidak melulu tergantung secara finansial kepada anak.
Manfaat lain jika kita memulai bisnis saat menjadi karyawan adalah dapat memotong learning curver (kurva belajar). Bisnis adalah belajar yang tiada henti. Jika kita baru membangun bisnis setelah pensiun maka kita harus belajar semuanya dari awal sehingga resiko kegagalan pun semakin besar. Lain halnya jika kita memulai bisnis sejak dini, skill wirausaha kita terasah, mental semakin kuat dan pengalaman dilapangan akan membuat kita menjadi kian matang seiring dengan pertambahan umur.
Jika bisnis yang kita bangun telah berkembang pesat, maka anda bisa menjadikan bisnis sebagai warisan bagi anak-cucu kita kelak. Anak-cucu kita minimal tidak ikut-ikutan menjadi Barisan Pengangguran Indonesia.
Berikut ini beberapa tips untuk anda dalam hal memulai bisnis :
A. Tetapkan Tujuan Anda Membangun Bisnis. Apa tujuan anda membangun bisnis? untuk cari tambahan penghasilan? sekedar coba-coba? bosan diperintah atasan? ingin membantu orang lain? . Niat inilah yang akan menentukan daya tahan anda di bisnis. Kalau sekedar coba-coba, bisa dipastikan anda akan mudah putus asa jika menghadapi kendala nantinya. Membangun bisnis berbeda dengan bekerja dikantoran.
Ketika menjadi karyawan kita tinggal menjalankan tugas melalui arahan dari atasan/bos. Tapi dibisnis, kita sendirilah yang harus merencakan sekaligus mengeksekusi segala keputusan. Di bisnis, kita belajar menjadi pemilik usaha. Minimal kita adalah bos bagi diri sendiri. Jika nantinya punya karyawan maka anda adalah bos bagi karyawan tersebut. Dengan demikian, di bisnis kita harus mampu juga untuk mengatur anak buah, bekerja sama dengan partner bisnis, menyusun strategi bisnis dll. Kita nantinya akan belajar banyak hal mulai dari soal keuangan, mencari pemodal, partner bisnis, memotivasi diri sendiri/anak buah, menghadapi kendala dll. So… kalaupun nantinya kita bangkrut di bisnis, percayalah bahwa tidak ada yang sia-sia. Bisnis boleh bangkrut tapi ilmu kita akan bertambah, intuisi bertambah tajam dan ini akan menjadi modal selanjutnya untuk kembali bangkit membangun bisnis lainnya.
Boleh dibilang hampir tidak ada pebisnis yang memulai bisnis dari awal lalu langsung sukses. Biasanya kita harus trial error dari satu bisnis ke bisnis lain sampai menemukan yang cocok. Jadi dengan memulai bisnis pada saat jadi karyawan paling tidak kita sudah mengumpulkan banyak pengalaman berbisnis. Mau sukses di bisnis boleh dibilang harus “babak belur” dulu di awal. Babak belur yang dimaksud mencakup : kena tipu, kemalingan barang, web kena hack, bangkrut dll. Itu semua akan jadi pengalaman dan ilmu yang berharga untuk kejayaan bisnis kita di masa depan.
B. Pilihlah bisnis yang merupakan hobi/kesenangan anda. Jika anda hobi memasak, bisa dimulai dengan membuka rumah makan atau membeli franchise bisnis kuliner. Jika anda seorang webmaster, maka bisa membuat website atau blog yang dapat menghasilkan uang melalui program affiliate, Pay per Review semacam blogvertise, sponsoredreview atau ikut program Pay per Click semacam google adsense, adbrite, bidvertiser dll. Usahakan anda belajar dari orang yang telah berkecimpung di bisnis tersebut agar anda lebih memahami medan bisnisnya. Bisnis yang dilakukan tanpa ilmu cukup riskan dijalankan apalagi yang modalnya mencapai ratusan juta/milyaran.
Jika anda memiliki modal yang besar (ratusan juta/milyaran) namun minim pengalaman bisnis, disarankan mengambil paket bisnis siap pakai atau yang lebih dikenal dengan Franchise. Dengan mengambil franchise, segala sesuatunya telah disiapkan pihak franchisor seperti perlengkapan, dekorasi, brosur, bahan, pelatihan dll. Anda hanya perlu menyiapkan modal, lokasi dan SDMnya saja.
C. Ikuti Kursus Wirausaha (Entrepreneur University). Bagi karyawan kantoran, membangun bisnis itu biasanya ditakuti. Takut gagal, takut bangkrut, takut tertipu, takut gak bisa balikin modal dll ketakutan. Dengan mengikuti kursus wirausaha, kita akan mendapat motivasi untuk mengubur segala ketakutan dan nantinya juga akan mendapat banyak masukan dari mentor-mentor bisnis yang memang sudah terbukti sukses dalam bisnisnya. Manfaat lainnya, di kursus tersebut kita akan berkenalan dengan orang yang memiliki visi yang sama sehingga nantinya bisa dijadikan partner bisnis. Beberapa intitusi yang mengadakan kursus wirausaha misalnya Primagama Entrepreneur University, GreenLeaf dll.
D. Mulailah Bisnis Secara Partime. Nasehat ini adalah untuk mereka yang pemula dalam dunia bisnis : Jangan dulu resign atau keluar dari pekerjaan anda ketika memulai membangun bisnis. Jika bisnis tersebut masih bisa dikerjakan secara partime maka itu lebih baik. Hal ini untuk meminimalisasi risiko. Kalau anda langsung keluar dari pekerjaan dan beberapa bulan kemudian bisnis anda tutup, maka anda akan kehilangan semua sumber pendapatan.
Nah, ketika bisnis anda semakin besar dan pendapatannya minimal 3x lipat dari gaji anda, silahkan saja kalau ingin keluar dari pekerjaan dan fokus membesarkan bisnis anda. Banyak pelaku bisnis pemula yang terlalu antusias dalam membangun bisnis sehingga terlalu cepat mengambil keputusan untuk keluar dari kantor. Pada beberapa sesi kursus wirausaha, mentor bisnis juga terkadang “ngompori” anak didiknya untuk keluar dari kerjaan dan mulai membangun bisnis. Ini perlu diwaspadai! jangan diikuti dulu karena mentor itu tidak akan bertanggung jawab manakala bisnis anda nanti bangkrut.
Memulai bisnis secara partime juga hanya ditujukan untuk bisnis dengan modal yang kecil. Jika modalnya mencapai ratusan atau bahkan milyaran rupiah, tentu sebaiknya fulltime agar bisa fokus mengelolanya. Apalagi jika modal tersebut berasal dari hutang, mau tidak mau anda harus fokus di bisnis untuk mengembalikan hutang tersebut.
E. Carilah Partner Bisnis (sharing risiko). Memulai bisnis pertama kali risikonya cukup besar karena kita belum memiliki pengalaman atau jam terbang yang tinggi. Dengan risiko seperti ini, ada baiknya anda mencari rekanan atau partner bisnis untuk diajak bergabung. Misalnya untuk membangun bengkel motor diperlukan modal sebesar 50 juta. Nah anda bisa cari 1-2 orang partner untuk diajak patungan modal. Jangan juga terlalu banyak mencari partner karena semakin banyak orang yang bergabung, maka pengambilan keputusan akan semakin rumit karena banyaknya ide/pendapat. Lebih baik mencari maksimal 2 orang partner yang memiliki visi yang sama.
Patungan adalah salah satu jalan terbaik dalam rangka mencari modal. Cara lain untuk mencari modal adalah dengan meminjam kepada teman atau saudara. Waktu masih kuliah (belum bekerja), saya bahkan pernah membuat warnet tanpa modal karena dapat pinjaman dari teman. Sebisa mungkin memang jangan menggunakan uang sendiri. Pakai saja uang orang lain atau bank, nah bayarnya dari keuntungan bisnis tersebut.
Kalau mau pinjam uang ke bank, gunakanlah fasilitas KTA (kredit tanpa agunan). KTA ini cocok untuk karyawan karena hanya memerlukan slip gaji atau fotocopy kartu kredit.
Dengan cara patungan modal, risiko bisa ditanggung bersama. Jika nantinya anda sudah mahir mengelola bisnis tersebut, barulah anda bisa mendirikan bisnis seorang diri karena telah memiliki banyak pengalaman/pengetahuan. Makin banyak pengalaman/pengetahuan, bisnis tersebut akan semakin minim risikonya yang berarti kemungkinan anda untuk sukses akan semakin besar!
Oke… selamat mencoba!
1.Agar Memiliki Pendapatan Cadangan Diluar Gaji Kantor.
