Wednesday, January 7, 2015

Budidaya kentang dengan polybag

Halaman atau lahan sempit bukan halangan untuk melakukan budidaya kentang. Dengan menggunakan polybag atau tong kayu juga karung dapat dihasilkan kentang yang tidak kalah banyak dan bagusnya dibandingkan dengan ditanam di kebun-kebun.

Budidaya kentang umumnya memang dilakukan di kebun atau di ladang. Tetapi bila ingin juga menanam kentang dalam skala kecil untuk dikonsumsi sendiri atau hanya sebagai hiasan, tak perlu bingung lagi, sebab dengan menggunakan polybag atau tong kayu kita bisa juga bertanam kentang dengan hasil yang tidak mengecewakan. Kelebihan budidaya kentang dengan polybag adalah lebih praktis dan murah serta tidak tergantung musim. Syaratnya, penanaman harus dilakukan di dataran tinggi (di atas 700 m dpl), karena di dataran rendah kentang tidak dapat tumbuh dengan baik atau tidak dapat menghasilkan umbi dengan baik.

Persiapan Tanam

Yang harus kita persiapkan adalah polybag berukuran 50 x 80 cm. Banyaknya tergantung jumlah kentang yang akan kita tanam. Kemudian bibit kentang yang hendak kita tanam yang telah bertunas. Selanjutnya tentu saja media tanam berupa tanah humus atau tanah kebun yang telah dicampur kompos. Banyak media di sesuaikan dengan jumlah pot, karung atau polybag yang hendak kita isi.

Kemudian bagian atas kantung plastik hitam dilipat keluar dengan rapi. Bagian bawah di sekeliling kantong dibuat lubang 3 – 4 buah untuk masing-masing sisi, untuk saluran drainase. Walaupun kentang untuk pertumbuhannya memerlukan tanah dengan kelembapan tinggi tetapi dia takut pada media becek. Bila itu terjadi umbi kentang akan mengalami pembusukan.


Penanaman dan Perawatan

Sebelum ditanam, kentang dapat kita bibitkan terlebih dahulu dalam polybag dengan media kompos. Untuk pembibitan, polybag cukup kita isi dengan media setinggi 20 – 30 cm saja. Kemudian kentang yang mempunyai banyak mata kita letakkan di atasnya. Ketika tunas-tunas mulai bermunculan sepanjang 2 cm, tunas dapat kita pilih beberapa yang terbagus. Sementara tunas yang lainnya dipotong atau dimatikan. Bibit kentang telah siap untuk ditanam.

Dalam satu polybag dapat ditanam 3 – 4 bibit kentang. Bibit ditanam sedalam 7 cm. Sebelumnya polybag diisi dengan media sebanyak 2/3 dari volume. Sisa polybag yang tidak terpakai dilipat keluar dengan rapi.

Sepuluh hari setelah tanam, bibit kentang biasanya sudah mulai merata pertumbuhannya. Ketika umur tanaman mencapai satu bulan, media tanam ditambahkan lagi sedikit-sedikit mengikuti tinggi tanaman. Penambahan media perlu dilakukan agar umbi tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sebab umbi yang terkena sinar matahari warnanya menjadi kehijauan dan beracun.

Selain itu tanaman perlu disiram setiap hari atau sesuai dengan kondisi kelembapan tanahnya. Selama penyiraman, harus selalu diperhatikan apakah drainasenya lancar atau tidak. Bila drainasenya tidak lancar perlu dilakukan penyodokan dengan menggunakan kayu atau lidi hingga drainasenya lancar kembali.

Pupuk yang diperlukan kentang bisa berupa pupuk cair atau pupuk padat (granular). Pupuk cairnya bisa merek apa saja asal kandungan N dan P-nya seimbang (1 : 1). Pupuk padatnya bisa urea dan TSP dengan perbandingan 1 : 1 sebanyak 16 gram atau satu sendok makan per tanaman diberikan di kiri dan kanan tanaman. Setelah pemberian pupuk padat dilakukan penyiraman agar pupuk lebih cepat larut dan dapat segera diserap tanaman.

