Friday, September 30, 2011

Ternak Ayam Mutiara, Peluang Usaha Cerah Menggoda

Ayam mutiara (Guiena Fowl) merupakan unggas yang banyak dikembangbiakkan sebagai hewan hiasan. Karena Ayam mutiara memiliki bentuk tubuh dan warna bulu menarik untuk dilihat. Bulu-bulunya dihiasi dengan bintik-bintik seperti mutiara. Karena merupakan unggas hias, maka harga ayam mutiara lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga ayam konsumsi. Harga ayam mutiara bervariasi tergantung daerah masing-masing, berkisar antara 200 sampai 300 ribu satu pasang. Dengan makanan dan model pemeliharaan yang hampir sama dengan ayam kampung, bisnis budi daya ayam mutiara memiliki prospek yang lebih baik dan menguntungkan. Ayam mutiara sendiri banyak dijual dan dipasarkan di pasar burung.

Jenis Ayam Mutiara

Ayam mutiara memiliki banyak jenis yang dibedakan menurut warna-warna bukunya antara lain pearl (abu-abu), putih, Royal Purple,Violet, Coklat. Lavender dan lain-lain. Dalam perkembangannya ayam mutiara banyak dihasilkan oleh hasil cross-breeding antara ayam mutiara yang asli dengan ayam lain, sehinga ragam jenis ayam mutiara semakin banyak.

Ayam Mutiara Dewasa

Habitat Hidup Dan Model Kandang Ayam Mutiara


Ayam mutiara sebenarnya merupakan keluarga Burung (Aves) bukan ayam walau kemudian dikenal dengan nama Ayam Mutiara. Ayam ini berasal dari daratan Afrika yang di habitat aslinya hidup bergerombol pada sabana dan semak-semak. Meski dari kelompok burung, ayam mutiara tidak suka terbang tinggi dan lebih suka mencari makan di padang sabana. Karena itu dalam membudidayakan ayam mutiara model tempatnya bisa dibuat seperti halnya di alam aslinya.

Model kandang dibuat seperti kandang ayam pada umumnya, tetapi jika siang hari dilepas pada halaman/lahan terbatas yang tersedia pasir dan rumput. Selain itu kandang dan tempat bermain ayam mutiara harus cukup terkena sinar matahari agar bulu-bulu indah dan tidak lembab. Jika tersedia ayam mutiara lebih suka tidur pada malam hari pada tempat yang tinggi, karena itu pemberian tempat bertengger pada kandang sangat baik. Dengan tidur bertengger, ayam mutiara menjadi lebih sehat dan tahan terhadap penyakit.

Kandang ayam mutiara dewasa dengan ayam mutiara anakan juga berbeda, ayam mutiara dewasa relatif tahan terhadap perubahan suhu lingkungan. Akan tetapi pada ayam mutiara anakan diperlukan suhu ruangan yang cukup hangat karena bulu-bulunya belum cukup melindungi dari suhu dingin pada malam hari. Karena itu kandang yang cocok adalah kandang box yang diberi penghangat menggunakan lampu listrik. Pada pagi hari anakan mutiara perlu dijemur agar sehat dan kandang tidak lembab.

Menetaskan Ayam Mutiara

Salah satu cara mendapatkan ayam mutiara adalah dengan menetaskan dari telur, dengan membeli telur dan menetaskan sendiri kita lebih bisa mengamati perkembangan ayam sejak usia dini. Tetapi cara ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Cara menetaskan ayam mutiara bisa dilakukan dengan indukan ayam mutiara, indukan ayam kampung, entok dan dengan mesin tetas. Telur ayam mutiara yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu 28 hari. Konon ada perbedaan waktu menetas tergantung cross-breeding dengan ayam jenis apa.

Setelah telur ayam mutiara menetas, ditempakan pada ruangan yang cukup hangat dengan diberi lampu penghangat. Anakan ayam mutiara mirip dengan anakan ayam kalkun, sehinga agak sulit dibedakan. Setelah muncul bintik-bintik mutiara mulai dapat dengan mudah dibedakan dengan ayam kalkun. Pada usia dewasa ayam mutiara jantan sulit dibedakan dengan ayam mutiara betina, sehingga perlu kejelian dan pengalaman untuk membedakannya.

Anakan Ayam Mutiara

Makanan Ayam Mutiara


Pada dasarnya ayam Mutiara merupakan hewan omnivora atau bisa memakan apa saja. Di alam aslinya ayam mutiara memakan rumput, daun-daunan, serangga, cacing dan lain-lain. Untuk budidaya di rumah bisa diberikan makanan sisa nasi, bekatul, sisa sayuran dan makanan apa saja. Di dalam budi daya ayam mutiara secara intensif pemberian makanan disesuaikan dengan kebutuhan gizi setiap harinya dan perlu dihitung secara detail. Kebutuhan gizi dapat dipenuhi dengan memberikan konsentrat, sayur-sayuran, bekatul dan lain-lain.

Seperti halnya beternak ayam jenis lainnya, pola pemberian makanan ayam mutiara berbeda-beda dalam setiap usianya. Pola pemberian makanan ayam mutiara anakan lebih banyak mengunakan konsentrat untuk starter, yang mengandung protein tinggi. Pada usia perkembangan diberikan makanan dengan kandungan konsentrat untuk grower dan pada usia dewasa lebih banyak makanan yang memicu telur dan keindahan tubuh. Bila anda memiliki pekarangan yang masih kosong dan ingin melengkapinya dengan satwa, mungkin pilihan bisa dijatuhkan pada ayam mutiara. Walaupun pekarangan tidak terlalu luas tetap memungkinkan untuk itu. Kenapa ayam mutiara..? karena ayam jenis ini cukup indah dan menyenangkan bila dipandang. Selain itu dari aspek pemeliharaan dan pemberian makanan cukup mudah.

Habitat dan Kebiasaan Hidup

Konon hewan ini berasal dari daratan Afrika yang banyak menghuni Savana dan semak belukar secara bergerombol. Di alam liar dalam satu gerombolan bisa mencapai ribuan ayam ini. Karena itulah sesungguhnya hewan ini tidak suka sendiri. Di habitat asalnya banyak memakan serangga dan tumbuh-tumbuhan. Karena itu kalau anda adalah peternak lebah, tidak disarankan memelihara ayam ini di areal peternakan lebah. Selain itu di beberapa kawasan pertanian hewan ini bisa digunakan sebagai semacam “watch dog” untuk menakut-nakuti rusa pemakan tanaman. Karena ia akan mengeluarkan suara yang keras dan berisik apabila ada hewan/orang asing memasuki kawasannya. Karena sebenarnya mereka termasuk dalam golongan burung (aves), ia bisa terbang walaupun lebih suka tinggal di tanah.

Salah satu trend produk bisnis / Peluang Usaha sekarang adalah sesuatu yang bersifat unik, termasuk salah satunya Ayam Mutiara. Meski tergolong baru, ayam mutiara kini mulai dilirik karena keindahan warna bulunya. Bila anda memiliki pekarangan yang masih kosong dan ingin melengkapinya dengan satwa, mungkin pilihan bisa dijatuhkan pada ayam mutiara. Walaupun pekarangan tidak terlalu luas tetap memungkinkan untuk itu. Kenapa ayam mutiara..? karena ayam jenis ini cukup indah dan menyenangkan bila dipandang. Selain itu dari aspek pemeliharaan dan pemberian makanan cukup mudah.

Jika di Indonesia ayam mutiara baru mulai dikenal, tetapi sebaliknya di luar negeri sudah lama dipelihara sebagai penghias halaman. Dalam perkembangannya juga terjadicross breding antara ayam mutiara asli dengan ayam lain. Sehingga saat ini ayam mutiara memiliki ragam warna yang sangat bervariasi, di antaranya terdapat jenis yang dinamakan pearl guinea (warna asli ayam mutiara yang didominasi warna abu-abu gelap dengan bintik putih merata di sekujur tubuh), white guinea, royal purple guinea, violet guinea, brown guinea, lavender guinea, dan lain-lain.

Salah satu pembudidaya ayam mutiara adalah Juwaidi. Pria yang tinggal di Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam itu mengenal ras ayam mutiara mulai tahun 2003. Pemilik Adina Agro Aceh, usaha peternakan ayam buras petelur dan ayam hutan Sumatera itu kebetulan memperoleh sepasang indukan dari salah seorang temannya dari Sumatera Utara. Selanjutnya, tahun 2007 ia memulai usaha penangkaran secara semi intensif. Saat ini ia sudah memiliki sekitar 20 ekor indukan ayam mutiara. “Karena bulunya indah dan masih langka didapatkan, jadi cocok jadikan bisnis.

Untuk masalah harga , Menurut penjual ayam mutiara Pak Nurnandung, harga ayam hias yang dijual di Pasar Burung Ngasem Jogyakarta. Ayam mutiara satu ekor berkisar Rp 250 ribu. Tiap liburan permintaan ayam hias meningkat. “Biasanya saat liburan ramai,” tambah Nurnandung. Ia menambahkan, tiap bulan omset penjualan ayam hias miliknya mencapai sekitar Rp 4 juta.Peminat ayam hias adalah wisatawan lokal. Mereka biasa berasal dari Jojakarta maupun luar kota seperti Klaten dan Purworejo. Keunikan bentuk yang relatif kecil tersebut memikat pembeli untuk memiliki ayam hias.

Sumber : http://www.suaramedia.com

Praktikum Manajemen Ternak Unggas

Praktikum Manajemen Ternak Unggas 2011/2011 terdiri dari tiga praktikum besar, diantaranya Pemeliharaan, Penetasan, dan Boneless. Praktikum ini terbagi menjadi enam kelas, diantaranya kelas A sampai F. Kelas E, F, dan A melaksanakan praktikum pada hari Rabu, sedangkan kelas B, C, D hari Kamis.

Wednesday, September 28, 2011

Mengapa Beternak Ayam Kampung?

Ayam kampung atau dikenal dengan sebutan ayam buras, merupakan ayam lokal asli Indonesia yang sudah dipelihara masyarakat semenjak zaman dahulu.
Di kampung-kampung kita bisa menemukan ayam ini dengan mudah. Biasanya masyarakat memelihara ayam ini sebagai usaha sampingan.

Keunggulan
Sudah menjadi rahasia umum bahwa ayam kampung memiliki banyak keunggulan dari pada ayam jenis lain, terutama dari segi kualitas daging dan telur. Adapun keunggulan dari ayam kampung diantaranya yaitu:
• Memiliki dwifungsi. Bisa diusahakan sebagai ayam pedaging sekaligus petelur.
• Harga jual daging dan telur jauh lebih tinggi dari pada ayam jenis lain.
• Daging lebih gempal dan berotot.
• Meskipun ukuran telurnya lebih kecil namun nilai gizi dan khasiatnya jauh lebih unggul. Di segi rasa telur ayam kampung pun jauh lebih enak dari pada telur ayam ras. Sehingga harga jualnya pun jauh lebih tinggi.

Keuntungan Beternak
Berdasarkan data Ditjen Peternakan, pada krisis ekonomi tahun 1998 populasi ayam buras (kampung) meningkat sebesar 1% dibandingkan tahun sebelumnya. Dan ini jauh berbeda dibandingkan populasi ayam ras yang jauh turun hingga mencapai angka 70%.
Beternak ayam kampung memiliki keuntungan yang sangat jelas. Coba saja bayangkan harga satu butir telur ayam kampung saat ini mencapai Rp.1000 s/d Rp. 2000 per butir. Sementara harga dagingnya berkisar antara Rp.30.000 s/d Rp. 35.000,- per kilogram.

