Ikan bertato aksara Mandarin itu hilir-mudik di akuarium. Tubuhnya yang dibaluti perpaduan corak hitam dan perak bisa membuat mata terpikat. Hewan ini pun tak menolak saat dielus–elus tangan sang pemilik. Ikan lou han sebutannya. Lou han yang diberi nama dewa hoki itu diyakini bisa membawa berkah tersendiri.
”Kalau dilihat baik-baik, tulisan Mandarin itu artinya berkembang,” kata Inna, sang pemilik ikan istimewa itu. ”Ikan ini memang nggak punya corak warna yang mencolok, tapi dia punya marking yang jelas sekali. Jadi bisa langsung terbaca,” tambah Inna menunjukkan rajah di tubuh ikan lou han kesayangan itu.
Sebetulnya, sudah banyak pehobi ikan hias yang merayu Inna untuk melepas ikan itu. Namun ibu dua anak ini tak bergeming, not for sale untuk si dewa hoki. ”Wah, ditukar dengan BMW keluaran terbaru pun saya nggak mau (lepas),” kelakarnya dengan mimik kocak. Rasanya, ungkapan itu tak berlebihan. Sebab Inna dan keluarga begitu percaya bahwa ikan itu bisa membawa berkah. Membuat usaha mereka yang tengah dilakoni makin maju. ”Jadi, kalau sampai dilepas bisa-bisa bangkrut kita.”
Cerita Inna tadi cuma satu contoh dari sekian banyak pehobi di dalam negeri yang tengah mabuk cinta dengan lou han. Beberapa bulan terakhir, lou han terbukti berhasil merebut hati para pehobi ikan hias. ”Bahkan, orang yang hobi burung atau anjing ikut-ikutan piara ikan ini,” tambah Inna. Alhasil berbondong-bondonglah mereka beralih status, kolektor lou han yang masih punya hubungan famili dengan ikan mujair ini.
Bisnis Menjanjikan
Menurut Iskandar, importir lou han di bilangan Ciledug, Tangerang, fenomena lou han ini lahir dari dunia timur. Tepatnya, Malaysia. Di tempat asalnya itu, lou han dikenal dengan nama rajah cichlasoma. ”Ia juga sering disebut ikan sun go kong atau flower lou han,” ucap pemilik farm Metro Lou Han itu.
Kelahiran lou han itu bukan cuma membuat ‘heboh’ dunia ikan hias, tapi sekaligus jawaban atas ketiadaan spesies ikan hias yang bisa dibanggakan Malaysia. Wajar saja, kata Iskandar, sebab selama ini negeri jiran itu memang kosong spesies ikan hias yang dapat dibanggakan.
Setelah lou han lahir, Asia (khususnya Malaysia) punya ikan hias ornamental yang berkualitas dan bercitra tinggi. ”Di Malaysia sendiri, ikan ini tumbuh pesat sebagai komoditas bisnis yang sangat menjanjikan. Lou han banyak dijual mulai ukuran lima sampai 30 cm,” papar lelaki dua anak ini dengan ramah.
Sejalan dengan popularitas lou han yang terus meningkat, harga ikan ini pun makin tinggi. Bayangkan, lou han yang bernama Coronation Link dibanderoli angka 1,2 miliar rupiah. Ikan keluaran Meng Akuarium, Malaysia itu unggul pada proporsional badan dan warna yang cerah. Plus bintik mutiara yang bertabur di tubuhnya itu nyaris sempurna.
Sementara itu, cerita Iskandar, farm Malaysia lainnya, Mermaid Explorer memiliki maskot lou han yang tak kalah istimewa. Lou han yang bernama Beautiful Lady With Bikini itu dihargai kurang lebih sama dengan keluaran Meng Akuarium.
”Ikan itu berwarna kuning dengan bintik hitam yang melebar dan memanjang dari insang ke pangkal ekor. Nah, yang membuat jadi makin istimewa pada corak hitam di dekat kepala seperti ada gambar wanita pakai bikini,” ujar Iskandar yang sudah melihat langsung siklid istimewa milik Mermaid itu. Rata-rata, harga lou han berumur dua bulan produksi Mermaid sekitar tiga juta rupiah.
Itu sebabnya, setelah menekuni lou han sebagai hobi, Iskandar berani melepas jabatan direktur keuangan sebuah perusahaan distribusi makanan. Pria kelahiran Jambi itu amat yakin prospek bisnis lou han sangat bagus di Indonesia. Tentunya keyakinan itu didasari fakta-fakta dari negeri tetangga tadi.
Hebatnya lagi, setiap hari rumah yang disulap jadi ruang pamer itu tak pernah sepi pembeli. ”Sejak pertama impor, penjualan ikan ini terus meningkat. Yang beli datang dari mana-mana. Bukan cuma dari Jawa saja, dari Jambi pun ada,” ucap lelaki yang mengenal lou han dari temannya, seorang eksportir di Singapura.
Magnet Kuat
Lou han memang bak magnet kuat. Ikan ini bisa bikin orang kepincut hingga banyak pehobi berusaha memiliki. ”Saya senang ikan ini gara-gara penasaran dengan corak di badannya itu. Kata teman-teman saya, coraknya itu bisa dibaca. Yang jelas nggak semua ikan hias punya keunikan seperti itu,” ungkap St. Adinata, pehobi lou han dari Solo. Belum lagi perpaduan warna yang ada di tubuh lou han, lelaki paruh baya ini makin tergila-gila. ”Warnanya seperti buatan manusia.”