Panen

Pada umur 3 – 4 bulan biasanya umbi telah bisa dipanen. Pemanenan umbi sebaiknya dilakukan satu minggu sesudah tanaman mati semuanya, ditandai dengan keringnya daun serta ujung batang dan kulit umbi yang kuat.

Bila daun dan ujung batangnya belum kering, umbi-umbi akan rendah mutunya dan kulitnya akan mudah lecet.

Cara penennya adalah, polybag cukup disobek dari atas sampai bawah dengan menggunakan pisau yang tajam. Penyobekan dilakukan dengan hati-hati agar tidak memotong umbi kentangnya. Ketika polybag telah terbuka dan tanahnya dipecah akan terlihat umbi-umbi yang siap untuk dikonsumsi.

Sumber :
http://www.ayoberkebun.com/ide/budidaya-kentang-dengan-polybag.html

Sunday, January 4, 2015

Belajar Budidaya Pisang Kepok

Pisang boleh jadi merupakan jenis buah yang paling umum ditemui tak hanya di perkotaan tetapi sampai ke pelosok desa. Ada beragam jenis buah pisang salah satunya adalah pisang kapok. Jenis yang satu ini memiliki ciri-ciri bentuk buah yang cenderung pipih dan tidak bulat memanjang seperti varian pisang lainnya. Maka itu, ia disebut juga dengan nama pisang gepeng. Si kapok ini termasuk ke dalam jenis pisang yang lebih enak dikonsumsi setelah diolah. Ia terdiri dari dua jenis yakni pisang kapok kuning dan pisang kapok putih. Pisang dengan daging berwarna kuning biasanya jauh lebih mahal karena rasanya memang lebih enak jika dibandingkan dengan pisang kepok daging putih. Pada dasarnya pisang kepok ini bisa tumbuh di mana saja, namun untuk kualitas buah yang baik, biasanya ada persyaratan lahan tanam yang harus dipenuhi. Budidaya pisang kepok banyak dilirik para petani sebab permintaan terhadap jenis pisang yang satu ini selalu stabil. Tertarik mencoba?

Persyaratan Tumbuh

Iklim
Secara prinsipil, budidaya pisang kepok sama saja dengan jenis pisang lainnya. Ia bisa tumbuh di lahan yang kering sekalipun sebab ia mendapat supply air dri cadangan yang ada di batangnya. Hanya saja, dalam kondisi tersebut, produksi buah tentu tidak bisa diharapkan. Iklim tropis yang cenderung basah juga lembab adalah kondisi yang paling baik bagi pertumbuhan pisang. Sementara itu, kondisi angin juga perlu diperhatikan. Tanaman pisang kepok sebaiknya tidak ditanam di wilayah yang sering terkena angin kumbang sebab bisa merusak bagian daunnya serta mempengaruhi perkembangan juga pertumbuhannya. Perhatikan pula curah hujan. Angka paling optimal adalah 1.520 sampai 3.800 mm per tahunnya dengan syarat 2 bulan kering. Cermati pula variasi curah hujan yang harus seimbang dengan ketinggian medium tanam sebab jika tidak akan mudah tergenang dan merusak kualitas batang pisang.

Medium Tanam
Sama seperti tanaman lainnya, pisang kepok juga akan tumbuh subur di medim tanah yang gembur dan kaya akan humus. Jauh lebih baik lagi jika tanah tersebut mengandung kapur atau berupa tanah berat. Pohon pisang termasuk tanaman yang “rakus” sehingga ada baiknya jika ditanam pada tanah kaya humus yang secara rutin diperbaharui dengan pupuk. Air pada medium tanam juga harus tersedia namun perhatikan agar tidak menggenang. Ketinggian tanah di area basah antara 50 sampai 200 cm, sementara itu di wilayah setengah basah yakni 100 sampai 200 cm. Jika ditanam di wilayah cenderung kering, ketinggiannya sebaiknya 50 sampai 150 cm.

