Thursday, February 27, 2014

Memelihara dan berbisnis ikan arwana

Ikan arwana adalah sejenis ikan bertulang banyak yang hidup di air tawar. Ikan ini berasal dari keluarga Osteoglossidae dan kerap disebut sebagai “bonytongues” (lidah bertulang). Ikan dari keluarga ini rata-rata bertubuh panjang, dan tertutup oleh lapisan sisik yang lebar, dan berat serta berpola mozaik.Ikan arwana adalah ikan yang banyak ditemukan di Indonesia, terutama spesies arwana Asia (Scleropages formosus). Spesies ini memiliki badan yang panjang; sirip dubur terletak jauh di belakang badan.

Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Arwana Asia juga disebut “Ikan Naga” karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari Mitologi China.
Arwana termasuk famili ikan "karuhun", yaitu Osteoglasidae atau famili ikan "bony-tongue" (lidah bertulang), karena bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi sebagai gigi. Arwana memiki berbagai julukan, seperti: Ikan Naga (Dragon Fish), Barramundi, Saratoga, PlaTapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkelese, Aruwana, atau Arowana, tergantung dari tempatnya.

Tren memelihara arwana sebagai ikan akuarium, pernah booming di Indonesia sekitar 20 tahun lalu. Kini hobi memelihara arwana seakan meredup, meski demikian bukan berarti bisnis ikan arwana ikut memudar. Bahkan, peluang ekspor benih ikan arwana di pasar internasional saat ini masih terbuka lebar dan memilik prospek yang bagus.
Yang terpenting diperhatikan dalam memelihara ikan arwana adalah air kolamnya. Karena ikan arwana menyukai air yang jernih dan volumenya cukup. Rata – rata kedalaman air kolam ikan arwana antara 1,5 meter hingga 2 meter.

Selain itu, yang perlu diparhatikan juga adalah pakannya. Di tempat ini, Tris Tanoto juga melakukan pengembang biakan ikan arwana. Saat bertelur, induk ikan dipisahkan agar telurnya tetap utuh. Saat telur berkembang menjadi anakan, juga dipisahkan secara bertahap. Setiap tahapan dipindahkan ke aquarium di ruangan yang berbeda, mulai dari usianya satu minggu. Setelah usianya satu bulan, bentuk tubuh ikan arwana mulai terlihat jelas.

Ikan arwana dipasarkan ketika telah berumur lebih dari satu tahun. Ini dikarenakan, setelah umur satu tahun, tubuh ikan arwana tidak lagi mengalami banyak perubahan. Harga ikan arwana super red di pasaran ekspor dengan ukuran 60 centimeter, berkisar 3 ribu hingga 4 ribu dollar Amerika Serikat.

PERAWATAN ARWANA DI RUMAH:
1. Perhatikan peralatan aquarium

Berhasil tidaknya akuarium menjadi tempat yang nyaman bagi ikan arwana, sungguh dipengaruhi oleh kelengkapan sarana pendukungnya.
Aerator
Fungsi aerator atau pompa udara adalah menyuplai udara ke dalam air akuarium, dan sekaligus menguapkan atau mendorong hasil sisa-sisa pembakaran ke luar dari akuarium. Aerator dikatakan baik, jika arus listrik yang menggerakkannya kecil, tetapi udara yang ditiupkannya relatif banyak.
Heater & Thermometer
Alat pemanas (heater) ini diperlukan terutama pada waktu suhu air akuarium turun drastis. Sedangkan alat pengontrol suhu air atau termometer juga dipasang dalam akuarium. Di daerah dingin, heater dan termometer ini sangat dibutuhkan.
Filter
Fungsi filter atau penyaring untuk menyaring air dalam akuarium. Kerja filter mencakup ini untuk menyedot air akuarium, menyaring, dan mengembalikannya lagi ke dalam akuarium dalam kondisi bersih.
Lampu TL
Keberadaan lampu TL, selain menyinarkan cahaya, juga sanggup mempercantik penampilan akuarium. Tapi, jangan sampai sinar lampu TL justru menimbulkan panas yang melebihi kebutuhan. Idealnya untuk akuarium seluas 80x40 cm memerlukan lampu TL berdaya 20 watt.

2. rajin melakukan perawatan akuarium
Jika anda terlanjur mencintai ikan arwana dalam akuarium, cukuplah rajin melakukan perawatan. sebab déngan demikian itu, penampilan arwana dalam akuarium tampak sehat, segar, dan menyenangkan.
Pemberian makanan
menu utama arwana dalam akuarium adalah kelabang. tapi jangan terus- menerus diberi kelabang, sebaiknya divariasi déngan makanan lain. contohnya: udang, kecoa, katak, lipan, kadal, maupun jangkrik.
Pengontrolan & pergantian air
setiap hari diwajibkan mengontrol suhu dan ph air. adapun suhu air ideal bagi ikan arwana sekitar 25-27 derajat celcius. andaikata suhu air dingin, segera nyalakan heater hingga suhu air sesuai kebutuhan. sedangkan ph yang dikehendaki sekitar 6-8,5. andaikata ph terlalu rendah, maka tambahkan kapur ke dalam akuarium. selain itu, sanitasi air perlu diperhatikan pula, silakan mengobati air akuarium déngan malachite green, déngan frekuensi 3 minggu sekali, dan jangan lupa, air akuarium juga diganti. namun pergantian air dipilahkan menjadi dua, yakni: (a) pergantian air secara reguler setiap 2 hari sekali dengan volume 10% dari seluruh volume air akuarium, dan (b) total pergantian air dilakukan setiap 3 bulan sekali. jika anda menggunakan air pam, sebaiknya dibiarkan 24 jam terlebih dahulu agar kandungan khlor mengendap, dan setelah itu bisa dimasukkan ke dalam akuarium.

3. penataan interior akuarium
Kehidupan di dalam akuarium adalah replika lingkungan hidup di alam bebas. oleh karena itu, perlu penataan interior dalam akuarium. ini berarti menuntut apresiasi estetika, sehingga perpaduan antara keindahan akuarium dengan anggunnya ikan arwana sanggup menampilkan nuansa kesejukan yang harmonis.
Tanaman air
mengingat asal-muasal ikan arwana yang suka bersembunyi di bawah tanaman air, maka kita pun siap menyediakan tanaman dimaksud. ada beberapa jenis tanaman air yang dapat dipilih antara lain: vallisneria spiralis, hidrilla verticillata, riccia fluiutana, higrophila polisperma, pistia stratiotes, najas indica, dan sebagainya.
Pasir batuan
pasir digunakan sebagai landasan peletakan batuan. sebaiknya digunakan pasir sungai, yang masih bercampur dengan humus. di samping itu, diberi juga batuan dan termasuk karang-karangan. ukuran batu idéal berdia meter 3 mm. batuan tersebut memiliki berbagai corak dan warna yang beragam namun tetap indah.

Sumber :
http://perikanantawar.blogspot.com/2011/08/memelihara-dan-berbisnis-ikan-arwana.html

Budidaya Ikan Baung di Lahan Tidur

Ikan baung adalah nama yang termasuk ke dalam marga Hemibagrus , suku Bagridae. Penyebarannya sampai di India, Asia Tenggara, dan Cina Selatan. Biasanya jenis ikan itu membuat sarang berupa lubang di dasar perairan yang lunak dengan aliran air yang tenang.

Ikan baung menyukai tempat yang tersembunyi, berlindung dibawah akar pohondi dalam air. Ikan itu keluar sarang sebelum hari petang. Setelah hari gelap, ikan baung akan keluar dengan cepat untuk mencari mangsa. Namun begitu tetap berada disekitar sarang dan segera, masuk ke sarang bila ada gangguan.

Di Riau sendiri ikan ini bisa ditemukan di Sungai Kampar dan Sungai Siak. Hanya saja, habitatnya sudah mulai berkurang. Dikarenakan, ulah manusia yang selalu melakukan eksploitasi berlebihan terhadap sungai. Pembuangan sampah dan limbah cair ke dalam sungai mengakibatkan ikan ini sulit berkembang biak.

Padahal, ikan baung ini termasuk ikan yang sangat digandrungi diseluruh dunia. Khususnya masyarakat Riau. Secara distribusi geografis ikan baung, selain di perairan Indonesia, juga terdapat di Hindia Timur, Malaya, Indocina, dan Thailand. Ikan yang menyebar luas di India, Cina selatan dan Asia Tenggara.

Di Indonesia ikan ini dikenal dengan banyak nama daerah, seperti Ikan Sogo (Jawa Tengah) , Sengol (Jawa Barat) , Baung (kebanyakan Sumatera) , Ikan Teiken (Sumatera Utara) , Ikan Tagih atau Tegeh (JawaTimur) , Ikan Niken (Kalimantan Barat) , Ikan Patik (Kalimantan Selatan) , Ikan Kendiya (Kalimantan Tengah) , Ikan Baung Putih (Kalimantan Timur).

Permasalahan inilah yang memerlukan perhatian serius oleh seluruh masyarakat Riau. Sebab, bila terus dilakukan pengrusakan habitat ikan pada sungai, bukan hanya ikan baung saja musnah, tetapi seluruh ekosistim di sungai bisa terganggu. Perkembangbiakan ikan harus dilakukan. Jangan sampai musnah.

Melihat permasalahan inilah, masyarakat Desa Temiang, Kecamatan Bukit Datuk, Kabupaten Bengkalis melakukan pengembangbiakan Ikan Baung. Bagi masyarakat Desa Temiang, ikan itu membawa berkah bagi seluruh masyarakat. Kelestariannya juga mulai dijaga dengan baik oleh masyarakat.

Rabu (14/12) lalu, Riau Pos berkunjung ke lokasi Desa Temiang ditemani Slamet (37). Desa ini dikelilingi perkebunan kelapa sawit dan karet. Hampir diseluruh rumah masyarakat ditanami perkebunan sawit dan karet. Kebanyakan mereka yang tinggal di Desa Temiang bekerja sebagai petani dan nelayan. Hanya sedikit sebagai PNS.

Panas terik matahari begitu terasa di kulit siang itu. Waktu menunjukan pukul 10.15 WIB. Pemandangan pohon sawit berdiri dengan buahnya yang bernilai tingi, Riau Pos menelusuri perkampungan Desa Temiang untuk melihat secara langsung lokasi pengembangbiakan Ikan Baung.
Dalam perjalanan tersebut, Riau Pos berhentilah disalah satu perumahan warga yang berhasil mengembangbiakan Ikan Baung dan Lele. Pria separuh baya ini mengaku bernama Bambang (51). Dia menyambut kedatangan Slamet dan Riau Pos masuk kedalam pekarangan rumahnya.


“Mencari apa nak,” Tanya Bambang kepada Slamet. “Ini pakde ada teman mau melihat pengembangbiakan Ikan Baung,’’ kata Slamet. Bambang membawa Riau Pos dan Slamet menuju kolam dibelakang rumahnya. Bersama dengan enam kepala keluarga di Desa Temiang Bambang melakukan pengembangbiakan Ikan Baung.

Selama melakukan pengembangbiakan ikan itu, Bambang dibantu Fakultas Pertanian, Universitas Islam Riau. Kolam milik Bambang berukuran 6 meter x 7 meter. Didalam kola mini ikan dimasukan dalam jarring rapat. Dengan begitu ikan tidak akan mudah keluar dari dalam jaring. Kemudian, memberikan kemudahan memberi makan.

Bambang menyebutkan, biasanya ikan itu paling disukai adalah perairan yang tenang, bukan air yang deras. Karenaitu, ikan baung banyak ditemukan di rawa-rawa, danau-danau, waduk dan perairan yang tenang lainnya. Sayang, kata dia, banyak rawa dan danau sekarang ini berubah menjadi bangunan beton.

Pencemaran yang terjadi di sungai dan anak sungai, sambungnya, sangat mengganggu perkembangbiakan ikan tersebut. Karena, sifat ikan itu sangat rentan terhadap penyakit dan gangguan. Permasalahan inilah yang mendapatkan perhatian masyarakat Desa Temiang.

Menurut dia, bagaimana memanfaatkan lahan tidur atau tidak dipergunakan menjadi berguna. Untuk awal pembuatan kolam memang dinilai Bambang memerlukan waktu yang lama. Ikan Baung tidak sembarangan bisa hidup selain di habitatnya. Apalagi habitat buatan.

