Beda Jenis, Beda Perlakuan
Aglaonema terkenal dengan tanaman ‘manja’. Untuk itulah ia butuh perlakuan khusus, sehingga penting mengetahui bagaimana merawat aglonema berdasarkan jenisnya. Sebab, setiap jenis – beda pula perlakuannya.
Ini hanya salah satu contoh dari sekian banyak kasus yang terjadi pada pecinta aglaonema Tanah Air. Katakan Susi, ia pecinta aglaonema yang membeli jenis anjamnee dari teman di Thailand. Jenis ini memiliki warna sempurna, dengan kemilau gradasi cantik. Namun naaasnya, tak berselang beberapa minggu koleksi kebanggaannya perlahan menunjukkan gejala kurang enak.
Setelah terserang penyakit – daun yang dulu indah – kini berubah jadi layu. Begitu pun warnanya – kemilau daun yang berwarna-warni – kian memudar dan pucat. Bahkan di beberapa bagian, sudah terjadi gejala pembusukan dengan perubahan warna coklat. Anehnya hampir bersamaan, si Susi juga membeli sebuah aglaonema lokal dengan warna yang juga tak kalah menarik.
Mengalami perawatan dan intensitas pemberian nutrisi yang selalu bersamaan, namun justru aglaonema lokal Susi yang berjenis lipstik ini bisa bertahan dan malah jadi cantik. Jadi, apa latar belakang yang sedang dialami pada kasus ini? Apakah jenis berbeda juga membuat aglaonema harus mendapatkan perawatan yang berbeda pula?
Beda pabrik, ternyata beda pula barang yang dihasilkan, sehingga dalam hal penanganan tentu jelas berbeda satu dengan yang lain. Itu dikatakan Pakar Aglaonema Indonesia, Gregori Garnadi Hambali. Sebab umumnya, orang sering membeli aglaonema tanpa memikirkan perawatannya. Bila dibandingkan dengan jenis lokal, jenis impor biasanya lebih sensitif dan sering sakit-sakitan.
Banyak aglaonema yang cantik, tapi ‘manja’. Namun tak sedikit pula aglaonema cantik yang tahan banting. Beruntung bagi kita, produk lokal memiliki daya tahan lebih daripada impor,” ujar pria asal Bogor ini.
Tak sedikit dari pedagang asing yang memanfaatkan dan terlalu mengeksploitasi kultur jaringan kasar. Jadi, hasilnya jelek. Jika tidak jeli, kejadian penipuan tak urung akan sering tejadi. Namun tak mendeskreditkan produk impor, tak jarang banyak juga barang berkualitas yang akhirnya sampai ke Indonesia.
Namun di luar kontek itu, beberapa jenis aglaonema lokal dan impor tertentu juga sering terserang penyakit. Misalnya, jenis dona carmen dan lady valentine, sehingga sebelum membelinya, sebaiknya tanya diri Anda, apakah siap menghadapi masalah yang akan timbul kelak?
Jurus Jitu Kembangkan Potensi Aglaonema
Baik impor maupun lokal – dalam merawat aglaonema – tampilan tanaman jadi prioritas utama. Pasalnya, bagus dan semahal apapun tanaman – sampai sejauh mana didapatkannya – akan jadi sesuatu yang mubadzir jika tampilannya tidak prima. Seperti halnya tanaman hias yang lain pada umumnya, kesan pertama jadi penting dalam hal penilaian dan standarisasi kualitas.
“Maka untuk membangun kesan positif, beberapa hal perlu diperlihatkan. Misalnya, kesehatan bagian daun dan kerumpunan tumbuh kembang daun,” ungkap Kolektor Aglaonema di Banjarbaru Kalimantan Selatan (Kalsel), M Zainudin.
Lalu, bagaimana cara membuat daun agar terlihat sehat dan enak dilihat? Pada dasarnya, menurut Zainudin, ada dua macam perawatan mendasar untuk mencemerlangkan daun. Sebab, daun sehat atau sedap dipandang mata biasanya memiliki struktur mengkilap. Bahkan tak jarang, terlihat seperti daun yang terbuat dari plastik. Cara ini biasa dilakukan dengan manual atau tahapan perawatan.
Cara manual biasanya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, mengelap daun agar daun terlihat berkilau dan kinclong, sehingga bisa menarik mata setiap orang, bahkan juri kontes. Caranya, bisa dengan air atau bahan pengkilap yang lain, seperti leaf shiner (pengkilap daun instan yang banyak dijual di pasar) sampai bahan pengkilap manual. Misalnya susu dan santan, seperti melakukan pembersihan daun pada anthurium.
“Untuk hasil maksimal, terutama jika untuk keperluan kontes, persiapan atau pengkilapan daun dilakukan 3 hari sebelum acara diadakan. Dan biasanya, perawatan ini dilakukan berulang-ulang setiap harinya, tergantung kapan kita ingin memunculkan kecantikan si daun,” jelas Zainudin.
Cara lain adalah paket keperluan nutrisi. Umumnya seperti manusia, jika kebutuhan makanan cukup dan tak berlebih, maka orang tersebut akan sehat. Begitu juga dengan daun pada aglaonema, semakin baik dan berkualitas nutrisi yang diberikan, maka makin optimal pula struktur daunnya.
Hal ini bisa berupa media tanam, jenis dan intensitas pemupukan, sampai stimulasi lingkungan. Media tanam yang tepat umumnya tak terlalu asam. Dan jika terpaksa, menggunakan tanah yang bersifat asam, kapur bisa ditambahkan dengan ukuran tepat.
“Jika tak ingin susah, penggunaan pakis penuh yang dicampur pupuk organik, bisa jadi solusi tepat,” imbuh Zainudin.
Kelebihan air bagi tanaman, juga kabar buruk. Kesalahan pemilihan media tanam dengan porositas rendah dan penyiraman yang terlalu sering, akan mengakibatkan tanaman tak sehat. Umumnya, ini terjadi secara bertahap. Biasanya tanaman tak akan langsung mati, tapi bagian bawah mengalami kerusakan perlahan-lahan. Dan jika tak segera ditangani, seluruh bagian pun akan mengalami kerusakan, bahkan kematian.
Pemilihan pupuk dengan kandungan tertentu, juga bisa membuat daun kian cantik. Menurut Pakar Tanaman Hias di Jogjakarta, Arie W Purwanto, pupuk dengan kandungan P dan K tinggi, akan mempercepat dan membuat daun kian sehat, cantik, dan mengkilap. Jenis ini bisa didapat, karena dijual bebas di pasaran. Pada dasarnya, mengetahui karakter tanaman adalah hal utama. Sebab, ini berkaitan dalam hal perawatan ke depannya. [adi]
Di Luar Negeri, Aglaonema tak Boleh Diperbanyak
Jangan mencoba memperbanyak atau membudidaya aglaonema, jika Anda ada di luar negeri, seperti Belanda dan Amerika. Pasalnya bukan keuntungan didapat, justru penjara yang kemungkinan menanti Anda.
Bukan karena tanaman ini membahayakan atau karena tanaman ini bisa jadi bahan pembuat narkoba seperti daun ganja, tapi apreasiasi yang tinggi terhadap silangan jenis aglaonema masyarakat luar yang tinggi. Seperti membeli barang langka, aglaonema silangan yang keluar dan di-share ke pecinta aglaonema lain, sering juga disertai sertifikat.
Isinya, selain memberi tahukan nama penyilang serta indukan aglaonema ini berasal, dalam nota kesepahaman ini juga terdapat larangan bagi si pemilik baru untuk memperbanyak.
“Biasanya penduduk Belanda, sering melakukan hal tersebut. Selain bisa menjaga stabilitas harga aglaonema di pasaran, tindakan ini juga bisa menekan produksi yang berlebih. Itu juga disamping standarisasi kualitas yang tetap terjaga,” jelas Greg.
Menurut Greg, apresiasi dan penghormatan masyarakat luar sangat tinggi. Bahkan setiap kali ada orang yang berhasil menciptakan silangan, selalu diabadikan dalam bentuk sertifikat.
Sumber : http://tabloidgallery.wordpress.com/
Tuesday, July 31, 2012
Teknik Budidaya Bekicot
1. SEJARAH SINGKAT
Bekicot tersebar ke arah Timur sampai di kepulauan Mauritius, India, Malaysia, akhirnya ke Indonesia. Bekicot sejak tahun 1933 telah ada disekitar Jakarta, sumber lain menyatakan bahwa bekicot jenis Achatina fulica masuk ke Indonesia pada tahun 1942 (masa pendudukan Jepang). Sampai saat ini, bekicot jenis Achanita fulica banyak terdapat di Pulau Jawa.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra peternakan bekicot banyak ditemukan di masyarakat pedesaan Jawa Timur, Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara dan Bali.
3. JENIS
Bekicot diternakkan umumnya jenis Achatina fulica yang banyak disenangi orang, karena bekicot jenis ini banyak mengandung daging. Konon di Eropa, bekicot jenis ini digunakan sebagai bahan baku makanan yang disebut Escargot. Escargot semula berbahan baku Helix pomatia. Karena Helix pomatia lama kelamaan sulit diperoleh maka bekicot jenis Achatina fulica menggantikannya sebagai bahan baku Escargot.
4. MANFAAT
Selain pakan ternak bekicot merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap. Masyarakat yang menggemari makanan dari bahan baku bekicot (sate bekicot, keripik bekicot) adalah masyarakat Kediri. Disamping itu bekicot juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional, karena ekstrak daging bekicot dan lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti abortus, sakit waktu menstruasi, radang selaput mata, sakit gigi, gatal-gatal, jantung dan lain-lain. Sedangkan kulit bekicot sangat mujarab untuk penyakit tumor. Sejenis obat yang dikenal berasal dari kulit bekicot, dinamakan Maulie, yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan, jantung suka berdebar, tidak bisa tidur/insomania, leher membengkak dan penyakit kaum wanita termasuk keputihan.
5. PERSYARATAN LOKASI
Lokasi perlu dipilih yang dekat dengan jalan, agar mudah penanganannya, baik saat pembuatan kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya pascapanen, artinya pada saat membawa hasil panen tersebut tidak kesulitan dalam transportasinya. Lokasi yang sesuai untuk budidaya bekicot adalah lokasi yang basah serta lembab dan terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yang disukai adalah tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat untuk pembentukan cangkang.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.A. Penyiapan Sarana dan Peralatan
6.A.1. Perkandangan
Walaupun lahan yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan mengenai kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu diperhatikan, karena dalam aslinya dan untuk berkembang biak secara baik bekicot senang dengan keadaan yang lembab dan teduh. Kandang didirikan di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu udara berkisar 25–30 °C. Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu sulit. Bisa dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yang kecil dipelihara terpisah dari yang besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu bekicot kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah resikonya harus dibuat beberapa kandang. Fungsi kandang itu antara lain untuk penetasan, pembesaran dan sebagai kandang induk.
Ada tiga cara berternak bekicot di dalam kandang, antara lain:
a. Kandang kotak kayu
Kandang terbuat dalam lembaran kayu tripleks yang berkaki. Untuk kerangkanya dapat digunakan kayu kaso. Ukuran panjang dan lebar kandang adalah 1 x 1 meter, tinggi 1,25 meter. Di atas kotak tersebut diberi kawat kasa, agar bekicot tidak keluar dari dalam kandang. Sebaiknya di atas kotak perlu dibuatkan tempat berteduh, agar keadaan tempat selalu gelap/tidak langsung kena sinar matahari.
b. Kandang dari bak semen
Pembuatan kandang ini sama dengan kandang kotak kayu. Dalam bak semen yang perlu diperhatikan adalah alasnya. Untuk menciptakan suasana lembab, alas semen perlu diberi tanah dan cacing untuk menggemburkan tanah dan menyerap kotoran yang dikeluarkan bekicot. Tebal lapisan tanah di dalam bak sekitar 30 cm. Zat-zat makanan yang diperlukan bekicot hendaklah selalu tersedia di dalam bak.
c. Kandang galian tanah
Tanah digali dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi 1 x 1 x 1 m. Perlu diperhatikan sebaiknya tanah galian yang akan digunakan untuk kandang dipilih yang agak kering. Sebaiknya kandang dibuat di bawah pohon yang rimbun, kalau dindingnya terlalu basah perlu diberi lapisan pasir. Untuk menjaga keadaan selalu gelap, seperti cara pertama dan kedua, di atas kandang perlu dibuatkan bedeng sebagai penutup. Masa panen, bila kandangnya terbuat dari tanah galian, cara pengambilannya dilakukan dengan menggunakan galah yang bisa menjepit bekicot agar bekicot dan telurnya tidak rusak.
d. Peralatan
Alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan kandang: kayu, semen, bata pasir, kain kasa dan cangkul.
Pembibitan
Tidak semua jenis bekicot cocok untuk dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku.
Pemilihan Bibit Calon Induk
Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.
Reproduksi dan Perkawinan
Bekicot biasanya mulai kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.
Proses Kelahiran
Telur bekicot akan menetas setelah usianya cukup. Pada waktu telur itu menetas dan menjadi anak cangkang, biasanya tidak ditunggui induknya. Begitu bekicot selesai bertelur, telurnya ditinggalkan begitu saja. Telur bekicot akan pecah sendiri melalui proses alam. Penetasan bekicot hingga menjadi anak tergantung pada keadaan tempat dan waktu tetas. Bilamana tempat itu memenuhi syarat (sempurna) seperti kelembaban tanah, iklim dan cahaya yang mencukupi, maka telur akan cepat menetas. Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering dan tempatnya kurang menguntungkan maka telur akan lambat menetas.
Pemeliharaan
Pemeliharaan bekicot bisa dilakukan dengan cara terpisah dan bisa juga secara campuran di dalam suatu tempat. Meskipun cara terpisah membutuhkan tempat khusus tetapi ada keuntungannya. Misalnya, anak bekicot bisa diketahui perkembangannya secara tepat, baik besarnya maupun usianya. Dengan demikian, tidak sulit untuk memberikan perawatan secara khusus. Bagi peternak bekicot sangat mudah kiranya apabila perawatan anak bekicot itu dilakukan di tempat khusus. Adapun makanan anak bekicot bisa diberi makanan dengan sejenis ganggang (lumut), pupus daun dan sedikit zat kapur. Harus diingat hendaklah tempatnya selalu teduh dan lembab. Setelah anak bekicot berusia dua/tiga bulan, hendaklah dipindahkan kekandang pembesaran. Keberhasilan budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan dan pemeliharaan teknis selama diternakkan.
Beberapa perawatan teknis dalam budidaya bekicot diantaranya meliputi:
Menjaga kelembaban lingkungan
Bekicot sangat suka tempat yang lembab sehingga untuk mempertahankan kelembaban lingkungan dapat digunakan atap atau perlindungan lain. Pada musim panas kelembaban lingkungan dapat dipertahankan dengan menyiramkan air lokasi peternakan setiap hari.
Mempertahankan kondisi lingkungan
Bekicot menyukai tempat yang lembab, namun bukan berarti pada tanah yang becek. Sehingga diperlukan usaha untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang sesuai dengan yang dikehendaki bekicot.
Pemberian pakan yang bermutu secara teratur
Agar hasil budidaya berhasil dengan baik diperlukan pemberian pakan yang bermutu dan teratur. Pemberian pakan berpedoman pada mutu pakan dan kebiasaan waktu makan. Mutu makan yang baik akan menentukan kualitas daging bekicot. Mutu pakan yang baik dapat dipenuhi dengan memberi pakan berupa daun-daunan yang disukai dan buah-buahan. Misalnya; daun dan buah pepaya, daun bayam, buah terung mentimun, swai dan lain sebagainya.
Menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain
Agar bekicot dapat tumbuh baiak tanpa gangguan dari hewan yang merupakan musuhnya dan hewan yang dapat merebut makanannya maka lahan budidaya harus dijaga agar tidak dapat dimasuki hewan-hewan lain.
Menjaga bekicot agar tidak keluar dari areal pemeliharaan
Untuk menjaga agar bekicot tidak keluar dari areal dapat dilakukan hal sebagai berikut:
* membuat tutup kandang (bila budidaya bekicot dalam kandang)
* membuat pagar yang bagian atasnya diolesi dengan detergen
* menabur abu atau garam disekeliling pagar bagian dalam.
7. HAMA DAN PENYAKIT
Sampai saat ini belum banyak diketahui tentang adanya hama atau penyakit yang dapat menyebabkan kematian bekicot, kecuali semut, bebek dan itik.
8. PANEN
Dengan pemeliharaan cukup baik, bekicot mulai dapat dipanen setelah 5-8 bulan. secara fisik dapat dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10 Cm, maka bekicot telah siap untuk diambil dagingnya. Hasil utama dari ternak bekicot adalah dagingnya, yang dapat diolah langsung dengan dibuat sate, keripik, dendeng/masakan segar lainnya dan dapat juga diolah dalam bentuk kalengan. Ada juga permintaan dalam keadan hidup. Disamping itu daging dari bekicot ini dapat dijadikan tepung, yang pengolahannya melalui proses pengeringan terlebih dahulu.
Hasil Tambahan
Disamping diambil dagingnya, kulit/cangkang bekicot juga laku untuk dijual. Baik untuk bahan dasar obat-obatan/dibuat tepung untuk tambahan makanan untuk hewan ternak yang membutuhkan tepung berbahan dasar yang mengandung zat kapur.
Penangkapan
Bekicot dikumpulkan di dalam kotak kardus/peti dari kayu dan jangan menggunakan karung goni karena dapat mengakibatkan kulit bekicot pecah. Setelah dimasukkan dalam peti, pertama sekali perlu dilakukan pencucian agar terhindar dari semua kotoran dan lumpur yang melekat pada cangkangnya. Pencucian ini dengan cara menyemprot bekicot dengan air bersih. Setelah itu, Bekicot di karantina selama 1-2 hari/malam tanpa diberikan makan agar kotoran dan lendirnya keluar sebanyak mungkin.
9. PASCAPANEN
Setelah dilakukan penagkapan dan pengumpulan bekicot lalu dilakukan penyortiran dengan jalan membuang bekicot yang mati atau terlalu kecil untuk diolah. Kemudian dilakukan penggaraman, dengan memberikan garam 10-15% dari berat total bekicot, dengan cara diaduk rata. Penggaraman dapat mematikan bekicot sekaligus mengeluarkan lendir sebanyak mungkin. Setelah melalui tahapan penggaraman, segera direbus dengan air garam 3% selama 10 menit, kemudian diangkat dan disemprot dengan air dingin, baru dilakukan pencukilan daging. Perebusan kedua dilakukan setelah bagian perut dibuang dan kotoran lainnya dalam larutan garam 3%. Cara ini bertujuan untuk menghilangkan lendir dan daging menjadi lebih lunak. Kemudian daging tersebut dibungkus dan dikemas dalam karton.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya bekicot metoda kebun di daerah Kediri (Jawa Timur) dengan luas lahan 4.000 m 2 pada tahun 1999.
Biaya Produksi
Sewa Lahan 4.000 m 2 Rp. 200.000,-
Bibit induk 100 ekor @ Rp. 50,- Rp. 5.000,-
Pembuatan Pagar dan saluran 5 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 25.000,-
Bambu pagar 10 btg @ Rp. 2.000,- Rp. 20.000,-
Pakan dan Pemeliharaan Rp. 120.000,-
Panen dan pasca panen Rp. 100.000,-
Lain-lain Rp. 30.000,-
Jumlah Biaya Produksi Rp. 500.000,-
Pendapatan
Bekicot siap panen 30.000 ekor = 100 kg @ Rp. 100,- Rp. 10.000,-
Anak bekicot 60.000,-
Telur bekicot 9.030.000 butir
Selanjutnya hasil panen dapat dilakukan setiap hari 100 kg dan pendapatan tiap bulan adalah Rp. 300.000,- dan perkembangan bekicot dari telur menjadi bekicot dan bekicot bertelur dan seterusnya.