Selain punya warna yang cerah, umumnya berwarna kuning atau merah, tubuh lou han seperti memiliki tebaran mutiara berupa totol metalik. ”Nah, kalo ditaruh di akuarium dengan pencahayaan tepat, lou han akan memancarkan cahaya dari bintik-bintik mutiara itu. Wah cantik sekali lah,” kata Adinata.
Awalnya, Adinata mengaku hanya mengoleksi burung saja. Namun setelah melihat keindahan lou han saat berjalan-jalan di Singapura, bapak tiga anak itu memutuskan untuk ”berburu” ikan hoki ini. ”Saya koleksi lou han memang baru tiga bulan.”
Meski tergolong ”pemain” baru, Adinata telah mengoleksi 18 lou han. Di antaranya, flower leopard. Ikan ini punya bintik-bintik mutiara yang sangat jelas. Alhasil ia kian betah berlama-lama menatap lou han kesayangannya itu.
Lou han yang baik, juga memiliki proporsional tubuh yang seimbang. Ada lou han yang bertubuh segi empat, atau bertubuh bulat seperti cakram. Dua-duanya jadi kegemaran para pehobi. ”Bentuk segi empat yang baik punya perbandingan ukuran lebar dan panjang 1 banding 1,5. Jika lebih pendek atau panjang, ikan itu termasuk jenis yang kurang bagus,” ujar Adinata. Tapi jenis lou han yang punya bentuk seperti cakram itu paling disukai, jarang dan unik.
Penentu lain, ukuran nongnong kepala atau tonjolan di kepala. Lou han yang punya nongnong besar pada bagian kepalanya, juga jadi incaran pehobi lokal. Menurut Nurdin, salah satu ”pemain” lou han di kawasan Jalan Sumenep, Jakarta Pusat, permintaan nongnong yang besar itu sebenarnya datang dari pehobi di Indonesia. ”Wah, sejauh yang saya tahu, di Malaysia atau Singapura lou han dengan jidat nongnong nggak terlalu ngetop.”
Cermat Saat Memilih
Bagi pemula hobi ini, Iskandar selalu wanti-wanti dalam memilih. ”Mending pilih lou han yang berukuran kecil dulu. Apalagi buat pemula yang kantungnya pas-pasan.” Tapi dari situlah kendala menghadang. Sebab tak mudah untuk memilih lou han berkualitas baik saat masih kecil. Apalagi jika pedangangnya nakal dan memberi kita lou han palsu, seperti Cichlasoma synspilum, Cichlasoma trimaculatum, Cichlasoma muculicauda atau Cichlasoma festae.
Ikan-ikan itu sebetulnya masih ada hubungan darah dengan lou han. Mereka masih dalam satu genus, Cichlasoma. Tak aneh jika badan ikan itu bermotif walau hanya bercak hitam. Kepala juga sama dengan lou han. Konon jenis-jenis itu sebagai silangan untuk menghasilkan lou han.
Lou han-lou han palsu itu bisa menjebak karena tak sesuai harapan pehobi. Setelah berukuran 7 cm, motif di tubuh akan melebar, tipis dan semakin kabur. ”Jadi, kalau mau beli lebih baik pilih yang sudah berukuran di atas tujuh cm. Saat itu, kecantikan lou han sudah mulai terlihat. Atau beli saja pada penyedia yang sudah terpercaya,” tutur Iskandar.
Dari segi perawatan, tak ada yang sulit untuk memelihara ikan yang mudah beradaptasi ini. Ikan ini tak memerlukan akuarium yang berukuran besar. Biasanya, ukuran akuarium disesuaikan dengan panjang tubuh si lou han. Contohnya, untuk lou han berukuran 40 – 50 cm bisa digunakan akuarium dengan ukuran 200 x 170 x 80 cm.
Agar terlihat makin cantik, di dalam akuarium bisa dibuatkan diorama. Mulai dari batu-batuan, pasir, kerikil, pajangan hingga gambar belakang dinding akuarium. Lengkap dengan filter, aerator, alat penyifon air dan lampu flourescence atau ultra violet.
Anda juga harus memperhatikan penggantian air. Meski tak menuntut penggantian setiap hari, namun air yang kotor bisa membuat tubuh ikan terkena jamur. ”Kalau airnya jarang diganti, sirip, insang dan mata lou han akan timbul bintik-bintik putih,” ujar Inna. Itu sebabnya ia menganjurkan untuk membubuhi sedikit garam dalam air akuarium.
Soal makanan, perhatikan umur si ikan. Saat berusia anakan, lou han cukup diberi cacing darah (blood worm), cacing sutra (tubifex worm), cuk (jentik nyamuk) dan kutu air. Setelah dewasa, lou han bisa diberi makanan yang agak besar, seperti cacing tanah, ikan cere dan udang hidup.
Pemberian udang bisa diselang-seling dengan tanah dan pelet (pakan buatan). Udang dan pelet itu bisa menambah cerah warna lou han.
Sumber : http://limakaki.wordpress.com/2008/07/11/tips-memelihara-louhan/
No comments:
Post a Comment