Namun lanjutnya, dibantu Fakultas Pertanian UIR, upaya pengembangbiakan Ikan Baung berhasil dilakukan. Bahkan, sekarang ini nilai ekonomis ikan itu memberikan dampak besar pada peningkatan ekonomi mereka. Apalagi, kalau ikan tersebut dijadikan salai, harganya bisa mencapai Rp130.000 per kilogram. Kalau ikan basah Rp55.000 hingga Rp60.000 per kilogram. Kebanyakan pembelinya langsung datang ke Desa Temiang untuk membeli Ikan Baung salai maupun yang basah.

Pemandangan disekeliling kolam milik Bambang ditanami pepohonan hijau dan rindang. Udara disekeliling kolam terasa sejuk. Bersama dengan Slamat, Riau Pos diperkenankan memancing Ikan Baung didalam kolamnya. Mata kail dikasih umpan cacing. Begitu mata kail masuk ke dalam air ratusan ikan langsung menyambarnya secara bergantian.

Sayangnya ikan baung tidak bisa tertangkap. Usaha terus dilakukan, akhirnya setelah menunggu selama 15 menit Ikan Baung berukuran dua jempol manusia berhasil dididapatkan Slamet. ‘’Lumayan sulit narik ikannya ya pakdem’’ ujar Slamet seraya tersenyum ke arah Bambang.

Bambang mengatakan, induk ikan baung dapat dikembangbiakkan di kawasan tersebut berasal dari Balai Benih Ikan UIR. Tetapi, ada juga dari sungai dan rawa yang ada di Desa Temiang. Hal tersebut dilakukan agar karakter dan sifat peranakan yang dihasilkan nantinya sesuai dengan tempat pemeliharaannya, yakni di dalam kolam.

“Perlu diketahui bahwa sebagian besar petani ikan di Riau dan sekitarnya menggunakan media sungai sebagai tempat membesarkan ikan. Kami di dalam kolam sebagai tempat penangkarannya,” katanya.

Waktu menunjukan pukul 16.12 WIB, saat berbincang dengan Bambang, seorang pria yang merupakan petani ikan baung dan lele, Miriadi (47) mendatangi kolam. Wajahnya tersenyum mengarah pada Bambang.

Perbincangan antara Bambang, Misriadi, Slamet, dan Riau Pos berlangsung penuh senyuman. Dalam penjelasannya Misriadi mengemukakan, untuk penangkaran Ikan Baung memang santat perlu dilakukan mayarakat Riau. Bagi dia, ikan itu menjadi salah satu simbol keunggulan Riau.

Misriadi sendiri menmgaku memiliki kolam dengan luas 5 meter x 6 meter. Kolam itu berada di belakang rumahnya. Banyak keuntungan yang dinilai Misriadi dari ikan baung. Bukan hanya keuntungan materi saja, bila sudah mendekat ke kolam dan memberi makan bisa membuat fikiran menjadi tenang.

‘’Cobalah dek, buat sebuah kolam. Lalu kembangbiakan Ikan Baung atau Lele, pasti bisa menambah penghasilan,’’ cerita Misriadi kepada Riau Pos. Bagi para petani ikan yang ingin mendapatkan bibit ikan baung, Misridai mempersilakan untuk datang sekaligus membelinya di Desa Temiang. Yang pasti, kata dia, Ikan Baung menjadi berkah bagi petani ikan di Desa Temiang. Cukup dengan memanfaatkan lahan tidur, ikan ini bisa dikembangbiakan dengan baik.

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian UIR, Rosyadi mengungkapkan, pengembangbiakan Ikan Baung ini memang sudah seharusnya dilakukan masyarakat Riau. Karena, jumlah populasinya yang mulai dirasakan berkurang oleh nelayan dipinggiran sungai.

Habitatnya juga sudah mulai berkurang. ‘’Kami berusaha melakukan pembelajaran cara mengembangbiakan Ikan Baung. Alhamdulillah sebanyak tujuh KK di Desa Temiang sudah mulai menuai hasil pekerjaan mereka,’’ ungkapnya.

Dari penuturan Rosyadi, Ikan Baung tetap memerlukan oksigen yang tinggi untuk kehidupannya.Ikan baung tumbuh dan berkembang di perairan tropis. Daya adaptasinya tergolong rendah, kurang tahan terhadap perubahan lingkungan, dan serangan penyakit.

Pada fase benihyaitu dari ukuran 0,5 2 cm. Ikan baung dapat hidup pada ketinggian sampai 1.000 m di atas permukaan laut, kandungan oksigen minimal 4 ppm, dan air yang tidak terlalu keruh dengan kecerahan pada pengukuran alat secchi disk Ikan baung tergolong ke dalam benthopelagic, dan hidup di perairan tawar dan payau dengan kisaran pH 7 - 8,2 dan suhu 22 – 250 derajat Celsius.

Perlu ketelitian dalam mengembangbiakan Ikan Baung. Bila salah melakukan perkembangbiakan bisa mengakibatkan pada kematian secara masal ikan ini. Ikan baung suka menggerombol di dasar perairan. Aapa yang dilakukan di Desa Temiang merupakan hal pertama menurut dia, di Provinsi Riau.

Biasanya Ikan Baung pengembangbiakan dilakukan di dalam keramba sepanjang aliran sungai. Padahal dan danau. Budidaya Ikan Baung ini sangat langka dilakukan.

Ia mengatakan, selama ini ada kabar menyebutkan jenis ikan Baung sangat sulit untuk dibudidayakan.

‘’Ternyata tak ada jenis ikan yang tidak bisa dibudidayakan asal masyarakat mau mencoba untuk mengembangkannya,’’ ujar Rosyadi.

Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Riau, Irwan Efendi mendukung penuh budidaya Ikan Baung yang dilakukan, di Desa Temiang. Ia menilai, apa yang sudah dilakukan masyarakat tersebut sudah sepatutnya ditiru oleh petani ikan lainnya.

Mempergunakan lahan yang tidak dimanfaatkan lagi, dibuat kolam, dan melakukan budidaya ikan, menurut dia, itu sangat bagus. Dia berharap, tidak ada lagi eksploitasi terhadap Ikan Baung dan ekosistim air Sungai, Danau dan Rawa secara berlebihan.

Menjaga lingkungan tetap hijau, sungai tetap jernih dan tidak membuang sampah ke dalamnya, memang sudah sepatutnya dilakukan secara bersama.

Sumber :
http://greenstudentjournalists.blogspot.com/2011/12/for-us-budidaya-ikan-baung-di-lahan.html

Thursday, February 20, 2014

Burung Kacer Ngeplay Buka Ekor Dan Sayap

Burung Kacer adalah termasuk dari burung anggota famili Turdidae, tapi aneh kalau disebut sebagai padanan murai, sebab keduanya saling berdekatan, sifatnyapun hampir sama suka pamer diri pada sebangsanya.

Burung yang satu ini jika berkicau sambil menari-nari dengan melebarkan ekornya hingga berbentuk seperti kipas, ciri yang paling menonjol adalah kicauannya selalu bernada riang dan suka menirukan suara burung lainnya.

Kacer banyak ditemukan di daerah jawa timur, namun secara luas penyebarannya burung yang juga dijuluki Kucica ini sebenarnya sangat luas, yaitu sebagian besar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Bali bahkan di beberapa negarab seperti China, Filipina dan di India pun ada.

Hidupnya di hutan belukar dan selalu hidup berpasangan, mereka membuat sarang dari rerumputan dan berkembang biak di pepohonan rendah dan berdaun rindang dan lebat.

Saya ingin berbagi pengalaman kepada para pembaca tentang cara memilih burung kacer yang punya mental tanding yang hebat. Ciri-ciri burung kacer yang hebat menurut pengalaman saya ada beberapa point yang harus diperhatikan dan dicermati. Bahkan mungkin, ciri-ciri yang akan saya kemukakan juga berlaku pada burung-burung tertentu. Sebelum saya jelaskan ciri-ciri tersebut, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis burung kacer yang ada di pasaran.

A. BURUNG KACER LOKAL
Sebutan “Kacer Lokal” mungkin berawal dari pulau jawa karena burung kacer jenis ini memang hidup di daratan pulau jawa terutama wilayah bagian timur. Ciri khas jenis ini adalah mempunyai warna bulu hitam pekat di sekujur tubuh dan garis putih pada sayap serta ekornya.
Harga di pasaran terkenal lebih mahal karena populasi burung jenis ini mulai punah bahkan sangat sulit ditemukan lagi. Habitat asli burung ini sebenarnya berada di wilayah pedesaan atau dekat dengan perkampungan penduduk. Karena terus diburu dan ditangkap, kini mulai jarang terlihat. Kemungkinan besar bermigrasi ke hutan yang jauh dari jangkauan manusia.

B. BURUNG KACER TASIK
Berdasarkan namanya, kemungkinan jenis ini berasal dari wilayah jawa bagian barat. Ciri khas jenis ini hampir sama dengan jenis lokal.Yang membedakan adalah warna totol-totol putih pada bagian di bawah ekor. Dan biasanya mempunyai nilai jual lebih murah daripada jenis lokal.

C. BURUNG KACER LAMPUNG DAN KALIMANTAN
Sesuai dengan namanya, jenis ini memang berasal dari pulau sumatera dan kalimantan. Ciri khas antara kacer lampung dan kalimantan hampir sama, yaitu mempunyai bulu warna putih dibagian bawah mulai dari pangkal ekor hingga bagian dada. Yang membedakan antara sumatera dan kalimantan yaitu warna putih kacer lamping sebatas dada agak ke bawah sedang kacer kalimantan hingga pangkal leher. Ciri lain masih sama dengan kacer pada umumnya, dominasi warna hitam serta garis putih pada sayap dan ekor.

Ciri-ciri burung kacer yang punya mental tanding antara lain :
1. Pada bagian kepala agak memanjang dengan bagian belakang membentuk sudut ( tidak bulat seperti burung merpati ). Jika anda menemui kacer yang berkepala bulat seperti merpati biasanya burung tersebut bego dan tidak bisa dijadikan “gaco”.
2. Paruh yang tampak lurus atau sejajar dengan garis kepala bagian atas ( tidak “nyakil” = naik ke atas seperti buto cakil ). Jika anda menemui kacer semacam ini, dipastikan kacer tersebut berani tanding walaupun masih liar.
3. Terakhir, memiliki postur tubuh yang memanjang dan berdiri tegap. Itulah ciri-ciri burung kacer yang pantas dijadikan “jago” untuk event lomba burung.

Demikian tips dari saya, semoga menambah wawasan bagi anda penggemar/ hobiis burung kicauan.

Sumber :
http://hobiburungkicaumania.blogspot.com/2012/04/burung-kacer.html

Budidaya Ikan Botia Chromobotia macracanthus

Ikan Botiamerupakan ikan hias asli Indonesia yang mempunyai nama daerah Ikan Bajubang, ikan ini hanya bisa dijumpai di dua tempat di Indonesia yakni Sungai Batanghari, Jambi dan Sungai Barito, Kalimantan.

Ikan ini diketahui pertama kali di eksport ke luar negeri pada tahun 1935. Sampai saat ini, botia termasuk ikan favorit dan memiliki banyak penggemar di luar negeri. Di habitat aslinya, botia hidup pada air mengalir di sungai-sungai. Oleh karena itu, untuk pemeliharaan dalam aquarium sering disarankan agar dilengkapi dengan arus buatan.

Botia termasuk ikan yang berumur panjang, ikan ini diduga bisa hidup puluhan tahun. Ikan botia bisa hidup dalam aquarium selama 20 tahun. Panjang ikan ini bisa mencapai 30-40 cm. Tetapi dalam lingkungan aquarium jarang yang dapat mencapai panjang potensialnya tersebut.

