Burung Maleo adalah Jenis Burung Yang hanya bisa dijumpai di Pulau Sulawesi, sehingga disebut burung endemik Sulawesi. Ukuran Burung Maleo ini kira-kira sebesar ayam bangkoklah kira-kira, dengan ciri khas ada bulu dada warna putih dengan bulu hitam dominan di tubuhnya. Yang unik dari burung maleo adalah Telur dan Cara Menetaskan telurnya. Karena Telunya ukurannya besar maka dia tidak mengerami sendiri telurnya itu.
Ukuran Telur Maleo kira-kira lima lima kali ukuran telur ayam kampung. Sehingga ada mitos yang tidak benar, setelah bertelur burung maleo pingsan. Di Pulau Sulawesi sendiri sudah jarang dijumpai burung maleo ini.
Burung Maleo hanya dapat ditemukan di Sulawesi merupakan burung simbol alam dan budaya sulawesi yang unik. Maleo diklasifikasikan dalam megapoda yang artinya burung berkaki besar. Burung ini mengalami keterancaman karena perburuan terutama telornya yang berukuran besar dan hilangnya habitat alami.
Klasifikasi taksonomi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves (burung)
Ordo : Galliformes
Familia : Megapodidae
Genus : Macrocephalon
Species : Macrocephalon maleo Muller,1846
Karakteristik morfologis
Ukuran besar 55-60 cm, warna tubuh didominasi hitam dan perut putih kemerahanjambuan, dengan panjang ekor sedang sampai panjang. Muka kuning gundul; tungkai abu-abu. Mahkota abu-abu kekuningan tua tidak bertanduk.
Distribusi
Maleo terdistribusi sepanjang sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah dengan sedikit daerah bersarang di daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, dan tidak diketemukan di daerah yang terdeforestasi secara luas di semenanjung barat daya Sulawesi (Dekker,1990, dalam Butchard and Baker, 2000).
Perilaku
Populasi hewan endemik Indonesia ini hanya ditemukan di hutan tropis dataran rendah pulau Sulawesi. Maleo bersarang di daerah pasir yang terbuka, daerah sekitar pantai gunung berapi dan daerah-daerah yang hangat dari panas bumi untuk menetaskan telurnya yang berukuran besar, mencapai lima kali lebih besar dari telur ayam. Setelah menetas, anak Maleo menggali jalan keluar dari dalam tanah dan bersembunyi ke dalam hutan. Anak Maleo ini sudah dapat terbang, dan harus mencari makan sendiri dan menghindari hewan pemangsa, seperti ular, kadal, kucing, babi hutan dan burung elang.
Reproduksi
Berbiak dengan bertelur secara komunal pada suatu area peneluran, dimana telur akan menetas tanpa bantuan induknya. Sarang terletak di pantai atau dekat sumber mata air panas geothermal. Pasangan Maleo bersama-sama mendekati lokasi bertelur (bertengger di pohon terdekat), dan pada awal paginya mereka membuat lubang percobaan sebelum bersungguh-sungguh menggali. Salah seekor maleo bertugas menggali sedangkan pasangannya beraksi sebagai penjaga. (MacKinnon 1978, D. N. Jones et al. 1995).
Makanan
Maleo Senkawor adalah monogami spesies. Pakan burung ini terdiri dari aneka biji-bijian, buah, semut, kumbang serta berbagai jenis hewan kecil.
Status Konservasi
Melalui PP No. 7 tahun 1999, Pemerintah Indonesia menetapkan maleo menjadi satwa dilindungi sejak tahun 1972. Survey lokasi peneluran dari tahun 1990 sampai 2000 lebih dari 50% berada didalam kawasan lindung penting di TN. Lore lindu, CA. Morowali dan TN. Bogani Nani Warta bone dan SM Tanjung Matop. IUCN RedList 2007 menetapkan statusnya sebagai endangered (terancam) dan dalam CITES masuk kategori Appendix I.
No comments:
Post a Comment