Cara beternak
Beternak ayam kampung tidak sulit. Hanya diperlukan ketelatenan dan kesabaran ekstra, sebagaimana beternak ayam lainnya.
Ada tiga hal penting yang harus benar-benar diperhatikan dalam usaha peternakan ayam ini, yaitu:
1. Pemilihan bibit

Memperoleh bibit ayam kampung sebenarnya tidak begitu sulit. Kita bisa mendapatkan dengan mudah di kampung-kampung yang masyarakatnya masih rajin memelihara ayam. Namun, kita harus telaten memilih bibit yang sehat dan berkualitas baik. Berikut ciri-ciri fisik ayam unggul adalah sbb:
• Bagian tubuh; tidak ada yang rusak atau cacat.
• Pertulangan; kuat
• Perototan; gempal atau berisi, terutama bagian dada dan paha.
• Bulu; susunan bulu teratur rapi, saling menghimpit satu sama lain. Warna bulu terlihat mengkilap dan bersih.
• Suhu Badan; suhu badan normal berkisar antara 41-420C.
• Mata; cerah. Gelang mata segar berwarna kuning kemerah-merahan dan tidak terlihat lemah atau sayu.
• Kepala; berbentuk bulat panjang, tampak kokoh, paruh pendek, tajam dan kuat.
• Berat Badan; berat badan sedang, tidak kurus dan tidak gemuk.
• Jengger; jengger induk ayam jantan berwarna merah menyala.
• Leher dan dada; leher dan dada harus berupa satu kesatuan yang kuat dan kokoh. Leher berukuran sedang tidak terlalu panjang, kecuali beberapa jenis ayam tertentu seperti jenis pelung. Bentuk dada agak montok ke depan lebar dan kuat.
• Dubur; lebar, bulat dan basah.
• Ekor; tidak rusak dari pangkal hingga ujung ekor.

2. Penyiapan kandang
Kandang disiapkan sesuai dengan populasi ayam yang dimiliki. Kepadatan setiap kandang berbeda-beda, sesuai dengan umur ternak ayam yang ada.
• Anak ayam dalam indukan : 30 ekor setiap meter persegi.
• Ayam remaja (belum memasuki masa bertelur) : 14-16 ekor per meter persegi.
• Ayam dewasa yang sudah memasuki umur bertelur : 6 ekor per meter persegi.

3. Penyediaan pakan dan nutrisi
Penyediaan nutrisi merupakan hal yang paling penting dalam usaha peternakan ini. Karena hal ini sangat menentukan kualitas hasil yang diharapkan. Baik untuk ayam pedaging maupun ayam petelur. Pasar ayam kampung masih terbuka lebar. Permintaan akan daging dan telur ayam kampung terus meningkat. Selamat beternak!

Sumber : http://www.anneahira.com/ayam-kampung.htm
Gambar : http://bisnisukm.com/untung-besar-dari-ayam-kampung.html

Ayam Hitam Cemani

Warna hitam bagi banyak orang berkesan magis dan memiliki kekuatan supra natural. Centeng Belanda atau Si Jampang, kurang berwibawa bila tak berpakaian hitam-hitam. Begitu pula makhluk yang memiliki warna hitam itu pun dianggap memiliki tuah atau kutukan. Ingat dengan kisah-kisah kucing hitam atau burung gagak? Bagaimana dengan ayam cemani yang memiliki bulu, jenger, tulang, daging, kulit, kaki dan taji serba hitam?

Ini yang menarik. Ayam cemani bukan cuma dianggap ayam keramat, namun juga ayam hias yang khas Indonesia. Memang hewan ini konon punya kemampuan menolak bala. Bagi yang mempercayainya jika memakan dagingnya bisa menyembuhkan penyakit tertentu. Kepercayaan akan hal-hal gaib itu kini masih ada di sebagian masyarakat, namun kian menipis. Kini dia lebih sebagai ayam hias yang eksotik dan diburu para hobbies lokal dan mancanegara untuk dikoleksi.

Cemani adalah kata Sanskerta untuk hitam. Jenis ayam ini awalnya disebut ayam kedu. Dalam perkembangan ayam kedu itu terjadi banyak varian yang tidak lagi memiliki warna murni hitam. Sehingga ayam kedu yang masih tetap mempertahankan kehitam legamnya disebut oleh para hobbies sebagai ayam cemani.

Asal Usul
Dari mana ia berasal? Ada beberapa dugaan, namun yang pasti dia berasal dari Kedu, Jawa Tegah. Makanya satwa ini dikenal juga sebagai ayam kedu. Satwa ini mulai naik daun ketika pertama kali tampil dalam pekan raya di Semarang tahun 1926. Pemiliknya Tjokromihardjo, lurah Desa Kalikuto, Grabak, di Magelang. Saat itu wilayah itu masih masuk dalam Karesidenan Kedu.

Menurut data, ayam kepala desa itu pernah tampil di Surabaya tahun 1924 dalam sebuah pekan raya. Saat itu ayam itu dikenal sebagai ayam yang berwarna hitam saja. Tapi kemudian panitia lomba satwa di Semarang menjuluki ayam hitam legam milik Tjokromihardjo sebagai ayam kalikuto, karena berasal dari daerah itu.
Lucunya, pemilik menolak nama itu. Lalu diusulkan sendiri agar dinamakan ayam kedu saja sebab memang berasal dari karesidenan tersebut. Usul tersebut diterima panitia maka resmilah ayam yang berasal dari Kalikuto berjuluk ayam kedu.

Genetika
Ayam kedu yang ikut dalam kontes tersebut, menurut sebuah telaah, berasal dari keturunan ayam kampung yang dibeli dari daerah Gunung Sumbing. Ayam ini cukup besar dan diduga hasil silangan liar antara ayam Inggris yang diboyong orang pada era Raffles berkuasa (1811-1816).

Kala itu, konon ada orang Inggris yang membawa dua ekor ayam betina dan seekor jantan asing, yang diduga termasuk jenis ayam ternak Dorking. Mereka dipelihara di daerah Dieng. Mungkin karena kandangnya sederhana dan kurang pengawasan, ayam-ayam itu menyeleweng dan berbaur dengan ayam kampung setempat. Dari keturunannya lebih lanjut terciptalah ayam lokal unggul. Oleh masyarakat setempat ayam ini yang disebut sebagai ayam kedu.

Sementara telaah lain menyebutkan ayam hitam milik Tjokromihardjo bukanlah asli ayam kedu. Sebab ia merupakan hasil kawin silang antara ayam kampung hasil belian dengan ayam australorp, yang penyilangannya dilakukan sendiri oleh pemiliknya.

Legenda
Tapi ada legenda yang juga sampai saat ini masih hidup di sana yakni tentang asal-muasalnya ayam kedu. Konon, kehadiran satwa ini tak disengaja. Menurut legenda sebelum lahirnya kota Temanggung, hidup seorang pertapa yang sakti mandraguna yakni Ki Ageng Makukuhan, yang hobi mengoleksi ayam serba hitam, dan hanya paruhnya yang berwarna putih.

Suatu hari, ketika sedang bertapa di sebuah kuburan keramat di wilayah Kedu, dia memperoleh wangsit untuk mengobati penyakit putra Panembahan Hargo Pikukuh yang bernama Lintang Katon, yakni diobati dengan ayam itu. Bagaimana proses selanjutnya tidak terlalu jelas, namun akhirnya penyakit yang diderita anak semata wayang itu sembuh. Oleh karena tuah yang dimiliki ayam itu akhirnya dijadikan lambang kesembuhan.

Maka tak heran bila tradisi itu kini masih hidup dan dipercaya. Ayam ini memang sering digunakan untuk hal-hal yang bersifat magis. Misalnya untuk upacara ruwatan, pembangunan pabrik, jembatan atau gedung-gedung bertingkat agar terhindar dari bencana. Tapi penggunaannya juga untuk syarat penyembuhan orang sakit.

Hampir Punah
Binatang ini di tempat asalnya kini yakni di Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, tersebar di tiga pedukuhan yakni Kahuripan, Sentono dan Beji. Menurut data, populasi ketika awal tahun 1984 tercatat sekitar 5.000 ekor, namun di akhir tahun meningkat menjadi 8.500 ekor. Jumlah ini pada tahun 1997 melorot drastis tinggal 2.000 ekor. Ini dikarenakan masyarakat setempat kurang dibekali pengetahuan sehingga ketika wabah datang, mereka tidak tahu bagaimana menangkalnya.

Pemerintah daerah setempat akhirnya mengambil inisiatif untuk mengatasi persoalan ini. Program pelestarian dicanangkan lewat pemerintah desa dengan mendirikan kelompok peternak bernama ”Makukuhan,” yang diambil dari nama pertapa sakti itu. Kelompok ini awalnya berjumlah 35 orang. Mereka memelihara ayam sekitar 1.500 ekor. Hingga sekarang peternak di sana bisa hidup layak dari ayam-ayam hitam itu.

Warna Berubah
Bulu-bulu hias yang jantan, bakal keluar ketika ayam berusia 4 bulan. Sampai pada umur 5 bulan warnanya masih hitam, namun lambat laun bermunculan warna lain. Bisa kuning, merah, merah coklat, atau kuning coklat. Saat umur 1,5 tahun bulu hiasnya berubah menjadi merah merona.

Di antara ayam kedu hitam ini, salah satu varietas dikenal sebagai ayam cemani. Inilah yang dianggap primadona ayam kedu karena segalanya serba hitam. Baik bulu, kulit, daging sampai ketulang-tulangnya hitam pekat. Ayam cemani harganya relatif mahal karena langka dan dicari orang.

Harga ayam cemani yang hitam pekat, bisa mencapai ratusan juta, namun yang biasa-biasa saja paling mahal Rp 750 ribu seekornya. Sedang yang remaja Rp 100 ribu per ekor. Pelanggan kolektor pemula lebih suka membeli yang remaja. Karena ketika dewasa, ayam berperilaku jinak. Sedang yang kolektor serius lebih suka mencari yang dewasa sebab sudah bisa diketahui kualitasnya, apakah berbulu hitam pekat atau ada variasi warna lain.

”Saya punya langganan paranormal, yang sering memesan ayam cemani untuk keperluan upacara,” lagi tutur Raharjo. Dia tidak tahu ayam itu akan diapakan oleh langganannya, yang dia tahu untuk mengobati penyakit. Dan bagaimana cara pengobatan dengan ayam cemani, dia tidak tahu pasti. Tapi kalau pun dimasak opor, ayam ini enak seperti rasa daging ayam lainnya. Anehnya, tambahnya, kuah opor menjadi berwar

Sumber : http://ayamhitamcemani.blogspot.com/

Monday, September 26, 2011

Peluang Usaha Ternak Ayam Cemani

Ayam Cemani adalah ayam lokal asli yang berasal dari Kedu, Temanggung Jawa Tengah. Cemani berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya berwarna hitam. Memang inilah ciri utama yang dimiliki dari binatang unggas ini. Hampir semua bagian dari tubuhnya berwarna hitam. Mulai dari bulu, paruh, kaki, jengger dan darahnya semuanya gelap. Bahkan yang kwalitasnya paling unggul, warna tulangnya dan kotorannya juga hitam.

Sejarah Ayam Cemani
Ada beberapa versi tentang sejarah ayam cemani. Namun yang pasti asalnya dari daerah Kedu Jawa Tengah. Namanya mulai sering disebut ketika muncul dalam suatu acara lomba satwa di kota Semarang pada tahun 1926.

Pemilik ayam, Tjokromiharjo adalah seorang lurah di sebuah desa di Magelang. Pada waktu itu Magelang termasuk bagian dari Karesidenan Kedu. Oleh panitia lomba ayam itu diberi nama ayam kalikuto, sesuai dengan nama desa dimana Tjokromiharjo menjadi lurah. Namun Tjokromiharjo lebih suka memberinya dengan sebutan ayam kedu.