Morfologi dan Daerah Sebaran Ikan Botia

Ikan Botia memiliki bentuk tubuh memanjang dan pipih, perut hampir lurus, posisi lengkung sirip punggung lebih depan daripada sirip perut, memiliki empat pasang sungut. Warna dasar tubuh merah jingga kekuning-kuningan, yang dibalut warna hitam di tiga tempat. Satu memotong di kepala persis melintas di mata, di tengah tubuh agak lebar, terakhir di pangkal ekor merambat sampai sirip punggung. Sirip ekor tebal terbagi dengan ujung lancip, warna oranye dengan ujung kemerahan. Sirip anus hitam, dengan tulang sirip kuning, sirip dada berwarna merah darah. Botia memiliki duri di bagian bawah matanya.

Ikan botia yang berasal dari beberapa DAS di Sumatera dan Kalimantan. Penyebaran benih ikan botia di daerah banjiran sepanjang sungai Batang Hari mulai dari terusan sampai ke londerang pada musim penghujan. Penyebaran induk ikan botia mulai dari Muara Tembesi sampai Dusun Teluk Kayu Putih Kabupaten Tebo. Habitat ikan ini banyak ditemukan berkumpul di perairan yang tenang (tidak berarus deras). Ikan botia hidup di dasar perairan (termasuk ikan dasar), yang aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal). Suhu untuk pertumbuhan adalah 24-28oC, pH: 6-7,5, kesadahan air 5-15 mg/ldan kadar oksigen 3-5 ppm.

Klasifikasi Ikan Botia

Menurut Saanin (1984), klasifikasi ikan botia adalah:
Fillum : Chordate
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Teleostei
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cobitidae
Genus : Botia
Spesies : macracanthus

Reproduksi

Botia yang sudah matang gonad akan berenang melawan arus menuju hulu sungai yang berair dangkal. Disepanjang sungai yang dangkal dan jernih itu induk botia akan memijah. Setelah memijah, ikan akan kembali ke hilir mengikuti aliran sungai. Saat memijah, botia melepaskan semua telur – telurnya secara serempak. Telur botia yang telah dibuahi akan menetas 14 – 26 jam setelah pembuahan. Benih ikan botia berkelompok dalam jumlah besar sehingga mudah ditangkap. Botia mulai matang gonad setelah ukurannya ± 40 gram, untuk botia jantan dan untuk botia betina ± 70 gram, atau panjangnya lebih dari 15 cm.

Pengamatan histologi gonad ikan botia yang dilakukan oleh Susanto (1996), membagi tingkat kemetangan gonad (TKG) menjadi 6 fase, yaitu sebagai berikut :
1. TKG 1. Sel telur baru mengalami perbanyakan dari sel epitel dan membentukoogonia. Kumpulan oogeniaberbentuk bulat yang dilapisi oleh satu dinding epitel. Sitoplasmanya berwarna merah jambu dengan nucleus yang besar
2. TKG II. Ootgonia berkembang menjadi oositdenagn sitoplasma yang bertambah besar dengan nucleus yang terletak ditengah – tengahnya. Selama perkembangannya, oosit ditutupi satu baris epitel. Diameter oosit berkisar antara 100 – 150 um.
3. TKG III. Fase ini adlah fase berkembangnya dinding sel. Oosit semakin membesar dan inti sel mulai tampak. Sitoplasma yang berwarna biru merupakan awal / persiapan vitelogenesis. Diameter telur antara 200 – 300um
4. TKG IV. Membrane inti mulai tampak berwarna terang, melingkari inti sel. Inti berwarna merah jambu sedangkan sitoplasma berwarna biru yang lebih terang dibandingkan pada TKG II dan III. Pada fase ini vitelogenesis berlangsung dan mulai terbentuk granula dan vakuola pada sitoplasma. Juga mulai terbentuk zona radiate yang berasal dari sel epitel. Diameter telur antara 300 – 500 um.
5. TKG V. Pada fase ini nucleus tampak jelas dengan granula yang masih kasar. Sitoplasma berwarna biru, sedangkan nucleus berwarna merah jambu agak cerah dibandingkan dengan cairan yang mulai mengalami deregerasi. Lapisan zona radiate tampak lebih jelas, tersusun dari sel berbentuk kubus dan sel tiang. Diameter telur antara 500 – 600 um.
6. TKG VI. Fase ini merupakan fase maksimum perkembangna oosit, dimana sudah mengalami perkembangna optimal dengan vakuola yang berukuran besar dan jumlahnya sangat banyak. Nucleus serta granula tampak lebih jelas, memenuhi sitoplasma. Dinding folikel terdiri atas zona radiate, teka interna dan eksterna. Pada bagian tertentu dari teka terdapat epitel yang menipis, membentuk mikrofil. Diameter telur mencapai kisaran antara 600 – 700 um.

Seleksi Induk
Dalam pemijahan buatan induk ikan botia masih diambil dari alam. Setelah induk diambil dari alam induk ikan botia ditempatkan pada wadah pemeliharaan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Proses adaptasi induk ikan botia hingga matang gonad sekitar 8-10 bulan. Induk yang sudah matang gonad ditandai dengan perut yang gendut pada induk betina, bobot > 80 gram, sedangkan induk jantan sudah berbobot> 40 gram, perut langsing, dan ditandai keluarnya cairan sperma setelah distripping.

Rangsangan Pemijahan
Untuk merangsang ovulasi atau spermiasi pada induk yang telah matang gonad dilakukan dengan cara stimulasi yaitu dengan menyuntikan hormon gonadotropin. Biasanya hormaon yang sering digunakan untuk merangsang pemijahan adalah “Ovaprim”. Ovaprim merupakan hormaon GNRH dan domperidon. Dosis yang digunakan dalam penyuntikan yaitu 1 ml/kg berat induk. Penyuntikan biasanya dilakukan dua kali. Penyuntikan pertama dilakukan bertujuan untuk pematangan sel telur dengan dosis 0,4 ml/kg. Sedangkan penyuntikan kedua bertujuan untuk proses pemijahan dengan dosis 0,6 ml/kg.

Stripping
Stripping adalah proses pengeluaran telur dan dan sperma dari induk betina maupun jantan dengan cara mengurut bagian genetal induk. Sebelum induk dilakukan stripping dilakukan pembiusan dengan menggunakan MS22 (phenoxy ethanol) dengan dosis 0,3 ml/L air. Setelah dilakukan stripping, telur dan sperma dimasukan pada wadah terpisah. Biasanya sperma diencerkan dengan larutan fisiologis (perbandingan 1:3).

Pembuahan
Pembuahan ika botia dilakukan secaran buatan yaitu dengan mencampur telur dan sperma. Setelah telur dan sperma tercampur, ditambahkan air untuk mengaktifkan sperma dan diaduk perlahan dengan bulu ayam. Selanjutya telur diletakan pada corong penetasan selama 15-26 jam pada suhu 26-270C.

Pemanenan Larva
Pemanenan larva dilakukan setelah telur menetas atau setelah 15-26 inkubasi. Larva yang baru menetas tidak langsung dipindahkan ke dalam akuarium sebab larva botia sangat sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan. Setelah 4 hari didalam corong penetasan dan larva sudah dapat makan artemia, larva botia baru bisa dipindahkan ke dalam bak pemeliharaan larva atau akuarium.

Pemeliharaan Larva
Pemeliharaa larva ikan botia dilakukan pada akuarium dengan padat tebar 5 ekor/liter. Pada larva berumur 4 hari, larva diberi makan dengan aetrmia sampai latva berumur 13 hari. Setelah itu larva diberi makan cacing darah sampai panen.

Sumber :
http://www.kkp.go.id/ikanhias/index.php/news/c/51/Budidaya-Ikan-Botia-Chromobotia-macracanthus/?category_id=1

Tuesday, February 18, 2014

Budidaya Ikan Betok

Ikan Papuyu (ikan betok) merupakan ikan lokal air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan digemari oleh masyarakat Kalimantan terutama masyarakat.

Kalimantan Selatan, tetapi belum banyak dibudidayakan. Untuk itu diperlukan usaha pembenihan guna kontinuitas suplai benih yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitasnva.
Usaha pembenihan bertujuan untuk menghasilkan benih dalam jumlah besar, sehingga tidak tergantung pada ketersediaan di alam yang pada akhirnya dapat menunjang kegiatan usaha pembesaran dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani ikan sekaligusdapat menunjang peningkatan produksi budidayanya. Juga turut serta dalam upaya pelestarian plasma nuftah pada umumnya dan khususnya ikan Papuyu.

BIOLOGI IKAN PAPUYU
Sistematika menurut Hasannudin Saanin (1984) sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labytinthichi
Famili : Anabantidae
Genus : Anabas
Species : Anabas testudineus Bloch

Nama Daerah : Betik/Betok Jawa dan Sunda, Papuyu (Banjarmasin), Puyu (Malaya) dan Kalimantan Timur, Geteh-geteh (Manado).

Nama Umum : Walking Fish atau Climbing Perch.

PEMBENIHAN
Tahapan kegiatan pembenihan ikan Papuyu meliputi seleksi induk. pemijahan. penetasan telur dan pemeliharan larva.

1. Seleksi Induk

a. Ciri-ciri induk jantan dan betina

Betina :
Tubuh gemuk dan lebar kesamping,
Warna badan agak gelap,
Sirip punggung lebih pendek,
Bagian bawah perut agak melengkung,
Jika matang gonad pada bagian perut diurut akan keluar telur,
Alat kelamin berwarna kemerah-merahan.

Jantan :
Tubuh ramping dan panjang,
Warna badan agak cerah,
Sirip punggung lebih panjang,
Bagian bawah perut rata,
Jika perut diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih susu.

b. Beberapa persyaratan induk
Ukuran induk betina yang ideal diatas 90 gram dan jantan diatas 30 gram,
Badan terlihat segar (tidak cacat) dan gerakannva lincah,
Mampu menghasilkan telur dalam jumlah cukup banyak,
Umur induk lebih dari 10 bulan,
Pertumbuhannya cepat.

2. Pemijahan

a. Bahan dan alat
Induk ikan papuyu yang matang gonad
Ovaprim
Aquabidest
Akuarium ukuran 60 x 40 x 45 cm
Alat suntik
Alat aerasi (Hi-Blow/Aerator)
Baskom, serok senter dan timbangan

b. Perlakuan
Ikan Papuyu memijah sepanjang musim penghujan, pada saat musimnya mampu memijah 2 – 3 kali dengan jumlah telur (fekunditas) 5.000 – 15.000 butir. Pemijahan dilakukan dengan induced breeding (kawin suntik) menggunakan hormon ovaprim, dosis penyuntikan 0,5 cc/kg induk. Perbandingan 1: 1 (dalam berat). Pemijahan dapat dilakukan di akuarium atau fibre glass. Penyuntikan secara intramuscular pada otot punggung induk. Induk betina 2 kali penyuntikan dan induk jantan 1 kali penyuntikan. Interval waktu penyuntikan I ke penyuntikan II adalah 6 jam. Penyuntikan induk jantan bersamaan pada saat penyuntikan II induk betina. Proses terjadinya ovulasi tanpa dilakukan stripping (pemijahan secara alami).

3. Penetasan Telur

Setelah penyuntikan II induk betina, maka ovulasi akan terjadi 5 jam berikutnya. Telur akan menetas dalam waktu 20 – 24 jam pada suhu 260C atau akan menetas dalam waktu 12 jam pada suhu 300C.
Prosentase dari telur yang dibuahi sekitar 95% dengan daya tetas (HR) 95%. Penetasan telur bisa langsung di akuarium atau langsung ke tempat Pendederan I jika sudah siap.

4. Pemeliharaan Larva

Larva yang baru menetas tidak perlu diberi makanan tambahan sebab masih mempunyal cadangan makanan dari kantong kuning telur (yolk egg).Setelah larva berumur 4 hari diberi makanan tambahan berupa suspense kuning telur. Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang dan sore) selama 10 hari. Setelah itu bisa diberikan makanan pellet yang dihaluskan. Masa kritis larva terjadi pada saat hari ke-7 sampai hari ke-14. Pendederan larva dilakukan di kolam semi permanen, dimana kolam tersebut terlebih dahulu dilakukan pengolahan lahan dengan diberi dosis pupuk dan kapur sesuai anjuran.

Pemeliharaan ini selama 45 hari dengan padat tebar 50 ekor/m . Selama masa pemeliharaan 45 hari benih ikan diberi pakan tambahan berupa pellet yang dihancurkan sebanyak 10 – 20% per hari dengan frekuensi pemberian 2 kali/hari. Umur 45 hari sudah mencapai benih ukuran 1 – 3 cm, dan benih bisa dipanen untuk di tebar ke kolam pendederan berikutnya.