Mengandalkan penghasilan dari pekerjaan sebagai pegawai kantoran cukup riskan. Apalagi ekonomi Indonesia masih sulit untuk bangkit. PHK atau perusahaan bangkrut adalah hal yang lazim terjadi. Dengan mulai membangun bisnis, anda memiliki income cadangan jika sewaktu-waktu terkena PHK atau perusahaan gulung tikar. Apalagi jika anda sudah berumah tangga dan hanya mengandalkan penghasilan dari satu orang saja bisa berbahaya jika tiba-tiba terkena PHK. Rumah tangga bisa terguncang bahkan tak jarang yang bunuh diri/gila gara-gara ekonominya tiba-tiba ambruk. Tidak ada jaminan perusahaan yang besar sekalipun akan survive terus menerus.
Kesalahan terbesar pekerja kantoran adalah mereka terbius oleh “zona kenyamanan” yaitu mendapat gaji rutin tiap bulan. Dengan pendapatan rutin seperti ini, bisnis tidak dipikirkan. Waktunya terlalu sibuk untuk bekerja. Ketika terkena PHK barulah mereka menjerit-jerit, menggelar demo besar-besaran. Beberapa dari mereka yang beruntung mendapat pesangon langsung menggunakannya untuk ikutan bisnis yang ia tidak memiliki pengetahuan/pengalaman sama sekali. Akibatnya ia tertipu atau bangkrut. Dunia serasa kiamat.
2. Membantu Pemerintah Mengatasi Pengangguran
Jangan sekali-kali mengandalkan pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan. Pemerintah tidak bisa diandalkan dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan. Jangan menunggu! kita sendiri yang harus bergerak!. Pengangguran di Indonesia sudah terlalu banyak bahkan yang bergelar S1-S2 turut meramaikan komunitas pengangguran. Dengan kita mulai membangun bisnis, minimal bisa menolong diri kita sendiri dari ancaman pengangguran. Syukur-syukur jika bisnis berkembang, kita malah bisa merekrut orang untuk dijadikan pegawai. Dengan merekrut orang jadi pegawai, berati kita turut menciptakan lapangan kerja dan ini sangat membantu pemerintah mengatasi pengangguran.
Pemerintah juga seharusnya giat mengkampanyekan “Gerakan Wirausaha Nasional” agar banyak tercipta lapangan kerja dari para pebisnis. Mindset sebagian warga Indonesia harus diubah bahwa setelah selesai sekolah/kuliah tidak mesti harus cari lowongan kerja.
3. Sebagai Sarana untuk Menolong orang lain
Saya pernah berbisnis burger dengan modal sekitar 2,5 juta/counter. Saya punya beberapa counter di beberapa minimarket. Yang saya rekrut pada saat itu adalah orang-orang yang membutuhkan pekerjaan dan tentu tidak malu untuk jualan burger. Beberapa orang yang menurut saya pengangguran kelas berat ternyata menolak menjadi pegawai counter burger dengan alasan “gengsi” jualan burger di depan minimarket. Saya lantas berpikir, pantas saja hidup mereka susah terus.. la wong kerja halal saja koq pake gengsi. Padahal jelas sekali gengsi tidak bisa membuat kita kaya. Justru kalau nanti kaya sudah pasti kita bergengsi hehehe. Waktu itu saya baru tahu bahwa kondisi miskin itu diciptakan oleh mindset (pemikiran) mereka sendiri. Mereka maunya instan : dapat uang tanpa perlu kerja keras. Saat tulisan ini dibuat, mereka masih memilih menjadi tukang parkir gelap/serabutan atau menjadi polisi cepek dijalanan. Padahal jika mau jualan burger, penghasilan mereka jelas lebih tinggi, apalagi jika jualannya laku keras pasti akan dapat komisi lagi.
Akhirnya saya dapat pegawai dari kalangan ibu-ibu. Mereka tidak masalah harus jualan burger, yang penting anaknya tetap bisa sekolah karena suaminya jadi pengangguran akibat PHK. Meskipun hanya jualan burger, Alhamdulilah bisa membantu orang lain yang membutuhkan.
4. Sebagai Persiapan Pensiun
Pensiun berarti hilangnya pendapatan berupa gaji. Kita hanya akan mendapat tunjangan semacam jamsostek atau tunjangan hari tua. Bagi yang terbiasa kerja, pensiun bisa menyebabkan post power syndrome dimana seseorang akan mengalami stress, merasa tidak berharga lagi bahkan cenderung temperamental. Dengan memulai bisnis sejak menjadi karyawan, maka ketika pensiun tiba kita tetap bisa beraktivitas mengurusi bisnis. Dengan memiliki bisnis setelah pensiun kita pun tidak melulu tergantung secara finansial kepada anak.
Manfaat lain jika kita memulai bisnis saat menjadi karyawan adalah dapat memotong learning curver (kurva belajar). Bisnis adalah belajar yang tiada henti. Jika kita baru membangun bisnis setelah pensiun maka kita harus belajar semuanya dari awal sehingga resiko kegagalan pun semakin besar. Lain halnya jika kita memulai bisnis sejak dini, skill wirausaha kita terasah, mental semakin kuat dan pengalaman dilapangan akan membuat kita menjadi kian matang seiring dengan pertambahan umur.
Jika bisnis yang kita bangun telah berkembang pesat, maka anda bisa menjadikan bisnis sebagai warisan bagi anak-cucu kita kelak. Anak-cucu kita minimal tidak ikut-ikutan menjadi Barisan Pengangguran Indonesia.
Berikut ini beberapa tips untuk anda dalam hal memulai bisnis :
A. Tetapkan Tujuan Anda Membangun Bisnis. Apa tujuan anda membangun bisnis? untuk cari tambahan penghasilan? sekedar coba-coba? bosan diperintah atasan? ingin membantu orang lain? . Niat inilah yang akan menentukan daya tahan anda di bisnis. Kalau sekedar coba-coba, bisa dipastikan anda akan mudah putus asa jika menghadapi kendala nantinya. Membangun bisnis berbeda dengan bekerja dikantoran.
Ketika menjadi karyawan kita tinggal menjalankan tugas melalui arahan dari atasan/bos. Tapi dibisnis, kita sendirilah yang harus merencakan sekaligus mengeksekusi segala keputusan. Di bisnis, kita belajar menjadi pemilik usaha. Minimal kita adalah bos bagi diri sendiri. Jika nantinya punya karyawan maka anda adalah bos bagi karyawan tersebut. Dengan demikian, di bisnis kita harus mampu juga untuk mengatur anak buah, bekerja sama dengan partner bisnis, menyusun strategi bisnis dll. Kita nantinya akan belajar banyak hal mulai dari soal keuangan, mencari pemodal, partner bisnis, memotivasi diri sendiri/anak buah, menghadapi kendala dll. So… kalaupun nantinya kita bangkrut di bisnis, percayalah bahwa tidak ada yang sia-sia. Bisnis boleh bangkrut tapi ilmu kita akan bertambah, intuisi bertambah tajam dan ini akan menjadi modal selanjutnya untuk kembali bangkit membangun bisnis lainnya.
Boleh dibilang hampir tidak ada pebisnis yang memulai bisnis dari awal lalu langsung sukses. Biasanya kita harus trial error dari satu bisnis ke bisnis lain sampai menemukan yang cocok. Jadi dengan memulai bisnis pada saat jadi karyawan paling tidak kita sudah mengumpulkan banyak pengalaman berbisnis. Mau sukses di bisnis boleh dibilang harus “babak belur” dulu di awal. Babak belur yang dimaksud mencakup : kena tipu, kemalingan barang, web kena hack, bangkrut dll. Itu semua akan jadi pengalaman dan ilmu yang berharga untuk kejayaan bisnis kita di masa depan.
B. Pilihlah bisnis yang merupakan hobi/kesenangan anda. Jika anda hobi memasak, bisa dimulai dengan membuka rumah makan atau membeli franchise bisnis kuliner. Jika anda seorang webmaster, maka bisa membuat website atau blog yang dapat menghasilkan uang melalui program affiliate, Pay per Review semacam blogvertise, sponsoredreview atau ikut program Pay per Click semacam google adsense, adbrite, bidvertiser dll. Usahakan anda belajar dari orang yang telah berkecimpung di bisnis tersebut agar anda lebih memahami medan bisnisnya. Bisnis yang dilakukan tanpa ilmu cukup riskan dijalankan apalagi yang modalnya mencapai ratusan juta/milyaran.
Jika anda memiliki modal yang besar (ratusan juta/milyaran) namun minim pengalaman bisnis, disarankan mengambil paket bisnis siap pakai atau yang lebih dikenal dengan Franchise. Dengan mengambil franchise, segala sesuatunya telah disiapkan pihak franchisor seperti perlengkapan, dekorasi, brosur, bahan, pelatihan dll. Anda hanya perlu menyiapkan modal, lokasi dan SDMnya saja.