Dalam perkembangannya, ayam kedu terus berkembang biak. Tapi beberapa diantara keturuannya tidak memiliki warna yang hitam legam lagi, lebih varian. Selanjutnya yang masih mempunyai warna yang sama dengan induknya disebut dengan ayam cemani.

Menjadi Peluang Usaha
Kebanyakan orang memelihara ayam cemani hanya untuk koleksi saja. Bukan untuk peternakan yang diambil dagingnya. Meskipun rasa dagingnya sama, namun banyak yang tidak suka makan daging ayam yang berwarna hitam.

Memang bagusnya ayam cemani dijadikan hiasan atau koleksi saja. Warnanya terkesan angker dan magis. Terutama yang berjenis kelamin jantan. Suaranya lebih nyaring dibanding dengan ayam biasa ketika sedang berkokok. Menimbulkan suasana kegagahan dan kewibawaan.

Untuk masalah harga, ayam cemani yang biasa harganya berkisar 750 ribu. Sedangkan yang masih muda bisa dijual dengan nilai 500 ribu. Yang kwalitas unggul atau prima, harganya bisa mencapai puluhan juta. Apalagi bila berhasil menjadi juara dalam suatu kontes atau perlombaan. Harganya bisa menjulang menjadi puluhan bahkan ratusan juta.

Karena tingginya tingkat permintaan, maka tidak mengherankan bila banyak yang memanfaatkan fenomena ini sebagai peluang usaha baru. Terutama bagi masyarakat daerah Kedu sendiri. Mereka mulai mengembangkan usaha peternakan ayam cemani dengan lebih serius, tidak sekadar usaha sampingan saja. Bila terus ditekuni, usaha ternak ini diyakini akan menghasilkan keuntungan yang tinggi pula.

Teknik Beternak Ayam Cemani
Beternak ayam cemani sebenarnya tidak jauh berbeda dengan beternak ayam biasa. Peternak tidak perlu menggunakan teknologi yang terlalu modern. Ayam jenis ini malah lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Pakan utama yang diperlukan juga cukup mudah didapatkan. Peternak bisa menggunakan sisa-sisa hasil pertanian seperti dedak padi, jagung giling, menir, gabah dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan adalah pengetahuan nilai gizi dari makanan tersebut serta harus disesuaikan dengan umur dari ayam cemani yang diternak.

Sedangkan, untuk tempat pemeliharaan bisa menggunakan kandang berlantai kawat atau memakai bambu. Bisa juga di lantai tanah biasa atau lantai semen yang diberi serbuk gergaji secukupnya. Ukurannya disesuaikan dengan besar dan jumlah ayam yang dipelihara. Untuk ayam cemani ukuran dewasa, setiap satu meter persegi maksimal empat ekor saja.

Yang perlu diperhatikan, kandang ayam tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung. Ventilasinya juga harus cukup untuk keluar masuk udara, sehingga ayam cemani bisa terus bernafas dengan lega. Selain itu kebersihan kandang juga harus selalu dijaga, agar tidak menimbulkan penyakit.

Meski sistem pemeliharaannya masih menggunakan pola tradisional, namun bila manajemennya menggunakan sistem agribisnis secara utuh dan modern, dipastikan akan mendatangkan keuntungan yang maksimal.

Sumber : http://www.anneahira.com/ayam-cemani.htm
Gambar : http://globalpasar.indonetwork.co.id/2378072/jual-ayam-cemani.htm

Sunday, September 25, 2011

Peluang Usaha Budidaya Ayam Mutiara

Salah satu trend produk bisnis / Peluang Usaha sekarang adalah sesuatu yang bersifat unik, termasuk salah satunya Ayam Mutiara. Meski tergolong baru, ayam mutiara kini mulai dilirik karena keindahan warna bulunya. Bila anda memiliki pekarangan yang masih kosong dan ingin melengkapinya dengan satwa, mungkin pilihan bisa dijatuhkan pada ayam mutiara. Walaupun pekarangan tidak terlalu luas tetap memungkinkan untuk itu. Kenapa ayam mutiara..? karena ayam jenis ini cukup indah dan menyenangkan bila dipandang. Selain itu dari aspek pemeliharaan dan pemberian makanan cukup mudah.

Jika di Indonesia ayam mutiara baru mulai dikenal, tetapi sebaliknya di luar negeri sudah lama dipelihara sebagai penghias halaman. Dalam perkembangannya juga terjadi cross breding antara ayam mutiara asli dengan ayam lain. Sehingga saat ini ayam mutiara memiliki ragam warna yang sangat bervariasi, di antaranya terdapat jenis yang dinamakan pearl guinea (warna asli ayam mutiara yang didominasi warna abu-abu gelap dengan bintik putih merata di sekujur tubuh), white guinea, royal purple guinea, violet guinea, brown guinea, lavender guinea, dan lain-lain.

Salah satu pembudidaya ayam mutiara adalah Juwaidi. Pria yang tinggal di Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam itu mengenal ras ayam mutiara mulai tahun 2003. Pemilik Adina Agro Aceh, usaha peternakan ayam buras petelur dan ayam hutan Sumatera itu kebetulan memperoleh sepasang indukan dari salah seorang temannya dari Sumatera Utara. Selanjutnya, tahun 2007 ia memulai usaha penangkaran secara semi intensif. Saat ini ia sudah memiliki sekitar 20 ekor indukan ayam mutiara. “Karena bulunya indah dan masih langka didapatkan, jadi cocok jadikan bisnis.

Untuk masalah harga , Menurut penjual ayam mutiara Pak Nurnandung, harga ayam hias yang dijual di Pasar Burung Ngasem Jogyakarta. Ayam mutiarasatu ekor berkisar Rp 250 ribu. Tiap liburan permintaan ayam hias meningkat. “Biasanya saat liburan ramai,” tambah Nurnandung. Ia menambahkan, tiap bulan omset penjualan ayam hias miliknya mencapai sekitar Rp 4 juta.Peminat ayam hias adalah wisatawan lokal. Mereka biasa berasal dari Jojakarta maupun luar kota seperti Klaten dan Purworejo. Keunikan bentuk yang relatif kecil tersebut memikat pembeli untuk memiliki ayam hias.

Sumber : http://idepeluangusaha.com/peluang-usaha-budidaya-ayam-mutiara/

Saturday, September 24, 2011

Cara Budidaya Buah Naga [ Dragon Fruit ]

Buah Naga telah lama dikenal oleh rakyat Tionghoa kuno sebagai buah yang membawa berkah. karena biasanya buah naga diletakkan diantara patung naga di altar. Oleh karena itu orang Vietnam menyebut buah naga atau dalam bahasa Vietnam disebut dengan nama Thang Loy di Thailand diberi nama Keaw Mang Kheon, dalam istilah Inggris diberi nama DRAGON FRUIT clan di Indonesia dikenal dengan nama BUAH NAGA. Sebenarnya tanaman ini bukan tanaman asil daratan Asia, tetapi merupakan tanaman ask Meksiko clan Amerika Selatan bagian utara (Colombia). Pada awainya buah naga ini dibawa ke kawasan Indocina (Vietnam) oleh seorang Perancis sekitar tahun 1870. dari Guyama Amerika Selatan sebagai hiasan sebab sosoknya yang unik dan bunganya yang cantik dan berwarna putih. Baru sekitar tahun 1980 setelah dibawa ke Okinawa Jepang tanaman ini mendunia karena sangat menguntungkan. Pada tahun 1977 buah ini dibawa ke Indonesia clan berhasil disemaikan kemudian dibudidayakan. Buah naga kaya akan vitamin dan mineral dengan kandungan serat cukup banyak sehingga cocok untuk diet.

Beberapa khasiat dari DRAGON FRUIT adalah :
1. Penyeimbang kadar gula
2. Pencegah Kolesterol tinggi
3. Pencegah kanker usus

1. Persyaratan Tumbuh Tanam
Ditanam di dataran rendah, pada ketinggian 20 – 500 m diatas permukaan laut.
Kondisi tanah yang gembur, porous, banyak mengandung bahan organik clan banyak mengandung unsur hara, pH tanah 5 – 7.
Air cukup tersedia, karena tanaman ini peka terhadap kekeringan dan akan membusuk bila kelebihan air Membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh, untuk mempercepat proses pembungaan

2. Persiapan Lahan
Persiapkan tiang penopang untuk tegakan tanaman, karena tanaman ini tidak mempunyai batang primer yang kokoh. Dapat menggunakan tiang dari kayu atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 meter, yang ditancapkan ke tanah sedalam 50 cm. Ujung bagian atas dari tiang penyangga diberi besi yang berbentuk lingkaran untuk penopang dari cabang tanaman

Sebulan sebelum tanam, terlebih dahulu dibuatkan lubang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m, sehingga dalam 1 hektar terdapat sekitar 2000 lubang tanam penyangga.
Setiap tiang/pohon penyangga itu dibuat 3 – 4 Lubang tanam dengan jarak sekitar 30 cm dari tiang penyangga.
Lubang tanam tersebut kemudian diberi pupuk kandang yang masak sebanyak 5 – 10 kg dicampur dengan tanah

3. Persiapan bibit dan penanaman
Buah naga dapat diperbanyak dengan cara :
Stek dan Biji
Umumnya ditanam dengan stek dibutuhkan bahan batang tanaman dengan panjang 25 – 30 cm yang ditanam dalam polybag dengan media tanam berupa campuran tanah, pasir clan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Setelah bibit berumur ? 3 bulan bibit siap dipindah/ditanam di lahan.

4. Pemeliharaan

Pengairan
Pada tahap awal pertumbuhan pengairan dilakukan 1 – 2 hari sekali. pemberian air berlebihan akan menyebabkan terjadinya pembusukan

Pemupukan
Pemupukan tanaman diberikan pupuk kandang, dengan interval pemberian 3 bulan sekali, sebanyak 5 – 10 Kg.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Sementara belum ditemukan adanya serangan hama clan penyakit yang potensial. Pembersihan lahan atau pengendalian gulma dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman

Pemangkasan
Batang utama ( primer ) dipangkas, setelah tinggi mencapai tiang penyangga ( sekitar 2 m ), clan ditumbuhkan 2 cabang sekunder, kemudian dari masing-masing cabang sekunder dipangkas lagi clan ditumbuhkan 2cabang tersier yang berfungsi sebagai cabang produksi.

5. Panen
Setelah tanaman umur 1,5 – 2 tahun, mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan pada tanaman buah naga dilakukan pada buah yang memiliki ciri – ciri warna kulit merah
mengkilap, jumbai/sisik berubah warna dari hijau menjadi kemerahan. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, buah dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar

Dalam 2 tahun pertama. setiap tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8 s / d 10 buah naga dengan bobot sekitar antara 400 – 650 gram.
Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September hingga Maret.
Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15 – 20 tahun

Sumber : http://benyaliwibowo.wordpress.com/2008/07/04/cara-budidaya-buah-naga-dragon-fruit/

Friday, September 23, 2011

Meraih Untung Budidaya Ayam Mutiara

Ayam mutiara (Guiena Fowl) merupakan unggas yang banyak dikembangbiakkan sebagai hewan hiasan. Karena Ayam mutiara memiliki bentuk tubuh dan warna bulu menarik untuk dilihat. Bulu-bulunya dihiasi dengan bintik-bintik seperti mutiara. Karena merupakan unggas hias, maka harga ayam mutiara lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga ayam konsumsi. Harga ayam mutiara bervariasi tergantung daerah masing-masing, berkisar antara 200 sampai 300 ribu satu pasang. Dengan makanan dan model pemeliharaan yang hampir sama dengan ayam kampung, bisnis budidaya ayam mutiara memiliki prospek yang lebih baik dan menguntungkan. Ayam mutiara sendiri banyak dijual dan di pasarkan di pasar burung.