Jangan menanam pisang kepok di tanah yang pernah mengalami erosi sebab hasil panen akan tergangggu. Pastikan pula agar tanah tersebut memiliki resapan air yang tinggi sebab pisang susah hidup pada tanah dengan kandungan garam sekitar 0,07%. Seperti disebutkan sebelumnya, pisang bisa tumbuh di wilayah yang kering dengan ketinggian 1000 m dpl sampai 2000 mdpl.

Budidaya: Pembibitan, Pemeliharaan, Pemanenan!

Bibit
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif yakni dengan menggunakan anakan berupa tunas-tunas muda. Anakan yang baik memiliki ketinggian antara 1 meter hingga 1,5 meter. Adapun lebar umbi sekitar 15 sampai 20 cm. Sebaiknya anakan diambil dari pohon induk yang kualitasnya baik, produktif dan buahnya unggulan. Pastikan pula Anda mencermati tinggi indukan sebab akan mempengaruhi produksi pisang seperti jumlah sisir per tandannya. Bibit pisang ini dibagi ke dalam dua jenis yakni anakan muda dan anakan dewasa. Jauh lebih baik jika menggunakan jenis yang kedua sebab sudah memiliki bakal bungan dan cadangan makanan dalam bonggolnya sudah banyak. Pilih bibit yang daunnya masih mengumpul serupa tombak karena jauh lebih baik jika dibandingkan dengan bibit yang daunnya telah melebar.

Pengolahan Awal Medium Tanam
Pembukaan lahan harus tetap memperhitungkan faktor iklim, letak pasar atau industri, kemananan sosial dan juga prasarana ekonomi. Untuk membuka lahan tanam dalam budidaya pisang kepok, langkah pertama dimulai dengan pembasmian gulma, semak-semak, rumput dan juga melakukan proses penggemburan pada tanah, pembuatan sengkedan dan juga saluran pengeluaran air kelak.

Tanap perlu dibuatkan sengkedan atau teras dengan lebar yang bergantung pada kemiringan medim tanam. Adapun lambung sengkedan sebaiknya didanggah dengan menggunakan rerumputan atau bebatuan jika ada. Jauh lebih baik lagi jika ditanamai tumbuhan legume seperti lamtoro pada batas sengkedan agar tidak erosi. Legume juga memasuk unsur hara N dan mampu menahan angin yang bisa merusak tanaman pisang. Sementara itu saluran pembuangan air dibuat pada lahan dengan kemiringan kecil serta pada tanah yang datar Pada permukaan landasan juga sisi luar sebaiknya ditanami rerumputan agar terhindar erosi.

Penanaman
Bibit pisang sebaiknya ditanam dengan jarak masing-masing bibit agak lebar agar di 3 bulan pertama bisa dipakaikan pola tanam lorong atau tumpang sari antara pisang. Tanaman tumpang sari bisa berupa sayur mayor. Kebanyakan kebun pisang di Asia dengan tingkat hujan yang tinggi, biasanya ditanam bersama dengan kopi, kelapa,kakao dan lain-lain. Ini tentunya memberikan keuntungan ganda bagi petani.

Lubang tanam pada lahan dibuat dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm jika medium tanamnya berat, dan 30 x 30 x30 cm jika medium tanamnya cukup gembur. Jarak tanam sebaiknya 3 x 3 m jika tanah kondisinya sedang dan 3,3 x 3,3 m jika tanah kondisinya berat. Proses penanaman dilakukan pada awal musim hujan yang biasanya jatuh pada bulan September menuju oktober. Sebelum ditanami, pada lubang tanam sebaiknya diberi pupuk organik misalnya kompos dan kandang masing-masing 15- 20 kg. Langkah ini kelak akan berpengaruh pada kualitas buah pisang kepok yang dipanen.