C. Ikuti Kursus Wirausaha (Entrepreneur University). Bagi karyawan kantoran, membangun bisnis itu biasanya ditakuti. Takut gagal, takut bangkrut, takut tertipu, takut gak bisa balikin modal dll ketakutan. Dengan mengikuti kursus wirausaha, kita akan mendapat motivasi untuk mengubur segala ketakutan dan nantinya juga akan mendapat banyak masukan dari mentor-mentor bisnis yang memang sudah terbukti sukses dalam bisnisnya. Manfaat lainnya, di kursus tersebut kita akan berkenalan dengan orang yang memiliki visi yang sama sehingga nantinya bisa dijadikan partner bisnis. Beberapa intitusi yang mengadakan kursus wirausaha misalnya Primagama Entrepreneur University, GreenLeaf dll.
D. Mulailah Bisnis Secara Partime. Nasehat ini adalah untuk mereka yang pemula dalam dunia bisnis : Jangan dulu resign atau keluar dari pekerjaan anda ketika memulai membangun bisnis. Jika bisnis tersebut masih bisa dikerjakan secara partime maka itu lebih baik. Hal ini untuk meminimalisasi risiko. Kalau anda langsung keluar dari pekerjaan dan beberapa bulan kemudian bisnis anda tutup, maka anda akan kehilangan semua sumber pendapatan.
Nah, ketika bisnis anda semakin besar dan pendapatannya minimal 3x lipat dari gaji anda, silahkan saja kalau ingin keluar dari pekerjaan dan fokus membesarkan bisnis anda. Banyak pelaku bisnis pemula yang terlalu antusias dalam membangun bisnis sehingga terlalu cepat mengambil keputusan untuk keluar dari kantor. Pada beberapa sesi kursus wirausaha, mentor bisnis juga terkadang “ngompori” anak didiknya untuk keluar dari kerjaan dan mulai membangun bisnis. Ini perlu diwaspadai! jangan diikuti dulu karena mentor itu tidak akan bertanggung jawab manakala bisnis anda nanti bangkrut.
Memulai bisnis secara partime juga hanya ditujukan untuk bisnis dengan modal yang kecil. Jika modalnya mencapai ratusan atau bahkan milyaran rupiah, tentu sebaiknya fulltime agar bisa fokus mengelolanya. Apalagi jika modal tersebut berasal dari hutang, mau tidak mau anda harus fokus di bisnis untuk mengembalikan hutang tersebut.
E. Carilah Partner Bisnis (sharing risiko). Memulai bisnis pertama kali risikonya cukup besar karena kita belum memiliki pengalaman atau jam terbang yang tinggi. Dengan risiko seperti ini, ada baiknya anda mencari rekanan atau partner bisnis untuk diajak bergabung. Misalnya untuk membangun bengkel motor diperlukan modal sebesar 50 juta. Nah anda bisa cari 1-2 orang partner untuk diajak patungan modal. Jangan juga terlalu banyak mencari partner karena semakin banyak orang yang bergabung, maka pengambilan keputusan akan semakin rumit karena banyaknya ide/pendapat. Lebih baik mencari maksimal 2 orang partner yang memiliki visi yang sama.
Patungan adalah salah satu jalan terbaik dalam rangka mencari modal. Cara lain untuk mencari modal adalah dengan meminjam kepada teman atau saudara. Waktu masih kuliah (belum bekerja), saya bahkan pernah membuat warnet tanpa modal karena dapat pinjaman dari teman. Sebisa mungkin memang jangan menggunakan uang sendiri. Pakai saja uang orang lain atau bank, nah bayarnya dari keuntungan bisnis tersebut.
Kalau mau pinjam uang ke bank, gunakanlah fasilitas KTA (kredit tanpa agunan). KTA ini cocok untuk karyawan karena hanya memerlukan slip gaji atau fotocopy kartu kredit.
Dengan cara patungan modal, risiko bisa ditanggung bersama. Jika nantinya anda sudah mahir mengelola bisnis tersebut, barulah anda bisa mendirikan bisnis seorang diri karena telah memiliki banyak pengalaman/pengetahuan. Makin banyak pengalaman/pengetahuan, bisnis tersebut akan semakin minim risikonya yang berarti kemungkinan anda untuk sukses akan semakin besar!
Oke… selamat mencoba!
Thursday, August 19, 2010
Menjadi Pribadi Sukses
Untuk menjadi sukses dalam kehidupan (sukses dalam pekerjaan, karir, bisnis, dan keluarga), kita perlu memiliki suatu karakter tertentu, juga perlu memiliki cara berpikir tertentu yang mengacu kepada prinsip-prinsip keberhasilan. Inilah prinsip yang perlu dipelajari:
1) KESADARAN AKAN ARAH.
Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau kita sendiri tidak tahu arah yang ingin dituju. Tanpa tujuan, sudah pasti kita akan bingung: tidak tahu apa yang akan kita kerjakan dan untuk apa mengerjakannya!
Orang yang sukses tentunya memiliki tujuan yang realistis, jelas, pasti, dan diyakini dengan segenap hati.
2) KEJERNIHAN PIKIRAN
Kejernihan pikiran sangat penting dalam menjalani kehidupan yang sukses, sebab ibarat sebuah mobil, ketika kita mengendarai mobil, pandangan di depan haruslah jernih sehingga kita dapat melihat ke depan sebagaimana adanya tanpa ada halangan apa pun. Maka kita dapat mengarahkan mobil pada arah yang tetap dan selamat sampai ke tujuan.
Bila kita memiliki kejernihan pikiran, kita akan mampu melihat kebenaran. Sebab kita harus mengerjakan apa yang benar, bukan membenarkan apa yang kita lakukan.
3) KEBERANIAN
Mempunyai sasaran serta memahami situasinya belumlah cukup. Anda harus mempunyai keberanian untuk bertindak, sebab hanya dengan tindakanlah sasaran itu dapat diubah menjadi kenyataan.
Perbedaan antara orang yang sukses dan gagal bukanlah kemampuan yang lebih baik atau ide yang lebih baik, melainkan keberanian untuk bertaruh atas ide-idenya sendiri, dan mengambil risiko yang diperhitungkan, serta bertindak.
4) MEMBERI
Kepribadian-kepribadian sukses itu: menghormati dan memperlakukan sesamanya sebagai manusia, daripada objek belaka. "Memberi" ibarat menanam bibit pada sebidang tanah yang subur, dan suatu saat bibit yang Anda tanam itu akan tumbuh pohon yang besar dan menghasilkan buah-buah manis.
Biasakan diri Anda untuk memberi. Pertama, berikan nilai tambah bagi orang lain. Kedua, berikan peningkatan hidup bagi orang lain. Dan ketiga, berikan manfaat bagi orang lain, yang sebesar-besarnya sesuai dengan kemampuan yang Anda miliki.
5) HARGA DIRI
Pribadi yang sukses itu memiliki self-esteem yang sehat, di mana mereka tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, tidak suka mengeluh, tidak suka mengkritik atau menjelekkan orang lain, mampu berlapang hati ketika menghadapi kegagalan serta mampu bersabar dalam menghadapi hambatan.
6) KEPERCAYAAN DIRI
Kepercayaan diri dibangun atas pengalaman sukses. Selain itu, kepercayaan diri bisa tumbuh bila kita mulai membentuk kebiasaan mengingat sukses-sukses di masa lalu dan melupakan kegagalan-kegagalan di masa lalu.
7) PENERIMAAN DIRI
Tidak ada sukses sejati atau kebahagiaan sejati sebelum kita bisa menerima diri sendiri. Kita akan merasa lega atau puas ketika bersedia menanggalkan segala kepura-puraan dan mau menjadi diri sendiri.
Sukses datang ketika kita bersedia rileks dan menjadi diri sendiri, bukan ketika kita berupaya keras menjadi orang lain. Penerimaan diri artinya menerima diri kita sekarang, apa adanya, dengan segala kesalahan, kelemahan, kekurangan, kekeliruan serta kekuatan, dan kelebihan kita.
Salam Bahagia dan Sejahtera!
______________
Sumber: Soegianto Hartono, Pelatih dan Konsultan Citra Diri Sukses [E-mail: soe_hartono@hotmail.com - HP: 0813-64808061 atau 0857-65364838 - Blog: www.soegiantohartono.blogspot.com]
1) KESADARAN AKAN ARAH.
Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau kita sendiri tidak tahu arah yang ingin dituju. Tanpa tujuan, sudah pasti kita akan bingung: tidak tahu apa yang akan kita kerjakan dan untuk apa mengerjakannya!
Orang yang sukses tentunya memiliki tujuan yang realistis, jelas, pasti, dan diyakini dengan segenap hati.
2) KEJERNIHAN PIKIRAN
Kejernihan pikiran sangat penting dalam menjalani kehidupan yang sukses, sebab ibarat sebuah mobil, ketika kita mengendarai mobil, pandangan di depan haruslah jernih sehingga kita dapat melihat ke depan sebagaimana adanya tanpa ada halangan apa pun. Maka kita dapat mengarahkan mobil pada arah yang tetap dan selamat sampai ke tujuan.