Jenis Ayam Mutiara
Ayam mutiara memiliki banyak jenis yang dibedakan menurut warna-warna bukunya antara lain pearl (abu-abu), putih, Royal Purple,Violet, Coklat. Lavender dan lain-lain. Dalam perkembangannya ayam mutiara banyak dihasilkan oleh hasil cross-breeding antara ayam mutiara yang asli dengan ayam lain, sehinga ragam jenis ayam mutiara semakin banyak.

Habitat Hidup Dan Model Kandang Ayam Mutiara
Ayam mutiara sebenarnya sebenarnya merupakan keluarga Burung (Aves) bukan ayam walau kemudian dikenal dengan nama Ayam Mutiara. Ayam ini berasal dari daratan Afrika yang di habitat aslinya hidup bergerombol pada sabana dan semak-semak. Meski dari kelompok burung, ayam mutiara tidak suka terbang tinggi dan lebih suka mencari makan di padang sabana. Karena itu dalam membudidayakan ayam mutiara model tempatnya bisa dibuat seperti halnya di alam aslinya.

Model kandang dibuat seperti kandang ayam pada umumnya , tetapi jika siang hari dilepas pada halaman/lahan terbatas yang tersedia pasir dan rumput. Selain itu kandang dan tempat bermain ayam mutiara harus cukup terkena sinar matahari agar bulu-bulu indah dan tidak lembab. Jika tersedia ayam mutiara lebih suka tidur pada malam hari pada tempat yang tinggi, karena itu pemberian tempat bertengger pada kandang sangat baik. Dengan tidur bertengger, ayam mutiara menjadi lebih sehat dan tahan terhadap penyakit.

Kandang ayam mutiara dewasa dengan ayam mutiara anakan juga berbeda, ayam mutiara dewasa relatif tahan terhadap perubahan suhu lingkungan. Akan tetapi pada ayam mutiara anakan diperlukan suhu ruangan yang cuku hangat karena bulu-bulunya belum cukup melindungi dari suhu dingin pada malam hari. Karena itu kandang yang cocok adalah kandang box yang diberi penghangat menggunakan lampu listrik. Pada pagi hari anakan mutiara perlu dijemur agar sehat dan kandang tidak lembab.

Menetaskan Ayam Mutiara
Salah satu cara mendapatkan ayam mutiara adalah dengan menetaskan dari telur, dengan membeli telur dan menetaskan sendiri kita lebih bisa mengamati perkembangan ayam sejak usia dini. Tetapi cara ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Cara menetaskan ayam mutiara bisa dilakukan dengan indukan ayam mutiara, indukan ayam kampung, entok dan dengan mesin tetas. Telur ayam mutiara yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu 28 hari. Konon ada perbedaan waktu menetas tergantung cross-breeding dengan ayam jenis apa.

Setelah telur ayam mutiara menetas, ditempatkan pada ruangan yang cukup hangat dengan diberi lampu penghangat. Anakan ayam mutiara mirip dengan anakan ayam kalkun, sehingga agak sulit dibedakan. Setelah muncul bintik-bintik mutiara mulai dapat dengan mudah dibedakan dengan ayam kalkun. Pada usia dewasa ayam mutiara jantan sulit dibedakan dengan ayam mutiara betina, sehingga perlu kejelian dan pengalaman untuk membedakannya.

Makanan Ayam Mutiara
ada dasarnya ayam Mutiara merupakan hewan omnivora atau bisa memakan apa saja. Di alam aslinya ayam mutiara memakan rumput, daun-daunan, serangga, cacing dan lain-lain. Untuk budidaya di rumah bisa diberikan makanan sisa nasi, bekatul, sisa sayuran dan makanan apa saja. Di dalam budi daya ayam mutiara secara intensif pemberian makanan disesuaikan dengan kebutuhan gizi setiap harinya dan perlu dihitung secara detail. Kebutuhan gizi dapat dipenuhi dengan memberikan konsentrat, sayur-sayuran, bekatul dan lain-lain.

Seperti halnya beternak ayam jenis lainnya, pola pemberian makanan ayam mutiara berbeda-beda dalam setiap usianya. Pola pemberian makanan ayam mutiara anakan lebih banyak mengunakan konsentrat untuk starter, yang mengandung peotein tinggi. Pada usia perkembangan diberikan makanan dengan kandungan konsentrat untuk grower dan pada usia dewasa lebih banyak makanan yang memicu telur dan keindahan tubuh.(Galeriukm)

Sumber : http://galeriukm.web.id/unit-usaha/peternakan/meraih-untung-budidaya-ayam-mutiara

Thursday, September 22, 2011

Tehnik Pembesaran Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de Man)

Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) adalah komoditas perikanan air tawar yang merupakan salah satu kekayaan perairan Indonesia. Selain mempunyai ukuran terbesar dibandingkan dengan udang air tawar lainnya juga mempunyai nilai ekonomis penting karena sangat digemari konsumen baik dalam maupun luar negeri terutama di Jepang dan beberapa negara Eropa.

Oleh karena itu Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan Dan Perikanan mencanangkan pada tahun 2003 Udang Galah ini menjadi salah satu andalan komoditas ekspor.

PEMBESARAN

Sarana dan Fasilitas
Jenis tanah yang cocok untuk pemeliharaan Udang Galah adalah tanah yang sedikit berlumpur dan tidak poreous. Luas kolam yang digunakan dapat bervariasi antara 0,2 s/d 0,1 Ha. Sebaiknya berbentuk empat persegi panjang dengan kedalaman kolam antara 0,5 s/d 1,0 m. Dasar kolam harus rata dan dibuat kemalir (caren) secara diagonal dari saluran pemasukan sampai kesaluran pembuangan, hal ini memudahkan pemanenan. Kualitas air yang masuk ke kolam harus baik dan bebas dari polusi.

Pengelolaan Kolam
Sebelum kolam ditebar udang galah, kolam sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu secara baik dengan cara :

Kolam dikeringkan terlebih dahulu kemudian dicangkul untuk menggemburkan tanahnya dan biarkan selama 3 s/d 5 hari.

Untuk memberantas hama dan penyakit dasar kolam diberi kapur dengan dosis 50 s/d 100 gr/m2 , kapur dicampur dengan air kemudian disebarkan secara merata keseluruh permukaan dasar kolam dan dibiarkan selama 2 s/d 3 hari.

Kemudian kolam diisi dengan air mencapai kedalaman yang sudah ditentukan lalu diberi pupuk organik berupa kotoran ayam sebanyak 5001.000 gr/m2 dengan maksud untuk menumbuhkan pakan alami.

Teknik Pemeliharaan
Benih Udang yang siap dipelihara dikolam adalah benih udang stadia juwana (juvenil / udang muda) atau tokolan. Pememliharaannya dapat dilakukan dengan dua cara :

Monokultur
Pemeliharaan secara monokultur adalah pemeliharaan udang di kolam tanpa dicampur ikan lain. Padat penebaran sebanyak 5 s/d 10 ekor/m2 bila pemberian pakan tidak intensif dan 20 s/d 30 ekor/m2 bila pemberian pakan secara intensif.

Polikultur
Pemeliharaan secara polikultur adalah pemeliharaan udang dikolam disatukan dengan ikan lain. Adapun ikan yang dapat dibudidayakan bersam udang adalah Ikan mola, ikan tawes, ikan nilem, dan ikan ”big head”. Padat penebaran udang galah sebanyak 1 s/d 5 ekor/m2 ukuran tokolan, sedangkan padat penebaran ikan 5 s/d 10 ekor/m2 ukuran 5 s/d 8 cm. Selama pemeliharaan dapat dilakukan pemupukan susulan setiap 2 s/d 3 minggu dengan pupuk urea 3 s/d 5 kg dan TSP 5 s/d 10 kg/Ha kolam.

Pemberian Pakan
Selain makanan alami, selam pemeliharaan udang galah perlu diberikan pakan tambahan berupa pellet udang dengan kadar protein 25 s/d 30 % karena makanan alami yang tersedia tergantung pada tingkat kesuburan perairan kolam. Pada pemeliharaan secara monokultur jumlah pakan tambahan yang diberikan mulai 20% menurun sampai 5% dari berat badan total populasi, dengan frekuensi pemberian 4 s/d 5 kali sehari. Sedangkan pada pemeliharaan polikultur jumlah pakan tambahan yang diberikan mulai 6% menurun sampai 3% dari berat badan total populasi, dengan frekuensi pemberian 4 s/d 5 kali sehari.

Pemanenan
Pemanenan udang galah dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

Panen Total
Panen Total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total sehingga produksi total dapat segera diketahui. Kerugian sistem ini adalah yang masih kecil ikut dipanen serta dapat membuang air yang kaya akan organisme dan mineral.

Panen Selektif
Panen Selektif dilakukan dengan menggunakan jaring tanpa harus mengeringkan kolam, yang tertangkap hanya udang ukuran tertentu saja. Pemanenan selanjutnya tergantung kepada tingkat pertumbuhan udang. Kerugian sistem ini adalah banyak membutuhkan tenaga dan bila ada ikan predator tidak dapat dibersihkan dari kolam.

Predator dan Penyakit

Predator

Predator pada pemeliharaan udang galah dikolam adalah beberapa jenis ikan seperti catfish (lele lokal) dan Snakehead, burung dan ular. Kepiting merupakan pengganggu karena hewan tersebut dapat melubangi pematang kolam. Untuk mencegah masuknya hewan predator , pada saluran pemasukan air dipasang saringan dan disekeliling pematang dipasang net setinggi 60 cm.

Penyakit
Penyakit yang banyak menyerang udang galah adalah ”Black Spot” yaitu penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan kemudian diikuti oleh timbulnya jamur, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian dan menurunya mutu udang. Untuk mencegah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri ini dapat menggunakan obat antibakterial yang diberikan secara oral melalui pakan.

Timbulnya penyakit pada udang biasanya disebabkan oleh kualitas air pada kolam kurang baik. Hal ini biasanya diakibatkan oleh padat penebaran yang terlalu banyak, rendahnya kandungan oksigen, pengaryh suhu serta tingginya derajat keasaman (pH) sehingga dapat menimbulkan banyak kematian.

Air yang dipakai dalam pembesaran udang galah dalam kolam sebaiknya bebas dari polusi dengan kandungan oksigen lebih dari 7 mg/l, suhu optimum27 s/d/ 300 C, derajat keasaman (pH) 7,0 s/d 8,5 dan kesadahan total antara 40 s/d 150 mg/l.

sumber:
http://www.bbpbat.net
http://duniaveteriner.com/2009/06/tehnik-pembesaran-udang-galah-macrobrachium-rosenbergii-de-man/print
Gambar:
http://matanews.com/2011/01/22/harga-naik-2/

Bisnis Menguntungkan, Budidaya Udang Galah

Udang Galah adalah sejenis udang air tawar, membudidayakan udang galah ini memiliki masa depan yang cukup bagus dilihat dari harganya yang masih tinggi di pasaran. Dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya udang galah ini masih unggul dalam permintaan pasarnya, karena permintaan pasar dari dalam dan luar negeri masih tinggi seperti di Jepang dan negara-negara Eropa.

Pembesaran atau budidaya udang galah ini bisa dilakukan di kolam ataupun tambak darat. Dan saat ini budidaya udang galah sudah merambah ke berbagai daerah seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Bali.

Karena pembudidayaannya yang terbilang lumayan mudah di situlah letak keuntungannya. Dan berbagai sarana dan aspek yang perlu dimiliki oleh pembudidaya adalah:

1. Lahan Untuk Budidaya

Lahan adalah sarana yang harus dimiliki oleh si pembudidaya, karena dimana lagi kita akan membudidayakan udang galah jika lahannya tidak ada. Namun lahan atau tempat budidaya juga harus memenuhi syarat.
* Bebas banjir dan pencemaran baik tanah maupun air
* Jenis tanah liat berpasir
* Dibuat pada ketinggian 0-700 mdpl
* Air tersedia sepanjang tahun
* Sirkulasi air harus bagus
* Debit air disarankan 0,5 – 1 Liter perdetik untuk lahan seluas 300 – 1000 m2.