Keuntungan
Dari budidaya bekicot tersebut dapat didapat keuntungan Rp. 180.000,-setiap bulannya dan Rp. 6.000,- setiap harinya.
Gambaran Peluang Agribisnis
Daging bekicot merupakan komoditi eksport yang menjanjikan, karena harganya yang cukup mahal dipasaran internasional. Pada periode Januari-Juli 1988 harga ekspor daging bekicot US $ 1,82 per kg. Hal ini menyebabkan menculnya Peternakan Inti Rakyat (PIR) dengan komoditi bekicot. Kini telah banyak berdiri perusahaan-perusahaan pengelola daging bekicot, yang dapat memperlancar pemasaran pasaran sebagai komoditi eksport.
Bekicot tersebar ke arah Timur sampai di kepulauan Mauritius, India, Malaysia, akhirnya ke Indonesia. Bekicot sejak tahun 1933 telah ada disekitar Jakarta, sumber lain menyatakan bahwa bekicot jenis Achatina fulica masuk ke Indonesia pada tahun 1942 (masa pendudukan Jepang). Sampai saat ini, bekicot jenis Achanita fulica banyak terdapat di Pulau Jawa.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra peternakan bekicot banyak ditemukan di masyarakat pedesaan Jawa Timur, Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara dan Bali.
3. JENIS
Bekicot diternakkan umumnya jenis Achatina fulica yang banyak disenangi orang, karena bekicot jenis ini banyak mengandung daging. Konon di Eropa, bekicot jenis ini digunakan sebagai bahan baku makanan yang disebut Escargot. Escargot semula berbahan baku Helix pomatia. Karena Helix pomatia lama kelamaan sulit diperoleh maka bekicot jenis Achatina fulica menggantikannya sebagai bahan baku Escargot.
4. MANFAAT
Selain pakan ternak bekicot merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap. Masyarakat yang menggemari makanan dari bahan baku bekicot (sate bekicot, keripik bekicot) adalah masyarakat Kediri. Disamping itu bekicot juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional, karena ekstrak daging bekicot dan lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti abortus, sakit waktu menstruasi, radang selaput mata, sakit gigi, gatal-gatal, jantung dan lain-lain. Sedangkan kulit bekicot sangat mujarab untuk penyakit tumor. Sejenis obat yang dikenal berasal dari kulit bekicot, dinamakan Maulie, yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan, jantung suka berdebar, tidak bisa tidur/insomania, leher membengkak dan penyakit kaum wanita termasuk keputihan.
5. PERSYARATAN LOKASI
Lokasi perlu dipilih yang dekat dengan jalan, agar mudah penanganannya, baik saat pembuatan kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya pascapanen, artinya pada saat membawa hasil panen tersebut tidak kesulitan dalam transportasinya. Lokasi yang sesuai untuk budidaya bekicot adalah lokasi yang basah serta lembab dan terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yang disukai adalah tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat untuk pembentukan cangkang.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.A. Penyiapan Sarana dan Peralatan
6.A.1. Perkandangan
Walaupun lahan yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan mengenai kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu diperhatikan, karena dalam aslinya dan untuk berkembang biak secara baik bekicot senang dengan keadaan yang lembab dan teduh. Kandang didirikan di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu udara berkisar 25–30 °C. Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu sulit. Bisa dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yang kecil dipelihara terpisah dari yang besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu bekicot kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah resikonya harus dibuat beberapa kandang. Fungsi kandang itu antara lain untuk penetasan, pembesaran dan sebagai kandang induk.
Ada tiga cara berternak bekicot di dalam kandang, antara lain:
a. Kandang kotak kayu
Kandang terbuat dalam lembaran kayu tripleks yang berkaki. Untuk kerangkanya dapat digunakan kayu kaso. Ukuran panjang dan lebar kandang adalah 1 x 1 meter, tinggi 1,25 meter. Di atas kotak tersebut diberi kawat kasa, agar bekicot tidak keluar dari dalam kandang. Sebaiknya di atas kotak perlu dibuatkan tempat berteduh, agar keadaan tempat selalu gelap/tidak langsung kena sinar matahari.
b. Kandang dari bak semen
Pembuatan kandang ini sama dengan kandang kotak kayu. Dalam bak semen yang perlu diperhatikan adalah alasnya. Untuk menciptakan suasana lembab, alas semen perlu diberi tanah dan cacing untuk menggemburkan tanah dan menyerap kotoran yang dikeluarkan bekicot. Tebal lapisan tanah di dalam bak sekitar 30 cm. Zat-zat makanan yang diperlukan bekicot hendaklah selalu tersedia di dalam bak.
c. Kandang galian tanah
Tanah digali dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi 1 x 1 x 1 m. Perlu diperhatikan sebaiknya tanah galian yang akan digunakan untuk kandang dipilih yang agak kering. Sebaiknya kandang dibuat di bawah pohon yang rimbun, kalau dindingnya terlalu basah perlu diberi lapisan pasir. Untuk menjaga keadaan selalu gelap, seperti cara pertama dan kedua, di atas kandang perlu dibuatkan bedeng sebagai penutup. Masa panen, bila kandangnya terbuat dari tanah galian, cara pengambilannya dilakukan dengan menggunakan galah yang bisa menjepit bekicot agar bekicot dan telurnya tidak rusak.
d. Peralatan
Alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan kandang: kayu, semen, bata pasir, kain kasa dan cangkul.
Pembibitan
Tidak semua jenis bekicot cocok untuk dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku.
Pemilihan Bibit Calon Induk
Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.
Reproduksi dan Perkawinan
Bekicot biasanya mulai kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.
Proses Kelahiran
Telur bekicot akan menetas setelah usianya cukup. Pada waktu telur itu menetas dan menjadi anak cangkang, biasanya tidak ditunggui induknya. Begitu bekicot selesai bertelur, telurnya ditinggalkan begitu saja. Telur bekicot akan pecah sendiri melalui proses alam. Penetasan bekicot hingga menjadi anak tergantung pada keadaan tempat dan waktu tetas. Bilamana tempat itu memenuhi syarat (sempurna) seperti kelembaban tanah, iklim dan cahaya yang mencukupi, maka telur akan cepat menetas. Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering dan tempatnya kurang menguntungkan maka telur akan lambat menetas.
Pemeliharaan
Pemeliharaan bekicot bisa dilakukan dengan cara terpisah dan bisa juga secara campuran di dalam suatu tempat. Meskipun cara terpisah membutuhkan tempat khusus tetapi ada keuntungannya. Misalnya, anak bekicot bisa diketahui perkembangannya secara tepat, baik besarnya maupun usianya. Dengan demikian, tidak sulit untuk memberikan perawatan secara khusus. Bagi peternak bekicot sangat mudah kiranya apabila perawatan anak bekicot itu dilakukan di tempat khusus. Adapun makanan anak bekicot bisa diberi makanan dengan sejenis ganggang (lumut), pupus daun dan sedikit zat kapur. Harus diingat hendaklah tempatnya selalu teduh dan lembab. Setelah anak bekicot berusia dua/tiga bulan, hendaklah dipindahkan kekandang pembesaran. Keberhasilan budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan dan pemeliharaan teknis selama diternakkan.
Beberapa perawatan teknis dalam budidaya bekicot diantaranya meliputi:
Menjaga kelembaban lingkungan
Bekicot sangat suka tempat yang lembab sehingga untuk mempertahankan kelembaban lingkungan dapat digunakan atap atau perlindungan lain. Pada musim panas kelembaban lingkungan dapat dipertahankan dengan menyiramkan air lokasi peternakan setiap hari.
Mempertahankan kondisi lingkungan
Bekicot menyukai tempat yang lembab, namun bukan berarti pada tanah yang becek. Sehingga diperlukan usaha untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang sesuai dengan yang dikehendaki bekicot.
Pemberian pakan yang bermutu secara teratur
Agar hasil budidaya berhasil dengan baik diperlukan pemberian pakan yang bermutu dan teratur. Pemberian pakan berpedoman pada mutu pakan dan kebiasaan waktu makan. Mutu makan yang baik akan menentukan kualitas daging bekicot. Mutu pakan yang baik dapat dipenuhi dengan memberi pakan berupa daun-daunan yang disukai dan buah-buahan. Misalnya; daun dan buah pepaya, daun bayam, buah terung mentimun, swai dan lain sebagainya.
Menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain
Agar bekicot dapat tumbuh baiak tanpa gangguan dari hewan yang merupakan musuhnya dan hewan yang dapat merebut makanannya maka lahan budidaya harus dijaga agar tidak dapat dimasuki hewan-hewan lain.
Menjaga bekicot agar tidak keluar dari areal pemeliharaan
Untuk menjaga agar bekicot tidak keluar dari areal dapat dilakukan hal sebagai berikut:
* membuat tutup kandang (bila budidaya bekicot dalam kandang)
* membuat pagar yang bagian atasnya diolesi dengan detergen
* menabur abu atau garam disekeliling pagar bagian dalam.
7. HAMA DAN PENYAKIT
Sampai saat ini belum banyak diketahui tentang adanya hama atau penyakit yang dapat menyebabkan kematian bekicot, kecuali semut, bebek dan itik.
8. PANEN
Dengan pemeliharaan cukup baik, bekicot mulai dapat dipanen setelah 5-8 bulan. secara fisik dapat dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10 Cm, maka bekicot telah siap untuk diambil dagingnya. Hasil utama dari ternak bekicot adalah dagingnya, yang dapat diolah langsung dengan dibuat sate, keripik, dendeng/masakan segar lainnya dan dapat juga diolah dalam bentuk kalengan. Ada juga permintaan dalam keadan hidup. Disamping itu daging dari bekicot ini dapat dijadikan tepung, yang pengolahannya melalui proses pengeringan terlebih dahulu.
Hasil Tambahan
Disamping diambil dagingnya, kulit/cangkang bekicot juga laku untuk dijual. Baik untuk bahan dasar obat-obatan/dibuat tepung untuk tambahan makanan untuk hewan ternak yang membutuhkan tepung berbahan dasar yang mengandung zat kapur.
Penangkapan
Bekicot dikumpulkan di dalam kotak kardus/peti dari kayu dan jangan menggunakan karung goni karena dapat mengakibatkan kulit bekicot pecah. Setelah dimasukkan dalam peti, pertama sekali perlu dilakukan pencucian agar terhindar dari semua kotoran dan lumpur yang melekat pada cangkangnya. Pencucian ini dengan cara menyemprot bekicot dengan air bersih. Setelah itu, Bekicot di karantina selama 1-2 hari/malam tanpa diberikan makan agar kotoran dan lendirnya keluar sebanyak mungkin.
9. PASCAPANEN
Setelah dilakukan penagkapan dan pengumpulan bekicot lalu dilakukan penyortiran dengan jalan membuang bekicot yang mati atau terlalu kecil untuk diolah. Kemudian dilakukan penggaraman, dengan memberikan garam 10-15% dari berat total bekicot, dengan cara diaduk rata. Penggaraman dapat mematikan bekicot sekaligus mengeluarkan lendir sebanyak mungkin. Setelah melalui tahapan penggaraman, segera direbus dengan air garam 3% selama 10 menit, kemudian diangkat dan disemprot dengan air dingin, baru dilakukan pencukilan daging. Perebusan kedua dilakukan setelah bagian perut dibuang dan kotoran lainnya dalam larutan garam 3%. Cara ini bertujuan untuk menghilangkan lendir dan daging menjadi lebih lunak. Kemudian daging tersebut dibungkus dan dikemas dalam karton.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya bekicot metoda kebun di daerah Kediri (Jawa Timur) dengan luas lahan 4.000 m 2 pada tahun 1999.
Biaya Produksi
Sewa Lahan 4.000 m 2 Rp. 200.000,-
Bibit induk 100 ekor @ Rp. 50,- Rp. 5.000,-
Pembuatan Pagar dan saluran 5 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 25.000,-
Bambu pagar 10 btg @ Rp. 2.000,- Rp. 20.000,-
Pakan dan Pemeliharaan Rp. 120.000,-
Panen dan pasca panen Rp. 100.000,-
Lain-lain Rp. 30.000,-
Jumlah Biaya Produksi Rp. 500.000,-
Pendapatan
Bekicot siap panen 30.000 ekor = 100 kg @ Rp. 100,- Rp. 10.000,-
Anak bekicot 60.000,-
Telur bekicot 9.030.000 butir
Selanjutnya hasil panen dapat dilakukan setiap hari 100 kg dan pendapatan tiap bulan adalah Rp. 300.000,- dan perkembangan bekicot dari telur menjadi bekicot dan bekicot bertelur dan seterusnya.
Keuntungan
Dari budidaya bekicot tersebut dapat didapat keuntungan Rp. 180.000,-setiap bulannya dan Rp. 6.000,- setiap harinya.
Gambaran Peluang Agribisnis
Daging bekicot merupakan komoditi eksport yang menjanjikan, karena harganya yang cukup mahal dipasaran internasional. Pada periode Januari-Juli 1988 harga ekspor daging bekicot US $ 1,82 per kg. Hal ini menyebabkan menculnya Peternakan Inti Rakyat (PIR) dengan komoditi bekicot. Kini telah banyak berdiri perusahaan-perusahaan pengelola daging bekicot, yang dapat memperlancar pemasaran pasaran sebagai komoditi eksport.
Monday, July 30, 2012
Jenis dan Cara Mencegah Hama Adenium
Adenium termasuk tanaman yang jarang terkena hama penyakit. Namun alangkah baiknya jika hobiis mengenal jenis dan cara mencegahnya, suatu saat ada gunanya.
Timbulnya hama pada Adenium disebabkan oleh tidak terjaganya kebersihan lingkungan adenium di sekitar. Seperti gulma dan daun kering di sekitar tumbuhan.
Jenis hama penyakit adenium ini, dikutip dari buku adenium karangan Godongijo, yang sengaja dishare disini agar hobiis juga dapat mengetahui dan mencobanya. Diharapkan dengan ini lebih mendalami pengetahuan tentang cara merawat adenium.
Jenis Hama Yang Sering Menyerang Adenium
1. Aphids
Hama ini berupa kutu berwarna kuning. Kutu ini menyerang daun muda adenium. Daun yang diserang penampilannya akan rusak, kering dan kerdil. Gejalanya daun muda akan menjadi kering.
Penanggulangannya dengan cara menyemprotkan insektisida Confidor dengan dosis 0,5 - 1 ml/l air.
2. Trips
Hama ini seperti kutu berwarna merah hitam dan bergerak sangat cepat. Hama ini menyerang kuncup bunga adenium sehinga gagal berkembang dan akhirnya menjadi kering.
Cara mengatasinya bisa dengan menyemprotkan Metindo dengan dosis 1 g/l air atau Agrimex dengan dosis 0,5 ml/l air.
3. Root mealy buy
Bentuknya seperti kutu rambut berwarna putih. Kutu ini menjadi momok pekebun adenium. Kutu ini sangat gemar bersarang di dalam media lembab. Gejala pucuk adenium layu, bila media dibongkar tampak akar membusuk dan terlihat hewan kecil bertepung putih menempel pada akar.
Penanggulangannya dengan Dursban atau Diazinon dosis 1 ml/l air. Larutkan dan siram langsung ke media, jika serangan terlalu parah sebaiknya media diganti.
4. Spider mite
Spider myte atau tungaua terutama menyerang adenium dari jenis daun berbulu. Famili Tetranychdae ini senang bersarang di bawah daun, sehingga kerap ditemukan selaput tipis mirip sarang laba-laba. Tungaua ini menyebabkan warna daun pucat layu lalu berubah menjadi coklat. Sehingga daun rontok satu persatu sampai gundul. Perkembangannya sangat cepat, dalam tempo 1-2 minggu saja daun menjadi gundul walaupun tidak mengalami kematian.
Penanggulangannya, gunakan akarisida seperti Omite atau Kelthane dosis 0,5 - 1 ml/l air. Semprotkan frekuensi 2 - 3 kali selama 2 minggu.
5. Fungus gnat
Serangga ini seperti lalat kecil berwarna hitam dan bersayap transparan. Serangan pada media adenium. Tanaman yang diserang ditandai adanya bintik hitam pada kuncup bunga, selanjutnya kuncup bunga akan busuk.
Jika menemukan telur harus segera dibuang, karena telur akan menjadi ulat kecil berwarna putih memakan bunga muda. Untuk mengatasinya dengan menyemprotkan pada bagian yang diserang Trigard, Agrimec dan Trigard dosis 0,5 ml/l air.
Itulah jenis hama yang sering menyerang tanaman adenium. Agar tidak mudah terkena hama penyakit lakukan perawatan intensif. Seperti menyiram yang tepat, memilih dan komposisi media yang baik, lingkungan yang cocok serta pemberian pupuk dan pestisida terukur.
Sumber : http://tutoadenium.blogspot.com/
Timbulnya hama pada Adenium disebabkan oleh tidak terjaganya kebersihan lingkungan adenium di sekitar. Seperti gulma dan daun kering di sekitar tumbuhan.
Jenis hama penyakit adenium ini, dikutip dari buku adenium karangan Godongijo, yang sengaja dishare disini agar hobiis juga dapat mengetahui dan mencobanya. Diharapkan dengan ini lebih mendalami pengetahuan tentang cara merawat adenium.
Jenis Hama Yang Sering Menyerang Adenium
1. Aphids
Hama ini berupa kutu berwarna kuning. Kutu ini menyerang daun muda adenium. Daun yang diserang penampilannya akan rusak, kering dan kerdil. Gejalanya daun muda akan menjadi kering.
Penanggulangannya dengan cara menyemprotkan insektisida Confidor dengan dosis 0,5 - 1 ml/l air.
2. Trips
Hama ini seperti kutu berwarna merah hitam dan bergerak sangat cepat. Hama ini menyerang kuncup bunga adenium sehinga gagal berkembang dan akhirnya menjadi kering.
Cara mengatasinya bisa dengan menyemprotkan Metindo dengan dosis 1 g/l air atau Agrimex dengan dosis 0,5 ml/l air.
3. Root mealy buy
Bentuknya seperti kutu rambut berwarna putih. Kutu ini menjadi momok pekebun adenium. Kutu ini sangat gemar bersarang di dalam media lembab. Gejala pucuk adenium layu, bila media dibongkar tampak akar membusuk dan terlihat hewan kecil bertepung putih menempel pada akar.
Penanggulangannya dengan Dursban atau Diazinon dosis 1 ml/l air. Larutkan dan siram langsung ke media, jika serangan terlalu parah sebaiknya media diganti.
4. Spider mite
Spider myte atau tungaua terutama menyerang adenium dari jenis daun berbulu. Famili Tetranychdae ini senang bersarang di bawah daun, sehingga kerap ditemukan selaput tipis mirip sarang laba-laba. Tungaua ini menyebabkan warna daun pucat layu lalu berubah menjadi coklat. Sehingga daun rontok satu persatu sampai gundul. Perkembangannya sangat cepat, dalam tempo 1-2 minggu saja daun menjadi gundul walaupun tidak mengalami kematian.
Penanggulangannya, gunakan akarisida seperti Omite atau Kelthane dosis 0,5 - 1 ml/l air. Semprotkan frekuensi 2 - 3 kali selama 2 minggu.