Bila kita memiliki kejernihan pikiran, kita akan mampu melihat kebenaran. Sebab kita harus mengerjakan apa yang benar, bukan membenarkan apa yang kita lakukan.
3) KEBERANIAN
Mempunyai sasaran serta memahami situasinya belumlah cukup. Anda harus mempunyai keberanian untuk bertindak, sebab hanya dengan tindakanlah sasaran itu dapat diubah menjadi kenyataan.
Perbedaan antara orang yang sukses dan gagal bukanlah kemampuan yang lebih baik atau ide yang lebih baik, melainkan keberanian untuk bertaruh atas ide-idenya sendiri, dan mengambil risiko yang diperhitungkan, serta bertindak.
4) MEMBERI
Kepribadian-kepribadian sukses itu: menghormati dan memperlakukan sesamanya sebagai manusia, daripada objek belaka. "Memberi" ibarat menanam bibit pada sebidang tanah yang subur, dan suatu saat bibit yang Anda tanam itu akan tumbuh pohon yang besar dan menghasilkan buah-buah manis.
Biasakan diri Anda untuk memberi. Pertama, berikan nilai tambah bagi orang lain. Kedua, berikan peningkatan hidup bagi orang lain. Dan ketiga, berikan manfaat bagi orang lain, yang sebesar-besarnya sesuai dengan kemampuan yang Anda miliki.
5) HARGA DIRI
Pribadi yang sukses itu memiliki self-esteem yang sehat, di mana mereka tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, tidak suka mengeluh, tidak suka mengkritik atau menjelekkan orang lain, mampu berlapang hati ketika menghadapi kegagalan serta mampu bersabar dalam menghadapi hambatan.
6) KEPERCAYAAN DIRI
Kepercayaan diri dibangun atas pengalaman sukses. Selain itu, kepercayaan diri bisa tumbuh bila kita mulai membentuk kebiasaan mengingat sukses-sukses di masa lalu dan melupakan kegagalan-kegagalan di masa lalu.
7) PENERIMAAN DIRI
Tidak ada sukses sejati atau kebahagiaan sejati sebelum kita bisa menerima diri sendiri. Kita akan merasa lega atau puas ketika bersedia menanggalkan segala kepura-puraan dan mau menjadi diri sendiri.
Sukses datang ketika kita bersedia rileks dan menjadi diri sendiri, bukan ketika kita berupaya keras menjadi orang lain. Penerimaan diri artinya menerima diri kita sekarang, apa adanya, dengan segala kesalahan, kelemahan, kekurangan, kekeliruan serta kekuatan, dan kelebihan kita.
Salam Bahagia dan Sejahtera!
______________
Sumber: Soegianto Hartono, Pelatih dan Konsultan Citra Diri Sukses [E-mail: soe_hartono@hotmail.com - HP: 0813-64808061 atau 0857-65364838 - Blog: www.soegiantohartono.blogspot.com]
Tuesday, August 17, 2010
Bob Sadino : Miskin Dulu, Kaya Raya Kemudian
Entrepreneur sukses yang satu ini menjalani jalan hidup yang panjang dan berliku sebelum meraih sukses. Dia sempat menjadi supir taksi hingga kuli bangunan yang hanya berpenghasilan Rp100.
Penampilannya eksentrik. Bercelana pendek jins, kemeja lengan pendek yang ujung lengannya tidak dijahit, dan kerap menyelipkan cangklong di mulutnya. Ya, itulah sosok pengusaha ternama Bob Sadino, seorang entrepreneur sukses yang merintis usahanya benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari keluarga wirausaha. Siapa sangka, pendiri dan pemilik tunggal Kem Chicks (supermarket) ini pernah menjadi sopir taksi dan kuli bangunan dengan upah harian Rp100.
Celana pendek memang menjadi “pakaian dinas” Om Bob –begitu dia biasa disapa– dalam setiap aktivitasnya. Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933, yang mempunyai nama asli Bambang Mustari Sadino, hampir tidak pernah melewatkan penampilan ini. Baik ketika santai, mengisi seminar entrepreneur, maupun bertemu pejabat pemerintah seperti presiden. Aneh, namun itulah Bob Sadino.
“Keanehan” juga terlihat dari perjalanan hidupnya. Kemapanan yang diterimanya pernah dianggap sebagai hal yang membosankan yang harus ditinggalkan. Anak bungsu dari keluarga berkecukupan ini mungkin tidak akan menjadi seorang entrepreneur yang menjadi rujukan semua orang seperti sekarang jika dulu tidak memilih untuk menjadi “orang miskin”.
Sewaktu orangtuanya meninggal, Bob yang kala itu berusia 19 tahun mewarisi seluruh hartake kayaan keluarganya karena semua saudara kandungnya kala itu sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih sembilan tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam, Belanda, juga di Hamburg, Jerman. Di Eropa ini dia bertemu Soelami Soejoed yang kemudian menjadi istrinya.
Sebelumnya dia sempat bekerja di Unilever Indonesia. Namun, hidup dengan tanpa tantangan baginya merupakan hal yang membosankan. Ketika semua sudah pasti didapat dan sumbernya ada menjadikannya tidak lagi menarik. “Dengan besaran gaji waktu itu kerja di Eropa, ya enaklah kerja di sana. Siang kerja, malamnya pesta dan dansa. Begitu-begitu saja, terus menikmati hidup,” tulis Bob Sadino dalam bukunya Bob Sadino: Mereka Bilang Saya Gila.
Pada 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Kala itu dia membawa serta dua mobil Mercedes miliknya. Satu mobil dijual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri. Satu mobil Mercedes yang tersisa dijadikan “senjata” pertama oleh Bob yang memilih menjalani profesi sebagai sopir taksi gelap. Tetapi, kecelakaan membuatnya tidak berdaya. Mobilnya hancur tanpa bisa diperbaiki.
Setelah itu Bob beralih pekerjaan menjadi kuli bangunan. Gajinya ketika itu hanya Rp100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya. Bob merasakan bagaimana pahitnya menghadapi hidup tanpa memiliki uang. Untuk membeli beras saja dia kesulitan. Karena itu, dia memilih untuk tidak merokok. Jika dia membeli rokok, besok keluarganya tidak akan mampu membeli beras.
“Kalau kamu masih merokok, malam ini besok kita tidak bisa membeli beras,” ucap istrinya memperingati.
Kondisi tersebut ternyata diketahui teman-temannya di Eropa. Mereka prihatin. Bagaimana Bob yang dulu hidup mapan dalam menikmati hidup harus terpuruk dalam kemiskinan. Keprihatinan juga datang dari saudara-saudaranya. Mereka menawarkan berbagai bantuan agar Bob bisa keluar dari keadaan tersebut. Namun, Bob menolaknya.
Dia sempat depresi, tetapi bukan berarti harus menyerah. Baginya, kondisi tersebut adalah tantangan yang harus dihadapi. Menyerah berarti sebuah kegagalan. “Mungkin waktu itu saya anggap tantangan. Ternyata ketika saya tidak punya uang dan saya punya keluarga, saya bisa merasakan kekuatan sebagai orang miskin. Itu tantangan, powerfull. Seperti magma yang sedang bergejolak di dalam gunung berapi,” papar Bob.
Jalan terang mulai terbuka ketika seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresinya. Pada awal berjualan, Bob bersama istrinya hanya menjual telur beberapa kilogram. Akhirnya dia tertarik mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Padahal saat itu telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang.
Ketika bisnis telur ayam terus berkembang Bob melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Kini Bob mempunyai PT Kem Foods (pabrik sosis dan daging). Bob juga kini memiliki usaha agrobisnis dengan sistem hidroponik di bawah PT Kem Farms. Pergaulan Bob dengan ekspatriat rupanya menjadi salah satu kunci sukses. Ekspatriat merupakan salah satu konsumen inti dari supermarketnya, Kem Chick. Daerah Kemang pun kini identik dengan Bob Sadino.
“Kalau saja saya terima bantuan kakak-kakak saya waktu itu, mungkin saya tidak bisa bicara seperti ini kepada Anda. Mungkin saja Kemstick tidak akan pernah ada,” ujar Bob.
Pengalaman hidup Bob yang panjang dan berliku menjadikan dirinya sebagai salah satu ikon entrepreneur Indonesia. Kemauan keras, tidak takut risiko, dan berani menjadi miskin merupakan hal-hal yang tidak dipisahkan dari resepnya dalam menjalani tantangan hidup. Menjadi seorang entrepreneur menurutnya harus bersentuhan langsung dengan realitas, tidak hanya berteori.