2. Peralatan

Layaknya membudidayakan ikan air tawar lainnya, alat yang dibutuhkan antara lain pengangkut benih, cangkul, serok, ember, jaring dan lainnya.

3. Pengelolaan Air

Pengelolaan air menjadi hal yang penting dalam pembesaran udang galah ini. Kualitas air yang buruk akan mempengaruhi ketahanan udang itu sendiri, untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan penggantian air 30-50% air secara berkala minimal setiap sebulan sekali.

4. Pencegahan Hama dan Penyakit

Perlu dilakukan hal ini ager perkembangan udang galah tidak terganggu. Pencegahan hama juga harus diperhatikan agar hama yang bersifat predator atau kompetitor tidak mengganggu proses berkembangnya udang galah. Hama yang sering mengganggu adalah masuknya ikan-ikan pemangsa secara tidak sengaja, cara mencegahnya dengan memasang saringan pada saluran masuk dan pembuangan air kolam.

Serta pencegahan penyakit dan pemeriksaan kesehatan udang galah bisa dilakukan dengan cara:
* Pengambilan sampel dari beberapa udang yang diambil secara acak, dan bisa diamati secara visual maupun microskopik.
* Pengamatan visual bisa dilakukan secara langsung untuk untuk melihat adanya gejala penyakit atau perkembangan morfosis udang galah itu sendiri.
* Pemeriksaan secara microskopik dilakukan untuk melihat jasad pathogen (bakteri, virus, jamur dan parasit).

Dan penyakit yang sering menyerang udang galah adalah udang berlumut karena sirkulasi air kurang baik, untuk mengatasi hal tersebut kita bisa memasangkan kincir air.

Sumber : http://www.duniainfo.info/bisnis-menguntungkan-budidaya-udang-galah.htm
Gambar : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9353520

Wednesday, September 21, 2011

Tips Merawat Jamur Tiram

Permintaan pasar, baik dalam maupun luar negeri terhadap jamur tiram terus meningkat. Jamur ini memiliki tekstur yang lembut dan kenyal seperti daging ayam, berkalori rendah, harganya murah meriah dan bisa dimasak dengan berbagai macam olahan seperti tumis, capcay dan jamur crispy.

Tak heran jamur tiram ini begitu diincar banyak orang. Karena itulah, petani jamur harus menguasai seluk-beluk merawat jamur tiram agar memperoleh hasil panen yang optimal, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Merawat jamur tiram sebenarnya mudah. Anda bahkan bisa memeliharanya di rumah karena tidak memerlukan ruangan khusus untuk mengembangbiakkannya. Peralatan dan bahan-bahannya pun sangat sederhana dan bisa diperoleh di toko biasa.

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) memiliki tudung seperti payung berbentuk cangkang tiram. Di alam, ia tumbuh di pepohonan atau batang kayu pepohonan yang telah lapuk. Karena itulah, untuk merawat jamur tiram, para petani menggunakan jerami keras atau serbuk kayu sebagai media tanamnya, karena mengandung selulosa sebagaimana yang terkandung di pepohonan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merawat jamur tiram adalah nutrisi, strerilisasi, cahaya matahari, suhu, dan kelembaban.

Nutrisi
Sebagaimana layaknya makhluk hidup, jamur juga memerlukan nutrisi yang tepat agar mampu tumbuh dan berkembang biak dengan optimal. Selain serbuk gergaji yang kaya selulosa, untuk merawat jamur tiram juga dibutuhkan nutrisi tambahan seperti bekatul dan kapur.

Bekatul mengandung vitamin B, karbon dan karbohidrat untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tubuh buah jamur. Sedangkan kapur mengandung kalsium untuk menguatkan batang dan akar supaya tidak mudah rontok. Kapur juga berguna untuk mengatur tingkat keasaman (pH) media tanam agar jamur tumbuh optimal.

Sterilisasi
Kondisi media tanam yang tidak steril akan menumbuhkan jamur lain atau penyakit yang dapat merusak bibit jamur. Misellium atau bibit jamur tiram yang steril ditandai oleh lapisan warna putih pada polybag berisi media tanam serbuk kayu.

Jika tidak steril, biasanya akan tumbuh lapisan bewarna hitam atau oranye yang menandakan kontaminasi jamur lain yang akan menghambat pertumbuhan misellium.
Tips merawat jamur tiram agar tidak terkontaminasi jamur, penyakit atau hama adalah dengan cara merebus media tanam dan mengukus polybag berisi media tanam hingga suhu 121oC.

Ruangan serta peralatan pun harus disterilkan dengan antiseptik atau alkohol. Begitu pula sirkulasi udara, kebersihan pekerja dan lingkungan di luar ruangan harus diperhatikan.

Penggunaan fungisida, insektisida, atau bahan kimia berbahaya lainnya bukanlah cara yang tepat dalam merawat jamur tiram. Hal ini dikarenakan jamur memiliki sifat menyerap bahan apapun yang ada di media tanamnya.

Jika media tanamnya menggunakan bahan-bahan kimia, otomatis jamur pun akan terkontaminasi oleh bahan kimia tersebut sehingga tidak aman untuk dikonsumsi.

Cahaya Matahari
Paparan cahaya matahari perlu diatur ketika merawat jamur tiram. Pada fase pertumbuhan misellium, cahaya matahari tidak begitu diperlukan. Misellium lebih cepat tumbuh di ruangan yang kurang sinar matahari atau gelap.

Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buah diperlukan rangsangan cahaya. Tubuh buah tidak akan tumbuh optimal di ruangan gelap. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan tubuh buah jamur diperlukan intensitas cahaya sebanyak 60-70%.

Suhu dan Kelembaban
Merawat jamur tiram tidak lepas dari kondisi lingkungan yang diatur sedemikian rupa agar jamur tumbuh optimal. Pada tahap pertumbuhan misellium, suhu ruangan diatur hingga berkisar antara 22-280C dengan kelembaban antara 60-70%.

Ketika pertumbuhan misellium sudah optimal, seluruh polybag dipindahkan ke dalam kumbung, ruangan seperti gubuk agar mudah mengatur kelembaban. Tubuh buah akan tumbuh optimal pada suhu antara 16-220C dengan kelembaban antara 90-100%.

Untuk mencapai kelembaban itu, semprotkan air ke dinding kumbung untuk pengembunan. Jangan sampai terlalu basah karena akan merusak media tanam jamur.

Sumber : http://www.anneahira.com/merawat-jamur-tiram.htm
Gambar : http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSB2ZkbyrDzfqIOkkJ7uicpAWBhaTXzx4HkPvLHc31fT49Vm40gdA

Tuesday, September 20, 2011

Budidaya Lele Organik Nan Gurih

Teletong alias kotoran sapi rupanya tak hanya bermanfaat untuk pupuk organik. Di Banyuwangi, Jawa Timur, kotoran sapi saat ini juga populer untuk budidaya lele organik. Tak perlu beli pakan, hasil panen ternyata lebih gurih.

Abdul Kohar, 48, salah satu petani Banyuwangi yang ikut mengembangkan budidaya lele organik mengatakan bahwa konsep budidaya lele organik mengadopsi pola hidup lele di alam bebas, dimana media hidup dan pakannya berasal dari bahan organik.

Di belakang rumahnya, Jalan Temuguruh, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, ia membikin 12 kolam berukuran masing-maisng 3,5 meter x 4 meter untuk membudidayakan lele organik sejak masih benih hingga siap konsumsi.

Menurutnya, berbeda dengan budidaya lele nonorganik, biasanya dilakukan tanpa perlakuan khusus dengan pakannya berasal dari pabrikan (pelet).

Hasilnya tentu saja berbeda. Ukuran lele organik ternyata lebih panjang, antara 25-30 centimeter dibandingkan lele biasa. Warna lele organik kemerah-merahan, terutama di bagin sirip dan insang. "Lele biasa warnanya sedikit lebih hitam," terang Abdul Kohar, kepada Tempo, akhir pekan lalu.

Lele organik juga lebih menonjol dalam hal rasa. Tekstur daging lebih kesat, kenyal, dan gurih, hampir menyamai rasa lele yang hidup di alam bebas. "Dan tentunya, lebih sehat," tegas petani lulusan Teknik Nuklir, Universitas Gajah Mada ini.

Membudidayakan lele organik memang membutuhkan keuletan tersendiri. Sebabnya, kata dia, setidaknya terdapat empat tahapan yang harus dilakukan. Tahap pertama, adalah penebaran benih lele pada kolam berisi air dan kotoran sapi yang telah dikomposing selama satu bulan. Kotoran sapi tersebut ditempatkan dalam tiga karung goni tertutup.

Kohar biasa menebar 21 ribu benih yang dibelinya dari daerah sekitar seharga Rp 25 per benih.

Bila benih berusia dua minggu, kemudian dilakukan seleksi untuk benih yang berukuran 4-5 milimeter. Benih tersebut dipisahkan di kolam berikutnya selama dua minggu hingga benih berdiameter 10 milimeter. Dua minggu berikutnya, lele diseleksi untuk yang berukuran 20 milimeter.

Sejak benih lele berdiameter 10 milimeter itu, kolam yang berisi air dicampur langsung dengan pupuk organik dari kotoran sapi hingga setinggi 20 centimeter. Dari cara ini, kotoran sapi akan menghasilkan banyak plankton yang menjadi makanan utama lele.

Lele organik, baru siap dipanen saat usianya delapan minggu. Kohar menceritakan, setiap kali panen ia bisa menghasilkan enam kuintal lele, dengan harga Rp 9 ribu perkilogramnya. Meski pasarnya masih seputar Banyuwangi, namun menurut dia, budidaya lele organik hemat biaya hingga 40 persen. Sebab ia tak perlu lagi membeli pakan pabrikan.

Keuntungan lainnya, air di dalam kolam lele tidak menghasilkan bau busuk seperti halnya lele non organik. Sehingga ia tak perlu repot mengganti air dalam kolam. "Menghemat biaya dan tenaga," kata ayah enam anak ini.

Di tangan Kohar pula, sisa air dalam kolam lele ternyata masih bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman padinya seluas satu hektar.

Kohar sebenarnya sudah akrab dengan pupuk organik sejak tahun 2005 lalu. Ia juga tercatat sebagai salah satu petani yang konsisten memakai pupuk organik untuk tanaman padinya. Sebelum membudidayakan lele organik empat bulan lalu, kotoran ternak sapinya yang berjumlah enam ekor langsung dimanfaatkan untuk tanaman padi.

Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S Sirtanio) Samanhudi mengatakan, budidaya lele organik di Banyuwangi masih dikembangkan oleh enam petani. Pasarnya juga masih terbatas di Banyuwangi.

Menurut dia, hal itu disebabkan karena budidaya lele organik masih tergolong baru sehingga belum populer di masyarakat. Lele, kata dia, masih menjadi makanan favorit di masyarakat. Namun kebanyakan yang beredar, mengandung residu akibat pemakaian bahan kimia yang tinggi. "Berbeda, kalau organik sudah bebas zat kimia," terangnya.

Sementara ditilik dari segi gizi, kata dia, lele organik tingkat kolestorelnya lebih rendah karena mengandung asam lemak tak jenuh.

