Tuesday, July 30, 2013

Kambing Sekolah dan Sekolah Kambing

Mbekkkk...mbekk... hehhe hampir semua orang tua akan memperagakan suara kambing ke anaknya yang masih balita ( mungkin hanya orang kuayaa raya yang tidak mempraktekkan suara kambing, tau-tau dari lahir anaknya di kalungi gadget  ). Anak anak dari usia balita sudah mengerti mengenai kambing, mulai bentuk bulunya, tanduknya, suaranya bahkan tidak sedikit pula yang sudah pernah memberi makan kambing.


Apakah anak-anak balita khususnya yang berada di kota besar, yang dahulu pernah memberikan makan kambing sekarang mau berdekatan dan bergumul dengan kambing ??? kalau boleh jujur 90% akan menolak berdekatan dengan kambing dan 10% sisanya baru mau, itupun sebagian dengan terpaksa. 

Selain bau pesing air seni kambing, pengelolaan peternakan kambing yang masih tradisional, serta tidak adanya inovasi inovasi baru yang sering di up date di media masa yang membuat kambing beserta peternakannya di tinggalkan anak-anak muda Indonesia. Anak-anak muda ini hanya mau makan sajian kuliner dari kambing saja, seperti sate kambing, sop kambing, gulai kambing dll. Namun kalau menilik sejarah, sebagian besar generasi muda Indonesia,  mereka bisa sekolah karena orang tuanya memelihara kambing dan menjualnya untuk keperluan sekolah.

Kambing dimata para peternak adalah harta yang bisa berkembang, liquid dan tentu saja low cost. Kambing dijadikan modal untuk melakukan transaksi besar, misalnya untuk bayar biaya masuk sekolah, untuk nyunatin anak, untuk gelar hajatan nikahan anak, untuk dijual kalau anak mau merantau dll, dasyat kan ??? Posisi kambing sebenarnya sejajar dengan benda perhiasan seperti emas.

Apakah kambing bisa membantu anak-anak di Indonesia untuk terjamin masa depannya bahwa semua anak bisa bersekolah minimal sampai SMA-SMK ? jawaban saya adalah BISAAAAAA


Simpe.. YTH pak presiden, yang kebetulan saat ini dijabat Pak SBY tinggal memberikan perintah berupa kewajiban kepada kementrian pertanian dan peternakan, perusahaan BUMN, dan Perguruan Negeri fakultas peternakan untuk saling bersinergi membuat gerakan nasional yaitu 1 anak sekolah 1 kambing.

Boombastis.. ?? saya rasa masih realistis, memang tidak semua anak sekolah di Indonesia dalam 1 tahun akan mendapatkan 1 ekor kambing, namun pemerintah bisa membuat detailnya sebagai berikut
  1. Selama 5 taun kebelakang, melarang jagal kambing untuk memotong kambing betina, sehingga semua kambing betina apapun jenisnya bisa beranak terus, anaknya ini yang akan dihibahkan kepada anak sekolah yang belum menerima kambing.
  2. Setiap tahun semua perusahaan BUMN, perusahaan Menengah besar dan perusahaan PMA diwajibkan menyumbang 10 ekor kambing betina pertahun ke sekolahan. Perusahaan besar diwajibkan mengcover 3-5 sekolahan berarti 30-50 kambing pertahun, perusahaan menengah memberikan 20-30 kambing pertahun. Pemerintah sendiri secara khusus akan memberikan 1 ekor kambhing kepada siswa kelas 6 SD, kelas 3 SMP dan kelas 3 SMA yang bisa dijual ketika lulusa dan mau melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya.
  3. Pemerintah memerintahkan kepada PTN melalui para mahasiswa fakultas peternakannya untuk menciptakan berbagai inovasi dalam upaya perbaikan hasil peternakan kambing di tingkat masyarakat bawah sehingga bisa mengganti konsep beternak tradisional menjadi peternakan kambing  modern, efektif , murah biaya dan profitable.
  4. Pemerintah menjamin stabilitas harga daging kambing nasional dan memberantas percaloan kambing dan membuka kran ekspor daging kambing sehingga menjamin sektor pemasaran daging kambing.
  5. Pemerintah melalui aparat desa memberikan surat perjanjian antara wali anak sekolah dan pihak pemerintah desa yang isinya adalah penerima hibah kambing hanya boleh mengembangkan kambingnya dan menjual kambingnya untuk kepentingan sekolah, tidak boleh untuk kepentingan lainnya, bagi yang melanggar akan dikenai sanksi.
  6. Ketika pemerintah bisa mendistribusikan BLSM dan BLT, maka secara mekanismenya pemerintah juga bisa membagikan kambing kepada prioritas anak-anak yang membutuhkan biaya untuk sekolah. Akan sangat mendidik membagikan kambing sebagai modal hidup daripada hanya memberikan bantuan uang tunai yang terus terang menurut saya TIDAK MENDIDIK. 
  7. Pemerintah melalui dinas terkait, dengan intesfifnya memberikan pengetahuan melalui penyuluhan-penyuluhan rutin mengenai cara ternak kambing, pembuatan kandang kambing yang baik , cara penggemukan kambing yang cepat dan benar, informasi update mengenai harga kambing, dll. hal inilah yang selama ini jarang sekali di terima oleh para peternak kambing di kampung-kampung.

 Apabila ide di atas bisa terealisasi maka akan benar-benar terjadi yang namanya kambing untuk sekolah dan para pelajar akan sekolah mengenai bisnis kambing, pengangguran akan berkurang karena anak muda Indonesia mulai menyenangi berbisnis kambing.


Jangan sampai daging kambing adalah daging berikutnya yang akan di impor oleh pemerintah Indonesia setelah mengimpor daging sapi dari Australia.

Mari pintarkan anak Indonesia dengan cara beternak kambing.



Foto-foto di atas diambil dari Google, semoga pemilik foto ini tidak keberatan fotonya saya pajang di bloog ini.

Salam wirausaha
www.AngkringanNasiKucing78.com

No comments:

Post a Comment