Pemeliharaan
Penting untuk melakukan proses penjarangan agar hasil maksimal. Satu rumpun seharusnya hanya terdiri dari 2 hingga 4 batang saja. Jika lebih maka sebaiknya dilakukan penjarangan. Sementara itu, proses penyiangan rumput maupun gulma haris dilakukan secara tertaur terutama pada area yang dekat dengan batang pohon pisang. Langkah penyiangan ini sebaiknya dilakukan dengan langkah penggemburan agar akar dan tunas makin banyak.

Proses pemeliharaan selanjutnya adalah perempalan dimana daun-daun yang sudah kering perlu untuk disingkirkan. Hal ini harus rutin dilakukan. Sementara itu langkah pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun. Pisang memerlukan kalium dalam jumlah yang cukup besar. Dan dalam 1 hektar pohon pisang butuh kira-kira 207 kg pupuk urea, 608 kg KCI, 138 kg super fosfat dan 200 kg batu kapur. Pemupikan pertama dilakukan setelah 6 bulan dari jarak tanamnya.

Proses pengairan juga penyiraman juga harus dijaga. Langkah ini dilakukan dengan mengairi saluran air yang telah dibuat dan terletak di antara bebarisan tanaman pisang itu sendiri. Langkah selanjutnya adalah memberi musa atau daun kering maupun yang basah. Musa ini berperan untuk mereduksi air yang menguap dan menekan pertumbuhan gulma. Namun jangan dilakukan secara terus menerus sebab bisa membuat tanaman pisang berakar dangkal.

Selanjutnya, jika pohon pisang telah berbuah, maka jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah yang paling akhir wajib dipoting sebab jika tidak, keberadaan jantung tersebut akan membuat perkembangan buah terhambat. Jika sisir buah pisang telah berkembang secara sempurna, semua tandan pisang sebaiknya dibungkus menggunakan plastik bening. Sebaiknya gunakan jenis polietilen dengan tebal 0,5 mm dan jangan lupa beri lubang dengan diameter sekitar 1,25 cm. jarak antara masing-masing lubang sekitar 7,5 cm.

Hama Dan Penyakit
Ada banyak hama yang perlu diwaspadai salam usaha budidaya pisang kepok antara lain ulat daun atau erienota thrax. Ia menyerang daun dan membuatnya menggulung dan sobek. Ulat ini bisa ditanggulangi dengan insektisida malathion. Hama lainnya adalah uret kumbang. Ia menyerang kelopak daun juga batang dengan menciptakan lorong-lorong. Solusinya, perbaiki sanotasi pada rumpun pisang dan bersihkan dari sisa batang pisang yang busuk. Hama lainnya adalah nematode danulat bunga. Keduanya bisa juga diatasi dengan insektisida. Sementara itu, penyakit yang sering menyerang pisang adalah penyakit darah, panama, bintik daun, daun pucuk, layu oleh bakteri bacillus dan masih banyak lagi lainnya.

Pemanenan
Proses terakhir dalam budidaya pisang kepok sebelum dipasarkan tentunya pemanenan. Umur setahun, pisang sudah berbuah dan pemanenan biasanya ditentukan oleh umur buah dan juga bentuk buah. Daun bendera yang telah kering adalah ciri utama pemanenan bisa dimulai. Buah yang sudah cukup matang berumur antara 80 sampai 100 hari. Lokasi jual buah juga harus diperhatikan agar buah tidak busuk sebelum sampai di konsumen. Sebaiknya, buah pisang disimpan minimal 10 hari sebelum tiba di konsumen.

Sumber : http://khasiatbuahpisang.blogspot.com/2013/02/mari-belajar-budidaya-pisang-kepok.html

Friday, January 2, 2015

Cara Budidaya Buah Pisang Kepok

Pemilihan Lokasi Menanam Pisang Kepok
Pemilihan lokasi spesifikasi tanah dan agroklimat yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan optimal tanaman pisang, pemilihan lahan yang bebas dari penyakit layu pisang/lahan endrmis, subur dengan lapisan top soil tanah yang cukup tebal, tanah bertekstur pasir, tanah aluvial dan banyak mengandung humus. Curah hujan berkisar 1500-3800 mm/tahun, kelembapan udara antara 80-88% dan temperatur 22,8°C-32,4°C dengan intensitas penyinaran cahaya 40 - 58 lux, untuk PH tanah sendiri berkisar antara 4,5 - 6,5 dan kemiringan tanah maksimal 35%.