Sumber : http://www.tempo.co/hg/wirausaha/2010/04/15/brk,20100415-240586,id.html

Monday, September 19, 2011

Budidaya Ikan Cupang, Usaha Sampingan Yang Menggiurkan

Siapa yang tidak kenal dengan ikan cupang? Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa pasti sudah tidak asing lagi dengan ikan hias ini. Bentuk tubuh yang mungil dan sirip yang lebar menjadi daya tarik tersendiri bagi ikan air tawar ini. Berdasarkan bentuk tubuh dan sirip, ikan cupang dibedakan menjadi berbagai jenis, antara lain halfmoon, crowntail, double tail, plakat, serit, giant, dan lain-lain. Untuk ikan cupang giant ini merupakan persilangan ikan cupang yang sudah dibudidayakan dengan ikan cupang alam, hingga bisa mencapai panjang 12 cm. Ikan cupang atau betta sp. ini umumnya ditemui di perairan Asia Tenggara, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia. Ikan cupang jenis serit merupakan salah satu ikan cupang asli Indonesia.

Jika kita berkunjung ke toko-toko penjual ikan hias, hampir pasti kita bisa mendapatkan ikan cupang ini dengan mudah. Pemasaran ikan cupang atau biasa juga disebut dengan ikan betta memang tak ada matinya, apalagi jika kita masuk ke komunitas hobbies ikan betta, kita akan menjumpai kontes-kontes ikan cupang yang diadakan setiap minggu. Saat ini komunitas hobbies ikan cupang bisa kita temui di seluruh Indonesia, sehingga selain ada kontes regional, kontes ikan cupang skala nasional pun kerap diadakan. Dalam kontes inilah kita bisa menemui ikan-ikan cupang yang berkualitas, dan memiliki harga jual yang tinggi, bahkan hingga jutaan rupiah per ekornya.

Ada beberapa kriteria ikan cupang yang berkualitas atau Great A, antara lain bisa dilihat dari performa ikan tersebut ketika berenang, kerapian siripnya, mental ikan tersebut, kesehatan, serta corak warnanya. Ikan cupang yang memenuhi kriteria untuk kontes inilah yang biasanya memiliki harga jual yang tinggi. Ikan cupang yang memiliki sirip dengan berbagai bentuk dan corak warnanya ini biasanya ikan cupang berjenis kelamin jantan, maka tidak heran jika ikan cupang jantan inilah yang paling diburu orang. Namun bukan berarti ikan jenis betinanya tidak diburu orang. Biasanya ikan betina yang memiliki anakan dengan kualitas kontes pun banyak diburu untuk dibudidayakan. Hal ini menjadi ladang usaha bagi beberapa orang, bahkan untuk usaha budidaya ikan cupang ini pun bisa dijadikan usaha sampingan bagi Anda yang sibuk dengan rutinitas di kantor atau tempat kerja Anda.

Untuk membudidayakan ikan cupang ini tidaklah merepotkan, apalagi jika dijadikan usaha sampingan. Tim bisnisUKM sempat mengunjungi salah seorang pembudidaya ikan cupang di Dukuh MJ1 1438 RT/RW: 75/ 16 Gedongkiwo Mantrijeron Yogyakarta, Eko Windarto, yang sudah mulai menekuni usaha budidaya ikan cupang ini sejak awal tahun 2000. Menurut pengalamannya, selama membudidayakan ikan cupang ini, jarang sekali ia mengeluarkan biaya operasional, hanya biaya untuk pengiriman ikan ini saja, ke luar kota atau luar pulau. Biaya operasional untuk membudidayakan ikan cupang ini bisa dihemat, terutama biaya untuk listrik dan pakan. Jika ikan hias jenis lain membutuhkan sirkulasi air dengan menggunakan aerator yang otomatis membutuhkan listrik, maka ikan cupang tidak membutuhkannya. Selain itu, untuk pakan pun, biasanya Eko mencari sendiri di pengairan sawah yang berupa dapnia atau kutu air. Tempat yang terbatas pun tidak menjadi kendala bagi Anda untuk membudidayakan ikan cupang ini. Bahkan beberapa pembudidaya ikan cupang hanya menggunakan botol bekas air mineral, atau akuarium kaca yang cukup untuk 1 ekor ikan. Hal ini dikarenakan ikan cupang adalah ikan petarung, atau jika ikan cupang (jantan) saling bertemu bisa terjadi perebutan wilayah kekuasaan.

Usaha budidaya ikan cupang yang dijalankan Eko kini sudah lebih mudah, apalagi dengan perkembangan teknologi. Cukup menggunakan media internet, dan masuk ke komunitas penggemar ikan cupang, ia bisa memasarkan ikan cupang hasil budidayanya dari rumah. Kisaran harga ikan cupang sendiri mulai dari RP. 5.000,-, RP. 35.000,- s/d Rp. 50.000,- untuk kelas sedang, dan RP. 250.000,- s/d Rp. 500.000,- untuk ikan cupang kualitas kontes. Bahkan Eko pernah menjual ikan cupang hasil budidayanya dengan harga 1 juta rupiah. Untuk kontes ikan cupang sendiri, Eko pun biasa mengikut sertakan ikan hasil budidayanya, bahkan ada salah satu ikan cupangnya yang sudah menjuarai kontes sebanyak 6 kali, belum ditambahkan beberapa penghargaan kejuaraan dari ikan cupang yang lain. Dari kontes pula Eko bisa bertemu dan kenal dengan para penggemar ikan cupang dari seluruh Nusantara, hingga pasar ikan cupangnya sampai di Solo, Semarang, Banjarmasin, Pekanbaru, dan Manado, selain wilayah Jogja sendiri.

Dengan indukan ikan usia 5 sampai 6 bulan, pemijahan sudah bisa dilakukan dengan perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 1. Media yang digunakan untuk bertelur pun bisa menggunakan plastik. Sekali bertelur, ratusan ikan cupang bisa dipanen dalam jangkau waktu sekitar 3 bulan. Melalui pemasaran di media online, Anda pun sudah bisa meraup untung dari hasil budidaya ikan hias ini, dan Anda masih bisa melakukan aktifitas di kantor ataupun tempat kerja Anda. Semoga hal ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang mencari usaha sampingan. Salam sukses.

Sumber : http://bisnisukm.com/budidaya-ikan-cupang-usaha-sampingan-yang-menggiurkan.html

Sunday, September 18, 2011

Pedoman Budidaya Bunga Melati

Lingkungan tumbuh yang cocok untuk tanaman melati yaitu iklim panas tropik dan lebih disenangi pada tanah yang ringan dan berdrainase baik, kaya bahan organik dengan kelembaban baik. Namun demikian melati juga banyak ditanam pada tanah yang bervariasi jenisnya. Untuk budidaya melati secara komersial diperlukan tanah yang remah, porus, berpasir dan juga kaya bahan organik yang telah terdekomposisi (Pizzetti dan Coaker, 1968).

Umumnya bibit berasal dari stek cabang yang keras, dan setengah keras dengan panjang 5 atau 6 ruas. Bibit melati juga dapat diperoleh dengan cara perundukkan dari cabang basal. Untuk keperluan penanaman secara luas hendaknya dipilih bibit yang sudah mempunyai perakaran baik dan berdaun penuh. Bibit yang baik dapat diperoleh dengan pembibitan yang melalui pendederan di pot kantong plastik (polibag).

* SENTRA PENANAMAN

Di Indonesia Pusat penyebaran tanaman melati terkonsentrasi di Jawa Tengah, terutama di Kabupaten Pemalang, Purbalingga dan Tegal.

* SYARAT PERTUMBUHAN

Iklim
1. Curah hujan 112–119 mm/bulan dengan 6–9 hari hujan/bulan, serta mempunyai iklim dengan 2–3 bulan kering dan 5–6 bulan basah.
2. Suhu udara siang hari 28-36 derajat C dan suhu udara malam hari 24-30 derajat C,
3. Kelembaban udara (RH) yang cocok untuk budidaya tanaman ini 50-80 %.
4. Selain itu pengembangan budi daya melati paling cocok di daerah yang cukup mendapat sinar matahari.

Media Tanam
1. Tanaman melati umumnya tumbuh subur pada jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK), latosol dan andosol.
2. Tanaman melati membutuhkan tanah yang bertekstur pasir sampai liat, aerasi dan drainase baik, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan memiliki.
3. Derajat keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman ini adalah pH=5–7.

Ketinggian Tempat
Tanaman melati dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 10-1.600 m dpl. Meskipun demikian, tiap jenis melati mempunyai daya adaptasi tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Melati putih (J,sambac) ideal ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl, sedangkan melati Star Jasmine (J.multiflorum) dapat beradaptasi dengan baik hingga ketinggian 1.600 m dpl. Di sentrum produksi melati, seperti di Kabupaten Tegal, Purbalingga dan Pemalang (Jawa Tengah), melati tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran menengah (0-700 m dpl).

* PEDOMAN BUDIDAYA

Pembibitan
1. Teknik Penyemaian Benih : Tancapkan tiap stek pada medium semai 10–15 cm/sepertiga dari panjang stek. Tutup permukaan wadah persemaian dengan lembar plastik bening (transparan) agar udara tetap lembab.
2. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
2.1. Penyiapan tempat semai:
* Siapkan tempat/wadah semai berupa pot berukuran besar/polybag, medium semai (campuran tanah, pasir steril/bersih).
* Periksa dasar wadah semai dan berilah lubang kecil untuk pembuangan air yang berlebihan.
* Isikan medium semai ke dalam wadah hingga cukup penuh/setebal 20–30 cm. Siram medium semai dengan air bersih hingga basah.
2.2. Pemeliharaan bibit stek:
* Lakukan penyiraman secara kontinu 1–2 kali sehari.
* Usahakan bibit stek mendapat sinar matahari pagi.
* Pindahkan tanaman bibit stek yang sudah berakar cukup kuat (umur 1–23 bulan) ke dalam polybag berisi medium tumbuh campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).
* Pelihara bibit melati secara intensif (penyiraman, pemupukan dan penyemprotan pestisida dosis rendah) hingga bibit berumur 3 bulan.

Pengolahan Media Tanam
1. Pembukaan Lahan
1.1. Bersihkan lokasi untuk kebun melati dari rumput liar (gulma), pepohonan yang tidak berguna/batu-batuan agar mudah pengelolaan tanah.
1.2. Olah tanah dengan cara di cangkul/dibajak sedalam 30-40 cm hingga gembur, kemudian biarkan kering angin selama 15 hari
2. Pembentukan Bedengan : Membentuk bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antara bedeng 40–60 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
3. Pengapuran : Tanah yang pH-nya masam dapat diperbaiki melalui pengapuran, misalnya dengan kapur kalsit (CaCO3) dolomit {CaMg (CO3)2}, kapur bakar (Quick lime, CaO)/kapur hidrat (Slakked lime,{Ca(OH)2}. Fungsi/kegunaan pengapuran tanah masam adalah untuk menaikan pH tanah, serta untuk menambah unsur-unsur Ca dan Mg.
4. Pemupukan : Tebarkan pupuk kandang di atas permukaan tanah, kemudian campurkan secara merata dengan lapisan tanah atas. Pupuk kandang dimasukkan pada tiap lubang tanam sebanyak 1-3 kg. Dosis pupuk kandang berkisar antara 10-30 ton/hektar. Lubang tanam dibuat ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak antar lubang 100-150 cm. Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau/1-2 bulan sebelum musim hujan.

Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanam : Sebulan sebelum tanam, bibit melati diadaptasikan dulu disekitar kebun. Lahan kebun yang siap ditanami diberi pupuk dasar terdiri atas 3 gram TSP ditambah 2 gram KCI per tanaman. Bila tiap hektar lahan terdapat sekitar 60.000 lubang tanam (jarak tanam 1,0 m x 1,5 m), kebutuhan pupuk dasar terdiri atas 180 kg TSP dan 120 kg KCI. Bersama pemberian pupuk dasar dapat ditambahkan “pembenah dan pemantap tanah “ misalnya Agrovit, stratos/asam humus Gro-Mate
2. Pembuatan Lubang Tanam : Bibit melati dalam polybag disiram medium tumbuh dan akar-akarnya. Tiap lubang tanam ditanami satu bibit melati. Tanah dekat pangkal batang bibit melati dipadatkan pelan-pelan agar akar-akarnya kontak langsung dengan air tanah.
3. Cara Penanaman : Jarak tanam dapat bervariasi, tergantung pada bentuk kultur budidaya, kesuburan tanah dan jenis melati yang ditanam, bentuk kultur perkebunan jarak tanam umumnya adalah 1 x 1,5 m, sedang variasi lainnya adalah 40 x 40 cm, 40 x 25 cm dan 100 x 40 cm.

Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman : Cara penyulaman adalah dengan mengganti tanaman yang mati/tumbuhan abnormal dengan bibit yang baru. Teknik penyulaman prinsipnya sama dengan tata laksana penanaman, hanya saja dilakukan pada lokasi/blok/lubang tanam yang bibitnya perlu diganti. Periode penyulaman sebaiknya tidak lebih dari satu bulan setelah tanam. Penyulaman seawal mungkin bertujuan agar tidak menyulitkan pemeliharaan tanam berikutnya dan pertumbuhan tanam menjadi seragam. Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.
2. Penyiangan : Pada umur satu bulan setelah tanam, kebun melati sering ditumbuhi rumput-rumput liar (gulma). Rumput liar ini menjadi pesaing tanaman melati dalam pemenuhan kebutuhan sinar matahari, air dan unsur hara.
3. Pemupukan : Pemupukan tanaman melati dilakukan tiap tiga bulan sekali. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan terdiri atas Urea 300-700 kg, STP 300-500 kg dan KCI 100-300 kg/ha/tahun. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara disebar merata dalam parit di antara barisan tanaman / sekeliling tajuk tanaman sedalam 10-15 cm, kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan dapat pula dengan cara memasukan pupuk ke dalam lubang tugal di sekeliling tajuk tanaman melati. Waktu pemupukan adalah sebelum melakukan pemangkasan, saat berbunga, sesuai panen bunga dan pada saat pertumbuhan kurang prima. Pemberian pupuk dapat meningkatkan produksi melati, terutama jenis pupuk yang kaya unsur fosfor (P), seperti Gandasil B (6-20-30)/Hyponex biru (10-40-15) dan waktu penyemprotan pupuk daun dilakukan pada pagi hari (Pukul 09.00) atau sore hari (pukul 15.30-16.30) atau ketika matahari tidak terik menyengat.
4. Pengairan dan Penyiraman : Pada fase awal pertumbuhan, tanaman melati membutuhkan ketersediaan air yang memadai. Pengairan perlu secara kontinyu tiap hari sampai tanaman berumur kurang lebih 1 bulan. Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari yakni pada pagi dan sore hari. Cara pengairan adalah dengan disiram iar bersih tiap tanam hingga tanah di sekitar perakaran cukup basah.
5. Waktu Penyemprotan Pestisida : Zat perangsang/zat pengatur Tumbuh (ZPT) dapat digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi bunga, zat perangsang bunga yang berpengaruh baik terhadap pembungaan melati adalah Cycocel (Chloromiguat) dan Etherel. Tanaman melati yang di semprot dengan Cycocel berkonsentrasi 5.000 ppm memberikan hasil bunga yang paling tinggi, yakni 1,45 kg/ tanaman. Cara pemberiannya: zat perangsang bunga disemprotkan pada seluruh bagian tanaman, terutama bagian ujung dan tunas-tunas pembungaan. Konsentrasi yang dianjurkan 3.000 ppm–5.000 ppm untuk Cycocel atau 500-1.500 ppm bila digunakan Ethrel.
6. Lain-lain : Tanaman melati umumnya tumbuh menjalar, kecuali pada beberapa jenis melati, seperti varietas Grand Duke of tuscany yang tipe pertumbuhannya tegak. Tinggi pemangkasan amat tergantung pada jenis melati, jenis melati putih (J.sambac) dapat di pangkas pada ketinggian 75 cm dari permukaan tanah, sedangkan jenis melati Spnish Jasmine (J. officinale var. grandiflorum) setinggi 90 cm dari permukaan tanah.

* PEMANGKASAN

Pemangkasan tanaman pada umumnya dimaksudkan untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi lebih baik seperti yang diinginkan. Pemangkasan juga merupakan salah satu komponen dari aspek pemeliharaan tanaman apabila yang dipangkas adalah cabang atau ranting yang sakit atau kering dan juga cabang­ – cabang yang tidak produktif.

Pada tanaman melati, pemangkasan bentuk dilakukan untuk keperluan melati pot atau taman. J. sambac apabila dipangkas bagian cabang dan ranting-rantingnya secara cermat akan terbentuk tanaman yang mempunyai kanopi yang serasi terhadap ukuran pot dan wadahnya dengan jumlah bunga banyak. Demikian pula J. multiflorum dapat dibentuk menjadi tanaman yang tegak berbentuk payung dan penuh bunga dipermukaan kanopinya. Tanaman tersebut menjadi sangat indah dan menarik apabila diletakkan pada posisi yang tepat di dalam suatu taman.

Budidaya melati J. sambac yang tidak produktif karena telah berumur tua dapat dilakukan pemangkasan berat sampai sekitar 1/4 – 1/3 tinggi tanaman aslinya. Dengan pemangkasan berat tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru yang produktif. Agar timbulnya tunas-tunas baru tersebut lebih cepat, pemangkasan tanaman perlu diikuti pengairan secara teratur dan pemberian pupuk secukupnya.

Tanaman J. sambac yang masih produktif, dapat dilakukan pemangkasan pucuk setelah panen bunga selesai. Hal tersebut dimaksudkan untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas baru lebih cepat sehingga waktu berbunganya lebih awal.

* HAMA DAN PENYAKIT

Tanaman melati tidak luput dari gangguan hama dan penyakit, prinsip pokok dan prioritas teknologi pengendalian hama/penyakit .

1. Pengendalian hayati dilakukan secara maksimal dengan memanfaatkan musuh-musuh alami hama (parasitoid, perdator, patogen) dengan cara:
* memasukan, memelihara, memperbanyak, melepaskan musuh alami
* mengurangi penggunaan pestisida organik sintetik yang berspektrum lebar/menggunakan pestisida selektif.
2. Ekosistem pertanian dikelola dengan cara:
* penggunaan bibit sehat
* sanitasi kebun
* pemupukan berimbang
* pergiliran tanaman yang baik
* penggunaan tanaman perangkap,
3. Pestisida digunakan secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dan analisis ekosistem.

Hama
1. Ulat palpita (Palpita unionalis Hubn) :
* Hama ini termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae, Stadium hama yang merusak tanaman melati adalah larva (ulat).
* Pengendalian: dilakukan dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang berat dan menyemprotkan insektisida yang mangkus dan sangkil, misalnya Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 E/Curacron 500 EC .
2. Penggerek bunga (Hendecasis duplifascials) :
* Hama ini termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae.
* Gejala: menyerang tanaman melati dengan cara menggerek/melubangi bunga sehingga gagal mekar. Kuntum bunga yang terserang menjadi rusak dan kadang-kadang terjadi infeksi sekunder oleh cendawan hingga menyebabkan bunga busuk.
* Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang mangkus, misalnya Decis 2,5 EC, Cascade 50 EC/Lannate L .
3. Thips (Thrips sp) :
* Thrips termasuk ordo Thysanoptera dan famili Thripidae. Hama ini bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag).
* Gejala: menyerang dengan cara mengisap cairan permukaan daun, terutama daun-daun muda (pucuk).
* Pengendalian: dilakukan dengan cara mengurangi ragam jenis tanaman inang di sekitar kebun melati dan menyemprotkan insektisida yang mangkus : Mesurol 50 WP, Pegasus 500 SC/Dicarzol 25 SP .
4. Sisik peudococcus (Psuedococcus longispinus) :
* Hama ini termasuk ordo Pseudococcidae dan famili Homoptera yang hidup secara berkelompok pada tangkai tunas dan permukaan daun bagian bawah hingga menyerupai sisik berwarna abu-abu atau kekuning-kuningan.
* Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman dan mengeluarkan cairan madu.
* Pengendalian: dilakukan dengan menyemprotkan insektisida yang mangkus, misalnya Bassa 500 EC/Nogos 50 EC.
5. Ulat nausinoe (Nausinoe geometralis) :
* Hama ini termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae.
* Ciri: ngengat berwarna coklat dengan panjang badan rata-rata 12 mm dan panjang rentang sayap kurang lebih 24 mm berwarna coklat dan berbintik-bintik transparan.
* Gejala: menyerang daun tanaman melati identik (sama) dengan serangan ulat P. unionalis.
6. Hama Lain. :
* Hama lain yang sering ditemukan adalah kutu putih (Dialeurodes citri) dan kutu tempurung (scale insects). Bergerombol menempel pada cabang, ranting dan pucuk tanaman melati, menyerang dengan cara mengisap cairan sel, sehingga proses fotosintesis (metabolisme).
* Pengendalian dilakukan dengan menyemprotkan insektisida yang mangkus, seperti Perfekthion 400 EC/Decis 2,5 EC.

Penyakit

1. Hawar daun :
* Penyebab: cendawan (jamur) Rhizcotonia solani Kuhn.
* Gejala: menyerang daun yang letaknya dekat permukaan tanah.
2. Hawar benang (Thread Blight) :
* Penyebab: jamur Marasmiellus scandens (Mass).
* Gejala: menyerang bagian cabang tanaman melati.
3. Hawar bunga (Flower Blight) :
* Penyebab: cendawan (jamur) Curvularia sp. Fusarium sp dan Phoma sp,.
* Gejala: bunga busuk, berwarna coklat muda dan kadang-kadang bunga berguguran.
4. Jamur upas :
* Penyebab: jamur Capnodium salmonicolor. Penyakit ini menyerang batang dan cabang tanaman melati yang berkayu.
* Gejala: terjadi pembusukan yang tertutup oleh lapisan jamur berwarna merah jambu pada bagian tanaman terinfeksi apnodium sp. dan Meliola jasmini Hansf. et Stev. Gejala serangan capnodium adalah permukaan atas daun tertutup oleh kapang jelaga berwarna hitam merata.
5. Bercak daun :
* Penyebab: jamur Pestaloita sp.
* Gejala: bercak-bercak berwarna coklat sampai kehitam-hitaman pada daun.
6. Karat daun (Rust) :
* Penyebab: ganggang hijau parasit (Cephaleuros virescens Kunze).
* Gejala: pada permukaan daun yang terserang tampak bercak-bercak kemerah-merahaan dan berbulu. Penyakit ini umumnya menyerang daun-daun yang tua.
7. Antraknosa :
* Penyebab: jamur Colletotrichum gloesporoides.
* Gejala : terbentuk bintik-bintik kecil berwarna kehitam-hitaman. Bintik-bintik tersebut membesar dan memanjang berwarna merah jambu, terutama pada bagian daun. Serangan berat dapat menyebabkan mati ujung (die back).
8. Penyakit lain :
* Busuk bunga oleh bakteri Erwinia tumafucuens. Bintil akar oleh nematoda Meloidogyne incognito, penyebab abnormilitas perakaran tanaman. Virus kerdil penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman melati, belang-belang daun dan kadang-kadang seluruh ranting dan pucuk menjadi kaku.

* PANEN

Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri bunga melati yang sudah saatnya dipanen adalah ukuran kuntum bunga sudah besar (maksimal) dan masih kuncup / setengah mekar. Produksi bunga melati di Indoensia masih rendah yakni berkisar antara 20-25 kg/hektar/hari. Tanaman melati mulai berbunga pada umur 7-12 bulan setelah tanam. Panen bunga melati dapat dilakukan sepanjang tahun secara berkali-kali sampai umur tanaman antara 5-10 tahun. Setiap tahun berbunga tanaman melati umumnya berlangsung selama 12 minggu (3 bulan).