5. Fungus gnat
Serangga ini seperti lalat kecil berwarna hitam dan bersayap transparan. Serangan pada media adenium. Tanaman yang diserang ditandai adanya bintik hitam pada kuncup bunga, selanjutnya kuncup bunga akan busuk.
Jika menemukan telur harus segera dibuang, karena telur akan menjadi ulat kecil berwarna putih memakan bunga muda. Untuk mengatasinya dengan menyemprotkan pada bagian yang diserang Trigard, Agrimec dan Trigard dosis 0,5 ml/l air.
Itulah jenis hama yang sering menyerang tanaman adenium. Agar tidak mudah terkena hama penyakit lakukan perawatan intensif. Seperti menyiram yang tepat, memilih dan komposisi media yang baik, lingkungan yang cocok serta pemberian pupuk dan pestisida terukur.
Sumber : http://tutoadenium.blogspot.com/
Sunday, July 29, 2012
Pelecypoda Mollusca : Kerang Penghasil Mutiara
Hewan ini memiliki dua katup/valve (bi = dua, valve = katup) yang dihubungkan oleh semacam engsel, sehingga disebut Bivalvia.
* Bivalvia adalah kelas dalam moluska yang mencakup semua kerang-kerangan (Kerang Cs) : memiliki sepasang cangkang (nama "bivalvia" berarti dua cangkang).
* Nama lainnya adalah Lamellibranchia, Pelecypoda.
* Hewan yang masuk kedalam kelompok ini termasuk berbagai kerang, kupang, remis, kijing, lokan, simping, tiram, serta kima; meskipun variasi di dalam bivalvia sebenarnya sangat luas.
* Kerang-kerangan banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia sejak zaman purba.
* Dagingnya dimakan sebagai sumber protein (First class protein). Cangkangnya dimanfaatkan sebagai perhiasan, bahan kerajinan tangan, Nisan kubur, serta alat pembayaran pada masa lampau.
* sebagai perhiasan misalnya pada kalung mutiara yang dihasilkan oleh beberapa jenis tiram Meleagrina margaritivera (kerang mutiara).
* Pemanfaatan modern juga menjadikan kerang-kerangan sebagai biofilter terhadap polutan (Bioremediasi)
* Bivalvia yang mempunyai dua cangkok ini, cangkoknya dapat membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya (lihat gambar cara membuka menutupnya)
* Cangkok / cangkang ini berfungsi untuk melindungi tubuh karena tidak menghasilkan zat tinta seperti temennya Chepalopoda
* Cangkok di bagian dorsal tebal dan di bagian ventral tipis, di bagian anterior ditemukan umbo (bagian yang membesar/menonjol) dan dibagian posterior berupa punggung.
* Kepalanya tidak nampak dan kakinya berotot.
* Kakinya pipih menyerupai kapak yang pipih (Pelecypoda) yang dapat dijulurkan ke luar, sesuai dengan arti Pelecypoda (pelekis = kapak kecil; podos = kaki).berfungsi untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir. OK
* Cangkok tersusun dari zat kapur dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1. Periostrakum (luar)
2. Prismatik (tengah, tebal)
3. Nakreas (dalam, disebut pula sebagai lapisan mutiara)
4. Periostrakum adalah lapisan terluar dari zat kitin yang berfungsi sebagai pelindung warna gelap
5. lapisan prismatik, tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma,
6. dan lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel textur warna mengkilat
* Pada tiram mutiara (Meleagrina margaritivera), jika di antara mantel dan cangkangnya kemasukan benda asing seperti pasir, lama-kelamaan mengeras akan terbentuk mutiara. Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas yang dikeluarkan dari rongga mantel pembungkus tubuhnya.
* Dari hasil riset inilah kemudian dikembangkan pembuatan mutiara dengan memperkosa kerang mutiara dimasuki benda asing secara sengaja diantara mantel dan lapisan nakreasnya. Dan bahkan sekarang para kerang mutiara ini diberi makanan yang mengandung pigmen sehingga hasil ekskresinya menjadi mengandung pigmen, dan tentu mutiara yang terbentuk menjadi bervariasi warna warni dan ngejreng OK
* Hewan Bivalvia bersifat kosmopolitan bisa hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang lainnya banyak mengandung zat kapur yang digunakan untuk membuat cangkoknya.
* Kerang bernafas dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung batang insang (branchia), maka kerang juga disebut Lamelibranchiata
* Antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel. Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air
* Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air.
* Makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll.
* Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
* Kelompok Kerang hijau, mutiara hidup di laut, sedang jenis Remis (kerang air tawar) hidup di air tawar
Struktur dalam kerang air tawar (Remis)
* Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua.
* Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal.
* Untuk memudahkan memahami daur hidup Bivalvia dapat digambarkan melalui contoh daur hidup kerang air tawar pada
Diagram daur hidup kerang air tawar
* Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium.
* Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial.
* Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan.
* Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva glochidium.
* Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak.
* Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista.
* Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda.
* Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.
System Syaraf
* Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan.
* Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior hal ini sama juga ditemukan pada Gastropoda
Contoh jenis dari kelas tersebut adalah kerang-kerangan, misalnya:
* Mytilus viridis (kerang hijau)
* Anadara granosa (kerang darah)
* Asaphis derlorata (remis )
* Meleagrina margaritivera (kerang mutiara)
* Tridagna gigas (kima)
SKETSA PELECYPODA BIVALVIA
Terima Kasih telah Membaca Sebuah Artikel Tentang PELECYPODA MOLLUSCA Teman Teman Bisa Menemukan Artikel PELECYPODA MOLLUSCA Ini Melaui URL Berikut http://biologi-news.blogspot.com/2010/12/pelecypoda-mollusca.html, Silahkan Copy Paste Atau bagikan Artikel PELECYPODA MOLLUSCA Ini, Jika Menurut Teman Teman Artikelnya Menarik dan Bermanfaat, Namun Jangan Lupa Untuk MencantumkanPELECYPODA MOLLUSCA sumbernya yaa
* Bivalvia adalah kelas dalam moluska yang mencakup semua kerang-kerangan (Kerang Cs) : memiliki sepasang cangkang (nama "bivalvia" berarti dua cangkang).
* Nama lainnya adalah Lamellibranchia, Pelecypoda.
* Hewan yang masuk kedalam kelompok ini termasuk berbagai kerang, kupang, remis, kijing, lokan, simping, tiram, serta kima; meskipun variasi di dalam bivalvia sebenarnya sangat luas.
* Kerang-kerangan banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia sejak zaman purba.
* Dagingnya dimakan sebagai sumber protein (First class protein). Cangkangnya dimanfaatkan sebagai perhiasan, bahan kerajinan tangan, Nisan kubur, serta alat pembayaran pada masa lampau.
* sebagai perhiasan misalnya pada kalung mutiara yang dihasilkan oleh beberapa jenis tiram Meleagrina margaritivera (kerang mutiara).
* Pemanfaatan modern juga menjadikan kerang-kerangan sebagai biofilter terhadap polutan (Bioremediasi)
* Bivalvia yang mempunyai dua cangkok ini, cangkoknya dapat membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya (lihat gambar cara membuka menutupnya)
* Cangkok / cangkang ini berfungsi untuk melindungi tubuh karena tidak menghasilkan zat tinta seperti temennya Chepalopoda
* Cangkok di bagian dorsal tebal dan di bagian ventral tipis, di bagian anterior ditemukan umbo (bagian yang membesar/menonjol) dan dibagian posterior berupa punggung.
* Kepalanya tidak nampak dan kakinya berotot.
* Kakinya pipih menyerupai kapak yang pipih (Pelecypoda) yang dapat dijulurkan ke luar, sesuai dengan arti Pelecypoda (pelekis = kapak kecil; podos = kaki).berfungsi untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir. OK
* Cangkok tersusun dari zat kapur dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1. Periostrakum (luar)
2. Prismatik (tengah, tebal)
3. Nakreas (dalam, disebut pula sebagai lapisan mutiara)
4. Periostrakum adalah lapisan terluar dari zat kitin yang berfungsi sebagai pelindung warna gelap
5. lapisan prismatik, tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma,
6. dan lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel textur warna mengkilat
* Pada tiram mutiara (Meleagrina margaritivera), jika di antara mantel dan cangkangnya kemasukan benda asing seperti pasir, lama-kelamaan mengeras akan terbentuk mutiara. Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas yang dikeluarkan dari rongga mantel pembungkus tubuhnya.
* Dari hasil riset inilah kemudian dikembangkan pembuatan mutiara dengan memperkosa kerang mutiara dimasuki benda asing secara sengaja diantara mantel dan lapisan nakreasnya. Dan bahkan sekarang para kerang mutiara ini diberi makanan yang mengandung pigmen sehingga hasil ekskresinya menjadi mengandung pigmen, dan tentu mutiara yang terbentuk menjadi bervariasi warna warni dan ngejreng OK
* Hewan Bivalvia bersifat kosmopolitan bisa hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang lainnya banyak mengandung zat kapur yang digunakan untuk membuat cangkoknya.
* Kerang bernafas dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung batang insang (branchia), maka kerang juga disebut Lamelibranchiata
* Antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel. Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air
* Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air.
* Makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll.
* Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
* Kelompok Kerang hijau, mutiara hidup di laut, sedang jenis Remis (kerang air tawar) hidup di air tawar
Struktur dalam kerang air tawar (Remis)
* Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua.
* Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal.
* Untuk memudahkan memahami daur hidup Bivalvia dapat digambarkan melalui contoh daur hidup kerang air tawar pada
Diagram daur hidup kerang air tawar
* Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium.
* Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial.
* Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan.
* Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva glochidium.
* Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak.
* Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista.
* Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda.
* Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.
System Syaraf
* Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan.
* Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior hal ini sama juga ditemukan pada Gastropoda
Contoh jenis dari kelas tersebut adalah kerang-kerangan, misalnya:
* Mytilus viridis (kerang hijau)
* Anadara granosa (kerang darah)
* Asaphis derlorata (remis )
* Meleagrina margaritivera (kerang mutiara)
* Tridagna gigas (kima)
SKETSA PELECYPODA BIVALVIA
Terima Kasih telah Membaca Sebuah Artikel Tentang PELECYPODA MOLLUSCA Teman Teman Bisa Menemukan Artikel PELECYPODA MOLLUSCA Ini Melaui URL Berikut http://biologi-news.blogspot.com/2010/12/pelecypoda-mollusca.html, Silahkan Copy Paste Atau bagikan Artikel PELECYPODA MOLLUSCA Ini, Jika Menurut Teman Teman Artikelnya Menarik dan Bermanfaat, Namun Jangan Lupa Untuk MencantumkanPELECYPODA MOLLUSCA sumbernya yaa
Friday, July 27, 2012
Tata Cara Membuat Bonsai
Penggemar tanaman hias pasti mengetahui pohon mungil atau pohon kerdil yang lucu dan indah yang dikenal dengan nama bonsai. Bonsai yang pada awalnya adalah teknik pengerdilan yang berasal dari Jepang Negara tempat Maria Miyabi Ozawa dibesarkan.
Bagaimana cara membuat pohon kerdil tersebut? banyak sekali video yang dapat di DOWNLOAD bagaimana cara membuatnya, dalam artikel ini kita coba berbagi tata cara membuat bonsai dari mulai yang dasar.
YUUK MARI MEMBUAT BONSAI
Sebelum membuat bonsai, pilih dulu bakal bonsai berikut :
Bibit bonsai seharusnya sehat, daunnya hijau serta tidak terserang hama penyakit. Bibit sebaiknya berasal dari cangkokan atau stek yang tidak membentuk akar tunggang, namun banyak memiliki akar lateral.
Tanaman yang dapat dibikin bonsai adalah getah perca, kawista, maja, sawo kecik, sawo biasa, sawo durian, cerme belanda, jambu biji, jeruk kingking, juwet kerikil, azalea, kaca piring, kayu putih, kayu manis cempaka kuning,asem, beringin dan banyak lagi.
Tahapan sebelum bakal bonsai ditanam :
Membuang dahan-dahan yang tidak diperlukan. Mengurangi atau mengganti tanah yang bersal dari pembibitan. Mengurangi perakaran dan mensucihamakan.
Sekedar mengiiingatkan, tanah dari pembibitan tidak sesuai dengan persyaratan untuk dipakai terus dalam pot bonsai sehingga harus sering dibuang. Sebagai langkah mensucihamakan, tanah didalam pot atau keranjang disiram insektisida dengan kepekjatan 0.005-0,1%. Lantas pot atau keranjang dibiarkan ditempat teduh selama 10-15 hari.
Sewaktu memindahkan bakal bonsai dan memisahkan akar dari tanah hendaknya dikerjakan ditempat teduh, Untuk memudahkan pembuangan tanah, sebaiknya dibasahi dulu. Dengan menaggunakan pencungkil dari bambu, tanah bagian bawah dibuang dulu dengan diikuti pemangkasan akar yang sudah panjang.
Sebelum bakal bonsai ditanam, pot harus sudah disiapkan termasuk pemberian lapisan kerikil dasarnya. Selanjutnya disiapkan pula media yang berupa campuran tanah liat 50%, pasir 20%, dan kompos 30%. Diatas lapisan kerikil tadi diberi media secukupnya untuk menancapkan bakal bonsai.
Setelah pot dan media tanahnya siap, maka tanamlah bakal bonsai tersebut diatas tanah dalam pot. Kemudian isi rongga antar akar-akar dengan tanah yang sama campurannya. Kalau bisa tanah-tanah tersebut dipadatkan dengan menggunkan kayu kecil.
Setelah penempatan akar selesai, permukaan akar ditutup tanah hingga batas leher akar. Permukaan tanah bisa diratakan, namun seni kalau diatur agak landai dengan batang bonsai sebagai puncaknya. setelah ditanam siramlah bakal bonsai tersebut dengan menggunkan sprayer. Kalau bisa permukaan tanahnya diberi mos kering yang berfungsi sebagai mulsa.
Langkah selanjutnya membentuk kerangka dasar bonsai. Hal ini dapat dilakukan jika bakal bonsai tersebut sehat dan kokoh.
Caranya, dahan-dahan yang dianggap berlebihan dipangkas dengan gunting. Upayakan pangkasan tersebut tepat pada pangkalnya sehingga merata dengan permukaan batang.
Batang pokok dapat diatur demikian :
Tegak lurus dengan dahan membentuk mahkota yang simetris.
Berliku-liku namun menjulang keatas
Miring hingga menggelantung
Berbatang pokok lebih dari satu yang tumbuh dekat leher atau lebih tinggi.
Merubah bentuk dan arah tumbuhnya batang pokok serta dahan-dahan merupakan suatu paksaan. Ini pun sangat memakan waktu hingga bentuk dan arah yang dikehendaki tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kawat kuningan, tali rafia, tang, gunting pangkas, gunting biasa, pisau kecil dan cellotape. Nah, kemudian lilitlah batang, cabang, atau ranting dengan kawat kuningan sesuai bentuk yang dikehendaki. Untuk mengarahkan cabang yang dililit tadi cukup ditarik dengan tali rafia.
Pemeliharaan berikutnya :
Pabgkaslah cabang atau dahan yang menyimpang dari rencana.
Pangkaslah ranting-ranting yang tumpang tindih.
Pangkaslah dahan yang terlalu rimbun.
Penyiraman setiap hari menggunakan sprayer agar lepasnya air halus dan kecil.
Selama perawatan, tak pernah ada zat atau bahan yang digunakan untuk mengkerdilkan bonsai.
Pemupukan diberikan 3 kali dalam setahun yakni berupa NPK 15-15-15 dengan dosis 25-50 gram/4 bulan. Lebih bagus lagi menambahakn pupuk kandang atau kompos dan bahan organik lain secukupnya.
Sumber : http://raja-jempol.blogspot.com/
Bagaimana cara membuat pohon kerdil tersebut? banyak sekali video yang dapat di DOWNLOAD bagaimana cara membuatnya, dalam artikel ini kita coba berbagi tata cara membuat bonsai dari mulai yang dasar.
YUUK MARI MEMBUAT BONSAI
Sebelum membuat bonsai, pilih dulu bakal bonsai berikut :
Bibit bonsai seharusnya sehat, daunnya hijau serta tidak terserang hama penyakit. Bibit sebaiknya berasal dari cangkokan atau stek yang tidak membentuk akar tunggang, namun banyak memiliki akar lateral.
Tanaman yang dapat dibikin bonsai adalah getah perca, kawista, maja, sawo kecik, sawo biasa, sawo durian, cerme belanda, jambu biji, jeruk kingking, juwet kerikil, azalea, kaca piring, kayu putih, kayu manis cempaka kuning,asem, beringin dan banyak lagi.
Tahapan sebelum bakal bonsai ditanam :
Membuang dahan-dahan yang tidak diperlukan. Mengurangi atau mengganti tanah yang bersal dari pembibitan. Mengurangi perakaran dan mensucihamakan.
Sekedar mengiiingatkan, tanah dari pembibitan tidak sesuai dengan persyaratan untuk dipakai terus dalam pot bonsai sehingga harus sering dibuang. Sebagai langkah mensucihamakan, tanah didalam pot atau keranjang disiram insektisida dengan kepekjatan 0.005-0,1%. Lantas pot atau keranjang dibiarkan ditempat teduh selama 10-15 hari.
Sewaktu memindahkan bakal bonsai dan memisahkan akar dari tanah hendaknya dikerjakan ditempat teduh, Untuk memudahkan pembuangan tanah, sebaiknya dibasahi dulu. Dengan menaggunakan pencungkil dari bambu, tanah bagian bawah dibuang dulu dengan diikuti pemangkasan akar yang sudah panjang.
Sebelum bakal bonsai ditanam, pot harus sudah disiapkan termasuk pemberian lapisan kerikil dasarnya. Selanjutnya disiapkan pula media yang berupa campuran tanah liat 50%, pasir 20%, dan kompos 30%. Diatas lapisan kerikil tadi diberi media secukupnya untuk menancapkan bakal bonsai.
Setelah pot dan media tanahnya siap, maka tanamlah bakal bonsai tersebut diatas tanah dalam pot. Kemudian isi rongga antar akar-akar dengan tanah yang sama campurannya. Kalau bisa tanah-tanah tersebut dipadatkan dengan menggunkan kayu kecil.
Setelah penempatan akar selesai, permukaan akar ditutup tanah hingga batas leher akar. Permukaan tanah bisa diratakan, namun seni kalau diatur agak landai dengan batang bonsai sebagai puncaknya. setelah ditanam siramlah bakal bonsai tersebut dengan menggunkan sprayer. Kalau bisa permukaan tanahnya diberi mos kering yang berfungsi sebagai mulsa.
Langkah selanjutnya membentuk kerangka dasar bonsai. Hal ini dapat dilakukan jika bakal bonsai tersebut sehat dan kokoh.
Caranya, dahan-dahan yang dianggap berlebihan dipangkas dengan gunting. Upayakan pangkasan tersebut tepat pada pangkalnya sehingga merata dengan permukaan batang.
Batang pokok dapat diatur demikian :
Tegak lurus dengan dahan membentuk mahkota yang simetris.
Berliku-liku namun menjulang keatas
Miring hingga menggelantung
Berbatang pokok lebih dari satu yang tumbuh dekat leher atau lebih tinggi.
Merubah bentuk dan arah tumbuhnya batang pokok serta dahan-dahan merupakan suatu paksaan. Ini pun sangat memakan waktu hingga bentuk dan arah yang dikehendaki tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kawat kuningan, tali rafia, tang, gunting pangkas, gunting biasa, pisau kecil dan cellotape. Nah, kemudian lilitlah batang, cabang, atau ranting dengan kawat kuningan sesuai bentuk yang dikehendaki. Untuk mengarahkan cabang yang dililit tadi cukup ditarik dengan tali rafia.