Karena itu, menurutnya, menjadi sarjana saja tidak cukup untuk melakukan berbagai hal karena dunia akademik tanpa praktik hanya membuat orang menjadi sekadar tahu dan belum beranjak pada taraf bisa. “Kita punya ratusan ribu sarjana yang menghidupi dirinya sendiri saja tidak mampu, apalagi menghidupi orang lain,” jelas Bob.
Bob membuat rumusan kesuksesan dengan membagi dalam empat hal yaitu tahu, bisa, terampil, dan ahli.
“Tahu” merupakan hal yang ada di dunia kampus, di sana banyak diajarkan berbagai hal namun tidak menjamin mereka bisa. Sedangkan “bisa” ada di dalam masyarakat. Mereka bisa melakukan sesuatu ketika terbiasa dengan mencoba berbagai hal walaupun awalnya tidak bisa sama sekali. Sedangkan “terampil” adalah perpaduan keduanya. Dalam hal ini orang bisa melakukan hal dengan kesalahan yang sangat sedikit. Sementara “ahli” menurut Bob tidak jauh berbeda dengan terampil. Namun, predikat “ahli” harus mendapatkan pengakuan dari orang lain, tidak hanya klaim pribadi.
Ya, itulah resep Bob untuk menjadi sukses seperti sekarang.
Sumber : okezone
http://www.successkid.com/bob-sadino-miskin-dulu-kaya-raya-kemudian
Penampilannya eksentrik. Bercelana pendek jins, kemeja lengan pendek yang ujung lengannya tidak dijahit, dan kerap menyelipkan cangklong di mulutnya. Ya, itulah sosok pengusaha ternama Bob Sadino, seorang entrepreneur sukses yang merintis usahanya benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari keluarga wirausaha. Siapa sangka, pendiri dan pemilik tunggal Kem Chicks (supermarket) ini pernah menjadi sopir taksi dan kuli bangunan dengan upah harian Rp100.
Celana pendek memang menjadi “pakaian dinas” Om Bob –begitu dia biasa disapa– dalam setiap aktivitasnya. Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933, yang mempunyai nama asli Bambang Mustari Sadino, hampir tidak pernah melewatkan penampilan ini. Baik ketika santai, mengisi seminar entrepreneur, maupun bertemu pejabat pemerintah seperti presiden. Aneh, namun itulah Bob Sadino.
“Keanehan” juga terlihat dari perjalanan hidupnya. Kemapanan yang diterimanya pernah dianggap sebagai hal yang membosankan yang harus ditinggalkan. Anak bungsu dari keluarga berkecukupan ini mungkin tidak akan menjadi seorang entrepreneur yang menjadi rujukan semua orang seperti sekarang jika dulu tidak memilih untuk menjadi “orang miskin”.
Sewaktu orangtuanya meninggal, Bob yang kala itu berusia 19 tahun mewarisi seluruh hartake kayaan keluarganya karena semua saudara kandungnya kala itu sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih sembilan tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam, Belanda, juga di Hamburg, Jerman. Di Eropa ini dia bertemu Soelami Soejoed yang kemudian menjadi istrinya.
Sebelumnya dia sempat bekerja di Unilever Indonesia. Namun, hidup dengan tanpa tantangan baginya merupakan hal yang membosankan. Ketika semua sudah pasti didapat dan sumbernya ada menjadikannya tidak lagi menarik. “Dengan besaran gaji waktu itu kerja di Eropa, ya enaklah kerja di sana. Siang kerja, malamnya pesta dan dansa. Begitu-begitu saja, terus menikmati hidup,” tulis Bob Sadino dalam bukunya Bob Sadino: Mereka Bilang Saya Gila.
Pada 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Kala itu dia membawa serta dua mobil Mercedes miliknya. Satu mobil dijual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri. Satu mobil Mercedes yang tersisa dijadikan “senjata” pertama oleh Bob yang memilih menjalani profesi sebagai sopir taksi gelap. Tetapi, kecelakaan membuatnya tidak berdaya. Mobilnya hancur tanpa bisa diperbaiki.
Setelah itu Bob beralih pekerjaan menjadi kuli bangunan. Gajinya ketika itu hanya Rp100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya. Bob merasakan bagaimana pahitnya menghadapi hidup tanpa memiliki uang. Untuk membeli beras saja dia kesulitan. Karena itu, dia memilih untuk tidak merokok. Jika dia membeli rokok, besok keluarganya tidak akan mampu membeli beras.
“Kalau kamu masih merokok, malam ini besok kita tidak bisa membeli beras,” ucap istrinya memperingati.
Kondisi tersebut ternyata diketahui teman-temannya di Eropa. Mereka prihatin. Bagaimana Bob yang dulu hidup mapan dalam menikmati hidup harus terpuruk dalam kemiskinan. Keprihatinan juga datang dari saudara-saudaranya. Mereka menawarkan berbagai bantuan agar Bob bisa keluar dari keadaan tersebut. Namun, Bob menolaknya.
Dia sempat depresi, tetapi bukan berarti harus menyerah. Baginya, kondisi tersebut adalah tantangan yang harus dihadapi. Menyerah berarti sebuah kegagalan. “Mungkin waktu itu saya anggap tantangan. Ternyata ketika saya tidak punya uang dan saya punya keluarga, saya bisa merasakan kekuatan sebagai orang miskin. Itu tantangan, powerfull. Seperti magma yang sedang bergejolak di dalam gunung berapi,” papar Bob.
Jalan terang mulai terbuka ketika seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresinya. Pada awal berjualan, Bob bersama istrinya hanya menjual telur beberapa kilogram. Akhirnya dia tertarik mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Padahal saat itu telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang.
Ketika bisnis telur ayam terus berkembang Bob melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Kini Bob mempunyai PT Kem Foods (pabrik sosis dan daging). Bob juga kini memiliki usaha agrobisnis dengan sistem hidroponik di bawah PT Kem Farms. Pergaulan Bob dengan ekspatriat rupanya menjadi salah satu kunci sukses. Ekspatriat merupakan salah satu konsumen inti dari supermarketnya, Kem Chick. Daerah Kemang pun kini identik dengan Bob Sadino.
“Kalau saja saya terima bantuan kakak-kakak saya waktu itu, mungkin saya tidak bisa bicara seperti ini kepada Anda. Mungkin saja Kemstick tidak akan pernah ada,” ujar Bob.
Pengalaman hidup Bob yang panjang dan berliku menjadikan dirinya sebagai salah satu ikon entrepreneur Indonesia. Kemauan keras, tidak takut risiko, dan berani menjadi miskin merupakan hal-hal yang tidak dipisahkan dari resepnya dalam menjalani tantangan hidup. Menjadi seorang entrepreneur menurutnya harus bersentuhan langsung dengan realitas, tidak hanya berteori.
Karena itu, menurutnya, menjadi sarjana saja tidak cukup untuk melakukan berbagai hal karena dunia akademik tanpa praktik hanya membuat orang menjadi sekadar tahu dan belum beranjak pada taraf bisa. “Kita punya ratusan ribu sarjana yang menghidupi dirinya sendiri saja tidak mampu, apalagi menghidupi orang lain,” jelas Bob.
Bob membuat rumusan kesuksesan dengan membagi dalam empat hal yaitu tahu, bisa, terampil, dan ahli.
“Tahu” merupakan hal yang ada di dunia kampus, di sana banyak diajarkan berbagai hal namun tidak menjamin mereka bisa. Sedangkan “bisa” ada di dalam masyarakat. Mereka bisa melakukan sesuatu ketika terbiasa dengan mencoba berbagai hal walaupun awalnya tidak bisa sama sekali. Sedangkan “terampil” adalah perpaduan keduanya. Dalam hal ini orang bisa melakukan hal dengan kesalahan yang sangat sedikit. Sementara “ahli” menurut Bob tidak jauh berbeda dengan terampil. Namun, predikat “ahli” harus mendapatkan pengakuan dari orang lain, tidak hanya klaim pribadi.
Ya, itulah resep Bob untuk menjadi sukses seperti sekarang.
Sumber : okezone
http://www.successkid.com/bob-sadino-miskin-dulu-kaya-raya-kemudian
Sunday, August 8, 2010
Awalnya Pedagang Asongan, Kini Mempekerjakan 20
Banyak pengusaha sukses yang lahir karena disokong orang tuanya atau karena punya koneksi luas sehingga dipercaya mengelola usaha. Namun tidak demikian dengan Iwan Herawan, 41 tahun, sukses menjadi pengusaha benar-benar dari NOL karena masa kecilnya habis untuk berdagang asongan di objek wisata Tangkubanparahu. Karena kepintarannya membaca pasarlah yang mengantar Iwan Herawan, sukses sebagai pengusaha miniatur binatang.
Cerita keberhasilan pengusaha muda kelahiran Bandung, 4 Desember 1969 ini tidak bisa lepas dari keberadaan Tangkubanparahu di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kabupaten Subang. Sedari SMP dia sudah memberanikan diri berjualan, khususnya pada hari-hari libur sekolah. Atau ketika sekolah siang, dia terlebih dahulu berjualan di pagi harinya.