Sumber :
http://canduraxsfish.webs.com/budidayaikanbetok.htm

Budidaya Ulat Hongkong, Usaha Sampingan yang Menggiurkan

Mendengar nama ulat sebagian orang tentu akan merasa takut, jijik dan timbul asosiasi negatif lainnya. Tetapi kenyataannya membudidayakan ulat hongkong ternyata bisa mendatangkan penghasilan tambahan yang lumayan besar.

Ulat hongkong atau dalam bahasa lain dikenal dengan Meal Worm atau Yellow Meal Worm dapat ditemukan pada toko-toko pakan burung, reptil dan ikan, karena ulat hongkong biasa dipergunakan sebagai suplemen pakan hewan-hewan tersebut.

“Bisnis budidaya ulat hongkong sebenarnya cukup mudah dan tidak memerlukan tenaga dan modal yang besar karena yang diperlukan hanyalah ketelatenan dan bisa dilakukan di rumah,” ucap Anggi, Pedagang Ulat Hongkong di Cilaku Cianjur meyakinkan, Rabu (09/13).

Selain itu, budidaya ulat hongkong bisa dilakukan sebagai usaha sampingan yang menggiurkan. Usaha budidaya ulat Hongkong ini telah ditekuni oleh beberapa warga di daerah kota Besar di Pulau Jawa. Salah satunya di daerah Cianjur seperti Ciberegbeg, Pasir Kandang dan Cilaku. Dengan memanfaatkan sebagian ruangan dalam rumah, mereka menekuni usaha sampingan budidaya ulat hongkong.

Anggi juga menjelaskan bahwa dalam membudidayakan ulat hongkong ada beberapa tips yaitu siapkan kandang pemeliharaan berupa papan triplek, atau bisa dengan nampan plastic yang ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Jika memakai triplek atau papan sudut-sudut diberi lakban agar ulat tidak kabur.

“Selain itu, siapkan media pemeliharaan berupa campuran dedak halus dan ampas tahu kering yang bisa dibeli di toko pakan ternak,” ujarnya.

Telur ulat hongkong yang dibeli dari peternak kemudian dibudidayakan hingga menjadi serangga dan kemudian bertelur. Makanan ulat hongkong bisa diberikan limbah sayuran, timun, pepaya, jipang dan bahan makanan lainnya yang mengandung banyak air.

Kunci budidaya ulat hongkong ini adalah ketelatenan dalam melakukan pemeliharaan. Jika tidak teliti terkadang ada hama sejenis ulat hongkong yang berukuran lebih kecil menumpang hidup pada media.

Namun, ulat kecil ini bersifat kanibal dan memakan ulat-ulat yang lain sehingga produksi menurun. Biasanya ulat jenis ini datang dari media dedak halus dan dari lingkungan sekitar.

Hasil usaha sampingan budidaya ulat hongkong ini cukup lumayan. Apalagi sekarang membudidayakan hewan peliharaan seperti burung telah menjadi trend. Berhubung hewan tersebut dapat diadu atau diperlombakan dan dapat menghasilkan uang yang banyak apabila memenangkan pertandingan.

Ditambah lagi saat ini hampir tiap hari penjual memanen dan memasok ulat hongkong ke pedagang burung di pasar-pasar Burung. Sehingga menambah nilai jual dan beli ulat hongkong tersebut.

Ujang pecinta hewan peliharaan yaitu burung dari Ciberegbeg Cianjur mengatakan bahwa harga ulat hongkong cukup lumayan antara 25 ribu sampai 30 ribu per kilogram.

“Hanya saja harga tersebut tidak menjadi patokan karena itu hanya harga umumnya saja. Karena beda tempat beli beda pula harga jualnya,” ungkapnya saat diwawancara di waktu yang sama.

Sumber :
http://www.suakaonline.com/terkini/item/2138-budidaya-ulat-hongkong-usaha-sampingan-yang-menggiurkan.html

Sunday, February 16, 2014

Cara Mudah Merawat Ikan Discus

Cara Mudah Merawat Ikan Discus (akuariumhias) - Mau pelihara ikan discus ? discus kan sukar perawatannya !. Banyak beberapa pencinta ikan hias terlebih yang pingin mulai pelihara type ikan ini menyebutkan perihal demikian. Walau sebenarnya tidak sukar saat memeliharanya, pemeliharaan ikan discus ini sama halnya memelihara ikan hias biasanya. Tidak memerlukan keahlian spesial serta perawatannya terbilang gampang. Yang butuh kita kenali yaitu bagaimana serta didalam situasi bagaimana ikan discus itu dapat hidup serta apa saja yang butuh kita kenali untuk mengawali pelihara ikan ini.

Layaknya ikan-ikan hias biasanya, letak kesuksesan saat merawat ikan discus yaitu penanganan yang benar. Ikan discus yaitu ikan yang memerlukan situasi didalam akuarium yang stabil, dikarenakan apabila situasi lingkungan labil ikan ini amat tidak tahan, ikan discus amat rawan pada suatu hal yang asing baginya. Untuk menciptakan situasi yang stabil untuk ikan discus, ada langkah dan cara-cara serta perihal yang butuh kita cermati sebelum saat memelihara si ikan cakram ini.


1. Belilah ikan discus di area yang dipercaya/benar. Janganlah sekali-kali beli ikan discus disembarang area. Karena bila kita beli di area yang benar, karena harga ikan ini cukup mahal makanya kita harus dapat dapat memperoleh ikan yang kondisinya baik. Dan tidak menjadi tidak itu saja, di area tersebut kita dapat berkonsultasi bagaimana pelihara ikan discus yang baik serta benar.

2. Siapkan akuarium yang telah berisi air beserta filter didalam situasi hidup. Air yang ada didalam akuarium mesti diendapkan sekurang-kurangnya 24 jam. Tujuannya untuk kurangi kejenuhan. air yang belum diendapkan di kuatirkan tetap memiliki kandungan bakteri maupun penyakit lain yang bisa mengancam hidup ikan. Yang tidak kalah mutlak janganlah memakai air sumur dengan segera, dikarenakan air sumur banyak memiliki kandungan zat besi yang tinggi serta tidak baik untuk perkembangan ikan discus.

3. Suhu air mesti ada pada posisi 30 – 32 derajat celcius. Dibawah angka tersebut, ikan discus dapat kehilangan daya tahan tubuh. discus dapat gampang diserang penyakit yang selanjutnya yang didapat kematian ikan. Suhu terlampau tinggi juga menyebabkan ikan discus ini tidak bertahan lama. Heater mesti senantiasa didalam situasi on.

4. Kebersihan akuarium mesti senantiasa dijaga dengan baik. Karenanya 1 minggu sekali air mesti diganti. Penggantian air cuma butuh 40 – 50 persen volume air akuarium. juga, tiap-tiap bln. Air didalam akuarium beserta perlengkapan filter mesti dibersihkan. Tiap-tiap perubahan air, masukkan garam ikan sejumlah 1 sendok makan. perubahan air sendiri dikerjakan untuk menyingkirkan sisa-sisa kotoran layaknya lendir ikan. Lendir yang tersisa amat gampang menyebabkan bakteri maupun penyakit.

5. Janganlah terlampau banyak berikan obat-obatan didalam dosis tinggi. janganlah gampang berikan obat bila ikan discus terkena penyakit. Pemberian obat yang salah, bukan hanya jadi mengobati namun dapat mengakibatkan keracunan pada ikan. Sebaiknya apabila ikan kita sakit tanyakan pada penjual area anda beli ikan.

6. Pemberian pakan pada discus, baiknya pakan yang halus, karena pencernaan ikan discus lebih kecil dibandingka dengan ikan hias lain yang tetap kerabat. Apabila diberikan makanan yang kasar pencernaan ikan discus dapat terganggu.

Apabila perihal tersebut di atas kita cermati, maka kita siap pelihara ikan gepeng ini serta ikan dapat bertahan didalam periode waktu yang lama. selamat coba.

Sumber :
http://akuariumhias.blogspot.com/2013/08/cara-mudah-merawat-ikan-discus.html

Tips Merawat Burung Ciblek Agar Tetap Gacor

Cara Perawatan Burung Ciblek Agar selalu Tetap Gacor Dan Tetap Fit.
Perawatan burung ciblek agar tetap gacor dan selalu fit kondisinya ternyata bukanlah hal yang mudah untuk para pemula kicau mania dalam merawat burung ciblek tersebut. Dan kali ini saya akan membahas tentang seputar cara dan perawatan burung ciblek tersebut.

Hal Pertama Yang Harus Kita Jaga Adalah Asupan Makanan Mesti Tetap Segar Dan Selalu Terjaga.
Mandikan Burung Dengan Rutin Setiap Pagi Setelah Matahari Terbit.
Pagi jam 05.00 wib buka kerodong kemudian digantang di luar rumah, para Master kicaumania sering menyebut diembun-embunkan, namun sebenarnya untuk semua jenis burung senang akan suasana pagi hari menjelang matahari terbit.
Setelah itu Pukul 07.00 wib ciblek diberikan extra fooding berupa jangkrik kecil 2-3 ekor, kroto ¼ – ½ sendok teh dan ulat hongkong 2 – 4 ekor. Pemberian extra fooding bisa disesuaikan dengan settingan kalian sendiri.
Kemudian mandikan burung dengan semprotan dengan setelan semprotan yang sangat lembut agar burung tersebut tidak merasa kaget Penjemuran bisa dilakukan pada pukul 07.00 wib sampai dengan pukul 09.00 wib.
Setelah itu di gantang ditempat yang teduh.
Bila kalian ingin mengesek atau membuat burung ciblek bersuara burung lain seperti bisa berkicau masukan suaranya jadi seperti burung kenari atau suara burung lainnya, sebaik nya setelah penjemuran burung ciblek tersebut sebaik nya kerodong dan dekatkan pada burung kenari tersebut atau burung lain nya setiap hari sekitar 4 jam - 5 jam.
Dan menjelang sore hari jam 16.00 wib buka kerodong tersebut, lalu beri extrafooding dengan jumlah yang sama dengan pemberian extra fooding pagi harinya.
Setelah itu mandikan burung seperti pagi hari dan jemur sekitar 30 menit - 60 menit.
Setelah itu Sore jam 17.00 wib burung di kerodong.

Sekian Tips Merawat Burung Ciblek Agar Tetap Gacor Dari Saya Semoga Bermanfaat bagi agan-agan semua.

Sumber :
http://ekhagreen.blogspot.com/2013/06/tips-merawat-burung-ciblek-agar-tetap.html

Friday, February 14, 2014

Kiat budidaya kacang panjang secara organik

Kacang panjang atau Vigna Sinensis digolongkan kedalam famili leguminosa. Famili leguminosa biasa dimanfaatkan petani sebagai tanaman sela untuk memulihkan kandungan nitrogen tanah. Selain bermanfaat sebagai tanaman sela, budidaya kacang panjang sangat potensial secara ekonomi.

Budidaya kacang panjang bisa dilakukan di kisaran iklim yang luas. Pada umumnya kemampuan adaptasi kacang panjang terhadap iklim sama dengan jagung. Hanya saja, tanaman ini membutuhkan panas yang lebih banyak. Budidaya kacang panjang dapat dilakukan di dataran tinggi hingga 800 meter dpl, maupun rendah. Suhu optimum pertumbuhannya ada di rentang 15-24oC dengan curah hujan 600-1500 mm per tahun. Sedangkan suhu maksimum yang bisa dicapai adalah 35oC dan suhu minimum 10oC.

Di Indonesia, budidaya kacang panjang bisa dilakukan sepanjang musim. Namun kebiasaan petani menanamnya di awal musim hujan, terkecuali untuk tanah sawah, petani biasanya menanam di musim kemarau. Kacang panjang menyukai tipe tanah gembur yang terkena langsung sinar matahari dengan drainase yang baik. Kandungan hara yang berlebih membuat tanaman tumbuh subur, hanya produksi bijinya minim. Sedangkan di tanah yang unsur haranya lebih rendah, daun tanaman tidak begitu subur namun produksi bijinya bisa lebih baik.