Penentuan Waktu Tanam Pisang Kepok
Waktu tanam terbaik untuk Pisang Kepok adalah awal musim hujan sampai tiga bulan sesudahnya. Untuk tiap daerah berbeda – beda untuk musim hujannya, sebaiknya meminta bantuan kantor meteorologi daerah setempat untuk dapat menentukan awal musim hujan atau disebut bulan basah.

Pembersihan (Penyiapan Lahan)
Bersihkan lahan dari benda – benda dan ranting yang akan menggangu sistem perakaran tanaman maupun menghambat penyerapan unsur makanan, buang sisa – sisa tumbuhan, daun – daun dan ranting bekas pemangkasan yang dapat menjadi sumber penularan hama dan masukan kedalam lubang yang cukup dalam berukuran 2X2X2 m.

Penyiapan saluran air atau parit kebun yang bebas dari rumput, sampah dedaunan serta kayu yang menyumbat ini digunakan untuk drainase yang baik.

Penentuan Jarak Tanam dan Penganjiran
Dalam proses ini dimaksudkan untuk memperoleh posisi tanam sehingga diperoleh populasi tanaman sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan menggunakan ajir. Terciptanya jarak tanam yang optimum bagi tumbuhan tanaman pisang kepok.

Penyediaan Benih Untuk Pisang Kepok
Menyediakan benih yang berpotensi produksi dan kualitasnya tinggi, terjamin kemurnian (jenis varietas), memiliki peluang pasar yang jelas, sehat/bebas dari hama penyakit, serta dalam jumlah yang cukup banyak.

Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang sesuai dengan ukuran yang ditetapkan, lubang dibuat dengan ukuran: Panjang = 50 cm, lebar = 50 cm, dalam 50 cm. Lubang dibuat dengan berukuran tersebut dimaksudkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan akar.

Penanaman
Pada proses penanaman ini yaitu proses meletakan benih pada lubang tanaman yang sudah dipersiapkan, sebelum mulai menanan sebaiknya seluruh peralatan dicuci terlebih dahulu untuk menghindari penularan penyakit menggunakan diinfektan (chorox) campurkan Trichoderma sp. Dengan pupuk kandang/kompos dan sebagian tanah kemudian dimasukan ke lubang tanam. Keluarkan benih pisang namun sebelum ditanam benih dicelupkan kedalam larutan 100 g Trichoderma sp., 10 liter air dan urea 10 g selama 15 menit. Bibit ditanam sampai sebatas 5 – 10 cm diatas pangkal batang. Penutupan lubang tanam, tanah bagian atas (top soil) dimasukan terlebih dahulu baru disusul dengan tanah bagian bawah (sub soil). Penutupan lubang tanam dilakukan setelah 2 minggu lubang tanaman dibiarkan terbuka dan setelah 2 minggu padatkan tanah agar tanaman dapat berdiri kokoh.

Pengairan
Mengatur ketersediaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman dan fase pertumbuhan bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang optimal.

Penjarangan Anakan Pisang Kepok
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur jumlah pohon/anakan dalam satu rumpun agar tanaman induk dapat tumbuh dan berkembang serta berproduksi secara optimal

Kriteria anakan yang dipilih antara lain :
Umur 4-6 bulan ( setelah anakan tumbuh
Tinggi antara 20-40 cm.
Pertumbuhan kuncup daun baik.
Pilih anakannya yang tumbuh disebelah luar dari pohon induk pada arah yang sama.
Penjarangan dilakukan setelah pohon induk berumur 30 minggu menyisakan dalam satu rumpun sebanyak 2-3 anakan. Anakan yang dipilih adalah anakan yang berasal dari pohon induk dengan umur berbeda (berselang 2-3 bulan). Cara mematikan anakan dilakukan dengan : potong anakan sebatas 20 cm dari tanah, congkel bagian tengah batang lalu tuangkan 2-3 ml (½ sendok teh) minyak tanah.