Begitu pun sebaliknya, ketika sekolah pagi maka sore harinya digunakan untuk berjualan. Walaupun harus kehilangan waktu bermain yang lumrah dirasakan anak-anak seangkatannya, Iwan kecil merasa senang menjalani pekerjaannya. Hal itu terpaksa dia lakukan karena ekonomi keluarga yang pas-pasan. Tapi siapa sangka, dari jualan asongan itulah cikal bakal dia menjadi pengusaha sukses yang bisa mempekerjakan 20 karyawan dengan omzet usaha puluhan hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya.
Pelajaran hidup dan kepintarannya membaca situasi mengantarnya merengkuh cita-cita sebagai pengusaha. Dari seorang pedagang asongan, kini telah memiliki shoowroom di Tangkubanparahu tempat memajangkan lebih dari 50 item berbagai produk miniatur binatang hasil kreasinya. Iwan menuturkan, usahanya mulai dirintis pada 1990 dengan modal alakadarnya, sekira Rp300 ribu hasil usaha berdagang. Modal itu dia belanjakan perkakas seperti solder, kayu, dan ampelas.
Saat itu dia tidak punya pilihan selain membuka usaha sendiri karena keinginannya untuk kuliah tidak kesampaian. Dia sempat mengecap bangku kuliah beberapa bulan di Universitas Padjadjaran namun terpaksa ditinggalkan karena tidak ada biaya. Ide awal membuat miniatur binatang kayu didapatkannya dari sang paman. Ketika itu Iwan disarankan mengolah kayu lame menjadi benda bernilai jual tinggi. Dengan kreativitas dan imajinasi, ditunjang darah seni, Iwan pun bisa menyulap kayu lame menjadi miniatur binatang yang bernilai seni tinggi.
“Saya percaya, ketika niatnya baik, dijalankan dengan baik, maka hasilnya pun pasti baik. Terbukti, ketika ada keinginan untuk membuat miniatur binatang maka saya selalu diberi jalan kendati saya tidak pernah belajar seni ukir sebelumnya,” kata ayah dua anak bernama Tedy Heriyadi, 18, dan Chandra Kuswendi,11. Seiring perjalanan waktu, usahanya semakin berkembang. Dia pun mulai mempekerjakan dua orang karyawan yang merupakan tetangganya.
Usahanya yang berlokasi di Kampung Pondok, RT 2/3, Pasar Ahad Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), diberi nama Handycraft Karya Cipta. Kian lama produknya banyak diminati pasar lokal ataupun mancanegara seperti dari Iran, Singapura, Jepang, China, Korea, dan Yunani. Bahkan, dalam sebulan dia bisa mengirimkan 30 ribu miniatur ke luar negeri. Mau tak mau dia pun terus menambah karyawannya hingga sekarang menjadi 20 orang dan bisa bertambah jika pesanan barang membludak.
Dia merasa bangga dapat menjadi orang yang mampu membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran. Meski kini sudah meraup sukses, bukan berarti semuanya berjalan tanpa usaha keras. Tidak jarang ada kendala yang mengiringi perjalanan usahanya selama hampir 20 tahun. Iwan sadar, hidup ini ibarat roda, kadang di atas tapi kadang pula di bawah. Begitu pun dengan usahanya, ada saatnya banyak pesanan tapi ada juga musim paceklik (sepi pesanan).
Menurut dia, itu adalah sebuah risiko dan konsekuensi menjadi seorang entrepreneur agar bisa mengolah kesulitan menjadi kemudahan. Dia berusaha tidak pernah memperlihatkan raut wajah panik atau putus asa manakala pemasukan usahanya sedang berkurang. Dengan begitu, berarti dia mengangkat motivasi karyawannya agar tidak pernah malas untuk bekerja.
“Menjadi pengusaha artinya bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup para karyawan, dan hal itu yang selalu saya jaga agar bagaimana usaha bisa maju sehingga dampaknya bisa menyejahterakan seluruh karyawan,” tegasnya. Kendala lain yang dihadapi suami Neneng Hermawati, 40, ini terkait dengan promosi dan pemasaran. Karena itu, dia selalu berharap kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan para penggerak usaha kecil dan menengah. Kalaupun tidak bisa memberikan bantuan materi, paling tidak informasi agenda pameran-pameran.
Ditanya tentang falsafah hidupnya hingga bisa sukses, Iwan menjawab: kegigihan dan kerja keras. Dia yakin, setiap orang punya potensi dan tergantung dari masing-masing individu menggalinya untuk menjadikan modal berharga guna meraih hidup yang jauh lebih baik. Dia tidak khawatir bahkan mendorong agar karyawannya bisa membuka usahanya secara mandiri.
Hal itu menjadi kebanggaan karena pertanda dia telah berhasil menularkan keahlian dan jiwa entreprenuer kepada orang lain.Tak pernah terbesit akan merasa tersaingi sebab dia pun akan terus belajar mengembangkan kemampuannya untuk menciptakan produk-produk yang lebih inovatif lagi.
Sumber : okezone.com
http://www.successkid.com/awalnya-pedagang-asongan-kini-mempekerjakan-20-karyawan
Cerita keberhasilan pengusaha muda kelahiran Bandung, 4 Desember 1969 ini tidak bisa lepas dari keberadaan Tangkubanparahu di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kabupaten Subang. Sedari SMP dia sudah memberanikan diri berjualan, khususnya pada hari-hari libur sekolah. Atau ketika sekolah siang, dia terlebih dahulu berjualan di pagi harinya.
Begitu pun sebaliknya, ketika sekolah pagi maka sore harinya digunakan untuk berjualan. Walaupun harus kehilangan waktu bermain yang lumrah dirasakan anak-anak seangkatannya, Iwan kecil merasa senang menjalani pekerjaannya. Hal itu terpaksa dia lakukan karena ekonomi keluarga yang pas-pasan. Tapi siapa sangka, dari jualan asongan itulah cikal bakal dia menjadi pengusaha sukses yang bisa mempekerjakan 20 karyawan dengan omzet usaha puluhan hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya.
Pelajaran hidup dan kepintarannya membaca situasi mengantarnya merengkuh cita-cita sebagai pengusaha. Dari seorang pedagang asongan, kini telah memiliki shoowroom di Tangkubanparahu tempat memajangkan lebih dari 50 item berbagai produk miniatur binatang hasil kreasinya. Iwan menuturkan, usahanya mulai dirintis pada 1990 dengan modal alakadarnya, sekira Rp300 ribu hasil usaha berdagang. Modal itu dia belanjakan perkakas seperti solder, kayu, dan ampelas.
Saat itu dia tidak punya pilihan selain membuka usaha sendiri karena keinginannya untuk kuliah tidak kesampaian. Dia sempat mengecap bangku kuliah beberapa bulan di Universitas Padjadjaran namun terpaksa ditinggalkan karena tidak ada biaya. Ide awal membuat miniatur binatang kayu didapatkannya dari sang paman. Ketika itu Iwan disarankan mengolah kayu lame menjadi benda bernilai jual tinggi. Dengan kreativitas dan imajinasi, ditunjang darah seni, Iwan pun bisa menyulap kayu lame menjadi miniatur binatang yang bernilai seni tinggi.
“Saya percaya, ketika niatnya baik, dijalankan dengan baik, maka hasilnya pun pasti baik. Terbukti, ketika ada keinginan untuk membuat miniatur binatang maka saya selalu diberi jalan kendati saya tidak pernah belajar seni ukir sebelumnya,” kata ayah dua anak bernama Tedy Heriyadi, 18, dan Chandra Kuswendi,11. Seiring perjalanan waktu, usahanya semakin berkembang. Dia pun mulai mempekerjakan dua orang karyawan yang merupakan tetangganya.
Usahanya yang berlokasi di Kampung Pondok, RT 2/3, Pasar Ahad Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), diberi nama Handycraft Karya Cipta. Kian lama produknya banyak diminati pasar lokal ataupun mancanegara seperti dari Iran, Singapura, Jepang, China, Korea, dan Yunani. Bahkan, dalam sebulan dia bisa mengirimkan 30 ribu miniatur ke luar negeri. Mau tak mau dia pun terus menambah karyawannya hingga sekarang menjadi 20 orang dan bisa bertambah jika pesanan barang membludak.
Dia merasa bangga dapat menjadi orang yang mampu membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran. Meski kini sudah meraup sukses, bukan berarti semuanya berjalan tanpa usaha keras. Tidak jarang ada kendala yang mengiringi perjalanan usahanya selama hampir 20 tahun. Iwan sadar, hidup ini ibarat roda, kadang di atas tapi kadang pula di bawah. Begitu pun dengan usahanya, ada saatnya banyak pesanan tapi ada juga musim paceklik (sepi pesanan).