Pengolahan lahan budidaya kacang panjang

Pengolahan tanah berupa pembajakan diperlukan apabila budidaya kacang panjang dilakukan di tanah sawah atau tanah padat. Sedangkan untuk tanah yang sudah gembur tidak diperlukan lagi pembajakan. Buatlah bedengan di atas tanah yang sudah dibajak atau sudah gembur. Tanah yang dibuat bedengan diusahakan sehalus mungkin agar perakaran tanaman dan drainase berkembang baik.

Bila memungkinkan, bedengan dibuat sejajar arah timur-barat. Hal ini berguna untuk memaksimalkan penyinaran matahari. Buat bedengan dengan ukuran lebar 80-90 cm, dengan ketinggian 20-25 cm khusus untuk tanah sawah bisa ditinggikan hingga 30 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan lansekap lahan. Jarak antar bedengan dibikin selebar 40-50 cm.

Jarak selebar itu berguna untuk memudahkan proses perawatan dan pemanenan yang dilakukan secara bertahap. Selain itu jarak antar bedengan berfungsi sebagai saluran drainase, terutama bila kacang panjang ditanam diawal musim hujan. Penggenangan air disekitar tanaman harus benar-benar dihindari.

Pemupukan dilakukan pada saat pembuatan bendengan, pupuk diaduk bersama tanah yang akan dibuat bedengan. Pupuk yang dianjurkan adalah pupuk kompos atau pupuk kandang. Pupuk kandang yang bisa dipakai untuk budidaya kacang panjang adalah kotoran ayam, sapi, kerbau, atau kambing. Hanya perlu diperhatikan, pemberian pupuk kandang berupa kotoran ayam saja tidak dianjurkan.

Sebaiknya pupuk kandang terdiri dari kotoran ayam dan kotoran sapi (bisa juga kerbau atau kambing) dengan perbandingan 1:1. Apabila yang tersedia hanya kotoran sapi, kerbau, atau kambing hendaknya sudah benar-benar matang. Jumlah pemupukan yang dianjurkan adalah 20 ton per hektar. Setelah dipupuk, biarkan tanah selama 4-5 hari sebelum benih ditanam.

Penanaman benih kacang panjang

Kacang panjang lebih efektif ditanam secara langsung tidak disemaikan terlebih dahulu. Pemilihan benih yang baik bisa dilihat secara fisik, yaitu dari penampilannya yang mengkilap. Selain itu, benih yang baik apabila direndam dalam air akan tenggelam tidak mengapung. Apabila benih dibeli ditoko lebih baik benih telah diuji BBPPMBTH.

Jarak tanam kacang panjang adalah 40 cm antar baris dan 30 cm dalam baris, jadi dalam satu bedengan terdapat dua baris. Buatlah lubang dengan cara ditugal pada setiap bedengan dengan memperhitungkan jarak tanam di atas. Kemudian masukan 2-3 biji benih kacang panjang pada setiap lubangnya, tutup dengan tanah. Kebutuhan benih untuk satu hektar lahan sekitar 50 kg.

Perawatan budidaya kacang panjang

Perawatan yang harus diperhatikan adalah penyiraman atau pengairan. Pada lahan beririgasi penyiraman bisa dilakukan dengan menggenangi lahan dengan air. Setelah tanah dirasa lembab, air dikeluarkan lagi. Pada lahan tadah hujan, terutama saat awal pertumbuhan benih, penyiraman harus dilakukan secara manual.

Setelah tanaman berumur 15-20 hari, berikan pemupukan tambahan. Pemupukan sebaiknya berupa pupuk kompos dengan jumlah 20 ton per hektar dengan disebar disekitar tanaman. Setelah dipupuk, timbun dengan cara menutup dengan tanah sekaligus meninggikan bedengan. Perlakuan ini berguna untuk memperkuat cengkraman perakaran tanaman dan pupuk menyerap kedalam tanah.

Setelah pemupukan susulan, pasang lenjeran pada setiap bedengan karena kacang panjang sudah mulai membelit. Lenjeran merupakan sebuah potongan bambu sepanjang 2 meter dengan lebar kira-kira 2 cm.

Cara memasang lenjeran adalah dengan menancapkan satu lenjeran sedalam 10-15 cm di sekitar tanaman. Satu lenjeran untuk satu tanaman. Setelah lenjeran ditancapkan, gabungkan 4 lenjeran yang saling berdekatan pada ujung bagian atasnya, kemudian diikat. Lakukan seterusnya pada setiap 4 lenjeran.

Penyiangan diperlukan apabila tumbuh gulma atau rumput dalam bedengan. Lakukan penyiangan terutama pada awal tanaman tumbuh untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan nutrisi. Penyiangan dilakukan dengan mencabut dengan tangan atau dipapas dengan arit.
Apabila diperlukan, untuk merangsang keluarnya bunga semprotkan pupuk organik cair pada tanaman kacang panjang. Cara pemberiannya, encerkan satu liter pupuk organik cair dalam 10 liter air. Setiap satu liter pupuk yang telah diencerkan cukup untuk menyemprot 10 meter persegi tanaman.

Hama dan penyakit dalam budidaya kacang panjang

Salah satu faktor pembatas produktivitas kacang panjang adalah serangan hama dan penyakit. Hama yang sering dijumpai pada budidaya kacang panjang antara lain:
Kutu hitam dan kutu putih, menghisap cairan pada daun sehingga mengakibatkan bercak kuning pada daun. Pada gilirannya akan menganggu proses fotosintesis daun sehingga produksi tidak maksimal.
Kepik daun, mengakibatkan lubang-lubang pada daun dengan bentuk yang tidak beraturan.
Penggerek polong, pada polong muda akan tampak lubang-lubang kecil dan bijinya habis dimakan. Pada polong tua akan ditemukan bercak-bercak coklat dan didalamnya terdapat ulat hijau beserta kotorannya.
Ulat grayak, menyerang seluruh bagian tanaman yang terdapat dipermukaan tanah. Serangan bisa hebat dan meluas hingga menghabiskan seluruh areal tanaman.

Penyakit yang bisa dijumpai pada budidaya kacang panjang adalah penyakit karat dan bercak daun Cercospora. Namun penyakit pada kacang panjang lebih jarang ditemukan dibanding serangan hama.

Penanganan hama dan penyakit yang bisa dilakukan dalam budidaya kacang panjang secara organik hanya menggunakan pestisida hayati seperti larutan gadung dan kipait. Namun biasanya penanganan dengan pestisida hayati tidak berlangsung lama, oleh karenanya penanganan secara manual malah lebih efektif. Pengambilan kumbang secara manual sangat mungkin dilakukan, biasanya dalam lahan berukuran 100 meter per segi bisa terdapat kumbang 50-100 ekor.

Selain itu bisa juga dilakukan pencegahannya berupa perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati. Juga dengan memakai benih yang benar-benar bebas dari penyakit, melakukan rotasi tanaman.

Hasil panen budidaya kacang panjang

Budidaya kacang panjang sudah siap dipanen setelah 45-50 hari. Buah yang siap dipanen berwarna hijau keputihan. Cara panen dilakukan dengan cara dipetik, biasanya periode panen kacang panjang dalam satu kali siklus budidaya sebanyak 15-18 kali. Hasil produksi kacang panjang bergantung pada banyak variabel, diantaranya jenis varieatas tanaman, mutu benih dan pemeliharaan. Budidaya kacang panjang yang baik menghasilkan panen lebih dari 35 ton per hektar.

Cara memetik buah saat panen menentukan produktivitas panen berikutnya. Ada dua cara untuk memetik buah kacang panjang. Pertama, mematahkan tangkai buah ke arah yang berlawanan dengan lekukan buah yang menempel pada buah. Kedua dengan cara memutar buah hingga terlepas dari tangkainya. Kedua cara tersebut bisa menghindarkan kerusakan pada bunga atau buah yang belum siap panen.

Sumber :
http://www.alamtani.com/budidaya-kacang-panjang-organik.html

Thursday, February 13, 2014

Belajar Budidaya Kacang Panjang

Kacang panjang popluler di Indonesia dan dikonsumsi sebagai komponen sayuran. Kacang panjang merupakan sumber nutrisi yang baik sebab kandungan senyawa aktifnya cukup kompleks. Permintaan pasar terhadap kacang panjang cukup stabil, karena itu wajar jika banyak petani yang menanam kacang panjang sebagai penopang ekonomi mereka. Pada dasarnya budidaya tanaman kacang panjang cukup mudah. Sama seperti tanaman pertanian lainnya, faktor seperti medium tumbuh, bibit, perawatan dan masa panen merupakan fokus utama dalam budidaya kacang panjang. Jika Anda tertarik dengan peluang usaha ini, sebelum memulai, cermatilah langkah budidaya kacang panjang seperti yang diurai pada paragraf berikutnya.

Syarat Tumbuh Kacang Panjang

Sebelum memulai usaha pertanian kacang panjang, petani harus memahami syarat tumbuh tanaman yang satu ini. Kacang panjang, sama seperti tanaman lainnya, menyukai tanah yang lempung dan berpasir (latosol) serta tentu subur gembur banyak mengandung humus. Sementara itu kelembaban yang paling sempurna untuk kacang panjang adalah pH 5,5 hingga 6,5. Adapun iklim pendukung terbaik adalah antara 20 derajat celsius sampai 30 derajat celsius. Curah hujan juga memegang peranan yang baik. Untuk pertanian kacang panjang, curah hujan terbaik antara 600 hingga 1.500 mm per tahunnya. Terakhir adalah ketinggian medium tanam sebaiknya kurang dari 800 meter di atas permukaan laut.

Pembibitan, Penanaman Dan Pemeliharaan

Setelah memahami syarat tumbuh dari kacang panjang, petani sudah bisa memulai budidaya kacang panjang. Langkah pertama yang diperhatikan tentu soal ketersediaan bibit. Pemilihan bibit sangat penting sebab akan mempengaruhi kualitas panen petani.
Adapun kriteria bibit layak tanam adalah:
1. Penampilannya bernas atau kusam
2. Daya kecambahnya cenderung tinggi sekitar 85%
3. Tidak memiliki cacat atau rusak
4. Sehat, tidak memiliki wabah aham maupun penyakit

Setelah bibit tersedia, petani bisa tidak lagi harus menyemaikan bibit kacang panjang terlebih dahulu. Bisa langsung ditanam pada lubang tanam yang sebelumnya telah disiapkan di medium tanah.

Adapun langkah-langkah penyiapan medium tanam sebagai berikut:
1. Bersihkan lahan dari gulma seperti rumput liar. Kemudian gemburkan tanah dengan cara dicangkul dan dibajak.
2. Selanjutnya, siapkan bedengan dengan ukuran lebar kurang lebih 60 sampai 80 cm. Sementara itu jakar antara bedengan yang satu dengan yang lainnya adalah 30 cm. Adapun tinggi bedengan sebaiknya 30 cm dan panjang bedengan tergantung pada luas lahan yang petani miliki.
3. Apabila dirasa pH tanah lahan kurang baik, petani bisa melakukan langkah pengapuran pada lahan yakni dengan mencampurkan dolomit sebanyak 1 sampai 2 ton per hektar tanah dengan lahan secara merata pada kedalaman 30 cm.
4. Selain itu, untuk menambah kesuburan lahan tanam, aplikasikanlah pupuk di bedengan. Langkah ini tidak mutlak jika dirasa tanah cukup subur.
5. Setelah bedengan siap, buatlah lubang tanam dengan ukuran 20x50 xm, 40x60 cm dan 30x40 cm (ukuran untuk kacang tanah tipe merambat). Sementara untuk kacang tanah tipe tegak, ukuran lubang tanamnya adalah 20x40 cm dan 30x60 cm.

Setelah lubang tanam siap, bibit kacang panjang siap untuk ditanam. Periode penanaman terbaik adalah di awal musim kemarau atau awal musim penghujan. Namun jika tanah dalam kondisi memadai, bisa saja proses tanam dimulai kapanpun. Cara menanam kacang panjang adalah dengan memasukkan benih ke dalam lubang tanah. Per lubang bisa diisi dengan 2 biji bibit. Setelah dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah.