Sanitasi Lahan
Kegiatan membuang/mencabut dan mematikan Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman, menjaga kebersihan kebun dari gulma dan bagian tanaman yang sakit bertujuan untuk mengurangi kompetisi hara antara tumbuhan dengan tanaman penganggu (gulma) dan mengurangi sumber infeksi hama dan penyakit.

Pemupukan dan Pembubunan
Pemumpukan bertujuan untuk memenuhi unsur hara tanaman dan perakaran bisa berkembang lebih baik.

Berikut prosedur pelaksanaan pemupukan :
Pemupukan I dilakukan satu bulan setelah penanaman dengan pupuk kandang 10 kg/lubang dan pupuk anorganik (Urea = 50g, SP-36 = 30g).
Pemupukan ke II dan III dilakukan dua dan tiga bulan setelah penanaman dengan pupuk anorganik (Urea= 50g, SP-36= 30g dan KCI = 40g)
Pemupukan ke IV, berikan campuran pupuk kandang/kompos susulan 10 kg dan 500g Trichoderma sp. Per rumpun serta urea = 100g, KCL=100g
Pemberian pupuk dilakukan dengan membuat parit sekeliling rumpun dengan jarak 50 cm dari pohon yang dilanjutkan dengan tanah bumbunan.

Pembrongosan
Membungkus buah sehingga diperoleh buah dengan permukaan kulit yang mulus dan mencegah serangan hama/penyakit pada buah.
Pemotongan Jantung Pisang
Pemotongan jantung pisang ini bertujuan untuk menoptimalkan penyerapan unsur hara oleh bakal buah dan mencegah penyakit layu darah.

Penyanggahan
Kegiatan menyangga pohon pisang agar tidak rebah karena beratnya buah dan gangguan fisik lain (dalam hal ini bergantung dengan varietas dan besarnya tandan).

Pengaturan Jumlah Daun
Memotong daun untuk menjaga ukuran dan penampakan buah, untuk menghasilkan buah dengan ukuran sesuai standar dan menghindari buah pecah. Sebelum memotong tinggalkan (6 – 8 daun) dan untuk daun yang telah tua atau menguning lalu potong daun dengan membentuk sudut 45 ° dan potong bagian batang yang menjuntai sehingga batang nampak bersih. Setelah itu kumpulkan daun yang dipotong lalu dibakar agar terhindar dari penyakit.

Penentuan Saat Panen.
Mengamati kondisi fisik dan fisiologis buah untuk menentukan waktu panen karna sangat bergantung jarak dari pasar untuk pasar lokal tingkat kematangannya sekitar 90% sedangkan untuk pasar antar pulau sekitar 80 %

Panen
Pengambilan buah yang sudah menunjukan ciri (sifat khusus) matang panen bertujuan untuk mendapatkan buah yang segar. Waktu pemanenan pisang pada waktu pagi (jam 07.00 – 10.00) atau sore hari (jam15.00-17.00) dalam keadaan cerah. Panen tidak dianjurkan pada saat hujan karena dapat meningkatkan serangan busuk buah dalam gudang penyimpanan.

Perlakuan Lepas Panen
Penyimpanan sementara di rumah panen dengan fasilitas penggantungan pisang tujuannya untuk menjaga mutu tetap baik, terhindar dari noda getah dan kerusakan karena gesekan antar tandan. Terhindar dari panas dan hujan dan juga jaga suhu rumah panen ( jangan terlalu lembab ) / cukup ventelasi

disarikan dari http://edolaksono.blogspot.com/