Menurut dia, itu adalah sebuah risiko dan konsekuensi menjadi seorang entrepreneur agar bisa mengolah kesulitan menjadi kemudahan. Dia berusaha tidak pernah memperlihatkan raut wajah panik atau putus asa manakala pemasukan usahanya sedang berkurang. Dengan begitu, berarti dia mengangkat motivasi karyawannya agar tidak pernah malas untuk bekerja.
“Menjadi pengusaha artinya bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup para karyawan, dan hal itu yang selalu saya jaga agar bagaimana usaha bisa maju sehingga dampaknya bisa menyejahterakan seluruh karyawan,” tegasnya. Kendala lain yang dihadapi suami Neneng Hermawati, 40, ini terkait dengan promosi dan pemasaran. Karena itu, dia selalu berharap kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan para penggerak usaha kecil dan menengah. Kalaupun tidak bisa memberikan bantuan materi, paling tidak informasi agenda pameran-pameran.
Ditanya tentang falsafah hidupnya hingga bisa sukses, Iwan menjawab: kegigihan dan kerja keras. Dia yakin, setiap orang punya potensi dan tergantung dari masing-masing individu menggalinya untuk menjadikan modal berharga guna meraih hidup yang jauh lebih baik. Dia tidak khawatir bahkan mendorong agar karyawannya bisa membuka usahanya secara mandiri.
Hal itu menjadi kebanggaan karena pertanda dia telah berhasil menularkan keahlian dan jiwa entreprenuer kepada orang lain.Tak pernah terbesit akan merasa tersaingi sebab dia pun akan terus belajar mengembangkan kemampuannya untuk menciptakan produk-produk yang lebih inovatif lagi.
Sumber : okezone.com
http://www.successkid.com/awalnya-pedagang-asongan-kini-mempekerjakan-20-karyawan
Tuesday, August 3, 2010
Berani Untuk Merintis Usaha?
Banyak para pencari kerja tidak dapat memenuhi kualifikasi yang diminta oleh perusahaan karena kurangnya bekal keterampilan yang dimiliki. Keadaan bertambah parah saat krisis global mulai menghantam perekonomian di negara kita. Dampak krisis yang terjadi sepuluh tahun yang lalu pun masih sangat terasa ditambah lagi dengan tambahan krisis yang dipicu oleh krisis financial yang melanda negara “paman Sam” akibat kesalahan pengelolaan kredit perumahan itu.
Sementara bagi mereka yang bekerja pun banyak mengalami stagnasi karena berbagai sebab. Juga mungkin pekerjaan yang dijalaninya bukan didasarkan atas faktor kesukaan alias hanya demi untuk mendapatkan pekerjaan saja. Sekarang ini banyak para pekerja atau karyawan yang bekerja asalkan diterima bekerja dan mau menerima bayaran yang relative kecil yang tidak sebanding dengan kebutuhan yang justeru semakin hari kian bertambah. Akibatnya besar pasak dari pada tiang. Ini tentu akan mempersusah diri saja, Lalu kenapa tidak memilih jalur wirausaha saja sebagai solusi?
Menentukan bidang usaha yang akan Anda tekuni, tentunya Anda harus mempertimbangkan bidang usaha yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan pribadi Anda. Memang banyak orang berkhayal untuk menjadi wirausahawan sukses. Namun bagaimana bisa bicara sukses, kalau dalam memulai saja Anda masih mengalami ketakutan? Ya, ketakutan untuk mengambil resiko dan ketidakpastian tentang masa depan telah menjadi hambatan banyak orang untuk tidak berpindah kwadran dan berkecimpung menjadi seorang usahawan.
Tanpa disadari, banyak orang menyalahkan faktor danalah yang selalu menjadi kambing hitam. Sebenarnya, modal untuk menjadi seorang wirausahawan bukan hanya bergantung pada faktor dana saja tetapi juga pada berbagai keterampilan yang dibutuhkan sesuai dengan jenis usaha yang dipilih, ditambah oleh faktor keberuntungan yang hanya sepersekian persen saja. Kontrol diri dan sesuaikan gambaran bisnis ideal seperti apa yang ingin Anda tekuni!
Banyak orang yang menunda-nunda berbisnis karena ide bisnisnya tidak dapat diwujudkan, berbagai alasan seperti karena modal tidak mencukupi, tidak sesuai dengan bidang keahlian atau malu karena peluang bisnis yang ada sekarang hanya sekedar bisnis ecek-ecek, tidak keren, dan sebagainya. Mereka menunggu keajaiban yang tidak kunjung datang sehingga mereka memilih mengabaikan peluang usaha yang telah ada dimana menurut mereka keuntungannya kecil dan tidak menarik, mereka berkhayal untuk mengembangkan bisnis besar atau memperoleh proyek besar tanpa didukung asset dan fasilitas penunjang yang diperlukan.
Sebaiknya Anda mulai dengan hal-hal yang Anda mampu untuk mengerjakannya sekarang juga, meskipun Anda merasa peluang bisnis yang ada saat ini kurang menarik namun bersabarlah, boleh jadi suatu hari Anda akan menemukan peluang bisnis baru yang lebih baik dengan sarana bisnis pertama yang telah Anda rintis. Bisa jadi Anda akan menemukan partner bisnis atau pemodal besar yang bersimpati kepada Anda karena kejujuran dan kualitas kerja Anda sekarang. Jalani dulu apa adanya, just do it! Anda tidak akan pernah tahu kalau Anda tidak pernah mencoba.
Apa sih kewirausahaan itu? Sebelum istilah wirausaha menjadi begitu populer seperti sekarang ini, dulu sering kita dengar istilah wiraswasta. Kata wiraswasta berasal dari Wira yang berarti utama, gagah, berani, luhur, teladan atau pejuang. Swa berarti sendiri dan Sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta (entrepreneur) berarti pejuang yang utama, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri diatas kaki sendiri.
Definisi kewirausahaan memang banyak dibuat oleh para ahli, tetapi mereka melihat dari perspektifnya masing-masing. Agar pengertian kewirausahaan dapat diterapkan sesuai dengan lingkungan negara kita, maka telah disepakati definisinya sebagai berikut ini.
Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip serta sikap, kuat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa dan negara.
Menjalani profesi sebagai seorang wirausahawan juga merupakan perbuatan yang dapat membantu negara bila usaha yang dilakukan fair, memenuhi prosedur, memberikan devisa bagi negara dari sektor penerimaan pajak, dan juga dapat memberikan banyak kesempatan kerja bagi orang banyak.
Selanjutnya definisi kewirausahaan yang telah disepakati tersebut akan lebih jelas jika dilengkapi dengan kualifikasi wirausahawan itu sendiri. Berdasarkan kualifikasi seseorang, wirausahawan dibedakan menjadi tiga yakni wirausahawan andal, wirausahawan tangguh, wirausahawan unggul.
Dengan mengetahui gambaran seorang wirausahawan sukses, Anda dapat mengetahui mengenai kepribadian yang anda miliki, apakah Anda potensial untuk menjadi wirausahawan atau Anda harus banyak belajar untuk merubah dan meningkatkan kepribadian Anda.
Bagaimana mencocokkan usaha dengan type diri kita?
Sebelum memilih usaha yang cocok buat Anda, sebaiknya cobalah melakukan penilaian atas diri Anda sendiri terlebih dahulu secara jujur yang meliputi;
1. Kemampuan dan pengalaman actual
2. Waktu dan kesempatan yang tersedia
3. Evaluasi kemampuan manajemen
4. Mencari mitra usaha yang sesuai
5. Perlu tidaknya membentuk badan usaha
6. Bagaimana mencari sumber dana
Apa yang harus dilakukan sebelum memulai usaha?
Jika anda sudah mempunyai pilihan usaha, jangan langsung begitu saja menanamkan modal Anda sepenuhnya. Lebih baik alokasikan modal dana Anda secara bijak just in case sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Jadi bila hal tersebut benar-benar terjadi maka Anda masih memiliki “pelapis” untuk meneruskan usaha Anda itu. Maka sebelum suatu usaha dimulai Anda haruslah terlebih dahulu secara cermat melakukan hal-hal berikut:
• Membuat Business Plan
• Tanyakan ahlinya mengenai usaha yang akan anda lakukan, Sering-seringlah untuk menggali info-info sebanyak mungkin dari forum-forum seperti yang terdapat di internet dan sebagainya
• Lakukan survey terhadap usaha yang sejenis,
• Hubungi pihak Bank, apakah usaha sejenis tersebut masih mendapat dukungan bank,
• Jajaki terhadap lokal konsumen yang ada,
• Siapa-siapa saja pesaing yang akan anda hadapi,
• Survey apakah usaha sejenis sudah jenuh atau menjanjikan,
• Survey bahan baku yang anda perlukan, survey lokasi usaha.
