Saturday, June 15, 2013

BURUNG LEGENDARIS HWA MEI YANG TETAP MEMPESONA

Burung Hwa Mei (Hua Mei) atau juga dikenal dengan burung Wambi mulai terkenal di Indonesia sejak tahun 80an, dan sampai sekarang masih tetap dicintai penggemar burung kicau. Burung ini bukan asli Indonesia, asalnya dari negeri china.   Saat ini sudah sangat kurang kita jumpai burung hwa mei di pasaran, karena pemerintah telah melarang impor burung legendaris ini dari china akibat merebaknya virus flu burung dan sars beberapa tahun silam. 
Burung Hwa Mei memiliki suara kicauan yang keras dan tajam, sehingga bisa terdengar dimana-mana saat pagi.  Burung ini punya warna tubuh coklat dan ciri khas yang mudah dilihat adalah adanya garis putih yang melingkar yang terlihat seperti kacamata pada sekeliling kedua matanya dan memiliki paruh yang berwarna cokelat.

Hwa Mei (Garrulax Canarus) dalam bahasa mandarin berarti alis mata yang dilukis, disebut demikian karena pada daerah dekat mata terdapat garis putih menyolok mirip alis mata.
Hwa Mei asli berasal dari pedalaman daratan Cina dengan warna bulu yang coklat burung ini lebih mirip seperti warna yang dimiliki burung gereja. Warna pada hwa mei muda adalah coklat muda untuk membedakan burung jantan dan betina terlihat pada bulunya. Burung hwa mei jantan memiliki warna coklat kemerahan atau tidak kusam, sedangkan burung betina warna merahnya agak kusam. Habitat asli dari burung ini adalah pada hutan bambu, belukar atau hutan kecil serta hutan-hutan lebat. Hidup mereka berpasang-pasangan dan suka sekali berterbangan di semak belukar.
Hwa mei memiliki panjang tubuh sekitar ± 17,5 cm, burung ini suka terbang dan berkeliaran di semak-semak dan mandi di sungai kecil berair jernih. Di alam bebas burung ini memakan biji-bijian, buah-buahan, dan serangga. Jenis buah-buahan dan serangga yang baik untuk burung ini adalah, pepaya, pisang kepok dan serangga kesukaannya adalah jangkrik, ulat hongkong, belalang dan kroto.
Diantara burung-burung ocehan lainnya hwa mei atau wam bie salah satu burung yang paling lincah, karena kelincahan gerakannya yang seolah-olah tak mau diam. Burung jantan dan betina sama-sama bersuara merdu, perbedaannya hanya pada burung jantan mempunyai suara nyaring dan bervariasi dan pandai menirukan burung lain sedangkan burung betina memiliki suara yang tidak begitu nyaring dan tidak bervariasi, tapi secara umum masih enak didengarkan.
Dalam perawatan burung ini terbilang mudah, tapi harus diperhatikkan. Seperti kebanyakan perawatan pada burung lain burung ini hanya perlu perawatan harian seperti di bawah ini :
1. Pada pukul 07.00 burung dikeluarkan dari dalam rumah untuk diangin-anginkan di teras. Pukul 07.30 burung di mandikan pada keramba mandi atau semprot tergantung dari kebiasaan burung tersebut.
2. Bersihkan kandang dengan membuang kotoran, ganti atau tambahkan makanan dan air minum.
3. Pada pukul 08.00 burung di jemur, penjemuran dapat dilakukan 1-2 jam. Pada saat penjemuran burung diusahakan agar tidak melihat burung yang sejenis.
4. Setelah dijemur, brung diangin-anginkan kembali di teras selama 30 menit kemudian burung di kerodong dari (pagi pukul 10.00 sampai dengan sore pukul 15.00) selama dikerodong burung dapat dimaster.
5. Pukul 15.30 burung diangin-anginkan kembali di teras. Perlu diperhatikan keadaan makanan atau minuman apakah perlu ditambah atau tidak.
6. Pukul 18.00 burung dikerodong lagi, pada masa istirahat burung juga bisa diperdengarkan suara master sampai pagi harinya.

No comments:

Post a Comment