Thursday, May 23, 2013

Teknologi Budidaya Tanaman Buah Mangga (Mangifera Indica)

1. SEJARAH SINGKAT 


Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yg berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. 
Produksi mangga di indonesia pada saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar, khususnya pasar luar negeri. Ketidakmampuan ini bukan hanya disebabkan produktivitas yang rendah tetapi juga kualitas mangga di indonesia sendiri yang masih kurang. Kondisi ini disebabkan oleh penerapan teknologi dalam budidaya mangga yang belum optimal.

2. JENIS TANAMAN 

Klasifikasi botani tanaman mangga adalah sebagai berikut: 

o Divisi       : Spermatophyta 
o Sub divisi : Angiospermae 
o Kelas        : Dicotyledonae 
o Keluarga   : Anarcadiaceae 
o Genus       : Mangifera 
o Spesies     : Mangifera spp

Jenis yang paling banyak ditanam di Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis, golek, gedong, manalagi dan cengkir serta Jenis Mangifera foetida yaitu kemang dan kweni. 

3. MANFAAT TANAMAN 

Buah mangga yang matang merupakan buah meja yang banyak digemari. Mangga yang masih muda dapat diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam bentuk basah atau kering. 

4. SENTRA PENANAMAN 

Pusat penanaman mangga di Pulau Jawa adalah Probolinggo, Indramayu, Cirebon. Tahun 1994 jumlah tanaman yang menghasilkan adalah 8.901.309 tanaman dengan produksi 668.048 ton. 

5. SYARAT TUMBUH 
5.1. Iklim 

Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan. 

5.2. Media Tanam 
  1. Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang. 
  2. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit. 

5.3. Tempat Ketinggian 

Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl (dari permukaan laut) menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi. 


6. PEDOMAN BUDIDAYA 
6.1. Pembibitan 

1) Perbanyakan dengan Biji 
  1. Biji dipilih dari tanaman yang sehat (jangna yang sakit), kuat dan buahnya berkualitas. Biji dikeringanginkan dan kulitnya dibuang. 
  2. Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm 3 dengan media tanah kebun & pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab. 
  3. Biji ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yang benar-benar kuat dan baik. Bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm. Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yg lemah dan tumbuh abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan. 


2) Okulasi 

Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yang buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya kuat). Batang bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yang sudah berumur 9-12 bulan. Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di musim kemarau agar bagian yang ditempel tidak busuk. 

3) Pencangkokan 

Batang yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal dari tanaman berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan diberi tanah dan pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. 


6.2. Pengolahan Media Tanam 
1. Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air. 

2. Pembukaan Lahan 
  • Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam. 
  • Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar. 


3. Pengaturan Jarak Tanam
Pada tanah yg kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan cara: 

1. Segi tiga sama kaki. 
2. Diagonal. 
3. Bujur sangkar (segi empat). 

6.3. Teknik Penanaman 
  1. Pembuatan Lubang Tanam, Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar & kedalaman 100 cm. Pada waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan galian dari kedalaman 50-100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang lalu dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim kemarau.
  2. Cara Penanaman, Lubang tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang & lebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram. Polibag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya & masukkan kembali tanah galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang & pasang kayu penyangga tanaman.
  3. Penanaman Pohon Pelindung, Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yg kuat. Jenis yg biasa dipakai adalah pohon asam atau trembesi. 


6.4. Pemeliharaan Tanaman 
1) Penyiangan 
Penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yang telah dicabut dapat dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu penggemburan & pemupukan. 

2) Penggemburan/Pembubunan 
Tanah yang padat & tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu digemburkan, biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun mangga cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam. 

3) Perempelan/Pemangkasan 
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik & meningkatkan produksi. Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang hanya terdapat 3–4 tunas saja. Tunas yg dipilih jangan terletak sama tinggi & berada pada sisi yg berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan dengan cara yg sama dengan pemangkasan ke-2. 

4) Pemupukan 
a) Pupuk organik 
  1. Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang. 
  2. Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu. 
  3. Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg abu. 
  4. Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg abu. 

Pupuk kandang yg dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam setengah mata cangkul (5 cm). 

b) Pupuk anorganik 
  1. Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
  2. Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman. 
  3. Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080 gram/tanaman. 
  4. Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970 gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
  5. Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940 gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman. 

5) Peningkatan Kuantitas Buah 
Dari sejumlah besar bunga yang muncul hanya 0,3% yang dapat menjadi buah yang dapat dipetik. Untuk meningkatkan persentase ini dapat disemprotkan polinator maru atau menyemprotkan serbuk sari diikuti pemberian 300 ppm hormon giberelin. Dengan cara ini, persentase pembentukan buah yang dapat dipanen dapat ditingkatkan menjadi 1,3%. 