Pemeliharaan berikutnya :
Pabgkaslah cabang atau dahan yang menyimpang dari rencana.
Pangkaslah ranting-ranting yang tumpang tindih.
Pangkaslah dahan yang terlalu rimbun.
Penyiraman setiap hari menggunakan sprayer agar lepasnya air halus dan kecil.
Selama perawatan, tak pernah ada zat atau bahan yang digunakan untuk mengkerdilkan bonsai.
Pemupukan diberikan 3 kali dalam setahun yakni berupa NPK 15-15-15 dengan dosis 25-50 gram/4 bulan. Lebih bagus lagi menambahakn pupuk kandang atau kompos dan bahan organik lain secukupnya.
Sumber : http://raja-jempol.blogspot.com/
Thursday, July 26, 2012
Mengenal Budidaya Kerang Mutiara
Mutiara sebenarnya terbentuk akibat respon dari tiram untuk menolak kesakitan oleh akibat masuknya benda asing kedalam tubuhnya. Mutiara dari laut dapat diketemukan pada tiram, sedangkan mutiara dari perairan tawar pada kerang atau kijing. Pada dasarnya mutiara perairan laut berhubungan erat dengan tiram dan genus pinctada dan pada perairan tawar pada genus Onio. Banyak jenis tiram yang dapat memproduksi benda keras dalam tubuhnya, tetapi sedikit yang dapat digolongkan sebagai batu permata mutiara. Pada dua cangkang (kulit tiram) tiram jenis Pinctada terdapat bermacam-macam lapisan. Lapisan induk mutiara, berada pada cangkang bagian dalam. Jika terdapat partikel benda asing yang menyakitkan misalnya sebutir pasir maka organ tubuh tiram yang disebut mantel akan mulai melapisi dengan “nacre” pelindung (lapisan induk mutiara) ke sekelilingnya, hasilnya mungkin akan menjadi sebutir mutiara. Jika partikel dapat dilapisi oleh mantel secara menyeluruh, hasil mutiara kelak akan berbentuk bundar bagus.
Mutiara itu dibentuk oleh lapisan yang mengelilingi penyebab sakitnya secara konsentris. Lapisan tersebut terdiri dari mineral yang diproduksi oleh tiram; tetapi bila lapisan terluarnya tidak terdiri dari nacre, mutiara tidak akan memperlihatkan warna-warni yang menggairahkan yang biasa disebut “orient” yang membuat mutiara mempunyai harga yang tinggi dan indah.
Dibawah orient disebut “overtone”,adalah warna tubuh atau warna latar belakang dari mutiara. Overtone berupa suatu sinar pantul yang datang dari permukaan mutiara, dengan warna yang bermacam-macam: ungu, hijau, kuning, merah jambu (pink) dan jingga (oranye). Pada dasarnya warna tubuh mutiara dibagi menjadi tiga: putih, hitam dan “berwarna” termasuk merah, kuning, pelangi, violet, biru abu-abu dan brons, biru tua, hijau biru dan hijau dengan kilau mekanik. Termasuk dalam warna putih termasuk krem, merah muda dan kuning merah (keduanya dengan overtone piks), juga mutiara yang biasa disebut sebagai mutiara “indah” yaitu mutiara yang selalu memiliki tiga warna sekaligus berupa overtone krem,merah bunga mawar dan biru atau hijau.
Untuk saat ini tiram adalah penghasil (produsen) mutiara dari laut dan lebih lanjut produsen mutiara dari laut dan lebih lanjut produsen mutiara alam dunia yang utama dari teluk Persia antara Arap Saudi dan Iran. Hanya sekitar 1 dari 40 tiram yang kemungkinan berisi mutiara dan jumlah tiram yang diketemukan dati tahun ketahun semakin menurun. Dari teluk Persia mutiara diangkut ke Bombay, di tempat ini mutiara-mutiara tersebut dicuci dengan mencelupkannya kedalam Hidrogen peroksida kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari. Setelah disorter dan dibor, jenis-jenis terbaik dijual kepada pedagang-pedagang dari negara barat, banyak mutiara-mutiara tersebut tampil di Paris dan Amerika Serikat. Paris adalah penyebaran utama mutiara dan Bombay adalah pusat perantara untuk mutiara dari teluk Persia.
Mutiara yang bagus juga datang dari Sri Lanka, australia, Jepang, Mexiko, Panama, Venezuela dan Tahiti. Mutiara ini dari perairan tawar didapatkan dari sungai Missisippi dan anak-anak sungainya, juga dari Skotlandia dan China.
Bentuk mutiara diklasifikasikan sebagai berikut: bentuk bundar, bentuk bulat, bentuk bulat telur, bentuk air mata, bentuk kancing baju, bentuk boroque (seluruh bentuk yang tidak biasa selain yang telah diberi nama tersebut diatas), bentuk gotri (bentuk baroque, tetapi dengan kilauan yang sedikit); mutiara biji (bentuknya ttidak simeteris dan sangat kecil), mutiara debu (terlalu kecil untuk digunakan sebagai batu permata) dan mutiara blister (bentuk mutiara yang menempel dicangkang).
Nilai dari sebutir mutiara didasarkan pada: warna, kilau, translusensi, tekstur, bentuk dan ukuran. Mutiara yang terbaik akan memiliki warna asli dari mutiara, overtone yang kuat dengan kemilau yang tinggi; semi translusensi yang kuat, tidak rentak, tergores, dan penyok atau cacat, bentuk bundar, ukurannya besar. Nilai dari sebutir mutiara yang dapat diperkirakan dengan menduga dengan suatu harga dasar dengan kuadrat dari beratnya, sehingga dengan suatu penambahan ukuran yang sedikit mempunyai pengaruh yang besar terhadap nilainya. Penilaian terhadap mutiara akan lebih kompleks dari pada terhadap berlian. Mutiara yang besar lebih jarang ada dibanding dengan berlian yng besar. Hanya dengan latihan dan pengalaman yang luas dan banyak, seseorang akan dapat melihat kualitas mutiara dengan baik.
MUTIARA PELIHARAAN
Mutiara pemeliharaan pada dasarnya adalah suatu hasil produksi abat ke 20. Beberapa orang telah mencoba mengembangkan cara untuk memproduksi mutiara, Nishikawa, Mise dan Mikimoto adalah nama-nama tenar untuk masalah ini. Setelah mendapatkan cara penempatan inti yang paten, Miki moto merupakan penguasa dalam industri mutiara peliharaan.
Mutiara peliharaan diproduksi dengan memasukkan butiran manik-manik yang terbuat dari kulit cangkang tiram mutiara pada bagian dari lapisan induk mutiara kepada lapisan mantel yang mengeluarkan lapisan mutiara. Tiram memperlakukan manik-manik tersebut sebagai penyakit dan menyelimutinya dengan lapisan nacre. Jadi perbedaan dasar mutiara alam dan peliharaan adalah partikel dan ukurannya, yang masuk dalam tubuh tiram secara alami dan dibuat oleh manusia serta cara terjadinya.
Mutiara blister diproduksi dengan memasukkan separuh manik-manik, ditempelkan di dinding cangkang bagian dalam. Setelah lapisan nacre menyelimuti manik-manik, bentuk yang terjadi tersebut dan lapisan nacre lainnya yang telah dibentuk melengkung, ditempelkan kebagian dasar dari manik-manik. Hasilnya juga disebut sebagai mutiara”mabe”.
Mutiara “biwa” diproduksi dari danau Biwa Jepang menggunakan kijing air tawar. Mutiara biwa bentuknya tidak teratur, tetapi memiliki orient dan warna yang bagus. Perbedaan mutiara biwa dengan yang lainnya adalah bahwa mutiara biwa tidak memiliki inti atau nukleus; sebagai pengganti manik-manik, mantel empat persegi dimasukkan kedalam organ tubuh kijing, syarat pemeliharaannya memakan waktu tiga tahun.
Sumber : http://pusatmutiara.com/
Mutiara itu dibentuk oleh lapisan yang mengelilingi penyebab sakitnya secara konsentris. Lapisan tersebut terdiri dari mineral yang diproduksi oleh tiram; tetapi bila lapisan terluarnya tidak terdiri dari nacre, mutiara tidak akan memperlihatkan warna-warni yang menggairahkan yang biasa disebut “orient” yang membuat mutiara mempunyai harga yang tinggi dan indah.
Dibawah orient disebut “overtone”,adalah warna tubuh atau warna latar belakang dari mutiara. Overtone berupa suatu sinar pantul yang datang dari permukaan mutiara, dengan warna yang bermacam-macam: ungu, hijau, kuning, merah jambu (pink) dan jingga (oranye). Pada dasarnya warna tubuh mutiara dibagi menjadi tiga: putih, hitam dan “berwarna” termasuk merah, kuning, pelangi, violet, biru abu-abu dan brons, biru tua, hijau biru dan hijau dengan kilau mekanik. Termasuk dalam warna putih termasuk krem, merah muda dan kuning merah (keduanya dengan overtone piks), juga mutiara yang biasa disebut sebagai mutiara “indah” yaitu mutiara yang selalu memiliki tiga warna sekaligus berupa overtone krem,merah bunga mawar dan biru atau hijau.
Untuk saat ini tiram adalah penghasil (produsen) mutiara dari laut dan lebih lanjut produsen mutiara dari laut dan lebih lanjut produsen mutiara alam dunia yang utama dari teluk Persia antara Arap Saudi dan Iran. Hanya sekitar 1 dari 40 tiram yang kemungkinan berisi mutiara dan jumlah tiram yang diketemukan dati tahun ketahun semakin menurun. Dari teluk Persia mutiara diangkut ke Bombay, di tempat ini mutiara-mutiara tersebut dicuci dengan mencelupkannya kedalam Hidrogen peroksida kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari. Setelah disorter dan dibor, jenis-jenis terbaik dijual kepada pedagang-pedagang dari negara barat, banyak mutiara-mutiara tersebut tampil di Paris dan Amerika Serikat. Paris adalah penyebaran utama mutiara dan Bombay adalah pusat perantara untuk mutiara dari teluk Persia.
Mutiara yang bagus juga datang dari Sri Lanka, australia, Jepang, Mexiko, Panama, Venezuela dan Tahiti. Mutiara ini dari perairan tawar didapatkan dari sungai Missisippi dan anak-anak sungainya, juga dari Skotlandia dan China.
Bentuk mutiara diklasifikasikan sebagai berikut: bentuk bundar, bentuk bulat, bentuk bulat telur, bentuk air mata, bentuk kancing baju, bentuk boroque (seluruh bentuk yang tidak biasa selain yang telah diberi nama tersebut diatas), bentuk gotri (bentuk baroque, tetapi dengan kilauan yang sedikit); mutiara biji (bentuknya ttidak simeteris dan sangat kecil), mutiara debu (terlalu kecil untuk digunakan sebagai batu permata) dan mutiara blister (bentuk mutiara yang menempel dicangkang).
Nilai dari sebutir mutiara didasarkan pada: warna, kilau, translusensi, tekstur, bentuk dan ukuran. Mutiara yang terbaik akan memiliki warna asli dari mutiara, overtone yang kuat dengan kemilau yang tinggi; semi translusensi yang kuat, tidak rentak, tergores, dan penyok atau cacat, bentuk bundar, ukurannya besar. Nilai dari sebutir mutiara yang dapat diperkirakan dengan menduga dengan suatu harga dasar dengan kuadrat dari beratnya, sehingga dengan suatu penambahan ukuran yang sedikit mempunyai pengaruh yang besar terhadap nilainya. Penilaian terhadap mutiara akan lebih kompleks dari pada terhadap berlian. Mutiara yang besar lebih jarang ada dibanding dengan berlian yng besar. Hanya dengan latihan dan pengalaman yang luas dan banyak, seseorang akan dapat melihat kualitas mutiara dengan baik.
MUTIARA PELIHARAAN
Mutiara pemeliharaan pada dasarnya adalah suatu hasil produksi abat ke 20. Beberapa orang telah mencoba mengembangkan cara untuk memproduksi mutiara, Nishikawa, Mise dan Mikimoto adalah nama-nama tenar untuk masalah ini. Setelah mendapatkan cara penempatan inti yang paten, Miki moto merupakan penguasa dalam industri mutiara peliharaan.
Mutiara peliharaan diproduksi dengan memasukkan butiran manik-manik yang terbuat dari kulit cangkang tiram mutiara pada bagian dari lapisan induk mutiara kepada lapisan mantel yang mengeluarkan lapisan mutiara. Tiram memperlakukan manik-manik tersebut sebagai penyakit dan menyelimutinya dengan lapisan nacre. Jadi perbedaan dasar mutiara alam dan peliharaan adalah partikel dan ukurannya, yang masuk dalam tubuh tiram secara alami dan dibuat oleh manusia serta cara terjadinya.
Mutiara blister diproduksi dengan memasukkan separuh manik-manik, ditempelkan di dinding cangkang bagian dalam. Setelah lapisan nacre menyelimuti manik-manik, bentuk yang terjadi tersebut dan lapisan nacre lainnya yang telah dibentuk melengkung, ditempelkan kebagian dasar dari manik-manik. Hasilnya juga disebut sebagai mutiara”mabe”.
Mutiara “biwa” diproduksi dari danau Biwa Jepang menggunakan kijing air tawar. Mutiara biwa bentuknya tidak teratur, tetapi memiliki orient dan warna yang bagus. Perbedaan mutiara biwa dengan yang lainnya adalah bahwa mutiara biwa tidak memiliki inti atau nukleus; sebagai pengganti manik-manik, mantel empat persegi dimasukkan kedalam organ tubuh kijing, syarat pemeliharaannya memakan waktu tiga tahun.
Sumber : http://pusatmutiara.com/
Wednesday, July 25, 2012
Pachypodium : Tanaman Gurun yang Mulai Diburu
Jangan salah, tanaman ini bukanlah kaktus. Meskipun sama-sama termasuk tanaman gurun, tanaman yang masih satu famili dengan Adenium ini punya keistimewaan sendiri. Selain berduri, tanaman ini pun berbonggol.
Enam bulan lalu, Pachypodium mungkin belum banyak diburu orang. Sepintas bentuknya mirip kaktus karena batangnya berduri. Tak heran jika terkadang orang salah, menganggap ini tanaman kaktus. Tapi kalau melihat bonggolnya, mirip benar dengan Adenium. Tak heran, karena Pachypodium dengan Adenium adalah satu famili, yaitu Apocynaceae. Keluarganya yang lain adalah Plumeria, Nerium, dan Allamanda.
Jadi, tak heran juga jika banyak orang menyebut tanaman yang kebanyakan berasal dari Madagaskar ini sebagai Adenium berduri. "Keunikannya terletak pada batang dan bonggol yang dilapisi duri," papar Kiki Hermanto Bachtiar dari Zha Zha Flora.
Selain tumbuh ke atas mencapai 1,5 meter, ada juga yang melebar ke samping, berbentuk kipas. Jenisnya yang ada di pasaran, seperti P. christata lameri, P. rosulatum grasilis, P. saundersii, dan P. succulentum. Cara pembiakan Pachy selain dari biji bisa dilakukan dengan memotong sebagian batangnya agar tumbuh cabang baru. "Meski dari tanaman yang bagus, tak sayang harus dipotong karena nanti harganya akan lebih mahal."
Tanaman Tahunan
Tanaman yang namanya diambil dari bahasa Yunani ini menyukai hawa panas, dan tidak sulit merawatnya. "Penyiraman cukup sehari sekali dan harus kena panas penuh karena termasuk tanaman gurun," ujar Kiki sambil mengatakan tanaman ini tak pas kalau disimpan di dalam rumah. "Kendala merawat Pachy, paling saat memindahkan tanaman ke media lain harus disimpan dulu di tempat teduh. Baru dua atau tiga hari kemudian bisa diletakkan di tempat panas."
Media tanamnya terdiri dari sekam, pasir malang, cocopeat, dan pupuk kandang. "Lebih bagus kalau banyak pasir malang. Agar hasilnya bagus dan maksimal, media tanam harus baik dan benar." Meski Pachy berbunga, harus sabar menunggu karena butuh waktu lama. "Warnanya ada yang putih, kuning, ungu, dan oranye."
Dari sekitar 60 species, yang digemari penghobis adalah jenis P. rosulatum karena pertumbuhannya yang lambat. "Mungkin karena kalau yang cepat tumbuh, kan, sudah biasa orang lihat. Tak heran jika harga jualnya juga lebih tinggi." Sementara untuk harga Pachy lain, di Zha Zha Flora, dari yang paling kecil jenis P. lameri berkisar Rp 30 ribu. Sementara jenis yang mahal mencapai Rp 25 juta di Jakarta.
Tanaman ini bisa bertahan lama karena termasuk tanaman tahunan. "Hanya saja harus sabar menunggu sampai tinggi. Yang jenis P. lameri saja untuk mencapai tinggi 1,5 meter butuh waktu bertahun-tahun. Perhatikan, jika bibit kecil sudah mulai membesar pindahkan ke tempat yang lebih lebar."
Program Percabangan
Pachypodium bisa diperbanyak lewat cara biji maupun program percabangan. Tidak semua jenis bisa dilakukan program percabangan. Biasanya dipakai yang batang tunggal.
Berikut cara percabangan:
1. Potong bagian batang tanaman yang sehat sampai tersisa 3 cm dari tanah.
2. Beri depin secara merata di atas bagian yang sudah dipotong. Depin dipakai untuk mematikan pertumbuhan bonggol. Selain itu supaya bercabang banyak.
3. Setelah 2-3 bulan kemudian mulai tumbuh cabang yang beraturan dengan bentuk indah.
4. Harga jualnya lebih mahal bahkan bisa dua kali lipat.
Sumber : http://www.petanibunga.com/
Enam bulan lalu, Pachypodium mungkin belum banyak diburu orang. Sepintas bentuknya mirip kaktus karena batangnya berduri. Tak heran jika terkadang orang salah, menganggap ini tanaman kaktus. Tapi kalau melihat bonggolnya, mirip benar dengan Adenium. Tak heran, karena Pachypodium dengan Adenium adalah satu famili, yaitu Apocynaceae. Keluarganya yang lain adalah Plumeria, Nerium, dan Allamanda.
Jadi, tak heran juga jika banyak orang menyebut tanaman yang kebanyakan berasal dari Madagaskar ini sebagai Adenium berduri. "Keunikannya terletak pada batang dan bonggol yang dilapisi duri," papar Kiki Hermanto Bachtiar dari Zha Zha Flora.
Selain tumbuh ke atas mencapai 1,5 meter, ada juga yang melebar ke samping, berbentuk kipas. Jenisnya yang ada di pasaran, seperti P. christata lameri, P. rosulatum grasilis, P. saundersii, dan P. succulentum. Cara pembiakan Pachy selain dari biji bisa dilakukan dengan memotong sebagian batangnya agar tumbuh cabang baru. "Meski dari tanaman yang bagus, tak sayang harus dipotong karena nanti harganya akan lebih mahal."
Tanaman Tahunan
Tanaman yang namanya diambil dari bahasa Yunani ini menyukai hawa panas, dan tidak sulit merawatnya. "Penyiraman cukup sehari sekali dan harus kena panas penuh karena termasuk tanaman gurun," ujar Kiki sambil mengatakan tanaman ini tak pas kalau disimpan di dalam rumah. "Kendala merawat Pachy, paling saat memindahkan tanaman ke media lain harus disimpan dulu di tempat teduh. Baru dua atau tiga hari kemudian bisa diletakkan di tempat panas."