Setelah proses penanaman, langkah selanjutnya adalah proses pemeliharaan. Setelah 3 atau 4 hari dari masa penanaman, perlu dilakukan proses penyulaman. Yakni meneliti satu per satu lubang tanam dan mengganti bibit yang tidak tumbuh dengan bibit baru. Langkah pemeliharaan selanjutnya adalah penyiangan. Saat tanaman kacang hijau sudah berumur 2 atau 3 minggu, petani bisa menyiangi rumput di kebun. Sebaiknya dengan cara manual yakni dengan mencabut rumbut seperti biasa. Langkah selanjutnya adalah pemangkasan atau perempelan. Langkah ini mencakup pemotongan tanaman kacang panjang yang dianggap terlalu rimbun. Pemangkasan bisa dilakukan pada bagian daun maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun berpotensi menghambat tumbuhnya bunga dan hal ini jika tidak diantisipasi akan mempengaruhi jumlah panen Anda.

Dalam budidaya kacang panjang, langkah pemupukan juga memegang peranan yang sangat penting. Sebagian petani yang memang fokus pada pertanian organik biasanya akan memakai pupuk kompos. Tetapi tak sedikit pula petani yang menggunakan pupuk an-organik.
Adapun dosis pemupukan makro adalah :
1. Pemupukan dasar meliputi : 50 kg urea dan 75 kg Sp-36 serta 25 kg KCI.
2. Pemupukan tanaman yang berumur 45 hari : 50 kg Urea dan 25 kg Sp-36 serta 75 kg KCI.

Proses pemeliharaan selanjutnya adalah pengairan. Proses ini dilakukan pada fase awal pertumbuhan benih kacang hijau hingga tanaman muda. langkah penyiraman dilakukan rutin setiap hari. Namun bisa dikurangi tergantung pada musim. Hal lain yang tak kalah penting adalah pengelolaan hama dan juga penyakit. Budidaya kacang panjang rentan terusik dengan kehadiran hama dan penyakit seperti lalat kacang, ulat grayak, peggerek biji, ulat bunga, penyakit antraknose, mozaik, dan penyakit sapu. Masing-masing hambatan ini bisa ditanggulangi berdasarkan gejala yang terlihat.

Setelah semua proses dilalui, petani tinggal menunggu masa panen yang merupakan titik puncak dalam budidaya kacang panjang. Adapun ciri kacang panjang yang siap panen adalah kacang panjang yang mudah dipatahkan dan biji-biji di dalam polongnya tidak menonjol. Sementara itu, waktu panen terbaik adalah pagi dan sore hari di umur tanaman antara 3,5 sampai 4 bulan. Cara memanen kacang panjang cukup mudah, cukup memotong ujung tangkai buah/kacang panjang dengan pisau. Setelah dipanen, kacang panjang dikumpulkan dan disortir. Simpan di tempat teduh, tidak lembab dan tidak pula terkenal sinar matahari secara langsung. Ada baiknya kacang panjang langsung dijual di pasaran.

Sumber :
http://tentangkacang.blogspot.com/2012/11/belajar-budidaya-kacang-panjang.html

Burung Poksay / Poksai Hitam

Sebut saja dia adalah burung poksai hitam, dengan bahasa Latinnya adalah Garrulax Chinensis, burung poksay hitam = CHINA / MANDARIN ( Black-throated Laughingthrush Garrulax chinensis ), ini termasuk kedalam suku atau masuk didalam kerabat burung kuda-kuda, atau bisa juga dengan bahasa latinnya red fronted laughingthrush / Garrulax Rufifrons.

Banyak Jenis burung poksai ini, dari poksai jambul putih, dan poksai Hitam, dan burung poksai ini berasal dari China, Thailand dan menurut sumber informasi burung poksai ini masuk ke Indonesia pada tahun 1950, lumayan cukup lama, akan tetapi di akhir tahun 90an hingga saat ini menurut pantauan saya burung ini sudah sangat jarang di temui di pasar-pasar burung, sama halnya seperti jenis burung Import lainnya yaitu Burung Hwa Mei atau wambi.

Burung poksai atau garraulax palliatus atau yang dikenal juga dengan sebutan The Sunda Laughingthrush banyak ditemukan di negara Brunei, Indonesia dan Malaysia dan burung poksai yang terdapat di Indonesia adalah jenis poksai kuda atau yang disebut Garrulax Rufifrons.
Dan Konon katanya, di negeri asalnya burung ini dinamai Pai hu. Poksay dianggap burung kuburan karena senang memilih tempat tinggal yang sunyi dan rindang seperti kuburan sama halnya dengan burung wambi juga.

Burung Poksai dialamnya selalu hidup berpasangan dan burung ini mempunyai ciri jambul dan juga ekor yang cukup panjang, habitat alamnya yaitu daerah subtropis atau tropis atau daerah hutan tropis yang lembab di dalam semak belukar, atau juga daerah pergunungan yang cukup lembab.

Burung poksai biasanya mencari makanan di percabangan pohon yang lebih rendah atau bisa juga mencari makan di atas tanah, makanan alami burung ini adalahnya serangga kecil yang hidup di antara dedaunan pohon, biji-bijian, atau bisa juga makan buah-buahan yang terjatuh dari atas pohon, juga pemakan serangga dan tawon madu.

Sumber :
http://hobiburungkicaumania.blogspot.com/2012/10/burung-poksay-poksai-hitam.html

Saturday, February 8, 2014

Peluang Bisnis : Budidaya Ikan Kerapu

Ikan kerapu atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Groupers” merupakan salah satu jenis ikan yang belakangan ini mulai diminati pasar lokal maupun internasional. Kelezatan dagingnya yang sangat gurih dan tingginya kandungan gizi yang terdapat pada seekor ikan kerapu, menjadikannya sebagai produk komoditas perikanan yang memiliki harga jual cukup mahal. Tidaklah heran bila kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan sebagian pelaku usaha sebagai alternatif peluang bisnis baru yang menjanjikan untung besar setiap bulannya.

Konsumen
Jenis ikan kerapu yang saat ini mulai digemari masyarakat yaitu ikan kerapu macan, kerapu lumpur dan kerapu bebek. Melihat permintaan pasar yang semakin tinggi, sekarang ini target pasar yang bisa Anda bidik antara lain konsumen rumah tangga, pelaku bisnis kuliner serba seafood, pedagang ikan di pasar tradisional, maupun para pengepul dan eksportir yang membutuhkan stok ikan kerapu untuk memenuhi kebutuhan pasar mancanegara.

Info Bisnis
Pada dasarnya ikan kerapu merupakan salah satu jenis ikan demersal yang berkembang di perairan berkarang. Biasanya jenis ikan ini hidup di antara tumpukan karang-karang atau di dalam gua yang terdapat di dasar perairan. Namun seiring dengan permintaan pasar yang terus meningkat, sekarang ini ikan kerapu mulai dibudidayakan dengan memanfaatkan lokasi yang ada di sekitar warga. Misalnya saja dengan memanfaatkan empang untuk budidaya kerapu lumpur, atau menggunakan kolam semen maupun Keramba Jaring Apung (KJA) untuk membudidayakan ikan kerapu bebek.

Nah, bagi Anda yang tertarik menjalankan usaha budidaya ikan kerapu, berikut ini kami informasikan beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan sebelum akhirnya menjalankan peluang usaha tersebut.

Proses budidaya diawali dengan dengan memilih benih yang baik. Biasanya benih yang baik memiliki ukuran 2-3 ons/ ekor, bebas penyakit, memiliki warna sisik yang cerah, dan tidak cacat.

Sebelum melakukan penebaran benih, sebaiknya lakukan adaptasi terlebih dahulu pada benih ikan kerapu yang akan Anda tebar, hal ini penting agar ikan tidak stress dan mulai bersahabat dengan kondisi lingkungan budidaya. Selanjutnya, lokasi dibersihkan dan direnovasi agar lebih kuat.

Penebaran benih bisa Anda lakukan pada saat cuaca sedang sejuk (pilih pagi atau sore hari). Selanjutnya pastikan suhu antara 24-31°C serta tingkat kepadatan kolam yang tidak terlalu tinggi (ukuran 1,5 x 3 x 3 meter berisi ± 500 benih), hal ini perlu Anda perhatikan karena ikan kerapu memiliki sifat kanibal.

Pada saat penebaran benih, ikan bisa diberi pakan berupa pelet. Setelah 3 sampai 4 hari, pakan ikan yang berupa pelet bisa dikombinasikan dengan ikan rucah (potongan ikan). Pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari.

Masa panen ikan kerapu biasanya disesuaikan dengan ukuran ikan yang diminati pasar, yakni dengan berat antara 500-1000 gram. Agar ikan tidak mengalami stres, sebaiknya lakukan pemanenan pada saat pagi atau sore hari. Pada saat panen, pelaku usaha budidaya ikan kerapu bisa melakukannya secara selektif (sesuai dengan keinginan konsumen) maupun secara keseluruhan pada saat permintaan pasar sedang melonjak.

Selanjutnya untuk penanganan pasca panen, yang perlu Anda perhatikan yaitu proses distribusi dari tempat budidaya ke tangan para konsumen. Kesegaran ikan kerapu harus terjaga agar kualitasnya tidak menurun. Jadi, selama proses pengangkutan Anda bisa memanfaatkan drum plastik yang berisi 2/3 air laut dengan jumlah kepadatan ikan ± 50 ekor/drum.

Kelebihan Bisnis
Membudidayakan ikan kerapu memang menjanjikan untung yang cukup besar. Selain harga jualnya yang cukup tinggi, ikan kerapu memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup cepat, sehingga para pelaku bisnis bisa memenuhi permintaan pasar lokal maupun kebutuhan pasar ekspor yang semakin hari semakin meningkat pesat.

Disamping itu, ikan kerapu memiliki kebiasaan hidup di perairan dasar. Hal ini ternyata cukup menguntungkan para pelaku usaha, karena ketika volume air di lokasi pembudidayaan bertambah banyak (meluap), ikan yang termasuk dalam jenis demersal ini tidak ikut hanyut terbawa arus air. Ikan kerapu juga tidak banyak beraktivitas di dasar air, sehingga menghindarkannya dari tindakan pencurian. Jadi, resiko kerugian yang mengancam para pelakubisnis budidaya ikan kerapu bisa sedikit diminimalisir.

Kekurangan Bisnis
Ada keuntungan pasti juga ada resiko kerugian, begitu juga dalam menjalankan bisnis budidaya ikan kerapu. Salah satu kendala yang sering dihadapi para pelaku usaha yaitu adanya keterbatasan benih. Selama ini para petani ikan kerapu masih mengandalkan benih dari hasil tangkapan nelayan, hal ini dikarenakan bibit dari Balai Pembenihan ukurannya masih terlalu kecil dan harganya juga cukup mahal.

Selain itu, faktor kegagalan panen juga sering menghantui para petani ikan kerapu. Biasanya ancaman kegagalan dikarenakan adanya hama dan penyakit yang menyebabkan kematian pada ikan, adanya bencana alam yang merusak kondisi keramba maupun empang, serta ancaman pencurian ikan pada malam hari.

Strategi Pemasaran
Biasanya pemasaran ikan kerapu dilakukan dalam keadaan masih hidup. Sebab, harga jual ikan kerapu segar bisa mencapai dua kali lipat ikan kerapu yang dijual dalam keadaan mati. Biasanya para pelaku bisnis budidaya ikan kerapu memasarkan produk unggulannya ke para pedagang ikan segar di pasar tradisional, menyetorkannya langsung ke beberapa restoran besar yang menyediakan menu seafood, serta melalui jasa agen maupun para pengepul yang akan melanjutkan distribusinya hingga pasar mancanegara.

Selama ini jangkauan pasar ikan kerapu ternyata tidak hanya berhasil memenuhi kebutuhan pasar nasional namun juga berhasil mencukupi permintaan pasar internasional. Beberapa negara besar seperti Cina, Taiwan dan Hongkong, menjadi target utama para petani ikan kerapu untuk memasarkan produk-produk unggulan mereka. Tidak heran bila sekarang ini harga jual ikan kerapu masih cenderung tinggi, sebab permintaan pasar dunia masih sangat terbuka lebar dan kapasitas produksi para petani masih sangat rendah.