7. HAMA & PENYAKIT 
7.1. Hama 

1. Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis) 
  • Menyerang buah & masuk ke dalamnya.
  • Pengendalian: dengan semut merah yg menyebabkan kepik tidak bertelur. 

2. Bubuk buah mangga 
  • Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat bagian dalamnya dimakan hama ini.
  • Pengendalian: memusnahkan buah mangga yg jatuh akibat hama ini, menggunakan pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar batang pohon & menyemprotkan insektisida ke tanah yg telah dicangkul. 

3. Bisul daun(Procontarinia matteiana) 
  • Gejala: daun menjadi berbisul & daun menjadi berwarna coklat, hijau & kemerahan. 
  • Pengendalian: penyemprotan buah & daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, membakar daun yg terserang, menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong & memperbaiki aerasi. 

4. Lalat buah 
  • Gejala: buah busuk, jatuh & menurunkan produktivitas. 
  • Pengendalian: dengan memusnahkan buah yg rusak, memberi umpan berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah & insektisida. 

5. Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni) 
  • Jenis wereng ini berbeda dengan yg menyerang padi. Wereng ini menyerang daun, rangkaian bunga & ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yg membeku menimbulkan jamur kerak hitam. 
  • Pengendalian dengan insektisida Diazinon & pengasapan seminggu empat kali. 

6. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus) 
  • Tungau pertama menyerang daun mangga yg masih muda sedangkan yg kedua menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga. 
  • Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon atau Basudin. 

7. Codot 
  • Memakan buah mangga di malam hari.
  • Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang kitiran angin berpeluit & melindungi pohon dengan jaring. 

7.2. Penyakit 
1. 1) Penyakit mangga 
  • Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam & menggulung. 
  • Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux

2. 2) Penyakit diplodia 
  • Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi. 
  • Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum

3. 3) Cendawan jelaga 
  • Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum. Daun mangga yg diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yg hidup di cairan manis. 
  • Pengendalian: dengan memberantas serangga yg menghasilkan cairan manis dengan insektisida atau tepung belerang. 

4. 4) Bercak karat merah 
  • Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes. Menyerang daun, ranting, bunga & tunas sehingga terbentuk bercak yg berwarna merah. Penyakit ini sangat mempengaruhi proses pembuahan. 
  • Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga. 

5. 5) Kudis buah 
  • Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting & daun. 
  • Gejala: adanya bercak kuning yg akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan.
  • Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali seminggu & memangkas tangkai bunga yg terserang. 

6. 6) Penyakit Blendok 
  • Penyebab: jamur Diplodia recifensis yg hidup di dalam lubang yg dibuat oleh kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan getah yg akan berubah warna menjadi coklat atau hitam. 
  • Pengendalian: memotong bagian yg sakit, lubang ditutupi dengan kapas yg telah dicelupkan ke dalam insektisida & menyemprot pohon dengan bubur bordeaux. 

7.3. Gulma

Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yg terserang, menebang tanaman yg diserang benalu dengan berat. 


8. PANEN 
8.1. Ciri & Umur Panen 

Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yg jatuh karena matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yg dipetik harus masih keras. 

8.2. Cara Panen 

Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yg diujungnya terdapat pisau & keranjang penampung buah. 

8.3. Periode Panen 

Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali panen. 

8.4. Perkiraan Produksi 

Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500 buah pada umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun & 2.000 buah pada waktu produksi maksimum di umur 20 tahun. 


9. PASCAPANEN 
9.1. Pengumpulan 
Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yg teduh. 

9.2. Penyortiran & Penggolongan 

Mangga yg rusak dipisahkan dengan mangga yg mulus. Setelah sortasi buah mangga dilap untuk menghilangkan getah yg dapat menurunkan mutu terutama jika buah akan dipasarkan ke pasar swalayan atau luar negeri. Buah yg akan dipasarkan di dalam negeri dapat diperam untuk mempercepat pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah atau ukuran buah. Kelas berdasarkan berat buah antara lain: 

1. Kelas I: > 320 gram/buah 
2. Kelas II: 270 - 320 gram/buah 
3. Kelas III: 200 - 270 gram/buah 

Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 

1. Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm 
2. Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm 
3. Klasifikasi Kecil: arum manis < 15 cm, golek < 17,5 cm 

9.3. Penyimpanan 

Buah mangga yg telah dipetik disimpan ditempat yg kering, teduh dan sejuk. 

Sumber :
  • Balai Pengendalian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman, " Budidaya Tanaman Mangga (Mangifera Indica)", Bogor 2008
  • Menegristek, TTG Budidaya Pertanian "Mangga (Mangifera spp)", http//www.ristek.go.id, 2008

    No comments:

    Post a Comment