Media tanamnya terdiri dari sekam, pasir malang, cocopeat, dan pupuk kandang. "Lebih bagus kalau banyak pasir malang. Agar hasilnya bagus dan maksimal, media tanam harus baik dan benar." Meski Pachy berbunga, harus sabar menunggu karena butuh waktu lama. "Warnanya ada yang putih, kuning, ungu, dan oranye."
Dari sekitar 60 species, yang digemari penghobis adalah jenis P. rosulatum karena pertumbuhannya yang lambat. "Mungkin karena kalau yang cepat tumbuh, kan, sudah biasa orang lihat. Tak heran jika harga jualnya juga lebih tinggi." Sementara untuk harga Pachy lain, di Zha Zha Flora, dari yang paling kecil jenis P. lameri berkisar Rp 30 ribu. Sementara jenis yang mahal mencapai Rp 25 juta di Jakarta.
Tanaman ini bisa bertahan lama karena termasuk tanaman tahunan. "Hanya saja harus sabar menunggu sampai tinggi. Yang jenis P. lameri saja untuk mencapai tinggi 1,5 meter butuh waktu bertahun-tahun. Perhatikan, jika bibit kecil sudah mulai membesar pindahkan ke tempat yang lebih lebar."
Program Percabangan
Pachypodium bisa diperbanyak lewat cara biji maupun program percabangan. Tidak semua jenis bisa dilakukan program percabangan. Biasanya dipakai yang batang tunggal.
Berikut cara percabangan:
1. Potong bagian batang tanaman yang sehat sampai tersisa 3 cm dari tanah.
2. Beri depin secara merata di atas bagian yang sudah dipotong. Depin dipakai untuk mematikan pertumbuhan bonggol. Selain itu supaya bercabang banyak.
3. Setelah 2-3 bulan kemudian mulai tumbuh cabang yang beraturan dengan bentuk indah.
4. Harga jualnya lebih mahal bahkan bisa dua kali lipat.
Sumber : http://www.petanibunga.com/
Tuesday, July 24, 2012
Sistem Grading atau Pengujian Kualitas Mutiara
Penentuan kualitas mutiara didasarkan pada standar kelas mutiara, namun secara umum mutiara ditentukan oleh:
1) ukuran mutiara, dimana makin besar ukurannya makin mahal.
Perbedaan harganya bahkan sangat besar apabila ukuran diameter mutiara sudah berada di atas 7 milimeter,
2) bundar tidaknya mutiara, mutiara bundar cenderung disukai dengan demikian harganya cenderung lebih mahal, namun ada juga bentuk-bentuk tertentu seperti bentuk air mata yang juga diminati konsumen mutiara,
3) lustre mutiara, istilah untuk menggambarkan daya pantul mutiara terhadap obyek atau cahaya,
4) permukaannya tidak cacat, goresan atau bercak di permukaan menurunkan kualitas mutiara, dan
5) warna mutiara, warna pink banyak disukai orang Amerika, orang Eropa cenderung menyukai warna krem dan perak, orang Timur Tengah lebih banyak memilih warna krem dan emas sebagaimana juga orang Amerika Latin.
Beberapa langkah sebelum pengujian mutiara adalah dengan meyakinkan bahwa mutiara itu palsu atau tidak? Karena harga mutiara relatif mahal sehingga kemungkinan pemalsuan juga dilakukan. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk menghasilkan mutiara yang serupa dengan aslinya. Bahannya pun bervariasi dari jenis batuan tertentu, kaca, plastik, dan bahkan bagian dari cangkang kerang. Mutiara juga disortir apakah mutiara itu terbungkus nacre (nacreous) atau tidak (non nacreous)? Apakah mutiara itu terbentuk alami atau hasil budidaya? Mutiara yang terbungkus nacre adalah mutiara yang umum beredar di pasaran dan mayoritas adalah mutiara hasil budidaya. Sangat kecil kemungkinan mutiara alami (dan terbungkus nacre) beredar di pasaran dengan harga murah. Sayangnya, masih sangat sulit membedakan antara mutiara yang tak terbungkus nacre dengan mutiara yang dibentuk dari cangkang kerang, karena keduanya memiliki komposisi yang sama. Namun peminat mutiara tanpa nacre memang masih sedikit disamping selama ini kegiatan budidayanya baru dijajaki (khusus beberapa mutiara eksotis dari beberapa siput). Parameter tambahan lain yang jadi bahan pertimbangan pemilihan mutiara adalah dari mana mutiara itu berasal. Apakah mutiara itu adalah mutiara air tawar atau mutiara air laut? Pengelompokkan juga terjadi dalam produk mutiara laut, apakah mutiara itu adalah mutiara Akoya atau South sea atau Tahiti (yang beberapa kalangan juga menggolongkan sebagai bagian dari mutiara south sea)? Pengetahuan ini memang dibutuhkan mengingat mutiara air tawar relatif lebih murah dibandingkan mutiara air laut.
Bahkan untuk mutiara air laut juga terdapat pengelompokkan harga menurut jenis mutiaranya, mutiara Akoya relatif lebih murah dibandingkan mutiara Tahiti dan apalagi South sea. Perbandingan harga mutiara dengan kualitas kilau yang sama antara mutiara Akoya dan South sea (misalnya) bisa sangat jauh apalagi dibandingkan antara mutiara South sea dan mutiara air tawar. Indonesia semestinya bersyukur karena mutiara South Sea banyak diproduksi dari perairan Indonesia. Walaupun sejauh ini nilai kualitas mutiara yang diproduksi masih lebih rendah dengan jenis mutiara sama yang diproduksi Australia.
Setelah melewati beberapa proses di atas, mutiarapun diuji menurut sistem grading yang berlaku. Ada dua pemahaman atau aliran yang selama dipakai untuk kualifikasi kelas mutiara: AAA-A (AAA kualitas terbaik, A kualitas buruk) dan A-D (A kualitas terbaik, D kualitas buruk). Sayang sekali fleksibilitas masih sangat tinggi dalam pengkategorian kelas mutiara. Pemahaman setiap orang berbeda-beda dalam menempatkan kelas mutiara dengan karakteristik tertentu ke kategori yang disarankan.
Sederhananya, pihak X mengkategorikan sebuah mutiara memiliki kualitas AAA namun pihak Y mengkualifikasinya dalam kategori AA, dst. Bahkan ada penjual mutiara yang menambah-nambahkan dengan mengkategorikan mutiaranya sebagai AAAA atau AAA+ sehingga bahkan untuk dua aliran grading di atas (AAA-A dan A-D) sering diubah sekehendak hati. Kualifikasi menurut AAA-A adalah kualifikasi yang terbentuk lebih dahulu. Sistim kualifikasi ini banyak dipakai untuk mengkualifikasi mutaira Akoya dan mutiara air tawar. Mutiara akoya adalah mutiara air laut hasil budidaya pertama (lihat artikel lainnya). Sementara sistem kualifikasi A-D lebih dikenal sebagai sistem kualifikasi Tahitian karena awalnya dipakai untuk kualifikasi mutiara Tahiti dan akhirnya South Sea. Namun, kualifikasi AAA-A juga bukan hanya untuk mutiara Akoya dan mutiara air tawar tapi juga sering diaplikasikan ke jenis mutiara lain (Tahiti dan South sea).
Secara detail, kualifikasi mutiara menurut sistem AAA-A adalah sebagai berikut (sumber: http://www.pearl-guide.com/pearl-grading.shtml)
* AAA: Mutiara kualitas terbaik, tanpa bercak. Sangat berkilau dan setidaknya 95% permukaan tak cacat.
* AA: Sangat berkilau dan 75% permukaan tak cacat.
* A: Mutiara perhiasan kelas terendah, kilau kurang dan >25% permukaan mutiara bercacat
Sedangkan sistem A-D adalah sebagai berikut:
* A: Mutiara kualitas terbaik, sangat berkilau, sedikit cacat <10%>
* B: Sangat berkilau atau kilau sedang. Terlihat sedikit cacat namun tak lebih 30% dari luas permukaan
* C: Kilau sedang, cacat permukaan tak lebih 60%
* D: Memiliki cacat sedikit namun tak dalam dan tak lebih 60% dari luas permukaan
Sekali lagi, kedua sistem kualifikasi mutiara ini sangat terbuka akan interpretasi mengingat banyak faktor lain yang juga menjadi bahan pertimbangan dalam uji kualitas mutiara.
Sumber : http://mutiara-mutiara.blogspot.com/
1) ukuran mutiara, dimana makin besar ukurannya makin mahal.
Perbedaan harganya bahkan sangat besar apabila ukuran diameter mutiara sudah berada di atas 7 milimeter,
2) bundar tidaknya mutiara, mutiara bundar cenderung disukai dengan demikian harganya cenderung lebih mahal, namun ada juga bentuk-bentuk tertentu seperti bentuk air mata yang juga diminati konsumen mutiara,
3) lustre mutiara, istilah untuk menggambarkan daya pantul mutiara terhadap obyek atau cahaya,
4) permukaannya tidak cacat, goresan atau bercak di permukaan menurunkan kualitas mutiara, dan
5) warna mutiara, warna pink banyak disukai orang Amerika, orang Eropa cenderung menyukai warna krem dan perak, orang Timur Tengah lebih banyak memilih warna krem dan emas sebagaimana juga orang Amerika Latin.
Beberapa langkah sebelum pengujian mutiara adalah dengan meyakinkan bahwa mutiara itu palsu atau tidak? Karena harga mutiara relatif mahal sehingga kemungkinan pemalsuan juga dilakukan. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk menghasilkan mutiara yang serupa dengan aslinya. Bahannya pun bervariasi dari jenis batuan tertentu, kaca, plastik, dan bahkan bagian dari cangkang kerang. Mutiara juga disortir apakah mutiara itu terbungkus nacre (nacreous) atau tidak (non nacreous)? Apakah mutiara itu terbentuk alami atau hasil budidaya? Mutiara yang terbungkus nacre adalah mutiara yang umum beredar di pasaran dan mayoritas adalah mutiara hasil budidaya. Sangat kecil kemungkinan mutiara alami (dan terbungkus nacre) beredar di pasaran dengan harga murah. Sayangnya, masih sangat sulit membedakan antara mutiara yang tak terbungkus nacre dengan mutiara yang dibentuk dari cangkang kerang, karena keduanya memiliki komposisi yang sama. Namun peminat mutiara tanpa nacre memang masih sedikit disamping selama ini kegiatan budidayanya baru dijajaki (khusus beberapa mutiara eksotis dari beberapa siput). Parameter tambahan lain yang jadi bahan pertimbangan pemilihan mutiara adalah dari mana mutiara itu berasal. Apakah mutiara itu adalah mutiara air tawar atau mutiara air laut? Pengelompokkan juga terjadi dalam produk mutiara laut, apakah mutiara itu adalah mutiara Akoya atau South sea atau Tahiti (yang beberapa kalangan juga menggolongkan sebagai bagian dari mutiara south sea)? Pengetahuan ini memang dibutuhkan mengingat mutiara air tawar relatif lebih murah dibandingkan mutiara air laut.
Bahkan untuk mutiara air laut juga terdapat pengelompokkan harga menurut jenis mutiaranya, mutiara Akoya relatif lebih murah dibandingkan mutiara Tahiti dan apalagi South sea. Perbandingan harga mutiara dengan kualitas kilau yang sama antara mutiara Akoya dan South sea (misalnya) bisa sangat jauh apalagi dibandingkan antara mutiara South sea dan mutiara air tawar. Indonesia semestinya bersyukur karena mutiara South Sea banyak diproduksi dari perairan Indonesia. Walaupun sejauh ini nilai kualitas mutiara yang diproduksi masih lebih rendah dengan jenis mutiara sama yang diproduksi Australia.
Setelah melewati beberapa proses di atas, mutiarapun diuji menurut sistem grading yang berlaku. Ada dua pemahaman atau aliran yang selama dipakai untuk kualifikasi kelas mutiara: AAA-A (AAA kualitas terbaik, A kualitas buruk) dan A-D (A kualitas terbaik, D kualitas buruk). Sayang sekali fleksibilitas masih sangat tinggi dalam pengkategorian kelas mutiara. Pemahaman setiap orang berbeda-beda dalam menempatkan kelas mutiara dengan karakteristik tertentu ke kategori yang disarankan.
Sederhananya, pihak X mengkategorikan sebuah mutiara memiliki kualitas AAA namun pihak Y mengkualifikasinya dalam kategori AA, dst. Bahkan ada penjual mutiara yang menambah-nambahkan dengan mengkategorikan mutiaranya sebagai AAAA atau AAA+ sehingga bahkan untuk dua aliran grading di atas (AAA-A dan A-D) sering diubah sekehendak hati. Kualifikasi menurut AAA-A adalah kualifikasi yang terbentuk lebih dahulu. Sistim kualifikasi ini banyak dipakai untuk mengkualifikasi mutaira Akoya dan mutiara air tawar. Mutiara akoya adalah mutiara air laut hasil budidaya pertama (lihat artikel lainnya). Sementara sistem kualifikasi A-D lebih dikenal sebagai sistem kualifikasi Tahitian karena awalnya dipakai untuk kualifikasi mutiara Tahiti dan akhirnya South Sea. Namun, kualifikasi AAA-A juga bukan hanya untuk mutiara Akoya dan mutiara air tawar tapi juga sering diaplikasikan ke jenis mutiara lain (Tahiti dan South sea).
Secara detail, kualifikasi mutiara menurut sistem AAA-A adalah sebagai berikut (sumber: http://www.pearl-guide.com/pearl-grading.shtml)
* AAA: Mutiara kualitas terbaik, tanpa bercak. Sangat berkilau dan setidaknya 95% permukaan tak cacat.
* AA: Sangat berkilau dan 75% permukaan tak cacat.
* A: Mutiara perhiasan kelas terendah, kilau kurang dan >25% permukaan mutiara bercacat
Sedangkan sistem A-D adalah sebagai berikut:
* A: Mutiara kualitas terbaik, sangat berkilau, sedikit cacat <10%>
* B: Sangat berkilau atau kilau sedang. Terlihat sedikit cacat namun tak lebih 30% dari luas permukaan
* C: Kilau sedang, cacat permukaan tak lebih 60%
* D: Memiliki cacat sedikit namun tak dalam dan tak lebih 60% dari luas permukaan
Sekali lagi, kedua sistem kualifikasi mutiara ini sangat terbuka akan interpretasi mengingat banyak faktor lain yang juga menjadi bahan pertimbangan dalam uji kualitas mutiara.
Sumber : http://mutiara-mutiara.blogspot.com/
Potong Bonggol Anakan Anthurium
Potong bonggol merupakan cara terfavorit untuk memperbanyak anthurium. Cara ini bisa dilakukan semenjak anthurium masih usia dini. Tanaman yang dipotong justru lebih cepat tumbuh. TAK PERLU TUNGGU ANTHURIUM DEWASA. Anakan anthurium berumur S bulan pun sudah bisa dipotong. Cara itu sudah dipraktikkan oleh Sugiono dari Sugi Nursery di Bogor, Jawa Barat. Saya berani mencoba karena punya cukup banyak anakan, ujarnya.
Ternyata percobaannya berbuah manis, anakan yang dipotong tumbuh bagus. Anakan yang dipotong juga terangsang tanaman hiasuntuk tumbuh lebih cepat. Dua keuntungan didapat,jumlah koleksi bertlambah dan bodi tanaman lebih cepat besar. Kalau tak dipotong, ukurannya enggak nambah-nambah, ujar Sugiono.
Berikut Sugiono memberi contoh langkah pemotongan bonggol anakan anthurium.
1. ANGKAT TANAMAN
Cabut anthurium yang hendak dipotong dari medianya. Lakukan secara hati-hati supaya tidak merusak akarnya. Pilih tanaman yang sehat. Setelah tercabut, bersihkan media yang masih menempel pada bonggol alias batang berakar. Tujuannya supaya bonggol dan akar terlihat jelas sehingga memudahkan pcmotongan.
2. POTONG BONGGOL
Bonggol lantas diiris menjadi dua bagian. Bonggol bawah dan bonggol atas yang berdaun. Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan pisau, cutter atau alat pemotong lain yang tajam dan steril. Alat potong kurang tajam membuat potongan tidak rapi bahkan merusak bonggol. Kedua potongan itu harus punya akar.
3. OLESKAN ZPT
Luka bekas potongan lantas diolesi zat perangsang tumbuh (ZPT). Tujuannya, untuk mnangsang potongan lebih cepat tumbuh. Masing-masing potongan diolesi ZPT yang berbeda. Bonggol bagian bawah diolesiperangsang tunas agar cepat membentuk daun baru. Sementara potongan bonggol atas diolesi perangsang akar agar akar lebih cepat diperbanyak.
4. TANAM KEMBALI
Kedua bagian potongan lantas ditanam dalam pot terpisah. Gunakan media tanam steril dan porus. Komposisinya bisa bermacam-macam. Semisal campuran pakis dan andam kasar (komposisi 3:1). Jangan lupa dasar pot diberi potongan stirofoam atau bahan lain untuk memudahkan drainasc.
Nah, tinggal tunggu tumbuh!
TAK BISA MASSAL
Potong bonggol bukan tanpa kekurangan. Cara ini tak bisa menghasilkan anakan sebanyak semai biji. Jadi tak bisa dipakai untuk perbanyakan massal.
Umumnya dari satu tanaman hanya dipotong menjadi dua individu. Budidaya massal lebih cocok menggunakan metode semai biji. Karena dari satu buah saja bisa berisi ratusan biji yang siap disemai.
Komparasi Perbanyakan
Perbanyakan vegetatif (pemotongan bonggol) punya kelebihan dibandingkan dengan cara generatif lewat semai biji. Semisal lebih cepat dilakukan, karena tanpa harus menunggu anthurium dewasa dan berbunga. Hasilnya juga bakal sama persis dengan tanaman yang dipotong. Berbeda dengan anakan hasil semai biji, yang bisa punya karakter lain dari induknya.
Perubahan karakter anakan juga bisa terjadi karena genetik sang induk belum kuat betul. Terutama terjadi pada anthurium hasil mutasi dan silangan, baik alami maupun rekayasa manusia. Kalau kita semai biji jenmanii kobra, tak semuanya seperti induknya. Barangkali tumbuh jadi ‘ular kadut’, terang Sugiono, pemilik Sugi Nursery di Bogor, Jawa Barat.
Selain itu karakter berbeda bisa terjadi karena kawin silang alami atau tak disengaja. Kemungkinan silang alami semakin besar kalau ada banyak varian anthurium sedang berbunga di sekitar induk. Apalagi kalau pembuahan tidak dilakukan dengan sistem tertutup. Kemungkinan ada kontaminasi bunga varian anthurium lain dan terjadi persilangan alami, tambah pria yang sudah menggeluti anthurium sejak tahun 1984 ini.
Sumber : http://www.kebonkembang.com/
Ternyata percobaannya berbuah manis, anakan yang dipotong tumbuh bagus. Anakan yang dipotong juga terangsang tanaman hiasuntuk tumbuh lebih cepat. Dua keuntungan didapat,jumlah koleksi bertlambah dan bodi tanaman lebih cepat besar. Kalau tak dipotong, ukurannya enggak nambah-nambah, ujar Sugiono.
Berikut Sugiono memberi contoh langkah pemotongan bonggol anakan anthurium.