Kunci Sukses
Untuk mengurangi resiko kerugian dalam membudidayakan ikan kerapu, hal penting yang perlu Anda perhatikan adalah pemilihan bibit yang benar-benar unggul, pemilihan lokasi budidaya yang tepat, serta menjaga kualitas air agar terhindar dari pencemaran dan serangan hama maupun penyakit yang bisa menyebabkan kematian pada ikan. Bila sarana dan prasarana dalam pembudidayaan ikan kerapu bisa terjaga dengan baik, maka hasil panen yang diperoleh petani juga tidak kalah berkualitas.

Sumber :
http://febri-nurhidayat.blogspot.com/2012/01/budidaya-ikan-kerapu.html

Budidaya Ikan Kerapu Macan di Lhokseumawe Berprospek Cerah

Ikan Kerapu Macan menjadi salah satu andalan perikanan air payau di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh karena jenis tersebut memiliki prospek pasar yang cerah di luar daerah.

Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan pada Dinas Kelautan Perikanan Peternakan dan Pertanian Kota Lhokseumawe Syahril, Rabu (23/1), di Lhokseumawe mengatakan selain memiliki pasar yang sangat bagus, ikan jenis itu juga mudah dibudidayakan secara besar-besaran.

Dia menyebutkan untuk prospek pasar sendiri, ikan kerapu hasil budi daya petani banyak dipasarkan ke luar daerah, seperti ke Sumatera Utara dan daerah lain bahkan hingga ke luar negeri.

Apalagi, jelasnya, pada waktu-waktu tertentu seperti Hari Raya Imlek, permintaan ikan kerapu lebih meningkat dari biasanya. Sementara harganya saat ini mencapai Rp120.000/Kg di tingkat petani.

Mengenai mudahnya pembudidayaan ikan kerapu di perairan Lhokseumawe karena sejumlah lokasi pembudidayaan alamnya sangat mendukung.

“Pembudidayaan ikan Kerapu Macan yang dikembangkan di Kota Lhokseumawe banyak dilakukan di aliran sungai, seperti aliran Sungai Krueng Cunda, yang memiliki kecocokan pembudidayaan tersebut,” ujar Syahril.

Dia mengemukakan ketersedian pakan juga sangat mendukung untuk pembudidayaan ikan tersebut. Oleh karena, melihat prospek yang cerah, Dinas Kelautan Perikanan Peternakan dan Pertanian pada tahun 2013 memprogramkan bantuan bibit Kerapu Macan sebanyak 20 ribu ekor yang akan diberikan kepada 700 petani.

Sumber :
http://www.bisnisaceh.com/agrobisnis/budidaya-kerapu-macan-di-lhokseumawe-berprospek-cerah/index.php

Thursday, February 6, 2014

Budidaya Ikan Kerapu

Salah satu jenis ikan yang mempunyai potensi untuk dibudidayakan adalah jenis ikan kerapu tikus (Cromileptes altivalis) karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dengan harga Rp.100.000,- - Rp.150.000,- per kilogram bagi ikan kerapu tikus hidup berukuran di atas 300 gram di tingkat pedagang pengumpul.

LOKASI
Pemilihan lokasi untuk budidaya ikan kerapu memegang peranan yang sangat penting. Permilihan lokasi yang tepat akan mendukung kesinambungan usaha dan target produksi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi untuk budidaya ikan kerapu ini adalah faktor resiko seperti keadaan angin dan gelombang, kedalaman perairan, bebas dari bahan pencemar, tidak mengganggu alur pelayaran; faktor kenyamanan seperti dekat dengan prasarana perhubungan darat, pelelangan ikan (sumber pakan), dan pemasok sarana Dan prasarana yang diperlukan (listrik, telpon), dan faktor hidrografi seperti selain harus jernih, bebas dari bahan pencemaran dan bebas dari arus balik, Dan perairannya harus memiliki sifat fisik dan kimia tertentu (kadar garam, oksigen terlarut).

ANALISIS PRODUKSI
Kerapu merupakan jenis ikan demersal yang suka hidup di perairan karang, di antara celah-celah karang atau di dalam gua di dasar perairan. Ikan karnivora yang tergolong kurang aktif ini relatif mudah dibudidayakan, karena mempunyai daya adaptasi yang tinggi. Untuk memenuhi permintaan akan ikan kerapu yang terus meningkat, tidak dapat dipenuhi dari hasil penangkapan sehingga usaha budidaya merupakan salah satu peluang usaha yang masih sangat terbuka luas.

Dikenal 3 jenis ikan kerapu, yaitu kerapu tikus, kerapu macan, dan kerapu lumpur yang telah tersedia dan dikuasai teknologinya. Dari ketiga jenis ikan kerapu di atas, untuk pengembangan di Kabupaten Kupang ini disarankan jenis ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis). Hal ini karena harga per kilogramnya jauh lebih mahal dibandingkan dengan kedua jenis kerapu lainnya.

Di Indonesia, kerapu tikus ini dikenal juga sebagai kerapu bebek atau di dunia perdagangan internsional mendapat julukan sebagai panther fish karena di sekujur tubuhnya dihiasi bintik-bintik kecil bulat berwarna hitam.

Penyebaran dan Habitat Daerah penyebaran kerapu tikus di mulai dari Afrika Timur sampai Pasifik Barat Daya. Di Indonesia, ikan kerapu banyak ditemukan di perairan Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Pulau Buru, dan Ambon.

Salah satu indikator adanya kerapu adalah perairan karang. Indonesia memiliki perairan karang yang cukup luas sehingga potensi sumberdaya ikan kerapunya sangat besar. Dalam siklus hidupnya, pada umumnya kerapu muda hidup di perairan karang pantai dengan kedalaman 0,5 ? 3 m, selanjutnya menginjak dewasa beruaya ke perairan yang lebih dalam antara 7 ? 40 m. Telur dan larvanya bersifat pelagis, sedangkan kerapu muda dan dewasa bersifat demersal.

Habitat favorit larva dan kerapu tikus muda adalah perairan pantai dengan dasar pasir berkarang yang banyak ditumbuhi padang lamun. Parameter-parameter ekonlogis yang cocok untuk pertumbuhan ikan kerapu yaitu temperatur antara 24 ? 310C, salinitas antara 30-33 ppt, kandungan oksigen terlarut > 3,5 ppm dan pH antara 7,8 ? 8. Perairan dengan kondisi seperti ini, pada umumnya terdapat di perairan terumbu karang. Proses Budidaya Budidaya ikan kerapu tikus ini, dapat dilakukan dengan menggunakan bak semen atau pun dengan menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA).

Untuk keperluan studi ini, dipilih budidaya dengan menggunakan KJA. Budidaya ikan kerapu dalam KJA akan berhasil dengan baik (tumbuh cepat Dan kelangsungan hidup tinggi) apabila pemilihan jenis ikan yang dibudidayakan, ukuran benih yang ditebar dan kepadatan tebaran sesuai.

Pemilihan Benih Kriteria benih kerapu yang baik, adalah :
* ukurannya seragam,
* bebas penyakit,
* gerakan berenang tenang serta tidak membuat gerakan yang tidakberaturan atau gelisah tetapi akan bergerak aktif bila ditangkap,
* respon terhadap pakan baik, warna sisik cerah, mata terang, sisik dan sirip lengkap serta tidak cacat tubuh.

Penebaran Benih Proses penebaran benih sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup benih. Sebelum ditebarkan, perlu diadaptasikan terlebih dahulu panda kondisi lingkungan budidaya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam adaptasi ini, adalah :
* Waktu penebaran (sebaikanya pagi atau sore hari, atau saat cuaca teduh)
* Sifat kanibalisme yang cenderung meningkat panda kepadatan yang tinggi
* aklimatisasi, terutama suhu dan salinitas.

Pendederan Benih ikan kerapu ukuran panjang 4 ? 5 cm dari hasil tangkapan maupun dari hasil pembenihan, didederkan terlebih dahulu dalam jaring nylon berukuran 1,5x3x3 m dengan kepadatan 500 ekor.
Sebulan kemudian, dilakuan grading (pemilahan ukuran) dan pergantian jaring. Ukuran jaringnya tetap, hanya kepadatannya 250 ekor per jaring sampai mencapai ukuran glondongan (20 ? 25 cm atau 100 gram). Setelah itu dipindahkan ke jaring besar ukuran 3x3x3 m dengan kepadatan optimum 500 ekor untuk kemudian dipindahkan ke dalam keramba pembesaran sampai mencapai ukuran konsumsi (500 gram).

Pakan dan Pemberiannya
Biaya pakan merupakan biaya operasional terbesar dalam budidaya ikan kerapu dalam KJA. Oleh karena itu, pemilihan jenis pakan harus benar-benar tepat dengan mempertimbangkan kualitas nutrisi, selera ikan dan harganya. Pemberian pakan diusahakan untuk ditebar seluas mungkin, sehingga setiap ikan memperoleh kesempatan yang sama untuk mendapatkan pakan.

Pada tahap pendederan, pakan diberikan secara ad libitum (sampai kenyang). Sedangkan untuk pembesaran adalah 8-10% dari total berat badan per hari. Pemberian pakan sebaiknya pada pagi dan sore hari.
Pakan alami dari ikan kerapu adalah ikan rucah (potongan ikan) dari jenis ikan tanjan, tembang, dan lemuru. Benih kerapu yang baru ditebar dapat diberi pakan pelet komersial. Untuk jumlah 1000 ekor ikan dapat diberikan 100 gram pelet per hari. Setelah 3-4 hari, pelet dapat dicampur dengan ikan rucah.

Produk NASA yang dapat digunakan adalah Viterna dan POC NASA, kedua produk ini dicampur terlebih dahulu menjadi satu. Dosis : 1 tutup botol campuran dari 2 produk NASA tersebut dicampurkan pada 1 liter air, kemudian disemprotkan atau direndam pada 5 kg pelet atau pakan ikan kerapu lainnya. Selanjutnya dikeringanginkan secukupnya sekitar 15 menit, kemudian baru pakan atau pelet ditebar di kolam. Pemberian 1 - 2 kali per hari pemberian pada pagi atau sore hari.

Hama dan Penyakit
Jenis hama yang potensial mengganggu usaha budidaya ikan kerapu dalam KJA adalah ikan buntal, burung, dan penyu. Sedang, jenis penyakit infeksi yang sering menyerang ikan kerapu adalah :
Penyakit akibat serangan parasit, seperti : parasit crustacea dan flatworm
Penyakit akibat protozoa, seperti : cryptocariniasis dan broollynelliasis
Penyakit akibat jamur (fungi), seperti : saprolegniasis dan ichthyosporidosis
Penyakit akibat serangan bakteri
Ppenyakit akibat serangan virus, yaitu VNN (Viral Neorotic Nerveus).

Panen dan Penanganan Pasca Panen
Beberapa hal yang perlu diperhatikan udanntuk menjaga kualitas ikan kerapu yang dibudidayakan dengan KJA, antara lain :
penentuan waktu panen, peralatan panen, teknik panen, serta penanganan pasca panen. Watu panen, biasanya ditentukan oleh ukuran permintaan pasar. Ukuran super biasanya berukuran 500 ? 1000 gram dan merupakan ukuran yang mempunyai nilai jual tinggi. Panen sebaiknya dilakukan pada padi atau sore hari sehingga dapat mengurangi stress ikan pada saat panen. Peralatan yang digunakan pada saat panen, berupa : scoop, kerancang, timbangan, alat tulis, perahu, bak pengangkut dan peralatan aerasi. Teknik pemanenan yang dilakukan pada usaha budidaya ikan kerapu dalam KJA dengan metoda panen selektif dan panen total. Panen selektif adalah pemanenan terhadap ikan yang sudah mencapai ukuran tertentu sesuai keinginan pasar terutama pada saat harga tinggi. Sedang panen total adalah pemanenan secara keseluruhan yang biasanya dilakukan bila permintaan pasar sangat besar atau ukuran ikan seluruhnya sudah memenuhi kriteria jual. Penanganan pasca panen yang utama adalah masalah pengangkutan sampai di tempat tujuan.

Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar kesegaran ikan tetap dalam kondisi baik. Ini dilakukan dengan dua cara yaitu pengangkutan terbuka dan pengangkutan tertutup. Pengangkutan terbuka digunakan untuk jarak angkut dekat atau dengan jalan darat yang waktu angkutnya maksimal hanya 7 jam. Wadah angkutnya berupa drum plastik atau fiberglass yang sudah diisi air laut sebanyak ? sampai 2/3 bagian wadah sesuai jumlah ikan. Suhu laut diusahakan tetap konstan selama perjalanan yaitu 19-210C. Selama pengangkutan air perlu diberi aerasi.

Kepadatan ikan sekitar 50kg/wadah. Cara pengangkutan yang umum digunakan adalah dengan pengangkutan tertutup Dan umumnya untuk pengangkutan dengan pesawat udara. Untuk itu, 1 kemasan untuk 1 ekor ikan dengan berat rata-rata 500 gam. Konstruksi Keramba Jaring Apung a. Pembuatan Rakit Keramba 1. Rakit Rakit dapat dibuat dari bahan kayu, bambu atau besi yang dilapisi anti karat. Ukuran bingkai rakit biasanya 6 x 6 m atau 8 x 8 m. 2. Pelampung Untuk mengapungkan satu unit rakit, diperlukan pelampung yang berasal dari bahan drum bekas atau drum plastik bervolume 200 liter, styreofoam da drum fiber glass. Kebutuhan pelampung untuk satu unit rakit ukuran 6x6 m yang dibagi 4 bagian diperlukan 8-9 buah pelampung dan 12 buah pelampung untuk rakit berukuran 8x8 m. 3. Pengikat Bahan pengikat rakit bambu dapat digunakan kawat berdiameter 4-5 mm atau tali plastik polyetheline. Rakit yang terbuat dari kayu dan besi, pengikatannya menggunakan baut.

Untuk mengikat pelampung ke bingkai rakit digunakan tali PE berdiameter 4-6 mm. 4. Jangkar Untuk menahan rakit agar tidak terbawa arus air, digunakan jangkar yang terbuat dari besi atau semen blok.

Berat dan bentuk jangkar disesuaikan dengan kondisi perairan setempat. Kebutuhan jangkar per unit keramba minimal 4 buah dengan berat 25 - 50 kg yang peletakannya dibuat sedemikian rupa sehingga rakit tetap pada posisinya.

Tali jangkar yang digunakan adalah tali plastik/PE berdiameter 0,5 ? 1,0 inchi dengan panjang minimal 2 kali kedalaman perairan. b. Pembuatan Jaring 1. Jaring Kantong jaring yang dipergunakan dalam usaha budidaya ikan kerapu, sebaiknya terdiri dari dua bagian, yaitu : (a) Kantong jaring luar yang berfungsi sebagai pelindung ikan dari seranganikan-ikan buas dan hewan air lainnya. Ukuran kantong dan lebar mata jaring untuk kantong jaring luar lenih besar dari kantong jaring dalam (b) Kantong jaring dalam, yang dipergunakan sebagai tempat memelihara ikan. Ukurannya bervariasi dengan pertimbangan banyaknya ikan yang dipelihara dan kemudahan dalam penanganan dan perawatannya. 2. Pemberat Pemberat berfungsi untuk menahan arus dan menjaga jaring agar tetap simetris. Pemberat yang terbuat dari batu, timah atau beton dengan berat 2 ? 5 kg per buah, dipasang pada tiap-tiap sudut keramba/ jaring.

ANALISIS PASAR
Potensi dan peluang pasar hasil laut dan ikan cukup baik. Pada tahun 1994, impor dunia hasil perikanan sekitar 52,492 juta ton. Indonesia termasuk peringkat ke-9 untuk ekspor ikan dunia. Permintaan ikan panda tahun 2010diperkirakan akan mencapai 105 juta ton. Di samping itu, peluang dan potensi pasar dalam negeri juga masih baik.

Total konsumsi ikan dalam negeri tahun 2001 sekitar 46 juta ton dengan konsumsi rata-rata 21.71 kg/kepala/tahun. Dengan elastisitas harga 1.06 berarti permintaan akan ikan tidak akan banyak berubah dengan adanya perubahan harga ikan. Negara yang menjadi tujuan ekspor ikan kerapu adalah Hongkong, Taiwan, Cina, dan Jepang.

Harga ikan kerapu di tingkat pembudidaya untuk tujuan ekspor telah mencapai US$33 per kilogramnya. Ikan kerapu yang berukuran kecil (4-5 cm) sebagai ikan hias laku dijual dengan harga Rp.7.000/ekor sedang untuk ikan konsumsi dengan ukuran 400-600 gram/ekor laku dijual dengan harga Rp.70.000/kg untuk kerapu macan dan Rp.300.000/kg untuk kerapu bebek atau kerapu tikus (harga tahun 2001).

Dalam analisis ini, tingkat harga jual digunakan harga pasaran saat ini yaitu sebesar Rp.317,000,- per kilogram untuk jenis ikan kerapu tikus. Dengan tingginya permintaan dan harga jual ikan kerapu, maka usaha budidaya ikan kerapu ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkandevisa negara melalui hasil ekspor.

Perkiraan Modal/Biaya Investasi dan Biaya Produksi Untuk mendirikan usaha/proyek pengembangan usaha budidaya ikan kerapu dengan sistem keramba jaring ikat, dibutuhkan sejumlah dana untuk membiayai investasi dan modal kerja.

Komponen biaya investasi ini, meliputi :
a. Pembuatan rakit berukuran 8 x 8 m
b. Pembuatan waring berukuran 1 x 1 x 1,5 m
c. Pembuatan jaring ukuran 3 x 3 x 3 m
d. Pembuatan rumah jaga
e. Pengadaan sarana kerja

Sedang untuk modal kerja meliputi : biaya pengadaan benih, pakan, bahan bakar, upah/gaji, dan lain-lain.

Referensi : LEMBAGA PENELITIAN UNDANA KERJASAMA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN KUPANG DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

http://distributor-natural-nusantara.blogspot.com/2010/08/budidaya-ikan-kerapu.html

Ekobiologi Ikan Baronang

Salah satu sumberdaya hayati perairan laut yang banyak dikonsumsi dan merupakan ikan favorit bagi pemancing di Indonesia adalah ikan Baronang (Siganus sp.). Ikan Baronang di Indonesia secara umum ada ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus), Baronang tompel (Siganus guttatus) dan Baronang angin (Siganus javus). Dari ketiga jenis itu yang paling sering dijumpai adalah Baronang susu (Siganus canaliculatus). Selain itu ada juga ikan Baronang lada (Siganus stellatus), Baronang batik (Siganus vermiculatus), Baronang kalung (Siganus virgatus), Baronang kunyit, dan lain-lain. Namun, lantaran populasinya sudah langka, jenis-jenis terakhir ini sudah sangat jarang ditemui.

Penyebaran Ikan Baronang
Distribusi adalah suatu proses atau peristiwa penyebaran atau perpindahan organisme (ikan) pada suatu tempat ke tempat lain pada waktu tertentu. Secara teoritis bahwa ikan dan binatang lainnya berasal dari suatu “daerah tertentu” pada salah satu tempat di belahan bumi kita ini. Dari daerah tertentu tersebut ikan-ikan menyebar ke seluruh bagian Bumi, baik secara aktif maupun pasif.
Seperti yang kita ketahui bahwa 70% dari permukaan bumi ini tertutupi oleh air, sehingga tidak mengherankan jika ditemukan berbagai jenis, morfologi, serta habitat pada ikan. Ikan-ikan dapat ditemukan di berbagai tempat dan habitat yang berbeda dengan jenis yang berbeda pula.

Penyebaran ikan beronang ini cukup luas, tetapi penyebaran setiap spesies sangat terbatas. Seperti yang terdapat di LON LIPI, daerah penyebaran spesies ikan Baronang adalah sebagai berikut:

a. Siganus guttatus atau Ikan baronang tompel, penyebarannya di :
Sumatera : Sibolga, Bengkulu, Padang, Deli;
Jawa : P. Seribu, Cirebon, Balay, Surabaya;
Kalimantan : Balik Papan;
Sulawesi : Ujung Pandang, Bajo, Manado, Selayar;
Maluku : Seram, P. Obo, Ternate, Ambon, dsb.


b. Siganus canaliculatus, atau Ikan baronang susu, penyebarannya di :
Sumatera : Sibolga, Padang;
Jawa : Ujung Kulon, Teluk Banten, P. Seribu;
Maluku : Ternate, Bacan.


c. Siganus javus, atau Ikan baronang angin, penyebarannya di :
Sumatera : Deli, Sibolga, Bengkulu, Bangka, Belitung;
Jawa : Jakarta, Cirebon, Semarang, Jepara, Surabaya, Pasuruan, Madura;
Kalimantan : Stagen, Balik Papan;
Sulawesi : Ujung Pandang, Bajo.


Morfologi Ikan Baronang
Ikan Baronang (Siganus sp.) merupakan anggota famili Siganidae yang mempunyai badan pipih dan mulut kecil yang posisinya terminal. Rahang ikan ini dilengkapi dengan gigi-gigi yang kecil. Ikan ini memiliki sirip punggung yang terdiri dari 13 duri keras dan 10 duri lunak. Duri-duri ikan ini dilengkapi oleh kelenjar racun pada ujung siripnya sehingga orang akan merasa sakit jika tertusuk oleh duri tersebut. Tubuh bagian atas ikan ini bewarna keabu-abuan, sedangkan dada dan perutnya berwarna putih atau perak.
Ikan Baronang juga merupakan salah satu ikan yang memiliki bentuk ekor yang homocercal, dimana bentuk ekornya simetris dan seimbang.

Kebiasaan Makan
Menurut Mayunar (1992), sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran pencernaan ikan Baronang yaitu mulutnya yang kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang luas, ikan beronang termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.

Dilihat dari hasil pembedahan ikan ini, ditemukan bahwa ikan Baronang memiliki usus halus yang panjang dan mempunyai permukaan yang luas. Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora merupakan kompensasi terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang tinggi sehingga memerlukan pencernaan lebih lama. Usus yang panjang tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil pencernaan makanan secara maksimal.

Ikan Baronang ada juga yang terkadang memakan makanan yang hewani, misalnya ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus) yang terkadang mau memakan umpan udang mati. Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan secara alami juga tidak terlepas pada lingkungan tempat hidup ikan. Hal ini juga membenarkan apa yang dikatakan oleh Mayunar (2002), bahwa ikan Baronang mampu memakan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.

Reproduksi Ikan Baronang
Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisme. Umumnya, ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya, si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air.

Induk jantan Siganus javus mulai matang kelamin pada ukuran panjang 27,0-36,6 cm dan berat 650-800 gram, sedangkan ikan-ikan jantan dan betina Siganus canaliculatus telah matang kelamin pada ukuran masing-masing 18,6 cm dan 22 cm. Pematangan gonad dan pemijahan secara alami induk ikan Baronang dapat terjadi di lingkungan air laut dengan salinitas 28-30 ppm dan suhu antara 23-32 derajat Celcius. Pematangan tersebut terjadi sepanjang tahun.

Untuk membedakan kelamin ikan jantan dan betina, kita dapat memperhatikan gambar berikut,

Penutup
Ikan Baronang merupakan salah satu sumberdaya hayati perairan laut yang banyak dikonsumsi dan merupakan ikan favorit bagi pemancing di Indonesia. Ikan ini begitu banyak diminati oleh konsumen karena ikan ini memiliki daging yang gurih dan bernilai gizi yang lumayan tinggi.

Penyebaran ikan Baronang cukup luas dan ada hampir di seluruh wilayah perairan laut Indonesia. Hal ini karena Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan laut yang luas.
Ikan Baronang memiliki mulut yang kecil, gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halus yang panjang dan permukaannya luas yang membuat ikan ini tergolong sebagai ikan herbivora. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang juga mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Ikan Baronang bereproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya, si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air.
Ikan Baronang memiliki kelenjar racun pada sirip punggungnya. Meskipun racunnya tidak terlalu berakibat fatal, rasa sakit saat terkena duri ikan ini mampu mengganggu aktivitas tidur kita di malam hari.

Sumber :
http://benjuud.blogspot.com/2013/12/ekobiologi-ikan-baronang.html