• Mempertajam kejelian intuisi
• Berdoa
Begitu usaha anda berdiri dan anda sudah siap dengan produk atau jasa untuk dijual. Artinya anda sudah masuk ke medan perang. Jika Anda sudah memiliki usaha bukan berarti Anda langsung didatangi oleh para pelanggan. Untuk alasan itu, hal yang perlu Anda lakukan sekarang adalah untuk memberitahukan kepada khlayak tentang usaha dan keberadaan usaha yang Anda lakukan melalui mulut ke mulut, iklan di berbagai media (tentunya dengan melihat jenis dan besarnya usaha yang Anda jalankan).
Jika Anda telah mampu menarik minat pelanggan, maka selanjutnya upayakan meningkatkan layanan Anda kepada pelanggan Anda tersebut karena mereka dapat Anda jadikan sebagai sarana promosi karena bila yang bersangkutan terkesan dengan layanan Anda maka ia akan secara otomatis memberitahukan kepada para rekan-rekannya. Satu jalur promosi yang gratis bukan? Jadi sudah siapkah Anda untuk terjun dalam bidang kewirausahaan?. (nfr)
Sumber:
• www.resep.web.id:
Sementara bagi mereka yang bekerja pun banyak mengalami stagnasi karena berbagai sebab. Juga mungkin pekerjaan yang dijalaninya bukan didasarkan atas faktor kesukaan alias hanya demi untuk mendapatkan pekerjaan saja. Sekarang ini banyak para pekerja atau karyawan yang bekerja asalkan diterima bekerja dan mau menerima bayaran yang relative kecil yang tidak sebanding dengan kebutuhan yang justeru semakin hari kian bertambah. Akibatnya besar pasak dari pada tiang. Ini tentu akan mempersusah diri saja, Lalu kenapa tidak memilih jalur wirausaha saja sebagai solusi?
Menentukan bidang usaha yang akan Anda tekuni, tentunya Anda harus mempertimbangkan bidang usaha yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan pribadi Anda. Memang banyak orang berkhayal untuk menjadi wirausahawan sukses. Namun bagaimana bisa bicara sukses, kalau dalam memulai saja Anda masih mengalami ketakutan? Ya, ketakutan untuk mengambil resiko dan ketidakpastian tentang masa depan telah menjadi hambatan banyak orang untuk tidak berpindah kwadran dan berkecimpung menjadi seorang usahawan.
Tanpa disadari, banyak orang menyalahkan faktor danalah yang selalu menjadi kambing hitam. Sebenarnya, modal untuk menjadi seorang wirausahawan bukan hanya bergantung pada faktor dana saja tetapi juga pada berbagai keterampilan yang dibutuhkan sesuai dengan jenis usaha yang dipilih, ditambah oleh faktor keberuntungan yang hanya sepersekian persen saja. Kontrol diri dan sesuaikan gambaran bisnis ideal seperti apa yang ingin Anda tekuni!
Banyak orang yang menunda-nunda berbisnis karena ide bisnisnya tidak dapat diwujudkan, berbagai alasan seperti karena modal tidak mencukupi, tidak sesuai dengan bidang keahlian atau malu karena peluang bisnis yang ada sekarang hanya sekedar bisnis ecek-ecek, tidak keren, dan sebagainya. Mereka menunggu keajaiban yang tidak kunjung datang sehingga mereka memilih mengabaikan peluang usaha yang telah ada dimana menurut mereka keuntungannya kecil dan tidak menarik, mereka berkhayal untuk mengembangkan bisnis besar atau memperoleh proyek besar tanpa didukung asset dan fasilitas penunjang yang diperlukan.
Sebaiknya Anda mulai dengan hal-hal yang Anda mampu untuk mengerjakannya sekarang juga, meskipun Anda merasa peluang bisnis yang ada saat ini kurang menarik namun bersabarlah, boleh jadi suatu hari Anda akan menemukan peluang bisnis baru yang lebih baik dengan sarana bisnis pertama yang telah Anda rintis. Bisa jadi Anda akan menemukan partner bisnis atau pemodal besar yang bersimpati kepada Anda karena kejujuran dan kualitas kerja Anda sekarang. Jalani dulu apa adanya, just do it! Anda tidak akan pernah tahu kalau Anda tidak pernah mencoba.
Apa sih kewirausahaan itu? Sebelum istilah wirausaha menjadi begitu populer seperti sekarang ini, dulu sering kita dengar istilah wiraswasta. Kata wiraswasta berasal dari Wira yang berarti utama, gagah, berani, luhur, teladan atau pejuang. Swa berarti sendiri dan Sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta (entrepreneur) berarti pejuang yang utama, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri diatas kaki sendiri.
Definisi kewirausahaan memang banyak dibuat oleh para ahli, tetapi mereka melihat dari perspektifnya masing-masing. Agar pengertian kewirausahaan dapat diterapkan sesuai dengan lingkungan negara kita, maka telah disepakati definisinya sebagai berikut ini.
Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip serta sikap, kuat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa dan negara.
Menjalani profesi sebagai seorang wirausahawan juga merupakan perbuatan yang dapat membantu negara bila usaha yang dilakukan fair, memenuhi prosedur, memberikan devisa bagi negara dari sektor penerimaan pajak, dan juga dapat memberikan banyak kesempatan kerja bagi orang banyak.
Selanjutnya definisi kewirausahaan yang telah disepakati tersebut akan lebih jelas jika dilengkapi dengan kualifikasi wirausahawan itu sendiri. Berdasarkan kualifikasi seseorang, wirausahawan dibedakan menjadi tiga yakni wirausahawan andal, wirausahawan tangguh, wirausahawan unggul.
Dengan mengetahui gambaran seorang wirausahawan sukses, Anda dapat mengetahui mengenai kepribadian yang anda miliki, apakah Anda potensial untuk menjadi wirausahawan atau Anda harus banyak belajar untuk merubah dan meningkatkan kepribadian Anda.
Bagaimana mencocokkan usaha dengan type diri kita?
Sebelum memilih usaha yang cocok buat Anda, sebaiknya cobalah melakukan penilaian atas diri Anda sendiri terlebih dahulu secara jujur yang meliputi;
1. Kemampuan dan pengalaman actual
2. Waktu dan kesempatan yang tersedia
3. Evaluasi kemampuan manajemen
4. Mencari mitra usaha yang sesuai
5. Perlu tidaknya membentuk badan usaha
6. Bagaimana mencari sumber dana
Apa yang harus dilakukan sebelum memulai usaha?
Jika anda sudah mempunyai pilihan usaha, jangan langsung begitu saja menanamkan modal Anda sepenuhnya. Lebih baik alokasikan modal dana Anda secara bijak just in case sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Jadi bila hal tersebut benar-benar terjadi maka Anda masih memiliki “pelapis” untuk meneruskan usaha Anda itu. Maka sebelum suatu usaha dimulai Anda haruslah terlebih dahulu secara cermat melakukan hal-hal berikut:
• Membuat Business Plan
• Tanyakan ahlinya mengenai usaha yang akan anda lakukan, Sering-seringlah untuk menggali info-info sebanyak mungkin dari forum-forum seperti yang terdapat di internet dan sebagainya
• Lakukan survey terhadap usaha yang sejenis,
• Hubungi pihak Bank, apakah usaha sejenis tersebut masih mendapat dukungan bank,
• Jajaki terhadap lokal konsumen yang ada,
• Siapa-siapa saja pesaing yang akan anda hadapi,
• Survey apakah usaha sejenis sudah jenuh atau menjanjikan,
• Survey bahan baku yang anda perlukan, survey lokasi usaha.
• Mempertajam kejelian intuisi
• Berdoa
Begitu usaha anda berdiri dan anda sudah siap dengan produk atau jasa untuk dijual. Artinya anda sudah masuk ke medan perang. Jika Anda sudah memiliki usaha bukan berarti Anda langsung didatangi oleh para pelanggan. Untuk alasan itu, hal yang perlu Anda lakukan sekarang adalah untuk memberitahukan kepada khlayak tentang usaha dan keberadaan usaha yang Anda lakukan melalui mulut ke mulut, iklan di berbagai media (tentunya dengan melihat jenis dan besarnya usaha yang Anda jalankan).
Jika Anda telah mampu menarik minat pelanggan, maka selanjutnya upayakan meningkatkan layanan Anda kepada pelanggan Anda tersebut karena mereka dapat Anda jadikan sebagai sarana promosi karena bila yang bersangkutan terkesan dengan layanan Anda maka ia akan secara otomatis memberitahukan kepada para rekan-rekannya. Satu jalur promosi yang gratis bukan? Jadi sudah siapkah Anda untuk terjun dalam bidang kewirausahaan?. (nfr)
Sumber:
• www.resep.web.id:
Subscribe to:
Posts (Atom)