1. ANGKAT TANAMAN
Cabut anthurium yang hendak dipotong dari medianya. Lakukan secara hati-hati supaya tidak merusak akarnya. Pilih tanaman yang sehat. Setelah tercabut, bersihkan media yang masih menempel pada bonggol alias batang berakar. Tujuannya supaya bonggol dan akar terlihat jelas sehingga memudahkan pcmotongan.
2. POTONG BONGGOL
Bonggol lantas diiris menjadi dua bagian. Bonggol bawah dan bonggol atas yang berdaun. Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan pisau, cutter atau alat pemotong lain yang tajam dan steril. Alat potong kurang tajam membuat potongan tidak rapi bahkan merusak bonggol. Kedua potongan itu harus punya akar.
3. OLESKAN ZPT
Luka bekas potongan lantas diolesi zat perangsang tumbuh (ZPT). Tujuannya, untuk mnangsang potongan lebih cepat tumbuh. Masing-masing potongan diolesi ZPT yang berbeda. Bonggol bagian bawah diolesiperangsang tunas agar cepat membentuk daun baru. Sementara potongan bonggol atas diolesi perangsang akar agar akar lebih cepat diperbanyak.
4. TANAM KEMBALI
Kedua bagian potongan lantas ditanam dalam pot terpisah. Gunakan media tanam steril dan porus. Komposisinya bisa bermacam-macam. Semisal campuran pakis dan andam kasar (komposisi 3:1). Jangan lupa dasar pot diberi potongan stirofoam atau bahan lain untuk memudahkan drainasc.
Nah, tinggal tunggu tumbuh!
TAK BISA MASSAL
Potong bonggol bukan tanpa kekurangan. Cara ini tak bisa menghasilkan anakan sebanyak semai biji. Jadi tak bisa dipakai untuk perbanyakan massal.
Umumnya dari satu tanaman hanya dipotong menjadi dua individu. Budidaya massal lebih cocok menggunakan metode semai biji. Karena dari satu buah saja bisa berisi ratusan biji yang siap disemai.
Komparasi Perbanyakan
Perbanyakan vegetatif (pemotongan bonggol) punya kelebihan dibandingkan dengan cara generatif lewat semai biji. Semisal lebih cepat dilakukan, karena tanpa harus menunggu anthurium dewasa dan berbunga. Hasilnya juga bakal sama persis dengan tanaman yang dipotong. Berbeda dengan anakan hasil semai biji, yang bisa punya karakter lain dari induknya.
Perubahan karakter anakan juga bisa terjadi karena genetik sang induk belum kuat betul. Terutama terjadi pada anthurium hasil mutasi dan silangan, baik alami maupun rekayasa manusia. Kalau kita semai biji jenmanii kobra, tak semuanya seperti induknya. Barangkali tumbuh jadi ‘ular kadut’, terang Sugiono, pemilik Sugi Nursery di Bogor, Jawa Barat.
Selain itu karakter berbeda bisa terjadi karena kawin silang alami atau tak disengaja. Kemungkinan silang alami semakin besar kalau ada banyak varian anthurium sedang berbunga di sekitar induk. Apalagi kalau pembuahan tidak dilakukan dengan sistem tertutup. Kemungkinan ada kontaminasi bunga varian anthurium lain dan terjadi persilangan alami, tambah pria yang sudah menggeluti anthurium sejak tahun 1984 ini.
Sumber : http://www.kebonkembang.com/
Sunday, July 22, 2012
Budidaya Kerang Mutiara
Sebagaimana namanya, mutiara hasil budidaya melewati serangkaian proses dengan campur tangan manusia. Walaupun sebagian besar waktu pembentukan mutiara budidaya berada di dalam kerang, namun manusia berperan penting dalam meyakinkan bahwa mutiara di dalam kerang itu terbentuk sesuai keinginannya. Sejak proses penyisipan bahkan jauh sebelum proses ini berlangsung, untuk meyakinkan bahwa mutiara budidaya terbentuk dengan baik, kerang-kerang yang layak disisip telah diseleksi dengan baik. Walaupun toh pada akhirnya, sampai saat ini, produksi mutiara hasil budidaya kelas terbaik masih sangat minim dibandingkan dengan kelas di bawahnya.
Alam menyediakan bibit kerang mutiara budidaya. Bibit kerang mutiara ini dikumpulkan dengan menggunakan perangkap-perangkap larva (kolektor) yang diletakkan di laut. Material dan model kolektor ini bervariasi. Material kolektor bisa berasal dari alam seperti sabut kelapa dan ijuk maupun buatan seperti kain dan plastik. Sementara modelnya bervariasi dari bentuk sapu sampai ke bentuk panel.
Prinsipnya adalah menyediakan substrat atau tempat untuk menempel bagi larva kerang mutiara yang bermetamorfosis menjadi spat. Namun demikian, bukan hanya spat kerang mutiara saja yang menempel di koletor ini, namun bisa saja organisme lainnya. Kolektor-kolektor ini digantung pada longline atau sarana apung lainnya. Lamanya perendaman sebenarnya tergantung dari tingkat pertumbuhan spat yang mencapai ukuran yang bisa dikenal sehingga bisa dibedakan dengan spat kerang jenis lain. Secara teoritis, perendaman bisa lebih dari 2 bulan tergantung jenis kerang yang akan dibudidayakan. Kolektor kemudian dibersihkan dari jenis kerang lain dan organisme pengotor lainnya (biofouling) sehingga memungkinkan spat bertumbuh dengan leluasa.
Setelah itu, jenis yang akan dibudidayakan diambil dengan hati-hati karena kondisi mereka sangat rentan. Mengingat mereka menempel dengan bysus sehingga pengambilan spat adalah dengan memotong bysusnya bukan dengan menarik keluar spat itu dengan paksa. Mereka juga rentan terhadap perubahan suhu dan lamanya mereka terekspos di luar air. Kerang muda ini dipindahkan ke kotak panel yang memiliki ruang leluasa bagi mereka untuk bertumbuh. Lewat pemahaman ini, pengetahuan akan sebaran jenis atau spesies kerang mutiara di perairan sangat dibutuhkan sebelum memutuskan untuk membuat usaha budidaya kerang mutiara yang membutuhkan suplai bibit dari alam.
Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kerang mutiara budidaya saat ini mengalami pergeseran dari mencari bibit di alam ke bibit hasil hatchery. Beberapa negara mulai mengembangkan program selektive breeding yaitu pada prinsipnya menyeleksi kerang yang memiliki karakter bagus untuk dijadikan induk. Karakter bagus dalam hal ini dititik beratkan pada melihat pertumbuhan kerang dibandingkan kerang seusianya, morfologi dari cangkang dan warna nacre (MoP) kerang. Mengingat tujuan kebanyakan budidaya komersial dari kerang mutiara adalah memproduksi mutiara bulat, sehingga bentuk morfologi sepasang cangkang yang menciptakan ruang yang besar dan leluasa pada bagian internalnya, menjadi salah satu pertimbangan untuk memproduksi anakan kerang host (kerang yang akan disisipkan inti mutiara). Sementara kerang yang memiliki warna dan kondisi MoP terbaik dijadikan sebagai induk untuk memproduksi saibo, mengingat saibo sangat menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan.
Dalam proses perbanyakan dengan sistem hatchery. Induk kerang mutiara biasanya diseleksi apabila kondisinya sudah mencapai matang gonad. Caranya adalah dengan membuka cangkang dengan shell opener dan memeriksa bagian gonad dengan terlebih dahulu mengibaskan insang yang menutupi areal bagian dalam kerang. Gonad biasanya langsung terlihat pada kerang matang gonad saat insang dikibaskan karena bagian gonad ini memakan tempat yang cukup besar dengan warnah cerah mencolok. Untuk kerang betina biasanya warna gonadnya adalah krim cerah sedangkan jantan adalah putih. Untuk membedakan gonad kedua kelamin kerang memang diperlukan latihan yang berulang-ulang mengingat kadangkala warna gonad jantan terlihat menyerupai warna betina, atau sebaliknya.
Sumber : http://mutiara-mutiara.blogspot.com/
Alam menyediakan bibit kerang mutiara budidaya. Bibit kerang mutiara ini dikumpulkan dengan menggunakan perangkap-perangkap larva (kolektor) yang diletakkan di laut. Material dan model kolektor ini bervariasi. Material kolektor bisa berasal dari alam seperti sabut kelapa dan ijuk maupun buatan seperti kain dan plastik. Sementara modelnya bervariasi dari bentuk sapu sampai ke bentuk panel.
Prinsipnya adalah menyediakan substrat atau tempat untuk menempel bagi larva kerang mutiara yang bermetamorfosis menjadi spat. Namun demikian, bukan hanya spat kerang mutiara saja yang menempel di koletor ini, namun bisa saja organisme lainnya. Kolektor-kolektor ini digantung pada longline atau sarana apung lainnya. Lamanya perendaman sebenarnya tergantung dari tingkat pertumbuhan spat yang mencapai ukuran yang bisa dikenal sehingga bisa dibedakan dengan spat kerang jenis lain. Secara teoritis, perendaman bisa lebih dari 2 bulan tergantung jenis kerang yang akan dibudidayakan. Kolektor kemudian dibersihkan dari jenis kerang lain dan organisme pengotor lainnya (biofouling) sehingga memungkinkan spat bertumbuh dengan leluasa.
Setelah itu, jenis yang akan dibudidayakan diambil dengan hati-hati karena kondisi mereka sangat rentan. Mengingat mereka menempel dengan bysus sehingga pengambilan spat adalah dengan memotong bysusnya bukan dengan menarik keluar spat itu dengan paksa. Mereka juga rentan terhadap perubahan suhu dan lamanya mereka terekspos di luar air. Kerang muda ini dipindahkan ke kotak panel yang memiliki ruang leluasa bagi mereka untuk bertumbuh. Lewat pemahaman ini, pengetahuan akan sebaran jenis atau spesies kerang mutiara di perairan sangat dibutuhkan sebelum memutuskan untuk membuat usaha budidaya kerang mutiara yang membutuhkan suplai bibit dari alam.
Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kerang mutiara budidaya saat ini mengalami pergeseran dari mencari bibit di alam ke bibit hasil hatchery. Beberapa negara mulai mengembangkan program selektive breeding yaitu pada prinsipnya menyeleksi kerang yang memiliki karakter bagus untuk dijadikan induk. Karakter bagus dalam hal ini dititik beratkan pada melihat pertumbuhan kerang dibandingkan kerang seusianya, morfologi dari cangkang dan warna nacre (MoP) kerang. Mengingat tujuan kebanyakan budidaya komersial dari kerang mutiara adalah memproduksi mutiara bulat, sehingga bentuk morfologi sepasang cangkang yang menciptakan ruang yang besar dan leluasa pada bagian internalnya, menjadi salah satu pertimbangan untuk memproduksi anakan kerang host (kerang yang akan disisipkan inti mutiara). Sementara kerang yang memiliki warna dan kondisi MoP terbaik dijadikan sebagai induk untuk memproduksi saibo, mengingat saibo sangat menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan.
Dalam proses perbanyakan dengan sistem hatchery. Induk kerang mutiara biasanya diseleksi apabila kondisinya sudah mencapai matang gonad. Caranya adalah dengan membuka cangkang dengan shell opener dan memeriksa bagian gonad dengan terlebih dahulu mengibaskan insang yang menutupi areal bagian dalam kerang. Gonad biasanya langsung terlihat pada kerang matang gonad saat insang dikibaskan karena bagian gonad ini memakan tempat yang cukup besar dengan warnah cerah mencolok. Untuk kerang betina biasanya warna gonadnya adalah krim cerah sedangkan jantan adalah putih. Untuk membedakan gonad kedua kelamin kerang memang diperlukan latihan yang berulang-ulang mengingat kadangkala warna gonad jantan terlihat menyerupai warna betina, atau sebaliknya.
Sumber : http://mutiara-mutiara.blogspot.com/
Saturday, July 21, 2012
3 Cara Perbanyak Philodendron
1. POTONG BATANG :
Ada cara mudah untuk memperbanyak philodendron. Cara pertama adalah dengan cara pemotongan batang bagian atas. Cara ini sangat ringkas. Anda hanya perlu pisau atau cutter tajam, alkohol, dan philo siap potong.
Sediakan pula media tanam berupa campuran sekam (2), sekam bakar (1), akar pakis (1), pupuk kandang (1), dan tanah merah (1).
Media tanam philodendron harus porus namun sedikit padat. Biasanya menggunakan tanah merah, ungkap Ade, pemain tanaman hias di Sawangan, Depok. Menurut pria bernama lengkap Hadi Sumarna ini, tanah merah berfungsi sebagai tempat mencengkram akar.
Bila media tanam telah tersedia, olesi pisau atau cutter dengan alkohol. Lalu pilih bagian batang philodendron. Usahakan akar yang terpotong hanya sedikit, ungkap Ade dari Dusun Kunjani Nurseri. Kemudian olesi bagian batang atas yang terpotong dengan fungisida. Langkah ini untuk menghindari tumbuhnya jamur dari bekas potongan. Lalu tanam batang atas yang telah diolesi fungisida itu dalam media tanam. Kemudian letakkan di bawah naungan dengan daya tangkal sinar matahari sekitar 60-65%.
Sementara itu, jangan acuhkan bagian bawah batang yang tersisa. Olesi juga bagian batang yang terpotong itu dengan fungisida. Bila semuanya lancar, dalam 2 minggu bakal keluar helaian daun haru. Nah, kini Anda telah memiliki 2 buah philodendron.
2. STEK BONGGOL
Siapkan philo yang sudah dewasa. Artinya, bagian bonggol bawahnya sudah panjang. Lalu potong di setiap mata tunas sepanjang 6-7 cm dan rendam dalam larutan fungisida selama 20 menit dan tiriskan. Setelah itu masing-masing potongan bonggol ditanam dalam pot kecil yang telah berisi media. Simpan di bawah naungan. Anda bisa langsung menyiramnya. Dalam beberapa minggu bakal keluar kuncup philodendron.
3. PEMISAHAN ANAKAN
Jika Anda beruntung, terkadang ada philodendron yang tumbuhnya berumpun. Anda bisa memisahkan anakannya. Caranya mudah kok! Pertama biarkan anakan itu tumbuh hingga daunnya berjumlah 5 helai. Ini artinya, anakan itu telah memiliki perakaran sendiri alias tak tergantung pasokan makanan dari si induk.
Potong bagian pangkal batangnya dengan menggunakan pisau atau cutter tajam. Usahakan akar-akar muda tak ikut terpotong. Kemudian oleskan fungisida pada batang anak yang terluka karena potongan. Tanam di media yang tersedia. Simpan di bawah naungan.
Sumber : http://www.kebonkembang.com/
Ada cara mudah untuk memperbanyak philodendron. Cara pertama adalah dengan cara pemotongan batang bagian atas. Cara ini sangat ringkas. Anda hanya perlu pisau atau cutter tajam, alkohol, dan philo siap potong.
Sediakan pula media tanam berupa campuran sekam (2), sekam bakar (1), akar pakis (1), pupuk kandang (1), dan tanah merah (1).
Media tanam philodendron harus porus namun sedikit padat. Biasanya menggunakan tanah merah, ungkap Ade, pemain tanaman hias di Sawangan, Depok. Menurut pria bernama lengkap Hadi Sumarna ini, tanah merah berfungsi sebagai tempat mencengkram akar.
Bila media tanam telah tersedia, olesi pisau atau cutter dengan alkohol. Lalu pilih bagian batang philodendron. Usahakan akar yang terpotong hanya sedikit, ungkap Ade dari Dusun Kunjani Nurseri. Kemudian olesi bagian batang atas yang terpotong dengan fungisida. Langkah ini untuk menghindari tumbuhnya jamur dari bekas potongan. Lalu tanam batang atas yang telah diolesi fungisida itu dalam media tanam. Kemudian letakkan di bawah naungan dengan daya tangkal sinar matahari sekitar 60-65%.
Sementara itu, jangan acuhkan bagian bawah batang yang tersisa. Olesi juga bagian batang yang terpotong itu dengan fungisida. Bila semuanya lancar, dalam 2 minggu bakal keluar helaian daun haru. Nah, kini Anda telah memiliki 2 buah philodendron.
2. STEK BONGGOL
Siapkan philo yang sudah dewasa. Artinya, bagian bonggol bawahnya sudah panjang. Lalu potong di setiap mata tunas sepanjang 6-7 cm dan rendam dalam larutan fungisida selama 20 menit dan tiriskan. Setelah itu masing-masing potongan bonggol ditanam dalam pot kecil yang telah berisi media. Simpan di bawah naungan. Anda bisa langsung menyiramnya. Dalam beberapa minggu bakal keluar kuncup philodendron.
3. PEMISAHAN ANAKAN
Jika Anda beruntung, terkadang ada philodendron yang tumbuhnya berumpun. Anda bisa memisahkan anakannya. Caranya mudah kok! Pertama biarkan anakan itu tumbuh hingga daunnya berjumlah 5 helai. Ini artinya, anakan itu telah memiliki perakaran sendiri alias tak tergantung pasokan makanan dari si induk.
Potong bagian pangkal batangnya dengan menggunakan pisau atau cutter tajam. Usahakan akar-akar muda tak ikut terpotong. Kemudian oleskan fungisida pada batang anak yang terluka karena potongan. Tanam di media yang tersedia. Simpan di bawah naungan.
Sumber : http://www.kebonkembang.com/
Friday, July 20, 2012
Bagaimana mutiara dihasilkan?
Walaupun masih ada usaha pencarian mutiara dari alam, namun kebanyakan mutiara yang berada di pasaran saat ini adalah hasil rekayasa manusia. Rekayasa ini ditemukan oleh orang Jepang, Mikimoto di awal abad yang lalu. Mengingat begitu potensialnya mutiara sehingga Jepang tetap menjaga rahasia ini sampai akhir tahun 80-an. Sehingga tidak heran bila Jepang mengembangkan usahanya di negara-negara lain di kawasan pasifik dan lautan Hindia seperti Indonesia dengan tetap menggunakan teknisinya. Walaupun demikian, Indonesia sebagai areal potensial budidaya bagi hampir semua jenis kerang mutiara telah menjadi salah satu negara penghasil mutiara utama dunia bersama Jepang, China dan Australia.
Bentuk rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau juga implantation, yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus) bersama selembar organ mantel (irisan daging kerang mutiara lain yang dikenal dengan nama ‘saibo’) ke dalam kerang mutiara. Organ mantel ini diambil oleh individu kerang mutiara yang lain dan berperan sebagai donor.
Berdasarkan penelitian, pemilihan donor yang baik akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan terutama dari segi warna, bentuk dan kilau mutiara. Inti dan irisan mantel ini ditempatkan di dalam gonad kerang setelah sebelumnya dibuat irisan kecil pada dinding gonad. Irisan daging mantel akan membentuk kantung mutiara (pearl sac) dan nantinya akan memproduksi nacre. Proses ini dikenal sebagai biomineralisasi, sama halnya dengan proses pembentukan tulang pada manusia dan hewan bertulang belakang lainnya. Nacre adalah bagian permukaan yang berkilau dari mutiara atau juga dinding bagian yang berkilau dalam kerang. Pada bagian dalam kerang, nacre diistilahkan sebagai Mother of Pearl (ibu dari mutiara) sedangkan nacre yang melekat di inti disebut mutiara. Kualitas nacre yang dihasilkan menjadi penentu kualitas mutiara secara keseluruhan.
