1. Persiapan dan pengolahan lahan.
Lakukan pengolahan lahan dengan cara dicangkul atau ditraktor, seperti yang biasa dilakukan, hingga lahan siap tanam dengan menggunakan jarak tanam (40x40) cm. Lalu buat bedengan dengan lebar 100 cm, panjang (6–12) m, dengan jarak antar bedengan sekitar 30 cm, dengan kedalaman saluran air 20 cm.
2. Penanaman.
Benih disemaikan terlebih dahulu dalam kokeran atau kantung plastik dengan media tanah dan pupuk kandang, dengan perbandingan 3:1.sampai 1:1. Untuk mencegah terjadinya penyakit rebah semai (dumping off), bengkak akar (puru akar), dan untuk meningkatkan kesehatan tanaman campurkan secara merata (1–2) bungkus ABG-BIO + 1 kg dedak kedalam (20–25) kg media semai di atas, Siram dengan air hingga lembab, lalu simpan dalam bentuk gundukan dan tutup dengan karung bekas, biarkan selama (2-3) hari, baru dipakai. Atau dengan cara disiramkan yaitu larutkan (1–2) bungkus ABG-BIO + 0,5 kg dedak + 2 tutup ABG-D, dalam 10 liter air, aduk merata, biarkan selama (2-4) jam, kemudian siramkan pada media persemaian (1–2) hari sebelum penyemaian. Pindah tanam dilakukan setelah bibit berumur sekitar 30 hari, ditanam 1 bibit/lubang tanam.
3. Pemupukan.
a. Pupuk dasar.
Pupuk dasar yang digunakan, untuk lahan seluas 1 ha, adalah campuran (1–2) ton pupuk kandang + (100–200) kg ABG-Bios + 50 kg Urea + 25 kg SP-36 + 25 kg KCl + (20-25) kg campuran pupuk kandang, dedak dan ABG-BIO yang telah diaktifkan (seperti tersebut di atas). Sebarkan campuran pupuk ini pada bedengan sekitar (3–7) hari sebelum tanam. Setelah pemberian pupuk dasar, dilakukan pencampuran tanah (diaduk) secara merata.
b. Pupuk susulan.
Sebagai pupuk susulan gunakan campuran 100 kg Urea + 50 kg SP-36 + 100 kg KCl + (100–150) kg ABG-Bios, atau sekitar (15–20) gram/tanaman, diberikan pada (30-35) HST, atau campuran 200 kg pupuk majemuk NPK (dengan formula 12-12-17) + (100–200) kg ABG-Bios. Pupuk ditempatkan di sekeliling tanaman dan selanjutnya dilakukan pembumbunan.
c. Pupuk ABG.
Pemberian pupuk ABG-D, dengan konsentrasi (2-3) cc/liter air, dilakukan pada 10 HST, 20 HST, dengan cara disemprotkan pada tanaman secara merata. Untuk mencegah penyakit bengkak akar dan meningkatkan kesehatan tanaman berikan ABG-BIO setiap 2 minggu. Caranya: Larutkan (1–2) bungkus ABG-BIO + 1 kg dedak + 2 kg ABG-Bios + (5–10) tutup ABG-D, dalam (50–100) liter air, aduk secara merata, dan biarkan selama (2-4) jam. Lalu siramkan sebanyak (25–50) cc/tanaman pada perakaran tanaman dengan emrat.
4. Pemeliharaan.
Pemeliharaan meliputi penyiangan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).
• Penyiangan (weeding) dilakukan (2–3) kali, dengan menyingkirkan gulma di sekitar daerah perakaran.
• Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) tidak dianjurkan menggunakan pestisida untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.
5. Panen.
• Panen dilakukan mulai umur 70 HST dengan ciri tanaman ber-krop besar (penuh).
• Cara pemanenan dengan memotong batang yang ada di atas tanah.
Sumber : http://pupuk-abg.com/
No comments:
Post a Comment