Cara Panen
Pemetikan bunga melati sebaiknya dilakukan pada pagi sore, yakni saat sinar matahari tidak terlalu terik/suhu udara tidak terlalu panas.

Periode Panen
Hasil panen bunga melati terbanyak berkisar antara 1-2 minggu. Selanjutnya, produksi bunga akan menurun dan 2 bulan kemudian meningkat lagi

Prakiraan Produksi
Produksi bunga melati paling tinggi biasanya pada musim hujan, di Jawa Tengah, panen bunga melati pada musim kemarau menghasilkan 5–10 kg/hektar, sedangkan panen pada musim hujan mencapai 300-1.000kg/ha. Data produksi bunga melati di Indonesia berkisar 1,5–2 ton/ha/th pada musim hujan dan 0,7-1 ton/ha/th pada musim kemarau.

* PASCAPANEN

Pengumpulan
Di tempat terbuka bunga melati akan cepat layu untuk mempertahankan/memperpanjang kesegaran bunga tersebut dihamparkan dalam tampah beralas lembar plastik kemudian disimpan di ruangan bersuhu udara dingin antara 0-5 derajat C.

Sumber :
http://wuryan.wordpress.com/2008/06/18/budidaya-melati/
http://amiere.multiply.com/journal/item/118/Budidaya_Bunga_Melati_Jasmine_officinalle
http://ladangkecil.wordpress.com/2009/10/25/budidaya-bunga-melati/

WONDERBERRY

WONDERBERRY
Solanum burbankii



 


Tanaman ini termasuk tanaman tropis, MUDAH disemaikan, ditanam dan dirawat. 

Bijinya bisa direndam lebih dulu atau langsung disemaikan sedalam 0,5 cm. Siram secara rutin agar media semai tidak kekeringan. Berselang 3 hari  akan mulai berkecambah. Kecambah  diselimuti bulu-bulu halus. 

Setelah berdaun 4-5 lembar, pindahkan ke pot dengan media campuran tanah subur, sekam dan pupuk kandang  (perbandingan 1:2:1) atau tanah dan pupuk kandang  (perbandingan 2:1).

Perawatan selanjutnya siram secara rutin dan letakkan di tempat yang mendapat sinar matahari penuh minimal 9 jam dalam sehari.

Dalam 80 hari sejak semai Anda akan mulai dapat memanen buahnya yang manis dan berwarna hitam.

Buah yang masak dapat dimakan langsung.
Sedangkan buah yang belum masak/masih hijau beracun.

Biji : TERSEDIA (dalam kemasan ziplock)

Harga :   Rp 10.000,- (10 biji)
                  harga  belum termasuk ongkos kirim

Untuk pemesanan silakan sms ke : 0877-5547-9009

Saturday, September 17, 2011

Mengenal Usaha Budidaya Ulat Sutera

Kain sutera tentu sudah cukup akrab di tengah masyarakat kita, selain rasa nyaman pada saat dipakai kain sutera juga dikenal cukup halus. Sutera yang dibuat dengan alat tenun tradisional atau Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) semakin menambah daya tarik kain sutera. Sebagian orang tidak mengetahui bahwa kain sutera dibuat dari kokon ulat sutera, namun bagi sebagian orang budidaya ulat sutera telah menjadi lahan bisnis yang cukup menguntungkan. Bisnis budidaya ulat sutera ditujukan untuk memenuhi permintaan benang sutera sebagai bahan pembuat kain sutera dengan cara tenun tradisional.

Jika berbicara mengenai budidaya ulat sutera tentu tidak bisa dilepaskan dari pohon murbei sebagai makanan ulat sutera. Ulat sutera sangat menyukai daun murbei, sehingga ketersediaan pohon murbei menjadi syarat mutlak dalam budidaya ulat sutera.

Salah satu keunggulan pohon murbei adalah kemampuannya hidup pada lahan yang kritis, sehingga budidaya ulat sutera dapat sekaligus menjadi sarana untuk menghijaukan lahan tandus.

Ras Kupu-kupu sutra

Saat ini dalam budidaya ulat sutra dikenal empat jenis atau ras kupu‐kupu sutera unggul yang memiliki produksi kokon yang sangat tinggi dan dapat menghasilkan benang sutera dengan kualitas yang baik. Keempat ras kupu sutera tersebut adalah Ras Cina, Ras Jepang, Ras Eropa dan Ras Tropika.

Saat ini yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah kupu ras Cina dan ras Jepang. Dan hasil persilangan dari kedua ras kupu tersebut. Namun, belakangan ini hasil persilangan Ras Jepang dengan Ras Cina justru yang banyak dikembangkan.

Analisis Usaha Budidaya Ulat Sutra

Untuk memulai usaha budidaya ulat sutra diperlukan modal awal berupa pohon murbei sekitar 7.000 batang. Ini untuk sekali tanam (per kotak benih/telur ulat sutera) dan terus berlanjut hingga seterusnya.

Begitu juga dengan media/kotak pembesarannya, cukup dibuat sekali, untuk seterusnya. Harga satu kotak benih/telur urat berisi 25.000 butir telur, dapat dibeli seharga Rp 50.000. Dari satu kotak itu, kepompong yang bisa dihasilkan adalah seberat 40 – 50 kilogram.

Kisaran harga kepompong sendiri adalah Rp 30.000 – Rp 35.000 per kilogram kepompong. Siklus ulat sutera mulai dari menetas telur hingga menjadi kepompong adalah 25 hari. Dan, berapapun jumlah kepompong yang dihasilkan, pasar selalu siap menerimanya. (Galeriukm).

Sumber:
http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=2349&catid=3&
http://www.garutkab.go.id/galleries/pdf_link/ekonomi/investasi/sutra_alam.pdf

Friday, September 16, 2011

Peluang Usaha Budidaya Ayam Cemani

Ayam cemani dikenal memiliki harga yang mahal, namun budidaya ayam cemani baru dilakukan oleh sebagian masyarakat di daerah tertentu, warna hitam tidak selamanya kelam, mungkin itu salah satu kalimat yang bisa dipakai untuk mengatakan pada Ayam Cemani. Warna Hitam pada Ayam Cemani justru menjadi pertanda cerahnya masa depan pemilik Ayam cemani. Ini bukan karena mistis atau kesaktian Ayam cemani hitam legam tersebut, tetapi karena harga Ayam Cemani yang Hitam legam sangat tinggi bisa mencapai jutaan rupiah. Tak heran jika ini menjadi keuntungan tersendiri bagi peternak ayam cemani. Sehingga banyak peternak menekuni Budidaya Ayam Cemani ini. Harga ayam cemani sangat bervariasi tergantung pada kualitasnya, kualitas Ayam cemani yang baik dinilai berdasarkan tingkat kepekatan warna hitam di seluruh tubuh, mulai dari bulu, kulit,kaki, kuku,lidah, tulang dan darahnyapun hitam. Harga ayam cemani standard berkisar antara 150 ribu hingga 500 ribu untuk ukuran dewasa, sedangkan untuk cemani super tidak ada batasnya bisa mencapai jutaan rupiah.

Kabupaten Temanggung khususnya Kedu dan sekitarnya sudah sejak lama terkenal dengan Ayam Kedu dan Cemani. Banyak peternak Cemani baik perorangan maupun kelompok membudidayakan ayam jenis ini. Selain itu ada yang memang menekuni bisnis ayam cemani ini sebagai pekerjaan pokok, tetapi lebih banyak lagi bisnis ayam cemani sebagai usaha sampingan. Tak heran jika banyak pedagang dari daerah lain mencari bibit maupun ayam cemani dewasa ke kawasan ini.

Peluang usaha budi daya ayam cemani sebenarnya cukup terbuka bagi siapa saja yang ingin menekuninya. Permintaan pasar ayam cemani cukup terbuka dan pola pemeliharaannya juga relatif mudah. Pemeliharaan ayam cemani sama dengan pemeliharaan ayam kampung biasa, bisa dibudidayakan dengan model bateray, kandang terbatas maupun dibiarkan bebas berkeliaran di luar.

Permintaan pasar akan ayam cemani dimulai dari telur, DOC, anakan ayam cemani di segala umur dan Ayam cemani dewasa dengan harga yang bervariasi. Telur ayam cemani di daerah Temanggung dihargai Rp 10.000 per butirnya, sedangkan DOC ayam cemani dibandrol harga Rp. 20.000. Anakan Ayam Cemani usia dua bulan sekitar 50 ribu rupiah per ekornya tergantung kualitasnya. Potensi pasar ini membuka peluang bagi peternak untuk memilih model peternakannya.

Tata Cara Pemeliharaan Dan Budidaya Ayam Cemani

Budidaya ayam cemani relatif mudah, hanya butuh ketelatenan saja. Ayam cemani kecil sangat rentan terhadap kematian terutama pada suhu yang rendah. Untuk mengantisipasinya pemeliharaan DOC sampai usia satu bulan ditempatkan pada kandang Box yang diberi lampu pijar. Lampu pijar akan membantu menjaga suhu ruangan tetap hangat. Pada pagi hari box anakan Ayam Cemani ditempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari dan diletakkan pada tempat yang relatif teduh jika matahari mulai terik.

Makanan ayam cemani pada usia muda adalah konsentrat starter dengan pemberian pakan setiap kali ayam lapar, semakin banyak anakan cemani mengkonsumsi makanan semakin cepat pertumbuhannya asal jangan sampai terlalu gemuk. Setelah Usia satu bulan pakan sudah mulai dicampur dengan makanan lain seperti bekatul, nasi aking dan campuran makanan yang ada di sekitar kita. Pemberian campuran ini untuk menghemat pakan konsentrat, karena menurut pengalaman peternak ayam cemani pertumbuhan ayam cemani dengan pakan konsentrat murni dan campuran tidak ada perbedaan yang significant, dari segi ekonomis kurang menguntungkan.

Dengan bertambahnya usia ayam cemani bertambah pula ukuran tubuh dan jumlah bulu-bulunya, ayam sudah harus mulai dipindah pada kandang yang lebih luas. Pemanasan dengan lampu pijar disesuaikan dengan kebutuhan, jika suhu tidak terlalu dingin bisa ditiadakan. Kandang yang terlalu sempit akan mengganggu pertumbuhan dan membuat kandang menjadi lembab. Kandang yang lembab akan berpotensi mendatangkan bibit penyakit. Penempatan kandang hendaknya terpisah dari pemukiman dan terkena sinar matahari yang cukup terutama pada pagi hari. Karena itu pada Pola budidaya ayam cemani diusahakan kandang menghadap ke arah timur.

Pada pemeliharaan ayam cemani dewasa pemberian pakan sudah diatur satu hari dua kali, dengan makanan berupa konsentrat petelur, jagung giling , bekatul dan campuran makanan lainnya. Kandang juga sudah bukan lagi berupa box tapi berupa kandang terbatas, kandang bateray, atau dibiarkan bebas berkeliaran. Pemberian konsentrat petelur ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan jumlah telur yang dihasilkan. Telur-telur yang dihasilkan ayam cemani bisa dieramkan dengan cara natural melalui indukan cemani, indukan ayam kampung atau indukan entok. Dengan cara yang lebih modern telur ayam cemani bisa dieramkan dengan menggunakan mesin tetas, dengan masa menetas 21 hari sama dengan ayam kampung biasa. Jika tertarik, Selamat mencoba. (Galeriukm).

Sumber : http://galeriukm.web.id/unit-usaha/peternakan/peluang-usaha-budi-daya-ayam-cemani