Proses penyisipan merupakan bagian kecil dari rangkaian proses budidaya yang panjang sejak penentuan lokasi budidaya sampai pada penanganan pasca panen. Prinsip proses penyisipan ini didasarkan atas bagaimana terbentuknya mutiara secara alami dimana kerang akan membungkus irritant yang tidak dapat dihindari dengan nacre. Prinsip kerja ini sama bila kerang mengalami kerusakan cangkang, mereka akan segera menutup lubangnya dengan nacre sehingga mencegah tubuh lunaknya terekspos. Namun sejauh ini belum ada bukti bahwa mutiara alami terbentuk karena masuknya butir pasir ke dalam tubuh kerang. Asumsi kuat yang menunjang terbentuknya lapisan nacre ini adalah adanya virus seperti yang ditemukan pada beberapa jenis kerang mutiara yang dibudidayakan.
Proses pembuatan mutiara
Secara alami
Di alam, mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk ke dalam mantel kerang mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Secara teoritis, Elisabeth Strack (secara mendalam terdapat dalam buku Pearls tahun 2006) mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar, terbentuk akibat irritant dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska. Pada prinsipnya, mutiara terbentuk karena adanya bagian epithelium mantel yang masuk ke dalam rongga mantel tersebut. Bagian epithelium mantel ini bertugas mengeluarkan/mendeposisikan nacre pada bagian dalam cangkang kerang disamping membentuk keseluruhan cangkang. Teory irritant mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel sang kerang dimakan oleh ikan, hal ini dimungkinkan karena kerang akan membuka cangkang dan menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap makanan. Saat mantelnya putus, bagian remah eptiheliumpun masuk ke dalam rongga mantel. Teory irritant juga mengungkapkan bahwa bisa saja mutiara terbentuk akibat masuknya cacing yang biasanya menempati moluska pada masa perkembangannya kemudian berpindah ke organisme lain. Cacing ini merusak dan memasuki rongga mantel. Cacing ini tanpa sengaja membawa bagian epithelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila cacing mati dalam rongga mantel, maka cacing ini akan dibungkus oleh epithelium, membentuk kantung mutiara dan akhirnya terbentuklah mutiara. Kalaupun cacing itu bisa melepaskan diri, maka epithelium yang tinggal dalam rongga mantellah yang akan membentuk mutiara setelah sebelumnya membentuk kantung mutiara.
Sementara teori yang kedua adalah masuknya partikel padat ke dalam rongga mantel. Partikel padat bisa saja terperangkap di dalam tubuh kerang akibat dorongan air. Saat kerang ini tak bisa mengeluarkannya, partikel inipun bisa saja masuk ke rongga mantel. Saat dia masuk, epithelium juga ikut bersamanya. Epithelium ini akhirnya membungkus partikel padat sehingga terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara ini akhirnya akan mendeposisikan nacre ke partikel padat tersebut. Namun demikian sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara walaupun teori ini dipahami sejak lama. Dari beberapa mutiara alami yang dibedah, menunjukkan bahwa bagian inti mutiaranya bukanlah partikel padat.
Mutiara hasil budidaya
Sebelum kegiatan operasi, kerang mutiara jauh hari sebelumnya sudah mengalami proses yang disebut weakening (membuat kerang mutiara menjadi lemah). Proses ini biasanya dari 2 minggu sampai sebulan tergantung jenis dari kerang mutiara. Proses ini dimaksudkan supaya kerang mutiara akan akan mengalami stress dan memasuki fase reproduksi dengan cepat sehingga apabila operasi dilaksanakan gonadnya sudah kosong. Bila gonad dalam keadaan penuh maka kegiatan operasi akan menyulitkan dan bahkan banyak mengalami kegagalan. Proses weakening ini bisa dengan menutup kerang mutiara dengan sarung yang berpori sangat kecil sehingga partikel makanan tersaring atau bahkan kerang mutiaranya ditumpuk bersama kemudian dibungkus dengan sarung berpori kecil. Dalam kondisi ini, kerang mutiara masih bisa bertahan hidup walau makanan dalam partikel yang lebih besar sudah tak ada lagi.
Setelah proses ini, kerang mutiara diangkat ke darat (bila operasi dilaksanakan di darat) dan mengalami proses weakening lanjutan di dalam tanki. Mereka ditumpuk bersama sehingga mereka makin lemah akibat konsumsi makanan dan oksigen yang rendah. Bila operasi dilakukan tanpa proses ini, kerang mutiara masih sangat kuat untuk menendang keluar nucleus yang dimasukkan ke dalam gonadnya. Bahkan untuk jenis kerang terbesar P. Maxima, otot mereka sangat kuat bila tak melewati proses weakening sehingga cangkangnya sangat susah dibuka. Pada saat-saat tertentu air dikeluarkan dari tanki sehingga memaksa kerang untuk membuka cangkangnya. Saat kerang membuka cangkang peg (pengganjal) disisipkan diantara kedua cangkang kemudian kerang siap dioperasi. Pada saat tanpa air, kerang akan membuka cangkang sementara mantelnya akan tertarik ke dalam. Hal ini memudahkan kegiatan pegging karena saat ditutupi air kerang akan membuka cangkang namun bagian tepinya akan tertutup mantel, akibatnya apabila dilakukan pengganjalan maka peg akan melukai mantel kerang.
Mutiara hasil budidaya menggunakan prinsip terbentuknya mutiara alami dengan sebuah nucleus sebagai dasar terbentuknya mutiara. Seorang teknisi terlatih akan menyiapkan inti mutiara yang biasanya bulat dan berasal dari cangkang kerang lain dan potongan mantel atau disebut juga saibo yang diambil dari kerang mutiara lain.
Pemilihan donor ini mempertimbangkan warna dan kualitas nacre Mother of Pearl-nya (yang terdapat pada bagian sisi dalam cangkang kerang). Awalnya sang teknisi akan membunuh kerang donor dengan hati-hati agar supaya tak menyentuh mantelnya. Bila mantelnya tersentuh, maka mantel akan berkeriput akibat reaksi dari si kerang. Membunuh kerang donor dilakukan dengan menyisipkan pisau di antara dua cangkang dan memotong otot aduktor dari kerang donor. Saat terbelah, kerang didiamkan sampai benar-benar mati sehingga saat bagian mantelnya disentuh dia tak bereaksi lagi. Selanjutnya dipotonglah bagian mantel yang menempel pada kedua cangkang dan mantel tersebutpun dipotong lagi kecil-kecil (kira-kira 3 x 3 mm). Bagian mantel yang dipersiapkan untuk penyisipan disebut saibo, sehingga kerang donor disebut juga kerang saibo. Saat operasi penyisipan, kerang penerima sudah dipegging (ditempatkan pasak antara kedua cangkang). Kerang penerima ini ditempatkan sedemikian rupa agar mudah dioperasi. Shell opener bertugas untuk membuka cangkang lebar-lebar, kemudian teknisi akan mengiris tipis bagian antara gonad dan kaki dari kerang sebagai tempat masuknya inti dan saibo. Ukuran Intipun dipilih sesuai dengan ukuran gonad. Setelah itu intipun dimasukkan se dalam-dalamnya ke dalam gonad kemudian disusul dengan satu lembar saibo. Lembar saibo ini ditempatkan sedemikian rupa agar melekat di inti dengan bagian ectoderm (yang berisi epithelium penghasil nacre) menghadap inti. Karena bila terbalik maka kemungkinan terbentuk mutiara bulat sangat kecil. Setelah itu kerangpun ditempatkan ke keranjang atau panel dan akhirnya dikembalikan ke laut.
Teknik operasi dan pasca operasi bervariasi setiap perusahaan mutiara. Pada prinsipnya, dengan menerapkan teknik-teknik tertentu, kerang mutiara tak akan ”menendang” keluar inti yang disisip dan akhirnya bisa menghasilkan mutiara bulat yang berkualitas baik. Proses pemilihan kerang untuk penerima/penghasil mutiara juga mempertimbangkan umur kerang dan masa reproduksinya. Bila kerang dalam masa reproduksi maka gonadnya akan penuh, sehingga dianggap tak cocok untuk disisipkan inti. Kemampuan teknisi akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan nanti.
Sumber : http://mutiara-mutiara.blogspot.com/
Bentuk rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau juga implantation, yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus) bersama selembar organ mantel (irisan daging kerang mutiara lain yang dikenal dengan nama ‘saibo’) ke dalam kerang mutiara. Organ mantel ini diambil oleh individu kerang mutiara yang lain dan berperan sebagai donor.
Berdasarkan penelitian, pemilihan donor yang baik akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan terutama dari segi warna, bentuk dan kilau mutiara. Inti dan irisan mantel ini ditempatkan di dalam gonad kerang setelah sebelumnya dibuat irisan kecil pada dinding gonad. Irisan daging mantel akan membentuk kantung mutiara (pearl sac) dan nantinya akan memproduksi nacre. Proses ini dikenal sebagai biomineralisasi, sama halnya dengan proses pembentukan tulang pada manusia dan hewan bertulang belakang lainnya. Nacre adalah bagian permukaan yang berkilau dari mutiara atau juga dinding bagian yang berkilau dalam kerang. Pada bagian dalam kerang, nacre diistilahkan sebagai Mother of Pearl (ibu dari mutiara) sedangkan nacre yang melekat di inti disebut mutiara. Kualitas nacre yang dihasilkan menjadi penentu kualitas mutiara secara keseluruhan.
Proses penyisipan merupakan bagian kecil dari rangkaian proses budidaya yang panjang sejak penentuan lokasi budidaya sampai pada penanganan pasca panen. Prinsip proses penyisipan ini didasarkan atas bagaimana terbentuknya mutiara secara alami dimana kerang akan membungkus irritant yang tidak dapat dihindari dengan nacre. Prinsip kerja ini sama bila kerang mengalami kerusakan cangkang, mereka akan segera menutup lubangnya dengan nacre sehingga mencegah tubuh lunaknya terekspos. Namun sejauh ini belum ada bukti bahwa mutiara alami terbentuk karena masuknya butir pasir ke dalam tubuh kerang. Asumsi kuat yang menunjang terbentuknya lapisan nacre ini adalah adanya virus seperti yang ditemukan pada beberapa jenis kerang mutiara yang dibudidayakan.
Proses pembuatan mutiara
Secara alami
Di alam, mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk ke dalam mantel kerang mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Secara teoritis, Elisabeth Strack (secara mendalam terdapat dalam buku Pearls tahun 2006) mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar, terbentuk akibat irritant dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska. Pada prinsipnya, mutiara terbentuk karena adanya bagian epithelium mantel yang masuk ke dalam rongga mantel tersebut. Bagian epithelium mantel ini bertugas mengeluarkan/mendeposisikan nacre pada bagian dalam cangkang kerang disamping membentuk keseluruhan cangkang. Teory irritant mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel sang kerang dimakan oleh ikan, hal ini dimungkinkan karena kerang akan membuka cangkang dan menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap makanan. Saat mantelnya putus, bagian remah eptiheliumpun masuk ke dalam rongga mantel. Teory irritant juga mengungkapkan bahwa bisa saja mutiara terbentuk akibat masuknya cacing yang biasanya menempati moluska pada masa perkembangannya kemudian berpindah ke organisme lain. Cacing ini merusak dan memasuki rongga mantel. Cacing ini tanpa sengaja membawa bagian epithelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila cacing mati dalam rongga mantel, maka cacing ini akan dibungkus oleh epithelium, membentuk kantung mutiara dan akhirnya terbentuklah mutiara. Kalaupun cacing itu bisa melepaskan diri, maka epithelium yang tinggal dalam rongga mantellah yang akan membentuk mutiara setelah sebelumnya membentuk kantung mutiara.
Sementara teori yang kedua adalah masuknya partikel padat ke dalam rongga mantel. Partikel padat bisa saja terperangkap di dalam tubuh kerang akibat dorongan air. Saat kerang ini tak bisa mengeluarkannya, partikel inipun bisa saja masuk ke rongga mantel. Saat dia masuk, epithelium juga ikut bersamanya. Epithelium ini akhirnya membungkus partikel padat sehingga terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara ini akhirnya akan mendeposisikan nacre ke partikel padat tersebut. Namun demikian sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara walaupun teori ini dipahami sejak lama. Dari beberapa mutiara alami yang dibedah, menunjukkan bahwa bagian inti mutiaranya bukanlah partikel padat.
Mutiara hasil budidaya
Sebelum kegiatan operasi, kerang mutiara jauh hari sebelumnya sudah mengalami proses yang disebut weakening (membuat kerang mutiara menjadi lemah). Proses ini biasanya dari 2 minggu sampai sebulan tergantung jenis dari kerang mutiara. Proses ini dimaksudkan supaya kerang mutiara akan akan mengalami stress dan memasuki fase reproduksi dengan cepat sehingga apabila operasi dilaksanakan gonadnya sudah kosong. Bila gonad dalam keadaan penuh maka kegiatan operasi akan menyulitkan dan bahkan banyak mengalami kegagalan. Proses weakening ini bisa dengan menutup kerang mutiara dengan sarung yang berpori sangat kecil sehingga partikel makanan tersaring atau bahkan kerang mutiaranya ditumpuk bersama kemudian dibungkus dengan sarung berpori kecil. Dalam kondisi ini, kerang mutiara masih bisa bertahan hidup walau makanan dalam partikel yang lebih besar sudah tak ada lagi.
Setelah proses ini, kerang mutiara diangkat ke darat (bila operasi dilaksanakan di darat) dan mengalami proses weakening lanjutan di dalam tanki. Mereka ditumpuk bersama sehingga mereka makin lemah akibat konsumsi makanan dan oksigen yang rendah. Bila operasi dilakukan tanpa proses ini, kerang mutiara masih sangat kuat untuk menendang keluar nucleus yang dimasukkan ke dalam gonadnya. Bahkan untuk jenis kerang terbesar P. Maxima, otot mereka sangat kuat bila tak melewati proses weakening sehingga cangkangnya sangat susah dibuka. Pada saat-saat tertentu air dikeluarkan dari tanki sehingga memaksa kerang untuk membuka cangkangnya. Saat kerang membuka cangkang peg (pengganjal) disisipkan diantara kedua cangkang kemudian kerang siap dioperasi. Pada saat tanpa air, kerang akan membuka cangkang sementara mantelnya akan tertarik ke dalam. Hal ini memudahkan kegiatan pegging karena saat ditutupi air kerang akan membuka cangkang namun bagian tepinya akan tertutup mantel, akibatnya apabila dilakukan pengganjalan maka peg akan melukai mantel kerang.
Mutiara hasil budidaya menggunakan prinsip terbentuknya mutiara alami dengan sebuah nucleus sebagai dasar terbentuknya mutiara. Seorang teknisi terlatih akan menyiapkan inti mutiara yang biasanya bulat dan berasal dari cangkang kerang lain dan potongan mantel atau disebut juga saibo yang diambil dari kerang mutiara lain.
Pemilihan donor ini mempertimbangkan warna dan kualitas nacre Mother of Pearl-nya (yang terdapat pada bagian sisi dalam cangkang kerang). Awalnya sang teknisi akan membunuh kerang donor dengan hati-hati agar supaya tak menyentuh mantelnya. Bila mantelnya tersentuh, maka mantel akan berkeriput akibat reaksi dari si kerang. Membunuh kerang donor dilakukan dengan menyisipkan pisau di antara dua cangkang dan memotong otot aduktor dari kerang donor. Saat terbelah, kerang didiamkan sampai benar-benar mati sehingga saat bagian mantelnya disentuh dia tak bereaksi lagi. Selanjutnya dipotonglah bagian mantel yang menempel pada kedua cangkang dan mantel tersebutpun dipotong lagi kecil-kecil (kira-kira 3 x 3 mm). Bagian mantel yang dipersiapkan untuk penyisipan disebut saibo, sehingga kerang donor disebut juga kerang saibo. Saat operasi penyisipan, kerang penerima sudah dipegging (ditempatkan pasak antara kedua cangkang). Kerang penerima ini ditempatkan sedemikian rupa agar mudah dioperasi. Shell opener bertugas untuk membuka cangkang lebar-lebar, kemudian teknisi akan mengiris tipis bagian antara gonad dan kaki dari kerang sebagai tempat masuknya inti dan saibo. Ukuran Intipun dipilih sesuai dengan ukuran gonad. Setelah itu intipun dimasukkan se dalam-dalamnya ke dalam gonad kemudian disusul dengan satu lembar saibo. Lembar saibo ini ditempatkan sedemikian rupa agar melekat di inti dengan bagian ectoderm (yang berisi epithelium penghasil nacre) menghadap inti. Karena bila terbalik maka kemungkinan terbentuk mutiara bulat sangat kecil. Setelah itu kerangpun ditempatkan ke keranjang atau panel dan akhirnya dikembalikan ke laut.
Teknik operasi dan pasca operasi bervariasi setiap perusahaan mutiara. Pada prinsipnya, dengan menerapkan teknik-teknik tertentu, kerang mutiara tak akan ”menendang” keluar inti yang disisip dan akhirnya bisa menghasilkan mutiara bulat yang berkualitas baik. Proses pemilihan kerang untuk penerima/penghasil mutiara juga mempertimbangkan umur kerang dan masa reproduksinya. Bila kerang dalam masa reproduksi maka gonadnya akan penuh, sehingga dianggap tak cocok untuk disisipkan inti. Kemampuan teknisi akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan nanti.
Sumber : http://mutiara-mutiara.blogspot.com/
Thursday, July 19, 2012
Cara Merawat Pachypodium
Pachypodium ini berasal dari Madagaskar, Afrika. Tanaman hias ini merupakan kerabat dekat adenium, tanaman ini mempunyai duri yang mempesona. Duri yang memenuhi sekujur batangnya membuat tampak eksotik. Bahkan ada species Pachypodium yang bagian batangnya ditumbuhi bunga, sehingga menambah indah penampilannya.
Pachypodium menyukai paparan sinar matahari langsung dengan intensitas 70% hingga 8 jam per hari. Dapat beradaptasi di daerah dengan toleransi suhu hingga 20 derajat Celsius dan ketinggian 500m dpl. Media tanamnya yang subur dan porous agar akar tidak membusuk tergenang air dengan pH optimal untuk pertumbuhan 5,5 - 6,5.
Untuk penyiraman dilakukan jika media benar-benar kering. Di daerah lembap atau sejuk, penyiraman dilakukan 4-5 hari sekali. Sementara di daerah sangat terik, penyiraman bisa dilakukan setiap hari. Pupuk yang dapat digunakan antara lain NPK 16:16:6 yang disiramkan ke media dengan dosis 1 sdm pupuk dilarutkan dalam 5 liter air. Berikan juga pupuk daun dengan kandungan N tinggi seperti Gandasil D, Uno D atau hyponex 20-5-20. Komposisinya 2 cc dilarutkan dalam 1 liter air. Pupuk pertama kali diberikan sebulan setelah tanaman dipindahkan ke pot. Selanjutnya pemupukan dilakukan seminggu sekali.
Tip dan Trik Merangsang Pembungaan
Letakkan tanaman di tempat yang mendapat sinar matahari langsung, seperti diatas atap. Sinar matahari yang penuh dapat merangsang pembungaan tanaman ini.
Media untuk mengecambahkan biji Pachypodium antara lain campuran sekam bakar dan pasir malang (3:1) ditambah dolomit 5%. Bisa juga menggunakan campuran peatmoss, perlit dan sekam bakar (1:1:1). Sekam bakar digunakan untuk lapisan atas, sedangkan peatmoss dan perlit untuk lapisan bawah. Hal ini berguna untuk menjaga kelembapan.
Semoga Bermanfaat bagi anda yang sedang merawat tanaman Pachypodium.
Sumber : http://sianakwayang.blogspot.com/
Gambar : http://www.imagejuicy.com/
Pachypodium menyukai paparan sinar matahari langsung dengan intensitas 70% hingga 8 jam per hari. Dapat beradaptasi di daerah dengan toleransi suhu hingga 20 derajat Celsius dan ketinggian 500m dpl. Media tanamnya yang subur dan porous agar akar tidak membusuk tergenang air dengan pH optimal untuk pertumbuhan 5,5 - 6,5.
Untuk penyiraman dilakukan jika media benar-benar kering. Di daerah lembap atau sejuk, penyiraman dilakukan 4-5 hari sekali. Sementara di daerah sangat terik, penyiraman bisa dilakukan setiap hari. Pupuk yang dapat digunakan antara lain NPK 16:16:6 yang disiramkan ke media dengan dosis 1 sdm pupuk dilarutkan dalam 5 liter air. Berikan juga pupuk daun dengan kandungan N tinggi seperti Gandasil D, Uno D atau hyponex 20-5-20. Komposisinya 2 cc dilarutkan dalam 1 liter air. Pupuk pertama kali diberikan sebulan setelah tanaman dipindahkan ke pot. Selanjutnya pemupukan dilakukan seminggu sekali.
Tip dan Trik Merangsang Pembungaan
Letakkan tanaman di tempat yang mendapat sinar matahari langsung, seperti diatas atap. Sinar matahari yang penuh dapat merangsang pembungaan tanaman ini.
Media untuk mengecambahkan biji Pachypodium antara lain campuran sekam bakar dan pasir malang (3:1) ditambah dolomit 5%. Bisa juga menggunakan campuran peatmoss, perlit dan sekam bakar (1:1:1). Sekam bakar digunakan untuk lapisan atas, sedangkan peatmoss dan perlit untuk lapisan bawah. Hal ini berguna untuk menjaga kelembapan.
Semoga Bermanfaat bagi anda yang sedang merawat tanaman Pachypodium.
Sumber : http://sianakwayang.blogspot.com/
Gambar : http://www.imagejuicy.com/
Wednesday, July 18, 2012
Peluang dan Tantangan Budi Daya Ikan Betutu
Ikan betutu dikenal dengan berbagai sebutan di berbagai daerah dan negara: ada yang menyebut dengan nama “ketutu” (disingkat K22), ada yang menyebut “gabus malas”, “bakut”, “gloso”, “bloso”, boso, “boboso”, “bodobodo”, “ikan malas”, “ikan hantu”, “sun hock” (Cina), “marble goby” atau “marble sleeper” (Inggris), dan ada pula yang menyebut dalam bahasa Latin “oxyeleotris marmorata”.
Ini bukan spesies baru di Negara kita, justru sebaliknya ada yang menyatakan sebagai ikan asli perairan Indonesia yang habitatnya hidup di lingkungan air payau atau air tawar yang tenang dan dangkal seperti sungai, danau, rawa, waduk dan lain sebagainya dan banyak ditemukan di Pulau Sumatera, Kalimanta, dan Pulau Jawa.
Sebagai salah satu komoditas produksi hasil perikanan dalam negeri, ikan betutu memang tidak sepopuler ikan lele, gurame atau nila yang sudah dibudidayakan secara luas dan massal oleh masyarakat dengan kapasitas dan volume produksi yang boleh dibilang sudah hampir “over product”. Namun demikian, di balik ketidak-populerannya itu ditambah berbagai macam khasiat dan kandungan gizinya justru membuat ikan ini tergolong ikan langka yang sangat diminati oleh konsumen dalam maupun luar negeri dari kalangan eksekutif dengan harga jual yang juga selangit. Sebagai misal, pembeli asal Singapura menawar ikan betutu Sulawesi Utara dengan harga Rp. 300 ribu/kg dan minta kiriman 100 ton setiap minggu. Padahal produksi ikan betutu di seluruh Indonesia setiap bulannya hanya mencapai kisaran puluhan ton. Jelas hal itu masih jauh dari permintaan pasokan pasar luar negeri.
Sementara itu di pasar lokal, menu masakan ikan betutu juga telah masuk di kota-kota besar seperti Palembang, Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Yogyakarta. Tarip menu ikan betutu di hotel-hotel berbintang berkisar antara Rp 250.000,00 – Rp 300.000,00 untuk satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg. Sedangkan harga ikan betutu hidup di tingkat tengkulak atau brooker bervariasi antara Rp 75.000,00 – Rp 100.000,00 per kilogramnya.
Ada yang mengatakan, ikan betutu merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi bukan hanya di konsumsi lokal melainkan juga merupakan komoditas ekspor. Harga ikan betutu di tingkat eksportir berkisar Rp.120.000-Rp.590.000 perkilogramnya, untuk ukuran 300 – 400 g/ekor.
Usaha budi daya ikan betutu hingga saat ini sebagian besar masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam, sudah gitu pelaku usahanya juga belum begitu banyak. So, masih terbuka lebar peluang bagi kita semua untuk mencoba merintis usaha sungguhan ataupun sampingan di bidang yang satu ini. Apalagi bila diketahui, ikan betutu itu bisa dibudidayakan dengan mudah melalui berbagai media, baik itu kolam tanah (tambak), keramba apung, kolam semen, bak fiber, maupun di kolam terpal. Tetapi lebih afdlolnya ya di kolam tanah (tambak) atau setidaknya dalam sistem keramba apung. Apa sebab? Karena melihat sifat dan kebiasaan makannya, ikan ini lebih menyukai pakan hidup berupa ikan-ikan kecil daripada pakan buatan (pellet). Dan caranya mencari mangsa juga tidak agresif, hanya pasif (malas), hanya menunggu dan memangsa makanan yang lewat di depan mulutnya. Dengan budidaya di kolam tanah atau keramba apung di rawa atau waduk seperti yang saya kembangkan sekarang ini, maka nyaris kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk pemberian pakan, karena di kolam tanah ataupun rawa dan waduk, ikan-ikan kecil seperti udang rawa/waduk (cakung), wader pari, dan lain-lain sebagai mangsanya telah tersedia cukup banyak dan datang menghampiri sendiri untuk dimangsa oleh si betutu.
Dengan sistem keramba apung maka kita tidak perlu lagi resah karena merasa tidak memiliki cukup lahan darat ataupun tambak untuk mengembangkan usaha budi daya perikanan. Kita, kalau mau, masih bisa mengembangkan usaha budi daya perikanan dengan cara memanfaatkan sungai, rawa, waduk, danau yang ada di lingkungan kita melalui sistem keramba apung. Bukankah negara kita ini memiliki banyak wilayah perairan umum (laut, bengawan, sungai, danau, rawa, kali, dan lain sebagainya)? Dengan sistem keramba maka biaya operasionalnya sangat murah meriah. Sebagai misal, kita tidak perlu lagi mikir mengganti air, memperbaiki pematang, menambal kolam, dan lain sebagainya. Dengan keramba apung maka cara pemanenan pun bisa dilakukan secara simpel dan praktis, bahkan bisa dilakukan seorang diri tanpa harus meminta bantuan tenaga kerja lain (kuli/preman).
Namun demikian, budidaya ikan betutu bukannya tidak ada tantangan dan hambatan. Salah satu tantangannya yang sering membuat kita nyaris frustrasi adalah pertumbuhannya yang sangat lamban. Dari benih ukuran 5 cm untuk bisa mencapai berat 3 ons atau 4 ons (sekitar 20-25 cm) butuh waktu tidak kurang dari 8-12 bulan. Sementara dari segi hambatan yang paling terasa dalam budidaya ikan betutu ini adalah masalah ketersediaan benih yang masih amat langka, karena selama ini kebanyakan masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam, yang sudah barang tentu kapasitas produksinya tidak bisa stabil, kadang banyak kadang sedikit. Apalagi bila diingat, penyebaran ikan betutu ini belum merata, hanya di daerah-daerah tertentu (tidak semua perairan tawar terdapat spesies ikan betutu). Dan kalaupun di daerah-daerah tertentu ada yang sudah berhasil mengembangkan teknologi pemijahan, baik secara alami, kawin suntik atau dengan bantuan hormone tertentu, namun kuantitas hasil produksinya juga masih dibilang jauh dari cukup. Nah, sekarang saatnya berhenti bicara, kita simak saja pesan iklan yang satu ini: “Talk less Do more”, Selamat berkarya, and sukses selalu buat anda. Jayalah perikanan Indonesia. Dahhh…!
Sumber : http://malesmania.wordpress.com/
Ini bukan spesies baru di Negara kita, justru sebaliknya ada yang menyatakan sebagai ikan asli perairan Indonesia yang habitatnya hidup di lingkungan air payau atau air tawar yang tenang dan dangkal seperti sungai, danau, rawa, waduk dan lain sebagainya dan banyak ditemukan di Pulau Sumatera, Kalimanta, dan Pulau Jawa.
Sebagai salah satu komoditas produksi hasil perikanan dalam negeri, ikan betutu memang tidak sepopuler ikan lele, gurame atau nila yang sudah dibudidayakan secara luas dan massal oleh masyarakat dengan kapasitas dan volume produksi yang boleh dibilang sudah hampir “over product”. Namun demikian, di balik ketidak-populerannya itu ditambah berbagai macam khasiat dan kandungan gizinya justru membuat ikan ini tergolong ikan langka yang sangat diminati oleh konsumen dalam maupun luar negeri dari kalangan eksekutif dengan harga jual yang juga selangit. Sebagai misal, pembeli asal Singapura menawar ikan betutu Sulawesi Utara dengan harga Rp. 300 ribu/kg dan minta kiriman 100 ton setiap minggu. Padahal produksi ikan betutu di seluruh Indonesia setiap bulannya hanya mencapai kisaran puluhan ton. Jelas hal itu masih jauh dari permintaan pasokan pasar luar negeri.
Sementara itu di pasar lokal, menu masakan ikan betutu juga telah masuk di kota-kota besar seperti Palembang, Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Yogyakarta. Tarip menu ikan betutu di hotel-hotel berbintang berkisar antara Rp 250.000,00 – Rp 300.000,00 untuk satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg. Sedangkan harga ikan betutu hidup di tingkat tengkulak atau brooker bervariasi antara Rp 75.000,00 – Rp 100.000,00 per kilogramnya.
Ada yang mengatakan, ikan betutu merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi bukan hanya di konsumsi lokal melainkan juga merupakan komoditas ekspor. Harga ikan betutu di tingkat eksportir berkisar Rp.120.000-Rp.590.000 perkilogramnya, untuk ukuran 300 – 400 g/ekor.
Usaha budi daya ikan betutu hingga saat ini sebagian besar masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam, sudah gitu pelaku usahanya juga belum begitu banyak. So, masih terbuka lebar peluang bagi kita semua untuk mencoba merintis usaha sungguhan ataupun sampingan di bidang yang satu ini. Apalagi bila diketahui, ikan betutu itu bisa dibudidayakan dengan mudah melalui berbagai media, baik itu kolam tanah (tambak), keramba apung, kolam semen, bak fiber, maupun di kolam terpal. Tetapi lebih afdlolnya ya di kolam tanah (tambak) atau setidaknya dalam sistem keramba apung. Apa sebab? Karena melihat sifat dan kebiasaan makannya, ikan ini lebih menyukai pakan hidup berupa ikan-ikan kecil daripada pakan buatan (pellet). Dan caranya mencari mangsa juga tidak agresif, hanya pasif (malas), hanya menunggu dan memangsa makanan yang lewat di depan mulutnya. Dengan budidaya di kolam tanah atau keramba apung di rawa atau waduk seperti yang saya kembangkan sekarang ini, maka nyaris kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk pemberian pakan, karena di kolam tanah ataupun rawa dan waduk, ikan-ikan kecil seperti udang rawa/waduk (cakung), wader pari, dan lain-lain sebagai mangsanya telah tersedia cukup banyak dan datang menghampiri sendiri untuk dimangsa oleh si betutu.
Dengan sistem keramba apung maka kita tidak perlu lagi resah karena merasa tidak memiliki cukup lahan darat ataupun tambak untuk mengembangkan usaha budi daya perikanan. Kita, kalau mau, masih bisa mengembangkan usaha budi daya perikanan dengan cara memanfaatkan sungai, rawa, waduk, danau yang ada di lingkungan kita melalui sistem keramba apung. Bukankah negara kita ini memiliki banyak wilayah perairan umum (laut, bengawan, sungai, danau, rawa, kali, dan lain sebagainya)? Dengan sistem keramba maka biaya operasionalnya sangat murah meriah. Sebagai misal, kita tidak perlu lagi mikir mengganti air, memperbaiki pematang, menambal kolam, dan lain sebagainya. Dengan keramba apung maka cara pemanenan pun bisa dilakukan secara simpel dan praktis, bahkan bisa dilakukan seorang diri tanpa harus meminta bantuan tenaga kerja lain (kuli/preman).
Namun demikian, budidaya ikan betutu bukannya tidak ada tantangan dan hambatan. Salah satu tantangannya yang sering membuat kita nyaris frustrasi adalah pertumbuhannya yang sangat lamban. Dari benih ukuran 5 cm untuk bisa mencapai berat 3 ons atau 4 ons (sekitar 20-25 cm) butuh waktu tidak kurang dari 8-12 bulan. Sementara dari segi hambatan yang paling terasa dalam budidaya ikan betutu ini adalah masalah ketersediaan benih yang masih amat langka, karena selama ini kebanyakan masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam, yang sudah barang tentu kapasitas produksinya tidak bisa stabil, kadang banyak kadang sedikit. Apalagi bila diingat, penyebaran ikan betutu ini belum merata, hanya di daerah-daerah tertentu (tidak semua perairan tawar terdapat spesies ikan betutu). Dan kalaupun di daerah-daerah tertentu ada yang sudah berhasil mengembangkan teknologi pemijahan, baik secara alami, kawin suntik atau dengan bantuan hormone tertentu, namun kuantitas hasil produksinya juga masih dibilang jauh dari cukup. Nah, sekarang saatnya berhenti bicara, kita simak saja pesan iklan yang satu ini: “Talk less Do more”, Selamat berkarya, and sukses selalu buat anda. Jayalah perikanan Indonesia. Dahhh…!
Sumber : http://malesmania.wordpress.com/
Tuesday, July 17, 2012
Memperbanyak Cabang Euphorbia
Pada umumnya euphorbia tumbuh memanjang dengan cabang yang sedikit. Sehingga makin tua tidak terlihat makin rimbun, tapi akan lebih terlihat rapuh / mudah patah. Mungkin cara ini bisa anda coba agar euphorbia anda menjadi rimbun, sehingga bila berbunga akan terlihat makin cantik.
Mungkin kebanyakan orang untuk memperbanyak cabang euphorbia-nya, akan memotong batang. Dengan harapan akan muncul cabang cabang baru pada batang tersebut. Boleh2 saja hal itu dilakukan tapi umumnya akan lama, sebab batang butuh energi lebih untuk memacu pertumbuhan cabang 2 ini.
Pada dasarnya euphorbia adalah tanaman yang akan berbunga bila terkana sinar matahari langsung. euphorbia juga termasuk jenis tanaman yang sebagian makanannya untuk pertumbuhan bunga, maka dari itu hampir semua jenis euphorbia pertumbuhannya cenderung vertikal, bukan membentuk cabang2.
Tapi bila anda ingin memperbanyak cabangnya, maka tempatkan euphorbia di tempat yang teduh, memang sih euphorbia akan sedikit ngambek untuk berbunga, tapi yang kita butuhkan pertama2 adalah cabangnya, karena nanti bila banyak cabang dan berbunga akan jauh lebih cantik bukan?...
Dalam dunia pertanian kita mengenal "pertumbuhan memanjang pada batang secara tidak normalkarena usaha tanaman untuk mencari sinar matahari yang sesuai dengan tingkat kebutuhan", seperti halnya tauge ( batangnya panjang2, padahal daunnya kecil ).
Euphorbia-pun begitu, kalau ditaruh ditempat yang teduh, batangnya bakal memanjang dan bunganya berkurang. Inilah TIPS KHUSUS agar tujuan awal kita ( memperbanyak batang ) tercapai.
Euphorbia harus diberi pupuk yang mengandung P ( Phospat ) banyak.biasanya pupuk yang mengandung banyak P digunakan untuk memacu proses berbunga pada tanaman. nah, kalau pupuk yang mengandung banyak P ini diberikan pada euphorbia ditempat yang teduh, mestinya bunga2 akan muncul, tapi syarat utama ( sinar matahari ) untuk berbunga tidak ada. Akibatnya, nutrisi P tadi, akhirnya merangsang bagi terbentuknya cabang2 baru. Tidak akan jadi bunga, karena tidak ada terpaan sinar matahari langsung.
Dan kalau pemrograman percabangan sudah berhasil, barulah euphorbia yang sudah banyak cabang tadi ditempatkan dilokasi yang panas.
Bersiap-siaplah menerima euphorbia yang akan bertambah cantik. Banyak cabang, yang tentu akan menghasilkan banyak tumbuh bunga.
Selamat mencoba, semoga sukses.......
Sumber : http://istanabunga.blogspot.com/
Mungkin kebanyakan orang untuk memperbanyak cabang euphorbia-nya, akan memotong batang. Dengan harapan akan muncul cabang cabang baru pada batang tersebut. Boleh2 saja hal itu dilakukan tapi umumnya akan lama, sebab batang butuh energi lebih untuk memacu pertumbuhan cabang 2 ini.
Pada dasarnya euphorbia adalah tanaman yang akan berbunga bila terkana sinar matahari langsung. euphorbia juga termasuk jenis tanaman yang sebagian makanannya untuk pertumbuhan bunga, maka dari itu hampir semua jenis euphorbia pertumbuhannya cenderung vertikal, bukan membentuk cabang2.
Tapi bila anda ingin memperbanyak cabangnya, maka tempatkan euphorbia di tempat yang teduh, memang sih euphorbia akan sedikit ngambek untuk berbunga, tapi yang kita butuhkan pertama2 adalah cabangnya, karena nanti bila banyak cabang dan berbunga akan jauh lebih cantik bukan?...
Dalam dunia pertanian kita mengenal "pertumbuhan memanjang pada batang secara tidak normalkarena usaha tanaman untuk mencari sinar matahari yang sesuai dengan tingkat kebutuhan", seperti halnya tauge ( batangnya panjang2, padahal daunnya kecil ).
Euphorbia-pun begitu, kalau ditaruh ditempat yang teduh, batangnya bakal memanjang dan bunganya berkurang. Inilah TIPS KHUSUS agar tujuan awal kita ( memperbanyak batang ) tercapai.
Euphorbia harus diberi pupuk yang mengandung P ( Phospat ) banyak.biasanya pupuk yang mengandung banyak P digunakan untuk memacu proses berbunga pada tanaman. nah, kalau pupuk yang mengandung banyak P ini diberikan pada euphorbia ditempat yang teduh, mestinya bunga2 akan muncul, tapi syarat utama ( sinar matahari ) untuk berbunga tidak ada. Akibatnya, nutrisi P tadi, akhirnya merangsang bagi terbentuknya cabang2 baru. Tidak akan jadi bunga, karena tidak ada terpaan sinar matahari langsung.
Dan kalau pemrograman percabangan sudah berhasil, barulah euphorbia yang sudah banyak cabang tadi ditempatkan dilokasi yang panas.
Bersiap-siaplah menerima euphorbia yang akan bertambah cantik. Banyak cabang, yang tentu akan menghasilkan banyak tumbuh bunga.
Selamat mencoba, semoga sukses.......
Sumber : http://istanabunga.blogspot.com/
Subscribe to:
Posts (Atom)